1,7 ditambah 0,7 lebih besar dari 0,7 lebih besar dari 0,77 cos tan b dan a b basis dan emitor tegangannya selalu 0,7 Oke kalau tegangan basis lebih besar daripada 0,7 maka arus banjir pasti lebih besar dari 60 x diatasnya harus sama BD = 0,7 itu sama dengan nol y lebih besar ya lebih besar dari nol nilai ini mengalir ke sini kalau sama dengan nol dan ada arus yang sama sama tingginya keduanya dihubungkan satu saluran data aliran gitu kalau satu tingginya lebih rendah daripada yang lain maka akan ada aliran dari yang tinggi ke rendah sama kalau di sini lebih tinggi daripada tekanan di sini ada kata lain lebih besar dari 0,5 seperti ini ya di situ kolektor kolektor di sini lebih besar akan jadi bentuknya seperti ini nah kemudian Bagaimana sinyal yang masuk di sini ya di sini yang keluar di sini Maka kalau ini kan kapasitor maka akan karena DC kapasitor itu DC nya dihilangkan kalau lewat kapasitor DC nya dihilangkan ya itu untuk sinyal ada seperti ini ya inputnya daya cuma 12 volt itu tadi penguat kelas A yah penguat kelas A seperti ini pegangannya jadi diberi diundur jadi basis emitor juga 0,7 sama 0,7 nya jadi dalam keadaan stand by ya dalam keadaan diam antara basis dan emitor ada arus jadi nggak ada harus antara kolektor emitor kalau basis emitor nggak ada arus ya ini basis dan emitor dada maka dari kolektor arus AC memblokir arus DC Harus habis menghambat arus DC menyalurkan arus AC kebalikannya
Teganga jadi seperti ini Nah kalau dikuatkan di lihat ini hanya kumparan dari 0 karena ini tegangan ini di putus ya putus tegangan disini 0 putus ya tapi karena ada di sini jadi 00 jadi di sini 70 seharusnya 0,7 karena perbedaan antara basis dan emitor dikasih induktor ini artinya dia langsung karena harus diisi Salurkan arus AC yang dihambat arusnya diantar arusnya di bilang sama dengan nol harus jadi ini dipotong 0,7 ujungnya ini dikuatkan jadi seperti ini dikuatkan mulanya input tapi tidak masalah itu ya tidak menjadi masalah karena apa ini akan menjadi masalah kenapa jadi rusak seperti ya kalau tidak dimodulasi contohnya Ini sekarang kalau modulasi ini inputnya yang hancur tidak masalah tidak bermasalah karena modulasinya pada frekuensi beda dengan am akan bermasalah dalam rasionya pada amplitudo nya
Tambahan Penguat(Amplifier)terbagi menjadi 3 kategori yaitu amplifier Kelas A amplifier Kelas B amplifier Kelas C Karena desainnya yang sederhana, amplifier Kelas A adalah jenis amplifier yang paling umum. Amplifier Kelas A adalah amplifier terbaik, terutama karena distorsi sinyalnya rendah, yang terdengar paling baik di antara semua kategori amplifier yang disebutkan di sini. melengkung.
Transistor. Transistor dibedakan menjadi dua yaitu: • Silikon:diproduksi secara luas, tegangan antara basis dan emitor adalah 0,7V saat bekerja • Germanium :jarang diproduksi, tegangan antara basis dan emitor 0,2V selama operasi
R pada alas dirancang untuk memberikan distribusi tegangan arus basis sehingga arus basis dapat mengalir di bawah tegangan yang cukup. Pada rangkaian transistor terdapat tiga cabang basis yaitu kolektor dan emitor.Suplai daya disediakan di atas kolektor sehingga arus mengalir melalui kolektor dan basis untuk tegangan transistor yang diberikan.Biasanya bila lebih tinggi dari pada emitor, jika basis lebih rendah dari emitor, tegangan akan terbalik dan menyebabkan transistor rusak. Arus kolektor konstan, kita tahu ini berarti tegangan basis harus lebih besar dari 0,7 volt
Penguat kelas B. berupa resistor dan dioda penyearah. Tegangan basis yang hanya melewati induktansi disebut Radio Frequency Suppressor. yang Fungsinya untuk menekan frekuensi radio, sehingga tegangan pada dioda sama dengan tegangan basis emitor.Jika lebih besar dari 0,7, arus dasar mengalir. Kemudian masukan tegangan AC, yang melewati kapasitor, dan kemudian naik ke atas 0.7. Jika lebih tinggi dari 0.7, maka akan diperkuat oleh arus kolektor dan kemudian didorong ke bawah oleh kapasitor, jika tidak ada masukan, maka itu akan turun sedikit.Jika tidak ada input, maka penguat kelas B Tidak akan ada tegangan.
Penguat Kelas C memiliki cacat gelombang yang sangat besar, karena hanya menggunakan kurang dari 50% sinyal input, tetapi keuntungannya adalah efisiensi yang dihasilkan jauh lebih besar daripada amplifier lainnya, yaitu biasnya hingga 90%, jadi pada beberapa perangkat, Cacat ini dapat dimaafkan, misalnya pada loudspeaker. Pada tipe C terdapat resistor dan induktor, dimana tegangan yang melalui basis tidak ada atau bernilai 0 karena terhalang.Pada proses ini gelombang input masuk melalui basis, dan basis yang ditingkatkan hanyalah ujungnya saja, jadi disini Ombaknya akan lemah (tidak kencang) Kelas C lebih ringan dari Kelas B
Penguat kelas A Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Penguat kelas A Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah. Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul. Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Penguat kelas A Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) bisa diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain bisa dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Penguat kelas A Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C
Penguat ini menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, akan tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Penguat kelas A Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beresonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan sinyal-sinyal yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
a. Penguat kelas A Pada Penguat kelas A melakukan penguatan diseluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
b. Penguat Kelas B Pada Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
c. Penguat Kelas C Pada Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
1D/23/TIARA AJENG PAMUNGKAS/ 2041160110 Penguat kelas A penguat kelas A untuk gelombang input dan output nya tidak mengalami perubahan untuk rangkaian transistor ada 3 kaki yaitu korektor basis dan emitor lalu diberi tegangan jatuh tegangan supply mengalir dari positiv menuju negatif lalu ke ground. untuk negatif resistor ada 2 jenis yang panahnya keluar npm. tujuan ada 2 resistor untuk pembagi tegangan nilai diatur agar ditengah mendapat nilai yang dikehendaki. sifat nya yaitu tegangan basis selalu 0,7 volt untuk bahan pembuat dari silikon tegangan basis lebih tinggi daripada tegangan remitor, kalau lebih rendah maka arusnya akan terbalik dan resistor akan rusak, atau mungkin sama,kalau tegangan basis lebih besar dari pada ve dan 0,7 maka akan ada arus basis. sifat transistor dikatakan penguat jadi kalau ada arus basis akan mengalir arus emitor. besarnya arus kolektor adalah konstanta dikalikan arus arus basis. imput kelas A gwlombang sinus dan frekuensinya frekuensi radio input masuk menyeberanginkapasitor karena AC. jika DC tidak bisa menyeberanginnkapasitor AC dicampur dengan DC maka tegangan meningkat.penguat kelas A untuk gelombang input dan output nya tidak mengalami perubahan untuk rangkaian transistor ada 3 kaki yaitu korektor basis dan emitor lalu diberi tegangan jatuh tegangan supply mengalir dari positiv menuju negatif lalu ke ground untuk negatif. modulasi AM berkaitan dengan modulasi jika sinyal kecil input ke basis naik namun antara 0-0,7. kolektor berbentuk utuh ada dibawah VCC , kalau penguatan besar, hasilnya dibawah 12volt setelah lewat kapasitor output hasilnya akan terpotong yang terpotong adalah modulasinya. dan menjadi rusak. modulasi FM dalam pemancar FM kelas A untuk sinyal kecil , input diatas 0,7 lalu diperkuat di tegangan kolektor dan menghasilkan suara bagus dan tidak mengganggu modulasi, sinyal besar terpotong seetelah dikuatkan pada kolektor akan tetapi modulasi tidak rusak karena pergeseran frekuensi modulasi.
penguat kelas B penguat kelas b, tegangan resistor diganti dengan dioda sama dengan tegangan basis emitor karena tegangan sama tidak mengalir arus basis. jika lebih dari 0,7 baru mengalir arus basis, kemudian input diberi tegangan AC melewati kapasitor lalu menjadi naik menjadi diatas 0,7, yang diatas 0,7 diperkuat oleh arus kolektor, lalu dileeatkan oleh kapasitordan turun sedikit. jika tidak ada input maka kelas b tidak ada tegangannya. modulasi AM kalu AM menggunakan kelas B bagian bawah terpotong karena dibawah 0,7 tidak dapat disalurkan, jika dikuatkan akan menjadi rusak dan tidak bisa didengarkan sama sekali. modulasi FM untuk kelas B tegangan 0,7 naik lalu tegangan pada kolektor terpotong, maka output juga terpotong, input dan output tidak sama, namun krena modulasi pergeseran frekuensi maka modulasi tidak rusak.
penguat kelas C kelas C arus dc tetap masuk dan arus ac yang ditahan karena tegangan 0 setelah 0,7 baru ada tegangan basis, diatas 0,7 yang diperkuat oleh transistor, imput basis dalam penguat C lebih renggang kelas C hanya diambil ujungnya dan hasilnya lebih tinggi, dan hasilnya cacat pada carrier, namun cacat pada carrier tidak bermasalah.
modulasi AM kalau AM dengan kelas C, kelas C adalah 0 maka mulai dari 0, bagian bawah dipotong, 0,7 ada dibawah puncak maka yang dikuatkan hanya ujungnya saja,, maka suaranya tidak dapat didengar sama sekali. modulasi FM kelas C, output nya sama , pada basis 0,7 dipotong dan pada kolektor hanya nenjadi garis garis, walaupun begitu modulasi masih dapat diterima dan tidak rusak. pada FM pada kelas ABC penguatan tidak menggagu modulasi. -8.1575, 112.0493
1D/05/ALFIAN MALIK KUSWARA/2041160069 2041160069-7.872554,112.678224 Pada penguat ada beberapa kelas untuk spesifikasinya, kelas A, kelas B, dan Kelas C. Kelas A Penguat kelas A memiliki gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan atau sama, pada rangkaian transistornya mempunyai tiga kaki basis, collector, dan emitor, diatas colector diberikan catu daya sehingga transistor diberikan tegangan dan aliran arus melewati collector dan juga melewati basis, transistor memiki dua jenis NPN dan juga BJT. pada sebelum arus melewati basis ada dua resistor letaknya di samping kiri, tujuannya adalah sebagai pembagi arus yang lewat. Transistor ini memiliki sifat antara basis dan emitor memiliki tegangan 0,7 volt untuk bahan silicon, dan 0,2 volt untuk bahan germanium. Pada tegangan basis biasanya lebih tinggi dari pada emitor, kalau basis lebih rendah dari emitor maka tegangan akan terbalik dan menyebabkan transistor rusak. Tegangan pada basis itu sama dengan tegangan emitor dijumlahkan dengan antara basis dan emitor yaitu 0,7 volt. Bisa kita ketahui berarti tegangan pada basis harus lebih dari 0,7 volt dan arusnya harus lebih dari 0. Proses nya adalah Sinyal gelombang masuk kearah basis melewati capasitor untuk difilter agar tegangan DC tidak lewat, lalu gelombang input diperkuat oleh Basis dengan gelombang harus diatas 0,7 pada Kolektor gelombang tersebut diperkuat lagi dan akhirnya gelombang tersebut dikeluarkan dimana gelombang input dengan output berbentuk sama. Kelas B Pada rangkaiannya diberikan dioda sebagai pengganti resistor yang letaknya di kiri bawah dan juga jalur pada colector diberikan induktor sebagai pengganti resistor ini disebut sebagai RFC (Radio Frekuensi Choke), hal tersebut menyebabkan tegangan pada dioda sama dengan tegangan pada basis emitor, hasilnya tegangan pada basis adalah 0,7 volt dengan arus basis yaitu 0A. Prosesnya Input lalu melwati basis dimana gelombang berada diatas 0, setelah itu kolektor memperkuat lagi gelombangnya hanya saja yang diambil dan diperkuat adalah bagian atasnya saja menyebabkan gelombang outputnya berbeda daripada gelombang input dan pada gelombang output frekuensi nya memiliki regangan. Kelas C Rangkaiannya pada kelas C mirip dengan rangkaian dari kelas B hanya saja pada dioda digantikan induktor pada kelas C, menyebabkan arus dan tegangan yang melewati basis tidak ada atau 0 karena tertahan, pada proses nya gelombang input masuk dan melewati basis dimana pada basis hanya pucuk gelombangnya saja yang diambil, lalu gelombang melewati kolektor dengan proses memperkuat gelombang pucuk tadi dan akhirnya output pada kelas C memiliki keregangan yang mirip dengan kelas B.
Oleh karena itu modulasi AM hanya di perbolehkan memakai Kelas A dengan sinyal kecil dan juga kelas C, tetapi modulasi FM diperbolehkan memakai seluruh kelas karena gelombang modulasi nya tidak akan mengalami kecacatan. Carrier tidak apa apa cacat karna akan dibuang lagi, tapi kalau modulasinya tidak boleh cacat.
Penguat Kelas A merupakan Kelas Penguat yang desainnya paling sederhana dan paling umum digunakan. Seperti namanya yaitu Kelas A yang artinya adalah Kelas terbaik, penguat Kelas A ini memiliki tingkat distorsi sinyal yang rendah dan memiliki liniearitas yang tertinggi dari semua kelas penguat lainnya. Dalam penguat kelas A Untuk mencapai linearitas dan gain yang tinggi, tahap output dari penguat kelas A bias "ON" (melakukan) sepanjang waktu. Kemudian untuk penguat yang diklasifikasikan sebagai "Penguat Kelas A", arus idle sinyal nol pada tahap output harus sama atau lebih besar dari arus beban maksimum (biasanya speaker) yang diperlukan untuk menghasilkan sinyal output terbesar. Sebagai penguat kelas A beroperasi di bagian linier kurva karakteristiknya, perangkat output tunggal melakukan melalui 360 derajat penuh dari bentuk gelombang output. Kemudian penguat kelas A setara dengan sumber arus. Karena penguat kelas A beroperasi di daerah linier, tegangan bias base DC (atau gerbang) DC harus dipilih dengan benar untuk memastikan operasi yang benar dan distorsi rendah. Namun, karena perangkat output "ON" setiap saat, itu selalu membawa arus, yang merupakan kehilangan daya terus menerus dalam penguat.
Penguat Kelas B
Ketika sinyal input menjadi positif, bias transistor positif berjalan sementara transistor negatif beralih "OFF". Demikian juga, ketika sinyal input menjadi negatif, transistor positif beralih "OFF" sementara bias transistor negatif mengubah "ON" dan melakukan bagian negatif dari sinyal. Dengan demikian transistor hanya melakukan separuh waktu, baik pada setengah atau negatif dari sinyal input. Kemudian kita dapat melihat bahwa setiap perangkat transistor dari penguat kelas B hanya berjalan melalui setengah atau 180 derajat bentuk gelombang output dalam pergantian waktu yang ketat, tetapi karena tahap keluaran memiliki perangkat untuk kedua bagian dari bentuk gelombang sinyal maka kedua bagian tersebut digabungkan menjadi satu. untuk menghasilkan bentuk gelombang output linear penuh. Desain push-pull penguat ini jelas lebih efisien daripada penguat Kelas A, sekitar 50%, tetapi masalah dengan desain penguat kelas B adalah bahwa ia dapat membuat distorsi pada titik nol-persimpangan (junction) gelombang karena gelombang mati transistor tegangan base input dari -0.7V ke +0.7. Kita ingat dari tutorial Transistor bahwa dibutuhkan tegangan base-emitter sekitar 0.7 volt untuk mendapatkan transistor bipolar untuk mulai berjalan. Kemudian dalam penguat kelas B, transistor output tidak "bias" ke keadaan "ON" operasi sampai tegangan ini terlampaui. Ini berarti bahwa bagian dari bentuk gelombang yang berada dalam jendela 0.7 volt ini tidak akan direproduksi secara akurat membuat penguat kelas B tidak cocok untuk aplikasi penguat audio presisi. Untuk mengatasi distorsi zero-crossing ini (juga dikenal sebagai Distorsi Crossover ).
Penguat Kelas C
Dalam penguat Kelas C Karena distorsi audio yang berat, penguat kelas C biasanya digunakan dalam Osilator gelombang sinusoidal frekuensi tinggi dan jenis penguat frekuensi radio tertentu, di mana pulsa arus yang dihasilkan pada output penguat dapat dikonversi untuk menyelesaikan gelombang sinusoidal dari frekuensi tertentu oleh penggunaan rangkaian resonansi LC di rangkaian collector-nya.
Untuk penguat kelas A waktu gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan , pada rangkaian transistor terdapat 3 kaki yaitu kollektor basis dan emitor yang dimana diberi tegangan catu daya sebesar contoh 12 V mengalir dari positif menuju ke negative lalu menuju ke ground, transistor memiliki dua jenis NPN dan BJT, sebelum arus melewati basis terdapat 2 resistor yang letaknya disamping kiri, yang dimana berfungsi sebagai pembagi arus yang lewat . Transistor mmiliki sifat antara basis dan emitor memiliki tegangan 0, 7 V untuk bahan silicon, pada tegangan basis harus diatas 0,7 volt atau tegangannya harus lebih besar daripada emitor, agar dapat disalurkan ke emitor dari basis, dimana tegangan pada basis harus lebih dari 0,7 volt dan dan arusnya harus 0. Pada waktu proses sinyal gelombang yang dari catu daya masuk melewati capasitor yang kemudian di filtering agar tegangngan DC tidak melewatinya, kemudian gelombang input diperkuat oleh basis dengan gelombang harus berada diatas 0,7, pada kolektor gelombang tersebut diperkuat lagi dan akhirnya pada waktu dikeluarkan terdapat gelombang input dan output yang sama.oleh karena itu Untuk modulasi AM hanya diperbolehkan menggunakan penguat kelas A yang dimana sinyal yang diberikan kecil agar tidak rusak
Penguat Kelas B
Pada penguat kelas B dimana diganti oleh diode sebagai pengganti dari resistor yang terletak di kiri bawah , pada jalur kolektor diberi konduktor, pada penguat kelas B terdapat RFC (Radio Frequency Chock) yang diamana fungsinya untuk menghambat frequensi radio, yang mengabitkan tegangngan pada diode sama dengan tegangan pada basis emitor, yang dimana jika lebih dari 0,7 baru mengalir arus basis nya, kemudian input diberi tegangan AC yang melewati kapasitor lalu naik menjadi diatas 0,7, ketika diatas 0,7 diperkuat oleh arus kolektor, kemudian diletakkan oleh kapasitor dan turun sedikit , jika tidak ada input maka penguat kelas B tidak aka nada tegangan nya. Penguat Kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada Penguat Kelas A. Letak titik kerja berada di ujung kurva karakteristik sehingga hanya menguatkan setengah input gelombang atau 180° gelombang. Karena hanya melakukan penguatan setengah gelombang dan menonaktifkan setengah gelombang lainnya, Penguat Kelas B ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penguat kelas A. Secara teoritis, Penguatan atau Amplifier kelas B ini memiliki efisiensi sebesar 75%. Kelemahan pada Penguat Kelas B ini adalah terjadinya distorsi cross-over.
Penguat Kelas C
Rangkaian pada kelas C aslinya mirip sama rangkaian dari kelas B yang membedakan hanya saja pada dioda digantikan induktor pada kelas C, yang dimana menyebabkan arus dan tegangan yang melewati basis 0 karena tertahan, pada proses nya gelombang input masuk dan melewati basis yang dimana pada basis hanya pucuk gelombangnya yang diambil, lalu gelombang melewati kolektor dengan proses memperkuat gelombang pucuk tadi dan akhirnya output pada kelas C memiliki keregangan yang mirip dengan kelas B. Amplifier atau Penguat Kelas C ini menguatkan sinyal input kurang dari setengah gelombang (kurang dari 180°) sehingga distorsi pada Outputnya menjadi sangat tinggi. Namun Efisiensi daya pada penguat kelas C ini sangat baik yaitu dapat mencapai efisiensi daya hingga 90%. Penguat Kelas C ini sering digunakan pada aplikasi khusus seperti Penguat pada pemancar Frekuensi Radio dan alat-alat komunikasi lainnya.
Penguat Kelas A : Ciri dari Kelas A yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan (gelombang yang dimodulasi utuh semuanya) dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen dc nya. Dalam rangkaiannya, terdapat transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Di bagian atas Resistor yang mempunyai arus Ic diberi tegangan 1 sebesar 12 volt yang mengalir arus dari kutub positif mengalir ke resistor kemudian menuju kutub negative negative (ground). Transistor itu sendiri mempunyai 2 jenis yaitu NPN dan PNP. Ciri dari NPN yaitu mempunyai panah yang mengarah ke keluar. Transistor ini mempunyai karakteristik yaitu tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 Volt dengan syarat bahan pembuat dari silicon. Proses dari penguat Kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui kaki input penguat lalu menyeberangi kapasitor. Terdapat Tegangan DC dari nol Volt yang terbagi beberapa volt. Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor+0,7 V yang menyebabkan terjadinya arus emitor.
Penguat Kelas B : Ciri dari kelas B yaitu kelas B tidak mempunyai inputan dan rangkaiannya terdapat diode penyearah dan mempunyai efisiensi lebih tinggi dari kelas A. Tegangan pada ujung diode sama dengan tegangan basis dan emitor yaitu 0,7 volt yang menyebabkan tidak ada arus basis. Jika melebihi 0,7 volt akan diperkuat oleh arus collector dan menyebabkan tegangan collector semakin besar. Gelombang pada kelas B hanya setengahnya yang diperkuat. Penguat kelas B juga mempunyai transistor sama halnya dengan kelas A yang membantu arus dari kutub positive menuju negative. Dan kemudian frekuensi radio menyebarangi kapasitor dan keluar dari kaki output penguat.
Penguat Kelas C : Ciri dari kelas C yaitu mempunyai efisiensi paling tinggi dari arus colektor dan gelombang yang dimodulasi hanya bagian pucuk-pucuknya saja, kelas C ini mempunyai tegangan nol kemudian masuk setelah 0,7 baru terdapat arus basis, gelombang yang diatas 0,7 akan diperkuat oleh transistor. Gelombang pada kelas C menyebabkan kecacatan pada carrier, namun tidak masalah jika cacatnya pada carrier, jangan sampai yang cacat pada modulasinya karena dapat menyebabkan informasinya terpotong.
Modulasi AM dan FM mempunyai inputan dan output an yang berbeda-beda. pada kelas A mempunyai sinyal besar dan kecil, sedangkan pada kelas B dan C mempunyai sinyal besar saja.
Penguat (Amplifier) Kelas A Penguat (Amplifier) Kelas A adalah jenis penguat atau amplifier yang paling umum karena desainnya yang sederhana. Penguat kelas A, secara harfiah berarti "kelas terbaik" dari penguat terutama karena tingkat distorsi sinyal rendah dan mungkin terdengar terbaik dari semua kelas penguat yang disebutkan di sini.Penguat kelas A memiliki linieritas tertinggi di atas kelas penguat lainnya dan karena itu beroperasi di bagian linier kurva karakteristik. Umumnya penguat kelas A menggunakan transistor tunggal yang sama (Bipolar, FET, MOSFET, dll) yang terhubung dalam konfigurasi common emitter untuk kedua bagian gelombang dengan transistor selalu memiliki arus yang mengalir melalui itu, bahkan jika tidak memiliki sinyal dasar.Ini berarti bahwa tahap output apakah menggunakan perangkat Bipolar, MOSFET atau IGBT, tidak pernah didorong sepenuhnya ke daerah cut-off atau saturasi tetapi sebaliknya memiliki titik-biasing base titik-Q di tengah garis bebannya. Kemudian transistor tidak pernah mematikan "OFF" yang merupakan salah satu kelemahan utamanya.
Penguat (Amplifier) Kelas B Penguat (Amplifier) kelas B diciptakan sebagai solusi untuk masalah efisiensi dan pemanasan yang terkait dengan penguat kelas A sebelumnya. Dasar penguat kelas B menggunakan dua transistor bebas baik bipolar FET untuk setiap setengah dari bentuk gelombang dengan tahap outputnya dikonfigurasi dalam pengaturan tipe "push-pull", sehingga setiap perangkat transistor hanya menguatkan setengah dari bentuk gelombang output.Dalam penguat kelas B, tidak ada arus bias base DC karena arus diamnya nol, sehingga daya DC-nya kecil dan karenanya efisiensinya jauh lebih tinggi daripada penguat kelas A. Namun, harga yang dibayarkan untuk peningkatan efisiensi adalah dalam linearitas perangkat switching.
Penguat (Amplifier) Kelas C Desain Penguat (Amplifier) Kelas C memiliki efisiensi terbesar tapi linearitas termiskin dari kelas penguat yang disebutkan di sini. Kelas Penguat sebelumnya, kelas A, kelas B dan kelas AB dianggap sebagai penguat linier, karena amplitudo dan fase sinyal output terkait secara linear dengan amplitudo dan fase sinyal input. Namun, penguat kelas C sangat bias sehingga arus output adalah nol untuk lebih dari setengah dari siklus sinyal input sinusoidal dengan transistor idling pada titik cut-off. Dengan kata lain, sudut konduksi untuk transistor secara signifikan kurang dari 180 derajat, dan umumnya sekitar 90 derajat. Sementara bentuk biasing transistor ini memberikan efisiensi yang jauh lebih baik sekitar 80% ke penguat, ini memperkenalkan distorsi yang sangat berat dari sinyal output. Oleh karena itu, penguat kelas C tidak cocok untuk digunakan sebagai amplifier audio.
- Penguat daya kelas A Amplifier kelas A akan memperkuat seluruh siklus input sehingga outputnya adalah salinan dokumen asli yang diperbesar, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Penguat jenis ini biasanya digunakan sebagai penguat sinyal kecepatan rendah.
-Penguat kelas B. Amplifier Kelas B hanya menggunakan setengah periode gelombang input, yang akan menyebabkan cacat besar, tetapi efisiensinya lebih tinggi daripada amplifier kelas A; efisiensi maksimum amplifier kelas B adalah sekitar setengah periode, sekitar 75%. Selanjutnya, penguat ini tidak akan berfungsi, jadi daya yang sama tidak akan digunakan sekali. Penguat Kelas B tunggal jarang digunakan dalam praktiknya.Meski dapat digunakan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF), ia tidak terlalu memperhatikan cacat yang muncul.
- Penguat kelas C Sinyal input yang diberikan oleh penguat Kelas C kurang dari 50%, dan cacat keluaran sangat tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Aplikasi tertentu dapat menghilangkan cacat ini, misalnya pada pengeras suara (penguat corong genggam megafon). Penggunaan umum penguat kelas C ini adalah pada pemancar RF, yang dapat sangat mengurangi kerusakan dengan menggunakan beban yang disetel pada frekuensi tertentu. Sinyal input digunakan untuk mengalihkan amplifier dari on ke off, dan sebaliknya, yang menyebabkan pulsa arus mengalir melalui rangkaian tuning. Sirkuit tuning hanya beresonansi pada frekuensi tertentu, sehingga dapat menekan frekuensi yang tidak diinginkan dan mengirimkan sinyal secara signifikan Beban dapat menerima frekuensi yang dibutuhkan (bentuk sinusoidal) Sesuaikan frekuensinya.Premisnya adalah bahwa pemancar tidak meradiasi dengan medan magnet Dalam hal ini, pengaturan ini berfungsi dengan baik, dan filter dapat menghilangkan harmonisa lainnya.
Penguat kelas A Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterimaimput kelas A gwlombang sinus dan frekuensinya frekuensi radio input masuk menyeberanginkapasitor karena AC. jika DC tidak bisa menyeberanginnkapasitor AC dicampur dengan DC maka tegangan meningkat.penguat kelas A untuk gelombang input dan output nya tidak mengalami perubahan untuk rangkaian transistor ada 3 kaki yaitu korektor basis dan emitor lalu diberi tegangan jatuh tegangan supply mengalir dari positiv menuju negatif lalu ke ground untuk negatif. modulasi AM berkaitan dengan modulasi jika sinyal kecil input ke basis naik namun antara 0-0,7. kolektor berbentuk utuh ada dibawah VCC , kalau penguatan besar, hasilnya dibawah 12volt setelah lewat kapasitor output hasilnya akan terpotong yang terpotong adalah modulasinya. dan menjadi rusak. modulasi FM dalam pemancar FM kelas A untuk sinyal kecil , input diatas 0,7 lalu diperkuat di tegangan kolektor dan menghasilkan suara bagus dan tidak mengganggu modulasi, sinyal besar terpotong seetelah dikuatkan pada kolektor akan tetapi modulasi tidak rusak karena pergeseran frekuensi modulasi. Penguat Kelas B Pada rangkaiannya diberikan dioda sebagai pengganti resistor yang letaknya di kiri bawah dan juga jalur pada colector diberikan induktor sebagai pengganti resistor ini disebut sebagai RFC (Radio Frekuensi Choke), hal tersebut menyebabkan tegangan pada dioda sama dengan tegangan pada basis emitor, hasilnya tegangan pada basis adalah 0,7 volt dengan arus basis yaitu 0A. Prosesnya Input lalu melwati basis dimana gelombang berada diatas 0, setelah itu kolektor memperkuat lagi gelombangnya hanya saja yang diambil dan diperkuat adalah bagian atasnya saja menyebabkan gelombang outputnya berbeda daripada gelombang input dan pada gelombang output frekuensi nya memiliki regangan.
Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Ada 3 macam penguatan yang umum digunakan Penguat kelas A Gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan karena untuk rangkaian transistor mempunyai 3 kaki yaitu kaki kaki kolektor, kaki basis dan kaki emitor yang diberi tegangan supply agar transistor dialiri arus listrik. Transistor memiliki sifat atau karakteristik tegangan basis dan tegangan emitor yang nilainya selalu 0,7 volt yang umumnya terbuat dari bahan silicon(pasir kuarsa). Apabila tegangan basis lebih rendah maka arus akan terbalik dan resistor akan rusak, maka dari basis harus mengalir ke emitor. Dalam rangkaian ini tegangan basis lebih tinggi daripada tegangan emitor yang ditunjukkan dengan VB = VE + VBE, dengan nilai VBE=0,7 volt. Jika tegangan basis lebih besar dari VE + 0,7 maka akan ada arus basis yang mengalir ke emitor sehingga akan timbul juga arus emitor. Besarnya arus kolektor adalah arus basis dikali beta DC. Untuk kelas A jika dilihat dari penguatan AC maka akan ada output dan input penguat dengan nilai yang sama. Input nya merupakan gelombang sinus (bolak balik).
Penguat kelas B Tegangan resistor diganti dengan diode penyearah dimana tegangan diujung diode 0,7 volt sama dengan tegangan prabasis emitor, karena sama maka tidak mengalir arus basis. Jika tegangan lebih dari 0,7 volt maka arus basis dapat mengalir. Kemudian pada input diberi tegangan AC sehingga tegangan dapat naik diatas 0,7 volt. Yang diatas 0,7 kemudian akan diperkuat oleh arus kolektor yang nantinya arus AC pada tegangan kolektor juga akan semakin besar, setelahnya arus bolak baliknya akan dilewatkan ke kapasitor. Jika pada kelas B tidak ada input maka kelas B tidak memiliki tegangan.
Penguat kelas C Tegangan basis pada kelas C hanya melewati induktor saja yang disebut RFC (Radio Frequency Choke) atau yang menghambat frekuensi radio. Arus DC tetap akan masuk namun arus AC yang dihambat sehingga arus AC akan masuk ke basis. Karena nilai tegangan keduanya nol, maka setelah 0,7 volt akan ada arus basis yang akan diperkuat oleh transistor. Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%.
Efisiensi paling tinggi adalah kolektor karena arusnya yang sedikit atau renggang namun frekuensinya tinggi maka pada osciloskop gelombang terlihat rapat.
Kelas A komponen DC nya diperkuat secara utuh sehingga efisiensinya rendah. Untuk Kelas B separuh saja yang diperkuat sehingga efisiensinya lebih tinggi daripada kelas A. Untuk kelas C hanya pada ujung ujung nya saja yang diperkuat sehingga efisiensinya lebih tinggi dari kelas B. Karena nya menyebabkan cacat carrier, namun cacat pada carrier tidak masalah asalkan modulasi tidak boleh cacat. Penguat penguat tadi berkaitan dengan modulasi AM.
Terdapat 3 macam penguatan, yaitu penguat kelas A, penguat kelas B, dan penguat kelas C.
1. Penguat Kelas A Pada penguat jenis ini gelombang input dan output tidak mengalami perubahan atau sama. Pada rangkaian transistornya memiliki 3 kaki, yaitu kolektor, basis, dan emitor. Jika diberi tegangan suply, transistor akan dialiri arus postif menuju negatif sebagian lewat kaki basis kemudian ke ground kutub negatif. Transistor yang digunakan adalah NPN dan PNP, penggunaan 2 jenis transistor ini untuk pembagian tegangan. Karakteristik dari tegangan basis dan kolektor nilainya selalu 0,7 volt untuk bahan silikon. Untuk jenis germanium bernilai 0,2 volt, tapi kebanyakan umumnya menggunakan bahan silicon karena bahannya yang murah. Tegangan basis lebih tinggi dibandingkan dengan tegangan emitor, jika lebih rendah maka arus akan terbalik dan resistor rusak. Bisa sama juga. Setiap ada arus basis akan mengalir arus emitor. Besarnya arus kolektor adalah konstanta beta dikalikan arus basis. Jika dilihat dari penguatan AC, Input penguat gelombang adalah sinus bolak balik dan frekuensinya adalah frekuensi radio. Masuk melalui kaki input menyebrangi kapasitor, dia bisa menyebrangi kapasitor karena merupakan AC. Pada proses basis dicampur dengan DC, jadi tegangan pada kolektor cukup besar. Karena arus kolektor adalah beta kali arus basis. Arus besar tegangan tambah besar. Kemudian di copling, DC diredam dan AC tembus. Input dan output sama. Proses ini berlangsung dari input menuju basis lalu kolektor kemudian output.
2. Penguat Kelas B Pada penguat jenis ini resistor diganti dengan dioda penyearah, tidak dialiri arus basis. Kemudian input diberi tegangan AC. Maka tegangan akan naik dari 0 menjadi 0.7 volt yang diatas 0,7 volt diperkuat oleh arus kolektor. Sehingga input dan outputnya berbeda.
3. Penguat Kelas C Pada penguat ini tegangan basis akan melewati induktor saja. Biasanya juga disebut sebagai RFC, yang menghambat frekuensi radio. Pada rangkaian ini arus DC akan tetap masuk namun arus AC dihambat. Karena bagian bawah ditahan maka arus AC masuk ke basis. Didalamnya masih memiliki tegangan 0, ketika tegangan sudah 0,7 volt maka akan muncul arus basis. Diatas 0,7 lah yang diperkuat transistor, pada gelombang sendiri yang diperkuat adalah pucuknya saja. Sehingga bentuk dari gelombang akan renggang atau tidak rapat. Efisiensi yang paling tinggi terdapat pada kolektor, karena arusnya yang kecil.
Dari ketiga penguat kelas diatas yang memiliki efisiensi tinggi adalah penguat kelas C. Jika kita menggunakan jenis penguat kelas A,B, dan C pada modulasi FM tidak akan terjadi masalah.
Penguat kelas A Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah. Penguat Kelas B Pada Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul. Penguat Kelas C kelas C arus dc tetap masuk dan arus ac yang ditahan karena tegangan 0 setelah 0,7 baru ada tegangan basis, diatas 0,7 yang diperkuat oleh transistor, imput basis dalam penguat C lebih renggang kelas C hanya diambil ujungnya dan hasilnya lebih tinggi, dan hasilnya cacat pada carrier, namun cacat pada carrier tidak bermasalah. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu.
Penguat Kelas A Pada Kelas A gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan,transistor sendiri memilki 3 kaki yaitu korektor,basis,dan emitor,kemudian transistor duberikan tegangan catu atau tegangan supply sehingga transistor dapat dialiri arus listrik dari positif ke negatif selain itu juga mengalir arus dari resistor sebagian melewati kakai basis dan menyalur ke kaki emitor lalu berakhir di ground.Transistor sendiri memiliki 2 jenis yaitu NPN dan PNP,dari postif melewati resistor dan melewati basis dan terakhir mengalir ke ground.Transistor sendiri mempunyai sifat atau karakterisitik tegangan basis dan emitor yang mana nilainya selalu 0,7 Volt untuk bahan pembuat transisitor dari silikon.Untuk jenis lain sebagai pembuat transisitor sebenernya ada yaitu germanium namun yang sering digunakan dalam pembuatan transistor adalah silikon karena silikon mudah dicari.Untuk kelas A apabila dialiri arus pada tegangan basis lebih tinggi dari tegangan emitor kalau tegangan basis ini lebih besar maka akan ada arus basis dri basis akan mengalir arus ke emitor,besarnya arus korektor adalah konstanta dikalikan arus basis.Sinyal gelombang yang masuk ke basis maka akan difilter agar tegangan DC tidak bisa lewat.Lalu gelombang sinyal input diperkuat kembali oleh basis dan akhirnya dikeluarkan gelombang input sama dengan gelombang output.
Penguat Kelas B Pada penguat kelas B ini resistor diganti oleh dioda,setelah input diberikan tegangan AC sehingga naik diatas 0,7,ketika diatas 0,7 maka diperkuat oleh kapasitor.Penguat kelas B ini berfungsi sebagai mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada penguat kelas A.Penguat kelas B juga memiliki transistor yang sama dengan penguat kelas A yaitu dengan mengalirkan arus positif ke arus negatidf dan mengeluarkan di kaki output.
Penguat Kelas C Penguat kelas C ini sebenernya mirip dengan penguat kelas B namun pada penguat kelas C memiliki efisiensi paling tinggi dari arus kolektor.Prosesnya sendiri adalah gelombang input masuk melewati basis dan hanya pucuk gelombang saja yang diambil,lalu gelombang diperkuat dan akhirnya output pada kelas C memiliki keregangan yang mirip dengan penguat kelas B.Namun gelombang pada kelas C ini dapat menyebabkan kecacatan pada carrier namun tidak masalah apabila cacat di bagian carrier.
1D/10/Dwiva Octaqiyyah Terdapat 3 penguat yaitu penguat kelas A, penguat kelas B, dan penguat kelas C. Penguat kelas A. Jika bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan (ciri penguat kelas A). Untuk rangkaian transistor ada 3 kaki, yaitu kaki konektor, kaki basis, dan kaki emitor. Di titik IC diberi tegangan 1, misalnya diberi tegangan sebesar 12 volt sehingga transistor dialiri arus dari positif ke negatif. Adapun arus melalui resistor sebagian lewat kaki basis keluar kaki emitor lalu ke ground. Transistor ada 2 jenis yaitu, NPN dan PNP. Kali ini yang digunakan yaitu transistor jenis NPN. Dari positif lewat resistor ini masuk ke basis lewat transistor masuk ke ground ada juga dari positif lewat ke resistor masuk ke resistor ke 2 lalu masuk ke ground. Tujuan memiliki 2 resistor yaitu pembagian tegangan. Transistor mempunyai sifat yaitu tegangan basis dan tegangan emitor selalu 0,7volt untuk bahan pembuat silicone. Kalau dialiri arus maka terdapat tegangan konektor, tegangan emitor dan tegangan basis. Tegangan basis lebih tinggi daripada tegangan emitor. Kalau tegangan basis lebih rendah daripada tegangan emitor maka arusnya terbalik dan resistor akan rusak. Tegangan basis harus lebih besar daripada 0,7V (tegangan antara tegangan basis dengan tegangan emitor). Setiap ada arus basis maka akan mengalir arus emitor. Arus basis x konstanta= arus kolektor (sifat penguatan kolektor). input penguat masuk ke basis masuk ke kolektor masuk ke output. inputnya gelombang sinus, tapi frekuensinya gelombang radio. Tegangan pada kolektor cukup besar karena arus kolektornya hasil kali arus beta dengan arus basis. Penguat kelas B Pada penguat kelas B, salah satu resistor diganti dengan dioda penyearah. Karena diujung dioda sebesar 0,7volt sama dengan tegangan basis emitor. Karena tegangannya sama maka tidak ada arus basis. Input penguatnya diberi AC lewat kapasitor jadi tegangannya menjadi 0,7. Kalau diatas 0,7 diperkuat oleh arus kolektor, jadi tegangan kolektor semakin besar. Kalau tidak ada input maka tidak ada tegangannya. Penguat kelas C Tegangan basis lewat induktor atau biasa disebut RFC/ yang menghambat frekuensi radio akan tetapi arus DC tetap masuk, arus Acnya dihambat. Oleh karena itu arus ACnya masuk ke basis. Karena tegangannya 0, setelah masuk ke transistor maka ada arus basis. Setelah 0,7 baru ada arus basis. Diatas 0,7 inilah yang diperkuat oleh transistor. Puncak gelombang pada basis saja yang diperkuat oleh kolektor, maka hasil penguatannya di output tidak rapat. Efiensi tertinggi pada kolektor. Efisiensi carier boleh cacat asal efiensi modulasi tidak cacat.
Penguat terdiri dari berbagai jenis, diantaranya sebagai berikut:
~ Penguat Kelas A Penguat Daya Kelas A adalah penguat yang titik kerja efektifnya setengah dari tegangan VCC penguat. Untuk bekerja penguat kelas A memerlukan bias awal yang menyebabkan penguat dalam kondisi siap untuk menerima sinyal. Karena hal ini maka penguat kelas A menjadi penguat dengan efisiensi terendah namun dengan tingkat distorsi (cacat sinyal) terkecil. Titik kerja diatur agar seluruh fasa sinyal input diatur sedemikian rupa sehingga seluruh fasa arus output selalu mengalir. Penguat ini beroperasi pada daerah linear. Pada Penguat kelas A ini melakukan penguatan diseluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada gambar. Penguat jenis ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%.Karena itulah menghantarkan meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
~ Penguat Kelas B Penguat Kelas B adalah rangkaian penguat daya yang kerjanya berdasarkan tegangan bias dari sinyal input yang masuk. penguat kelas B bekerja dengan titik operasi yang terletak pada ujung kurva karakteristik (titik cut off), sehingga daya operasi tenang (quescent power)-nya sangat kecil.Penguat Kelas Jenis ini mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang digunakan dalam praktik, meskipun dapat digunakan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
~Penguat Kelas C Penguat kelas C hanya membutuhkan 1 transistor penguat untuk dapat bekerja dengan baik, tidak seperti pada penguat kelas B yang membutuhkan 2 transistor untuk bekerja dengan baik. Power amplifier kelas C memang didesain khusus untuk menguatkan sinyal hanya 1 fasa positif saja. Ada beberapa aplikasi yang memang hanya memerlukan 1 fasa positif saja.Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan).Sinyal masukan itu dimanfaatkan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertata itu hanya beresonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu.Sistem pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring yang terdapat pada komponen.
Penguat kelas A Memiliki ciri bentuk gelombang input dan output tidak mengalami perubahan. Pada rangkaian transistor yang memiliki 3 kaki (kolektor, basis, emitor) yang kemudian diberi tegangan catu misalnya 12V mengakibatkan transistor dialiri arus listrik dari kutub poisif ke negative. Sebagian melewati kaki basis, sebagian lagi melewati kaki emitor yang kemudian sampai ke ground. Transistor memiliki 2 jenis yakni NPN dan PNP yang memiliki tujuan sebagai pembagi tegangan. Transistor memiliki karakteristik tegangan basis dan tegangan emitor yang nilainya selalu 0.7 V untuk bahan yang terbuat dari silikon. Apabila transistor tersebut dialiri oleh arus maka akan ada tegangan emitor dan tegangan basis. Dimana tegangan basis lebih besar nilainya dibandingkan dengan tegangan emitor. Sehingga arus pada kelas A mengalir dari tegangan basis ke tegangan emitor. Dari pernyataan tersebut diperoleh VB=VE+VB-E(0,7). Apabila tegangan basis lebih besar dari VE+VB-E(0,7) maka akan ada arus basis yang mengalir ke emitor. Jika dilihat dari penguat AC di kelas A terdapat input penguat dan output penguat. Dari input penguat masuk ke basis kemudian ke kolektor hingga menuju ke output. Input dari penguat berupa gelombang sinus. Karena arus yang mengalir merupakan arus AC maka dapat menyebrang ke kapasitor. Terjadi pencampuran tegangan AC dan DC sehingga tegangan menjadi naik. Tegangan pada kaki kolektor cukup besar karena arus kolektor diperoleh dari β x VAC .
Penguat Kelas B Di dalamnya terdapat diode penyearah sebagai pengganti transistor di penguat kelas A. tegangan di ujung-ujung diode bernilai 0.7 V sama dengan tegangan basis emitor. Karena tegangan yang bernilai sama ini maka tidak ada arus basis yang mengalir. Kemudian penguat diberi input tegangan AC melewati kapasitor, sehingga tegangannya akan naik diatas 0.7 V. Tegangan di atas 0.7 V diperkuat oleh arus kolektor, kemudian dilewatkan kapasitor. Apabila tidak ada input pada kelas B, maka tidak ada tegangan yang mengalir.
Penguat Kelas C Pada kelas C tegangan basis hanya melewati induktor. Arus DC tetap mengalir namun tidak dengan arus AC. Karena arus AC ditahan maka arus tsb masuk ke basis. Oleh karena tegangan bernilai 0 maka setelah 0.7 masuk ke basis. Arus diatas 0.7 inilah yang diperkuat oleh transistor dimana hanya ujungnya saja. Yang kemudian dilewatkan kapasitor Dari pembahasan diatas dapat dilihat bahwa efisiensi paling tinggi adalah pada kolektor karena arus yang mengalir kecil. Pada kelas A mengalami penguatan secara penuh pada komponen DC sehingga efisiensinya rendah Pada kelas B hanya mengalami penguatan sebagian pada bagian atas atau bawah saja tergantung pada sistem sehingga efisiensinya lebih tinggi daripada kelas A. Pada kelas C hanya terjadi penguatan di ujungnya saja sehingga efisiensinya lebih tinggi dari kelas A dan B.
Pada modulasi AM diperbolehkan menggunakan penguat kelas A dan Kelas C. namun pada modulasi FM diperbolehkan menggunakan semua kelas karena tidak akan terjadi kecacatan.
Bila terjadi modulasi, maka amplitudo sinyal Termodulasi berubah sesuai perubahan amplitudo sinyal pemodulasinya. Indeks modulasi berharga antara 0 sampai 1dan sering disebut presentase modulasi. Dalam modulasi AM, seberapa esarnya carrier termodulasi disebut sebagai presentase modulasi (derajat modulasi). Saat amplitudo (peak to peak) sinyal permodulasi sama dengan amplitudo dari unmodulated carrier, maka dikatakan termodulasi 100%. Sinyal AM mengandung komponen sinyal pembawa dan komponen sinyal sideband sehingga mengandung daya yang lebih banyak. Pembangkitan sinyal AM secara prinsip dipisah menjadi dua, pertama pemancar AM dan kedua pembangkit sinyal AM yang dibuat di labolaturium. Pemancar AM akan membangkitkan sinyal AM dengan daya besar, sehingga faktor efisiensi menjadi penting. Sedangkan pembangkit AM dilabolaturium memerlikan daya kecil dan kesederhanaan rangkaian menjadi lebih penting dibandingkan dengan faktor efisiensi. Untuk membangkitkan sinyal AM secara prinsip hanya perlu untuk mengoperasikan sederetan pulsa-pulsa arus. Deretan arus tersebut dihasilkan oleh sebuah penguat kelas C yang sebanding dengan tegangan sinyal pemodulasinya. Setiap pulsa akan mengoperasikan timbulnya satu dumped oscilation pada rangkaian tuning. Osilasi yang terjadi memiliki amplitudo awal yang sebanding dengan bentuk pulsa arus dan satu laju kelandaian yang tergantung pada waktu konstan rangkaian tuningnya. Karena diberikan satuderet pulsa tuning maka setiap pulsa akan membangkitkan satu sinyal sinusoidal lengkap yang sebanding dengan amplitude masing-masing pulsa. Proses tersebut diikuti oleh sinyal dengan amplitude masing-masing pulsa. Proses tersebut diikuti oleh sinyal sinusoidal berikutnya yang sebanding pula dengan bentuk pulsa yang diberikan dan seterusnya. Secara lengkap bentuk sinyal AM yang dihasilkan dari rangkaian tuning bila pulsa arusnya dibangkitkan sebanding dengan tegangan pemodulasi dinamakan dengan flywheel effect. Untuk menghasilkan pulsa arus dari penguat kelas C yang sebanding dengan pemodulasi dilakukan dengan menyatukan tegangan tersebut seri dengan sembarang sumber DC rangkaian. Sehingga modulasi emitter, basis dan kolektor penguat kelas C yang digunakan. Pada suatu pemancar AM proses modulasi dapat dilakukan desembarang titik dalam blok rangkain asal setelah pembangkit sinyal Rf. Jika bagian output dari blok pemancar AM merupakan plate-modulated atau collector-modulated maka system ini dinamakan system modulasi level tinggi. Jika modulasi dilakukan dititik keluaran yang lainnya maka dihasilkan modulasi level rendah. Secara konsep hasil akhir kedua system tersebut sama hanya berbeda pada susunan rangkaian pemancarnya. Penguat daya frekwensi radio adalah penguat akhir yang memperkuat isyarat pembawa yang telah termodulasi. Penguat RF berfungsi untuk menapis atau menyaring isyarat - isyarat harmonisa dan isyarat lain yang dihasilkan osilator selain isyarat utama, penguat RF juga berfungsi untuk memperkuat frekwensi pancaran. Penguat RF ini merupakan penguat akhir tertala yang hanya memperkuat satu pita frekwensi tertentu dan meredam pita frekwensi diluarnya. Penguat RF yang digunakan pada pemancar ini ialah penguat RF kelas C. Untuk memperkuat gelombang sinus, penguat kelas C harus ditala ke frekwensi gelombang sinus. Karenanya penguat kelas C yang ditala merupakan untai pita arus sempit, penguat kelas C hanya dapat memperkuat frekwensi – frekwensi disekitarnya. Dalam untai kelas C, arus mengalir jauh lebih kecil dari 180 derajat, dan tampak seperti pulsa sempit.
Penguat Kelas A Pada penguat kelas A ini pada gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan. Hal ini dapat dilihat dari rangkaian transistor yang terdapat tiga kaki yang terdiri kaki kolektor, basis, dan juga emitor. Dan pada rangkaian itu diberi supply lalu resistor pada kolektor teraliri arus, selanjutnya sebagian arus masuk ke transistor. Pada kaki basis terdapat arus yang menuju ke transistor lalu kedua arus tadi keluar pada kaki emitor dan melewati resistor hingga menuju ke ground. Resistor pada rangkaian tersebut sebagai pengatur pembagian tegangan. Transistor ini memiliki karakteristik diantara kaki basis dan kaki emitor yang memiliki tegangan sebesar 0,7 volt untuk bahan pembuatnya dari silikon. Ciri lain pada penguat ini yaitu untuk tegangan basis selalu lebih tinggi daripada tegangan emitor, atau dengan rumus lain bahwa tegangan basis dihasilkan dari tegangan emitor ditambah tengangan antara basis dan emitor yaitu 0,7 tadi. Untuk arus basis akan lebih besar dari 0. Jadi, setiap ada arus basis pasti ada arus emitor. Selanjutnya, besarnya arus kolektor adalah arus basis yang dikalikan dengan arus beta. Untuk sinyal carrier pada penguat kelas A, dengan input penguat yang berupa gelombang sinus dengan frekuensi radio. Karena ini berupa tegangan AC maka bisa menyebrangi kapasitor yang selanjutnya menuju ke basis. Dan untuk di basis yang berupa tegangan DC, jadi dari dua resistor itu terjadi pencampuran dua tegangan. Tegangan di sini akan lebih tinggi di atas 0,7. Pada gelombang kolektor akan berubah tegangannya menjadi tambah besar. Kemudian di copling dengan kapasitor dan tegangan di output akan turun seperti semula di proses input sebelumnya.
Penguat Kelas B Pada penguat kelas B yang mana rangkaian transistor pada kaki basis yang menyatu diantara resistor dan dioda. Tegangan pada dioda sama dengan tegangan antara basis dan emitor yaitu sebesar 0,7 volt. Karena tegangannya sama maka tidak ada arus basis yang mengalir. Jadi, untuk sinyal carrier nya pada proses input penguat dengan gelombang yang diberi tegangan AC, dan pada basis gelombangnya naik 0,7 volt. Di sini yang diperkuat hanya separuh gelombang saja. Setelah itu arus kolektor yang mengalir memperbesar gelombang pada basis tadi. Lalu dilewatkan ke kapasitor arus bolak-baliknya hingga pada outputnya menjadi turun dan kembali seperti input. Jika tidak ada input, kelas B tidak akan ada tegangannya, karena tegangan kolektor tidak ada masukan.
Pengat Kelas C Pada penguat kelas C, rangkaiannya untuk basis dan kolektor digunakan komponen induktor. Namun, arus DC tetap bisa masuk sedangkan untuk arus AC di hambat. Untuk carrier yang terjadi pada gelombang input yang mulanya dengan tegangan AC setelah melewati antara resistor dan induktor maka di proses basis gelombang setengah dari input yang tingginya melewatin 0,7 dengan menyisakan sedikit puncaknya. Lalu, menuju ke kolektor yang mana gelombang dari basis tadi di ambil gelombangnya saja yang berada di atas 0,7 yaitu puncak nya gelombang saja. Dan pada outputnya diperkuat lagi menjadi tegangan AC sehingga efisiensi semakin tinggi dan terjadinya catat pada carriernya. Tidak masalah jika pada carrier cacat akan tetapi modulasinya tidak boleh cacat.
Penguat Kelas A Penguat kelas A gelombang input dan output tidak mengalami perubahan. Penguat ini memiliki desainnya paling sederhana dan paling umum. Penguat Kelas A ini memiliki tingkat distorsi sinyal yang rendah dan memiliki liniearitas yang tertinggi dari semua kelas penguat lainnya.Untuk rangkaian transistor ada 3 kaki yaitu korektor basis dan emitor lalu diberi tegangan jatuh tegangan supply mengalir dari positiv menuju negatif lalu ke ground. Untuk negatif resistor ada 2 jenis yang panahnya keluar npm. Tujuan ada 2 resistor untuk pembagi tegangan nilai diatur agar ditengah mendapat nilai yang dikehendaki. sifat nya yaitu tegangan basis selalu 0,7 volt untuk bahan pembuat dari silicon tegangan basis lebih tinggi daripada tegangan remitor, kalau lebih rendah maka arusnya akan terbalik dan resistor akan rusak, atau mungkin sama, kalau tegangan basis lebih besar dari pada ve dan 0,7 maka akan ada arus basis. Sifat transistor dikatakan penguat jadi kalau ada arus basis akan mengalir arus emitor. Besarnya arus kolektor adalah konstanta dikalikan arus arus basis. Input kelas A gelombang sinus dan frekuensinya frekuensi radio input masuk menyeberangi kapasitor karena AC. Jika DC tidak bisa menyeberangi kapasitor AC dicampur dengan DC maka tegangan meningkat. Penguat kelas A untuk gelombang input dan output nya tidak mengalami perubahan untuk rangkaian transistor ada 3 kaki yaitu korektor basis dan emitor lalu diberi tegangan jatuh tegangan supply mengalir dari positiv menuju negatif lalu ke ground untuk negatif. Penguat Kelas B Penguat Kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada Penguat Kelas A. Karena hanya melakukan penguatan setengah gelombang dan menonaktifkan setengah gelombang lainnya, Penguat Kelas B ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penguat kelas A. Penguat kelas b, tegangan resistor diganti dengan dioda sama dengan tegangan basis emitor karena tegangan sama tidak mengalir arus basis. Penguat Kelas C Penguat Kelas C ini menguatkan sinyal input kurang dari setengah gelombang (kurang dari 180°) sehingga distorsi pada Outputnya menjadi sangat tinggi. Namun Efisiensi daya pada penguat kelas C ini sangat baik yaitu dapat mencapai efisiensi daya hingga 90%.
1D/20/Ryan Arief Satrio/2041160104 Penguat Kelas A
Karakteristik kelas A adalah jika bentuk gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan. Lalu diberi tegangan supply lalu transistor akan dialiri arus listrik dar kutub + ke kutub -. Selain itu arus sebagian akan mengalir lewat resistor sebagian juga lewat kaki basis. Dan akan keluar lewat kaki emitor dan akan ke ground (-) . Transistor ada 2 jenis. NPN dan PNP.
Lalu kutub + ke resistor lalu masuk basis lalu ke resitor dan berakhir di ground lalu yang kedua dari kutub + ke resitor 1 lalu ke resitor 2 ke ground. Tujuan 2 resitor adalah untuk pembagian tegangan. Transistor memiliki karakteristik yakni Vbasis dan V emitor nilainya selalu 0,7 V untuk bahan pembuatnya dari silikon. Lalu ada V basis, V emitor dan V kolektor. Dalan rangkaian ini, V basis lebih tinggi daripada V emitor.Dari basis akan menggarah ke emitor.Transistor dikatakan sebagian penguat. Jadi apabila terdapat arus basis maka akan ada arus emitor. Pada penguat kelas A ada input penguat dan output penguat. Frekuensinya merupakan gelombang radio masuk lewat lali dan menyebrangi kapasitor karena AC lalu dicampur dengan DC. Lalu masuk ke basis yakni 0,7 V ditambah I emitor. Lalu masuk ke kolektor. Tegangan pada kolektor cukup besar.Tegangan besar karena arus kolektor adalah beta dikali arus basis. Lalu dikopling dengan kapasitor. DC nya diredam dan ACnya tetap. Jadi dikolektor tegangan tinggi lalu setelah lewat kapsitor masuk ke ouput dan menjadi 0 V. Jadi input dan outputnya sama.
Penguat Kelas B
Kelas B ada resitor dan dioda penyearah. Tegangan pada ujung dioda adalah 0,7 V sama dengan tegangan antara basis dan emitor. Lalu input diberi tegangan AC. Jadi tegangan pada input adalah 0V lalu naik ke basis. Tegangannya menjadi 0,7V. Pada basis diambil bagian atas dari 0,7 lalu diikuatkan pada kolektor. Lalu dilewatkan pada kapasitor pada arus bolak baliknya. Output inputnya berbeda.
Penguat Kelas C
Kelas C ada resistor dan induktor. Arus DC tetap masuk sedangkan arus AC ditahan. Pada basis memiliki tegangan 0,7 V. lalu diatas 0,7 akan diperkuat olek kolektor. Sehingga diperbesarkan dan tidak rapat. Lalu lewat kapasitor dan ini disebut penguatan carier.Efiesiensi paling tinggi adalah kolektor karena arusnya sedikit. Kelas C lebih renggang daripada kelas B.
Ciri dari kelas A adalah jika bentuk gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan. Untuk rangkaian transistor dimana transistor memiliki 3 kaki ( kolektor, basis , dan emitor). lalu diberi tegangan supply lalu transistor akan dialiri arus listrik dar kutub + ke kutub -. Selain itu arus sebagian akan mengalir lewat resistor sebagian juga lewat kaki basis. Dan akan keluar lewat kaki emitor dan akan ke ground (-) . Transistor ada 2 jenis. NPN dan PNP.
Jadi dari ada 2 cara yakni dari kutub + ke resistor lalu masuk basis lalu ke resitor dan berakhir di ground lalu yang kedua dari kutub + ke resitor 1 lalu ke resitor 2 ke ground. Tujuan 2 resitor adalah untuk pembagian tegangan. Transistor memiliki karakteristik yakni Vbasis dan V emitor nilainya selalu 0,7 V untuk bahan pembuatnya dari silikon. Apabila dari germanium nilainya 0,2 V. kebanyakan menggunakan silikon karena bahannya banyak dan murah.
Lalu ada V basis, V emitor dan V kolektor. Dalan rangkaian ini, V basis lebih tinggi daripada V emitor. Apabila lebih rendah maka arus akan terbalik sehingga resistor akan rusak. VB = VE +VBE. Dengan VBE 0,7V. apabila V basis leboh besar VE + 0,7 maka akan ada arus basis. Dari basis akan menggarah ke emitor.Transistor dikatakan sebagian penguat. Jadi apabila terdapat arus basis maka akan ada arus emitor. Besarnya arus kolektor adalah beta dikalikan arus basis.
Pada penguat kelas A ada input penguat dan output penguat. Jadi input nya merupakan gelombang sinus dan bolak balik. Tegangannya adalah 0V. Frekuensinya merupakan gelombang radio masuk lewat lali dan menyebrangi kapasitor karena AC lalu dicampur dengan DC. Lalu masuk ke basis yakni 0,7 V ditambah I emitor. Lalu masuk ke kolektor. Tegangan pada kolektor cukup besar.Tegangan besar karena arus kolektor adalah beta dikali arus basis. Lalu dikopling dengan kapasitor. DC nya diredam dan ACnya tetap. Jadi dikolektor tegangan tinggi lalu setelah lewat kapsitor masuk ke ouput dan menjadi 0 V. Jadi input dan outputnya sama.
Penguat Kelas B
Pada kelas B terdapat resitor dan dioda penyearah. Tegangan pada ujung dioda adalah 0,7 V sama dengan tegangan antarar basis dan emitor. Hal ini buat sama sehingga tidak ada arus basis. Apabila lebih maka terdapat arus basis. Lalu input diberi tegangan AC. Jadi tegangan pada input adalah 0V lalu naik ke basis. Tegangannya menjadi 0,7V. Diatas 0,7 diperkuat oleh arus kolektor. Sehingga tegangan koletor semakin besar arus ACnya. Lalu dilewatkan pada kapasitor pada arus bolak baliknya. Output inputnya berbeda. Apabila tidak ada input maka tegangan akan 0 V.
Penguat Kelas C
Pada kelas C , terdapat resistor dan induktor.Arus DC tetap masuk sedangkan arus AC ditahan. Sehingga arus AC masuk ke basis. Pada basis memiliki tegangan 0,7 V. lalu diatas 0,7 akan diperkuat olek kolektor. Sehingga diperbesarkan dan tidak rapat. Lalu lewat kapasitor dan ini disebut penguatan carier. Jadi carier belum dimodulasi. Efiesiensi paling tinggi adalah kolektor karena arusnya sedikit. Kelas C lebih renggang daripada kelas B.
Jadi kelas A efesiensi rendah dan diperkuat secara utuh. Lalu pada kelas B separuh saja yang diperkuat. Dapat bagian bawah maupun bagian atas tergantung sistem. Jadi efesiensi lebih tinggi dari kelas A. Pada kelas C hanya diambil bagian ujung dan diperkuat. Efesiensinya lebih tinggi lagi. Lalu terdapat cacat yang disebut cacat carier . Hal ini tidak masalah karena nanti dibuang lagi asalmodulasi tidak boleh cacat.
-PENGUAT KELAS A : Pada penguat kelas A bentuk gel input dan output tidak berubah dan efisiensinya rendah karena komponen DC. Dalam rangkaian ini terdapat transistor 3 kaki (kolektor,basis,emitor). Di bagaian atas resistor mempunyai arus lc yang diberi tegangan sebesae 12 V yang mengalir dari kutub positif (+) ke resistor lalu menuju kutub negatif (ground). Transistor ini ada 2 jenis (NPN, DAN PNP). Ciri NPN adalah panahnya mengarah keluar. Karakteristik transistor ini adalah tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 V jika bahan pembuat dari silikon.
-PENGUAT KELAS B : Pada rangkaian penguat kelas ini resistor akan diganti dengan dioda yang berletak di kiri bawah dan jalur pada kolektor akan diberi induktor yang berfungsi sebagai ganti resistor dan biasa disebut dengan RFC ( Radio Frequency Choke), Ini dapat menimbulkan tegangan pada dioda sama dengan tegangan di basis emitor, yang menghasilkan tegangan pada basis sebesar 0,7 V dan arus pada basis sebesar 0 A. Prosesnya input lalu melewati basis dimana gelombang berada diatas 0, setelah itu kolektor akan menguatkan lagi gelombang hanya saja yang dikuatkan dan diambil adalah bagian atasnya yang menyebabkan gelombang output akan berbeda dari gelombang input dan pada gelombang output frekuensinya memiliki regangan.
-PENGUAT KELAS C : Pada penguat kelas ini tegangan basis hanya akan melewati induktor dan biasa disebut dengan RFC(Radio frequency choke), yang menghambat frekuensi radio. Pada rangkaian ini arus DC tetap akan masuk namun arus AC dihambat sehingga menyebabkan arus masuk ke basis. Karena nilai keduanya 0, maka setelah 0,7 V akan ada arus basis yang diperkuat transistor, pada gelombang sendiri yang diperkuat hanya pucuknya. Sehingga gelombang akan berbentuk renggang (tidak rapat). Karena arus kolektor kecil maka efisiensi tertinggi terdapat pasa kolektor.
PM identik dengan FM karena orientasinya di frekuensi. Am berorientasi di amplitudo
RANGKAIAN PENGUAT KELAS A Kita menggunakan transistor sebagai penguat. Kemudian transistor terdapat 2 macam menurut bahannya. Yaitu bahan silikon dan bahan germanium. Yang banyak beredar dipasaran adalah transistor dari bahan silikon. Bahan silikon memiliki cir khas memiliki tegangan antara basis dan emitor pada saat operasional tegangan 0,7 dan germanium 0,2. Transistor memiliki 3 kaki
R pada basis merupakan pembagian tegangan yang bertujuan untuk memberikan arus basis sehingga pada tegangan yang cukup akan mengalir arus basis akan mengalir arus basis dan emitor, jika mengalir arus basis maka akan mengalir pula arus kolektor. Arus kolektor dari catu daya lewat R masuk ke kolektor melewati basis kemudian emitor. Semua menuju ke ground. Tegangan syaratnya harus tinggi dariapada tegangan emitor 0,7. Jika tegangan lebih tinggi maka akan mengalir arus dari basis ke emitor sehingga mengalir arus kolektor. Besarnya arus kolektor konstan. Tegangan di kolektor lebih besar.
Pada kelas B tegangan basis dibuat 0,7. Jadi tidak menggunakan pembagian tegangan, tapi R dihubungkan di diode dimana diode terbuat dari bahan silikon teganggannya 0,7. Basis dan Emitor juga 0,7. Dalam keadaan stand by tidak akan ada arus mengalir (Arus basis tidak mengalir) karena tinggi dan besarnya tegangan sama. Jika diberi sinyal diinput sehingga tegangan lebih besar dari 0,7 barulah akan mengalir arus basis. Kumparan (RFC) menyalurkan arus DC tapi menghambat arus AC supaya frekuensi tinggi tidak ke power supply dan dialirkan ke kapasitor
RANGKAIAN PENGUAT KELAS C Langsung lewat kumparan. Tegangan dalam keadaan standby, tidak ada input. Jika ada sinyal input besarnya diatas 0,7 maka akan ada mengalir arus basis dan akan mengalir arus kolektor
-SINYAL CARIER
KELAS A = Input bentuknya sinyal di frekuensi radio kemudian masuk ke kaki basis besarnya lebih besar dari 0,7V. Jadi sinyal input akan naik tegangannya. Sehingga di basis ada tegangan DC, sehingga arus kolektor menjadi lebih besar dan tegangan di kaki kolektor juga menjadi lebih besar.Kemudian di kopling dengan menggunakan kapasitor sehingga DC diblok AC diteruskan. Jika bentuk input dan output sama artinya penguatan linier (tidak menyebabkan cacat pada modulasi).
KELAS B = Inputnya gelomang radio, kemudia input masuk melewati kapsitor terdapat kapasitor dan dioda jadi tegangannya 0,7(konstan). Perubahan tegangan pada sinyal input akan menjadi naik-turun. Yang dikuatkan olek kolektor yang diatas 0,7. Input dan output berbeda jadi bukan penguat linier
KELAS C = Tegangan di induktor 0 karena mengalirkan arus DC. 0 ke bawah hilang karena di groundkan, jadi hanya yang diatas yang akan diteruskan ke basis (0,7). Dibawah 0,7 tidak dialirkan. Yang diatas diperkuat dengan konstanta lewat induktor dan akan menjadi arus kolektor. Sinyal input dan outpunya berbeda jauh.
-SINYAL TERMODULASI AM
Kelas A hanya bisa untuk sinyal kecil saja, yang besar akan terpotong
Kelas B hanya yang diatas 0,7 yang akan dikuatkan transisor tapi terpotong oleh besarnya catu daya. Seandainya penguatan kecil tetap akan terpotong
Kelas C yang dikuatkan hanya yang pucuknya saja. Jika dibandingkan dengan kelas B dan C kolektor jarang. Kelas C lebih efisien. Tidak bisa digunakan
-SINYAL TERMODULASI FM
KELAS A (penguat sinyal kecil) di kolektor dan outout bentuknya sama (sinus) sedangkan pada (penguat sinyal besar) Input dan output tidak sama tetapi tetap termasuk penguat linier karena tidak menganggu modulasi
Kelas B bentuk sinyal input dan output tidak sama tapi masih disebut linier. Rapat renggangnya sama
Kelas C tetap disebut penguat linier, karena modulasinya masih normal
Penguat(Amplifier) ada 3 kelas, yaitu kelas A, B, C Amplifier Kelas A adalah jenis penguat atau amplifier yang paling umum karena desainnya yang sederhana. Penguat kelas A adalah kelas terbaik dari penguat terutama karena tingkat distorsi sinyal rendah dan mungkin terdengar terbaik dari semua kelas penguat yang disebutkan di sini.Penguat kelas A memiliki linieritas tertinggi di atas kelas penguat lainnya dan karena itu beroperasi di bagian linier kurva karakteristik. Umumnya penguat kelas A menggunakan transistor tunggal yang sama (Bipolar, FET, MOSFET, dll) yang terhubung dalam konfigurasi common emitter untuk kedua bagian gelombang dengan transistor selalu memiliki arus yang mengalir melalui itu, bahkan jika tidak memiliki sinyal dasar.Ini berarti bahwa tahap output apakah menggunakan perangkat Bipolar, MOSFET atau IGBT, tidak pernah didorong sepenuhnya ke daerah cut-off atau saturasi tetapi sebaliknya memiliki titik-biasing base titik-Q di tengah garis bebannya. Kemudian transistor tidak pernah mematikan "OFF" yang merupakan salah satu kelemahan utamanya. Sedangkan, Amplifier Kelas B diciptakan sebagai solusi untuk masalah efisiensi dan pemanasan yang terkait dengan penguat kelas A sebelumnya. Dasar penguat kelas B menggunakan dua transistor bebas baik bipolar FET untuk setiap setengah dari bentuk gelombang dengan tahap outputnya dikonfigurasi dalam pengaturan tipe "push-pull", sehingga setiap perangkat transistor hanya menguatkan setengah dari bentuk gelombang output.Dalam penguat kelas B, tidak ada arus bias base DC karena arus diamnya nol, sehingga daya DC-nya kecil dan karenanya efisiensinya jauh lebih tinggi daripada penguat kelas A. Namun, harga yang dibayarkan untuk peningkatan efisiensi adalah dalam linearitas perangkat switching. Lalu yang terakhir yaitu Penguat Amplifier Kelas C. Desain Penguat (Amplifier) Kelas C memiliki efisiensi terbesar tapi linearitas termiskin dari kelas penguat yang disebutkan di sini. Kelas Penguat sebelumnya, kelas A, kelas B dan kelas AB dianggap sebagai penguat linier, karena amplitudo dan fase sinyal output terkait secara linear dengan amplitudo dan fase sinyal input. Namun, penguat kelas C sangat bias sehingga arus output adalah nol untuk lebih dari setengah dari siklus sinyal input sinusoidal dengan transistor idling pada titik cut-off. Dengan kata lain, sudut konduksi untuk transistor secara signifikan kurang dari 180 derajat, dan umumnya sekitar 90 derajat.
Penguat (Amplifier) Kelas A Penguat (Amplifier) Kelas A adalah jenis penguat atau amplifier yang paling umum karena desainnya yang sederhana. Penguat kelas A, secara harfiah berarti "kelas terbaik" dari penguat terutama karena tingkat distorsi sinyal rendah dan mungkin terdengar terbaik dari semua kelas penguat yang disebutkan di sini.Penguat kelas A memiliki linieritas tertinggi di atas kelas penguat lainnya dan karena itu beroperasi di bagian linier kurva karakteristik. Umumnya penguat kelas A menggunakan transistor tunggal yang sama (Bipolar, FET, MOSFET, dll) yang terhubung dalam konfigurasi common emitter untuk kedua bagian gelombang dengan transistor selalu memiliki arus yang mengalir melalui itu, bahkan jika tidak memiliki sinyal dasar.Ini berarti bahwa tahap output apakah menggunakan perangkat Bipolar, MOSFET atau IGBT, tidak pernah didorong sepenuhnya ke daerah cut-off atau saturasi tetapi sebaliknya memiliki titik-biasing base titik-Q di tengah garis bebannya. Kemudian transistor tidak pernah mematikan "OFF" yang merupakan salah satu kelemahan utamanya.
Penguat (Amplifier) Kelas B Penguat (Amplifier) kelas B diciptakan sebagai solusi untuk masalah efisiensi dan pemanasan yang terkait dengan penguat kelas A sebelumnya. Dasar penguat kelas B menggunakan dua transistor bebas baik bipolar FET untuk setiap setengah dari bentuk gelombang dengan tahap outputnya dikonfigurasi dalam pengaturan tipe "push-pull", sehingga setiap perangkat transistor hanya menguatkan setengah dari bentuk gelombang output.Dalam penguat kelas B, tidak ada arus bias base DC karena arus diamnya nol, sehingga daya DC-nya kecil dan karenanya efisiensinya jauh lebih tinggi daripada penguat kelas A. Namun, harga yang dibayarkan untuk peningkatan efisiensi adalah dalam linearitas perangkat switching.
Penguat (Amplifier) Kelas C Desain Penguat (Amplifier) Kelas C memiliki efisiensi terbesar tapi linearitas termiskin dari kelas penguat yang disebutkan di sini. Kelas Penguat sebelumnya, kelas A, kelas B dan kelas AB dianggap sebagai penguat linier, karena amplitudo dan fase sinyal output terkait secara linear dengan amplitudo dan fase sinyal input. Namun, penguat kelas C sangat bias sehingga arus output adalah nol untuk lebih dari setengah dari siklus sinyal input sinusoidal dengan transistor idling pada titik cut-off. Dengan kata lain, sudut konduksi untuk transistor secara signifikan kurang dari 180 derajat, dan umumnya sekitar 90 derajat. Sementara bentuk biasing transistor ini memberikan efisiensi yang jauh lebih baik sekitar 80% ke penguat, ini memperkenalkan distorsi yang sangat berat dari sinyal output. Oleh karena itu, penguat kelas C tidak cocok untuk digunakan sebagai amplifier audio.
Untuk penguat kelas A, pada saat gelombang input dan output tidak berubah maka pada rangkaian transistor terdapat 3 cabang yaitu basis dan kolektor emitor, yang diberikan contoh tegangan catu daya 12 V yang mengalir dari positif ke negatif ke ground Ada dua jenis NPN dan BJT Sebelum arus melewati base, ada 2 resistor di sisi kiri yang digunakan sebagai pembagi arus. Transistor memiliki karakteristik sebagai berikut antara basis dan emitor: tegangan bahan silikon adalah 0,7 V, tegangan basis harus lebih tinggi dari 0,7 volt, atau tegangan harus lebih besar dari pada emitor sehingga daya dapat disuplai dari basis ke emitor. , Tegangan pada pangkalan harus lebih besar dari 0,7 volt, dan arus harus 0. Pada proses ini, gelombang sinyal dari power supply melewati kapasitor, kemudian disaring agar tegangan DC tidak lewat. Kemudian gelombang masukan dikuatkan oleh basis, dan gelombang tersebut harus lebih besar dari 0,7. Gelombang tersebut kolektor diperkuat lagi dan akhirnya dikirim. Gelombang, input dan output sama, oleh karena itu, untuk modulasi AM, hanya amplifier Kelas A dengan sinyal kecil yang diizinkan untuk menghindari kerusakan
-Penguat Kelas B
Untuk penguat Kelas B yang menggantikan resistor di kiri bawah dengan dioda, diberi konduktor untuk jalur kolektor.Pada penguat Kelas B, terdapat RFC (Radio Frequency Silencer) yang digunakan untuk menekan propagasi gelombang radio. Frekuensi menyebabkan tegangan dioda sama dengan tegangan basis emitor. Jika arus lebih dari 0,7 arus basis, maka disediakan tegangan arus bolak-balik untuk input. Tegangan bolak-balik melewati kapasitor dan kemudian naik menjadi lebih dari 0,7. Ketika lebih tinggi dari 0,7, itu diperkuat oleh arus kolektor, dan kemudian dijatuhkan oleh kapasitor dan turun sedikit.Jika tidak ada input, maka penguat kelas B tidak memiliki tegangan. Penguat Kelas B ini dibuat untuk mengatasi masalah efisiensi dan panas berlebih dari penguat Kelas A. Titik kerja berada di ujung kurva karakteristik, sehingga hanya akan memperkuat setengah dari gelombang masukan atau gelombang 180 °. Karena hanya melakukan amplifikasi setengah gelombang dan membatalkan setengah gelombang lainnya, penguat kelas B memiliki efisiensi yang lebih tinggi daripada penguat kelas A. Secara teoritis, efisiensi penguat kelas B adalah 75%. Kerugian dari penguat kelas B ini adalah distorsi crossover.
-Penguat Kelas C
Untuk rangkaian kelas C yang asli mirip dengan rangkaian Kelas B. Perbedaannya adalah bahwa dioda diganti dengan induktor Kelas C, yang menyebabkan arus dan tegangan tetap melalui basis 0. Selama proses ini, gelombang masukan masuk dan diteruskan Hanya ujung gelombang yang ditangkap, kemudian gelombang melewati kolektor dan memperkuat gelombang pancaran, dan akhirnya keluaran kelas C memiliki tegangan yang sama dengan kelas B. Penguat atau penguat kelas C ini memperkuat sinyal masukan menjadi kurang dari setengah gelombang (kurang dari 180 °), sehingga keluaran distorsi menjadi sangat tinggi. Namun, efisiensi daya amplifier Kelas C sangat baik, dan dapat mencapai efisiensi daya hingga 90%. Amplifier Kelas C biasanya digunakan dalam aplikasi khusus, seperti amplifier pada pemancar frekuensi radio dan metode komunikasi lainnya.
# Penguat kels A Jadi penguat kelas A menguatkan seluruh daurnya biasanya dan ini merupakan salinan asli yang di perbesar amplitudonnya,penguat kelas A ini digunakan penguat kecil,penguat ini tidak terlalu diefisenkan,diefesienkan 50%. Apabila digunakan rugi rugi ada terjadi juga kecil sehingga dapat di terima.pada bagian ini linear pada lengkuangan karaktersitik penguat.Karena perlatan ini selalu menghantar meskipun tidak ada masukan biasanya dapat daya yang terbuang biasannya hal itu menyebabkan efesien rendah. #Penguat kelas B Penguat kelas B biasanya hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan.biasanya menimbulkn cacat yang sangat besar tetapi ini mempunya efisien yang lebih tinggi dibandingkan kelas A.Penguat B ini 75%.Penguat kelas B jarang di pergunakan pada setengah daur penguat ini tidak bekerja dan tidak mempunyai daya sama sekali, kelas B ini dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frukensi radio. Rf ini biasanya tidak di terlalu di perlukan cacat yang muncul #penguat kelas C Pada saat penguat tegangan basis bisa melewati induktor saja. Rfc ini yang menghambat frukuensi radio.Jadi pada rangkain DC tetap akan masuk namun arus sebagai AC dihambat dikarenakan menyebabkan arus masuk ke basis.
Modulasi AM kelas c 0 maka dari itu memakai 0 bagian sebelah bawah itu biasannya di potong,dikarenakan itu,yang dikuatkan hanya bagian ujung,sampai suaranya tidak terdengar sama sekali. Modulasi FM kelas C imputan dan outputnya yang berbeda beda. Pada kelas B dan C mempunyai sinyal besar,sedangkan dikelas A kecil dan besar.
Penguat Kelas A : Ciri dari Kelas A yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan (gelombang yang dimodulasi utuh semuanya) dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen dc nya. Dalam rangkaiannya, terdapat transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Di bagian atas Resistor yang mempunyai arus Ic diberi tegangan 1 sebesar 12 volt yang mengalir arus dari kutub positif mengalir ke resistor kemudian menuju kutub negative negative (ground). Transistor itu sendiri mempunyai 2 jenis yaitu NPN dan PNP. Ciri dari NPN yaitu mempunyai panah yang mengarah ke keluar. Transistor ini mempunyai karakteristik yaitu tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 Volt dengan syarat bahan pembuat dari silicon. Proses dari penguat Kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui kaki input penguat lalu menyeberangi kapasitor. Terdapat Tegangan DC dari nol Volt yang terbagi beberapa volt. Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor+0,7 V yang menyebabkan terjadinya arus emitor.
Penguat Kelas B Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu
NAMA : M.FACHREZA KELAS:1F ABSEN/NIM : 15/2041160151 -7,675769 112,534966
Penguat Kelas A kelas A adalah jika bentuk gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan. Untuk rangkaian transistor dimana transistor memiliki 3 kaki ( kolektor, basis , dan emitor). lalu diberi tegangan supply lalu transistor akan dialiri arus listrik dar kutub + ke kutub -. Selain itu arus sebagian akan mengalir lewat resistor sebagian juga lewat kaki basis. Dan akan keluar lewat kaki emitor dan akan ke ground (-) . Transistor ada 2 jenis. NPN dan PNP.Jadi dari ada 2 cara yakni dari kutub + ke resistor lalu masuk basis lalu ke resitor dan berakhir di ground lalu yang kedua dari kutub + ke resitor 1 lalu ke resitor 2 ke ground. Tujuan 2 resitor adalah untuk pembagian tegangan. Transistor memiliki karakteristik yakni Vbasis dan V emitor nilainya selalu 0,7 V untuk bahan pembuatnya dari silikon. Apabila dari germanium nilainya 0,2 V. kebanyakan menggunakan silikon karena bahannya banyak dan murah. KELAS B : Pada rangkaian penguat kelas ini resistor akan diganti dengan dioda yang berletak di kiri bawah dan jalur pada kolektor akan diberi induktor yang berfungsi sebagai ganti resistor dan biasa disebut dengan RFC ( Radio Frequency Choke), Ini dapat menimbulkan tegangan pada dioda sama dengan tegangan di basis emitor, yang menghasilkan tegangan pada basis sebesar 0,7 V dan arus pada basis sebesar 0 A. Prosesnya input lalu melewati basis dimana gelombang berada diatas 0, setelah itu kolektor akan menguatkan lagi gelombang hanya saja yang dikuatkan dan diambil adalah bagian atasnya yang menyebabkan gelombang output akan berbeda dari gelombang input dan pada gelombang output frekuensinya memiliki regangan. KELAS C : Tegangan di induktor 0 karena mengalirkan arus DC. 0 ke bawah hilang karena di groundkan, jadi hanya yang diatas yang akan diteruskan ke basis (0,7). Dibawah 0,7 tidak dialirkan. Yang diatas diperkuat dengan konstanta lewat induktor dan akan menjadi arus kolektor. Sinyal input dan outpunya berbeda jauh.
1F/14/Muhamad faiz kamilul huda/2041160092 PENGUAT KELAS A Gelombang input dan output rangkaian transistor tidak mengalami perubahan dari penguat kelas A. Terdapat tiga cabang yaitu korektor basis dan emitor.Setelah tegangan turun, tegangan catu daya mengalir dari positif ke negatif, kemudian ke ground. untuk negatif resistor ada 2 jenis panah yang keluar npm. Tujuannya adalah menggunakan 2 resistor sebagai pembagi tegangan dan mengatur nilainya di tengah untuk mendapatkan nilai yang diinginkan. Ciri khasnya adalah tegangan dasar bahan silikon selalu 0,7 volt Tegangan basis lebih tinggi dari tegangan remitor, jika lebih rendah, arus akan mengalir ke arah sebaliknya, resistor akan rusak, atau mungkin sama, jika tegangan basis lebih besar dari ve dan 0,7, maka ada akan menjadi arus basis. Sifat transistor dianggap sebagai penguat, sehingga jika terdapat arus basis maka arus emitor akan mengalir. Besarnya arus kolektor adalah konstanta dikalikan dengan arus basis. Input gelombang Kelas A yang frekuensi input RF melewati kapasitor karena arus bolak-balik. Jika arus searah tidak dapat melewati kapasitor AC yang bercampur dengan arus searah, maka tegangan akan meningkat Gelombang masukan dan keluaran dari rangkaian transistor tidak mengalami perubahan .Ada 3 cabang yaitu korektor basis dan emitor,kemudian diberi tegangan jatuh tegangan supply mengalir dari positiv menuju negatif lalu ke ground untuk negatif. modulasi AM Mengenai modulasi, jika input sinyal kecil ke basis naik, tetapi berada di antara 0-0,7. Kolektor lengkap lebih rendah dari VCC. kalau penguatan besar, hasilnya lebih rendah dari 12V. Setelah melewati kapasitor keluaran, hasilnya akan terputus, yaitu modulasi. Dan menjadi rusak. modulasi FM Dalam pemancar FM kelas A untuk sinyal kecil, input lebih tinggi dari 0,7, dan kemudian diperkuat di bawah tegangan kolektor, dan menghasilkan suara yang bagus tanpa mengganggu modulasi, sinyal besar akan terpotong setelah diperkuat di kolektor, tetapi Modulasi tidak akan bergeser karena frekuensi modulasi.
PENGUAT KELAS B Pada penguat Kelas B, tegangan resistor diganti dengan dioda yang sama dengan tegangan basis-emitor, karena tegangan yang sama tidak mengalir melalui arus basis. Jika arus dasar yang mengalir melebihi 0,7, tegangan AC dimasukkan melalui kapasitor, kemudian tegangan input naik di atas 0,7, arus diperkuat ke atas 0,7 oleh arus kolektor, dan kemudian kapasitor turun sedikit.Jika tidak ada input , tidak ada tegangan pada kategori kelas b. modulasi AM Jika AM menggunakan level B, bagian bawah akan terpotong karena lebih rendah dari 0.7 dan tidak bisa disalurkan, jika ditingkatkan akan rusak dan tidak terdengar sama sekali. Modulasi FM Untuk kelas B, tegangan dinaikkan sebesar 0,7, kemudian tegangan kolektor terpotong, dan kemudian keluaran juga terputus.Input dan keluaran tidak sama, tetapi karena modulasi pergeseran frekuensi, modulasi tidak akan terganggu.
PENGUAT KELAS C Di kelas C, arus DC terus masuk dan arus AC dipertahankan, karena tegangan setelah 0,7 adalah 0, hanya satu tegangan basis (di atas 0,7) yang diperkuat oleh transistor, dan input basis pada penguat C lebih lemah. Pada tipe C hanya diambil ujungnya, hasilnya lebih tinggi, dan akibatnya ada cacat pada carrier, tapi cacat pada carrier tidak menjadi masalah. modulasi AM Jika AM kategori C dan C termasuk 0, dimulai dari 0, bagian bawah dipotong, 0,7 di bawah puncak, jadi hanya ujungnya yang diperkuat, jadi tidak ada suara sama sekali. Modulasi FM Untuk kelas C outputnya sama, terputus di alas 0.7, di bagian kolektor hanya menjadi garis garis, meski begitu modulasinya masih dapat diterima dan tidak akan rusak. Pada FM level ABC, penguatan tidak akan mengganggu modulasi.
Penguatan Kelas A Menggunakan transistor sebagai penguat. Transistor berbahan silicon. R bios adalah tegangan yang memberi tegangan pada basis. karena siberi tegangan pada basis maka akan mengalir arus basis ke emittor, dan colector akan ter aliri arus basis sehingga mendapatkan besar yang sama sehingga disebut beta dc/ HFE. Jika Input dan Outputnya sama disebut penguatan Linier Penguatan Kelas B Tegangan basis pada kelas B = 0,7. dihubungkan ke diode. RFC(Radio Freq Choke) berfungsi menyalurkan arus dc tapi menghambat arus ac ber freq tinggi. Penguatan Kelas C Tegangan pada input = 0. jika diberi inputan sinyal lebih dari o,7 maka arus basis akan mengalir ke emittor dan colector yang kemudian pada kapasitor arus dc akan di block dan megluarkan arus ac. Sistem modulasi AM dan FM Kelas A : hanya untuk penguatan sinyal kecil. Kelas B : karena ada diode maka hanya sinyal yang diatas 0,7 yng dipakai, Sehingga pada output dan kolektor tidak bisa dipakai karena terpotong/rusak Kelas C : Karena melewati transistor maka hanya pucuk dari sinyal yang di kuatkan.
Penguat Kelas A Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Koordinat lokasi: Latitude: -7.966620 / S 7° 57' 59.833'' Longitude: 112.632632 / E 112° 37' 57.475''
Jenis-jenis penguat : Penguat kelas A Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
1E/18/Nasrul Deva Pratama/2041160059 8°02'22.4"S 111°50'55.2"E
Jenis-jenis penguat :
Penguat kelas A Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Absen:16 Nama: Muhammad Aldy Fremmuzar Kelas:JTD 1D Nim:2041160124
1,7 ditambah dengan 0,7 lebih besar dari 0,7 lebih besar dari 0,77 cos tan b dan a b basis dan emitor tegangannya selalu 0,7 Oke kalau tegangan basis lebih besar daripada 0,7 maka arus banjir pasti lebih besar dari 60 x diatasnya harus sama BD = 0,7 itu sama dengan nol y lebih besar ya lebih besar dari nol nilai ini mengalir ke sini jika sama dengan nol dan ada arus yang sama-sama tingginya keduanya dihubungkan satu saluran data aliran gitu kalau satu tingginya lebih rendah daripada yang lain maka akan ada aliran dari yang tinggi ke yang rendah sama kalau di sini lebih tinggi daripada tekanan di sini ada kata lain lebih besar dari 0,5 seperti ini ya di situ kolektor kolektor di sini lebih besar akan jadi bentuknya seperti ini nah kemudian Bagaimana sinyal yang masuk di sini ya di sini yang keluar di sini Maka kalau ini kan kapasitor maka akan karena DC kapasitor itu DC nya dihilangkan kalau lewat kapasitor DC nya dihilangkan ya itu untuk sinyal ada seperti ini ya inputnya daya cuma 12 volt itu tadi penguat kelas A yah penguat kelas A seperti ini pegangannya jadi diberi diundur jadi basis emitor juga 0,7 sama 0,7 nya jadi dalam keadaan stand by ya dalam keadaan diam antara basis dan emitor ada arus jadi nggak ada harus antara kolektor emitor kalau basis emitor nggak ada arus ya ini basis dan emitor dada maka dari kolektor arus AC memblokir arus DC Harus habis menghambat arus DC menyalurkan arus AC kebalikannya
Teganga jadi seperti ini Nah kalau dikuatkan di lihat ini hanya kumparan dari 0 karena ini tegangan ini di putus ya putus tegangan disini 0 putus ya tapi karena ada di sini jadi 00 jadi di sini 70 seharusnya 0,7 karena perbedaan antara basis dan emitor dikasih induktor ini artinya dia langsung karena harus diisi Salurkan arus AC yang dihambat arusnya diantar arusnya di bilang sama dengan nol harus jadi ini dipotong 0,7 ujungnya ini dikuatkan jadi seperti ini dikuatkan mulanya input tapi tidak masalah itu ya tidak menjadi masalah karena apa ini akan menjadi masalah kenapa jadi rusak seperti ya kalau tidak dimodulasi contohnya Ini sekarang kalau modulasi ini inputnya yang hancur tidak bermasalah karena modulasinya pada frekuensi berbeda dengan am akan bermasalah dalam rasionya pada amplitudo nya
Penguat kelas A Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) bisa diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain bisa dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Hubungan antara penguatan dengan sistem modulasi Ada 3 macam penguatan yaitu : • Penguatan kelas A • Penguatan kelas B • Penguatan kelas C Penguat aktif ada 2 yaitu • Penguat Transistor • Penguat Tabung Elektron Penguat Kelas A Disini kita menggunakan Transistor.Transistor dibedakan menjadi 2 macam menurut bahannya yaitu : • Silikon (banyak diproduksi, memiliki tegangan antara basis dan emitor pada saat operasional yaitu 0,7V) • Germanium (jarang diproduksi,memiliki tegangan antara basis dan emitor pada saat operasional yaitu 0,2V) R pada basis merupakan pembagian tegangan yang bertujuan untuk memberikan arus basis sehingga pada tegangan yang cukup akan mengalir arus basis.pada rangkaian transistornya mempunyai tiga kaki basis, collector, dan emitor, diatas colector diberikan catu daya sehingga transistor diberikan tegangan dan aliran arus melewati collector dan juga melewati basis.Pada tegangan basis biasanya lebih tinggi dari pada emitor, kalau basis lebih rendah dari emitor maka tegangan akan terbalik dan menyebabkan transistor rusak. Besarnya arus collector adalah konstan.Bisa kita ketahui berarti tegangan pada basis harus lebih dari 0,7 volt dan arusnya harus lebih dari 0. Jika input dan output bentuknya sama disebut penguatan linier Penguat Kelas B Pada penguatan kelas B tegangan basis dibuat 0,7.R dihubungkan dengan dioda yang berbahan silikon. Dioda sebagai pengganti resistor yang letaknya di kiri bawah dan juga jalur pada colector diberikan induktor sebagai pengganti resistor ini disebut sebagai RFC , hal tersebut menyebabkan tegangan pada dioda sama dengan tegangan pada basis emitor.Didalam keadaan stand by tidak akan ada arus yang mengalir (Arus basis tidak mengalir) karena tinggi dan besarnya tegangan sama. Jika diberi sinyal sehingga tegangan lebih besar dari 0,7 barulah akan mengalir arus basis.Pengutan kelas B memiliki input dan output yang berbeda itu mengapa penguat kelas B bukan penguat linier.
Penguat Kelas C Tegangan dalam keadaan standby, tidak ada input. Jika ada sinyal input besarnya diatas 0,7 maka akan ada mengalir arus basis dan akan mengalir arus kolektor.RLC induktor = 0 mengalirkan arus DC. 0 ke bawah hilang karena di groundkan, jadi hanya yang diatas yang akan diteruskan ke basis (0,7). Dibawah 0,7 tidak dialirkan. Yang diatas diperkuat dengan konstanta lewat induktor dan akan menjadi arus kolektor. Sinyal input dan outpunya berbeda jauh. Penguat carier modulasi AM.sinyal sudah termodulasikan waktu terjadi penguatan.Linier tidak menyebabkan cacat pada modulasi.
1F/10/FABELA ANDRIYAN TIWI/2041160016 a. Rangkaian pada kelas A Sinyal input dengan tegangan sebesar 0,7 di inputkan ke R basis bertujuan untuk memberikan arus pada basis, dan arus mengalir pada basis dan emitor lalu pada arus kolektor dari VCC langsung ke ground dengan tegangan yang sama yaitu 0,7 besarnya konstan. b. Rangkaian pada kelas B Sinyal di inputkan dengan tegangan sebesar 0,7 pada tegangan basis serta di hubungkan langsung ke diode, serta basis dan emitor juga sebesar 0,7 sehingga tidak ada arus yang mengalir karena tinggi dan besar nya sama sebesar, lalu akan ada arus serta kumparan yang menyalurkan langsung ke DC sehingga dapat mengarahkan ke kapasitor. c. Rangkaian pada kelas C Proses nya langsung lewat kumparan dengan tegangan sebesar 0 volt , tidak ada input jika ada input tegangan nya harus di atas 0,7 yang akan mengalir pada arus basis dan arus kolektor dan keluar sebagai tegangan output.
Sinyal carrier a. Kelas A Sinyal frekuensi radio kemudian masuk ke dalam kaki basis dengan tegangan lebih besar dari 0,7 tergantung besaran emitor, sehingga di tegangan DC ditambahkan tegangan input menjadi lebih besar di kaki kolektor dengan arus bolak balik, lalu di koplingkan di kapasitor kemudian arus AC di teruskan ke output, jadi input dan outputnya bentuknya sama disebut dengan penguat linear b. Kelas B Inputnya sama yaitu sinyal frekuensi radio, input masuk melewati kapasitor kemudian masuk ke Diode dengan 0,7 secara konstan, perubahan sinyal naik turun yang dikuatkan oleh emitor sebesar 0,7 sehingga menjadi perubahan arus pada kolektor karena lebih besar dari 0,7. Jadi input dan outputnya berbeda sehingga bukan penguat linear c. Kelas C Tegangan pada inductor sebesar 0 volt karena cuman kawat yang di gulungkan, input masuk ke basis sebesar 0 volt hilang karena di groundkan, jika diatas 0,7 akan tetap ada, yang akan menjadi arus basis hanya kepala emitor karena dibawah 0,7 hanya pada ujungnya yang di potong di kolektor kemudian di lewatkan ke AC.
Sinyal termodulasi AM a. Kelas A Sinyal sudah termodulasi dan dikuatkan secara AM, sumbunya di tengah dengan basis di atas 0,7 jika penguat lebih besar akan otomatis ke potong di kolektor. Jadi sinyal pada kelas A hanya untuk sinyal kecil saja b. Kelas B Sama seperti di kelas A hanya saja tegangan di atas 0,7 akan naik di diode terpotong karena melebihi 0,7. Jadi sinyal pada kelas B tidak bisa di gunakan oleh sinyal kecil c. Kelas C Input sama termodulasi, di inputkan di atas kaki basis dengan tegangan harus di atas 0,7 yang dikuatkan pada kolektor hanya pada pucuknya saja. Jadi perbedaan antara kelas B dan kelas C ada pada rapat dan renggang nya sinyal.
Sinyal termodulasi FM a. Kelas A Untuk penguat kelas kecil Di atas 0,7 dikuatkan di kolektor dengan bentuk sinus di output juga sinus di input Kemudian masuk ke kaki basis lalu di kolektor di potong karena output dan inputnya tidak sama karena ujung nya terpotong. b. Kelas B Input termodulasi FM di kaki basis naik ke kolektor kemudian input dan outputnya tidak sama tetapi masih di sebut penguat linear c. Kelas C Sama seperti yang lain hanya saja input yang di atas 0,7 sehingga output dan inputnya disebut linear karena normal rapat renggang nya sinyal kemudian bisa diterima oleh pendengar dengan baik
Penguat kelas A Terdapat transistor 3 kaki (kolektor,basis,emitor), dibagian atas resistor mempunyai arus lcyang mengalir dari kutub positif (+) ke resistor lalu menuju kutub negatif (ground). Transistor ini ada 2 jenis 1. Npn dan 2. Pnp Ciri ciri dari NPN adalah panahnya yang mengarah keluar. Karakteristik dari transistor ini adalah tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 V jika bahan pembuat dari silikon.
Penguat kelas B Terdapat resitor dan dioda penyearah. Tegangan basis yang hanya melewati induktor disebut RFC (Radio Frequency Chock) yang berfungsi untuk menghambat frekuensi radio, yang mengakibatkan tegangan pada diode sama dengan tegangan pada basis emitor, dimana jika lebih dari 0,7 baru mengalir arus basis nya. Kemudian input diberi tegangan AC yang melewati kapasitor lalu naik menjadi diatas 0,7, ketika diatas 0,7 akan diperkuat oleh arus kolektor, kemudian diletakkan oleh kapasitor dan turun sedikit , jika tidak ada input maka penguat kelas B tidak akan ada tegangan nya.
Penguat kelas C Sama seperti rangkaian kelas B yang membedakan hanya saja pada dioda diganti induktor pada kelas C, dimana menyebabkan arus dan tegangan yang melewati basis 0, karena tertahan pada proses nya gelombang input masuk dan melewati basis yang dimana pada basis hanya pucuk gelombangnya yang diambil, lalu gelombang melewati kolektor dengan proses memperkuat gelombang pucuk tadi dan akhirnya output pada kelas C memiliki keregangan yang mirip dengan kelas B.
Ada 3 macam penguatan yang umum digunakan Penguat kelas A Penguat kelas B Penguat kelas C
Kelas A rangkaian transistor mempunyai 3 kaki yaitu kaki kaki kolektor, kaki basis dan kaki emitor yang diberi tegangan supply agar transistor dialiri arus listrik. Karena itu Gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan. Transistor mempunyai tegangan emitor dan tegangan basis yang nilainya (0,7 volt). Basis harus mengalir ke emitor jika tegangan basis lebih rendah maka arus akan terbalik dan resistor akan rusak. Dalam rangkaian di atas tegangan basis lebih tinggi daripada tegangan emitor
VB = VE + VBE, dengan nilai VBE=0,7 volt.
ada arus basis yang mengalir ke emitor sehingga akan timbul juga arus emitor Jika tegangan basisnya lebih besar dari VE + 0,7. Besar arus kolektor adalah arus basis dikali beta DC. Untuk kelas A Input nya merupakan gelombang sinus (bolak balik). Dilihat dari penguatan AC maka akan ada output dan input penguat dengan nilai yang sama.
Penguat kelas B Tegangan dioda penyearah dimana tegangan diujung diode 0,7 volt sama dengan tegangan prabasis emitor dan tidak menggunakan tegangan resistor, karena jika sama maka tidak akan mengalir arus basis. arus basis tegangannya harus lebih dari 0,7 volt baru dapat mengalir. Inputnya diberi tegangan AC sehingga tegangan dapat naik diatas 0,7 volt. Jika diatas 0,7 akan diperkuat oleh arus kolektor kemudian arus AC pada tegangan kolektor juga akan semakin besar, setelahnya arus bolak baliknya akan dilewatkan ke kapasitor. Jika pada kelas B tidak memiliki input maka kelas B tidak mempunyai tegangan.
Penguat kelas C Tegangan basis kelas C hanya melewati induktor saja, tegangannya disebut RFC (Radio Frequency Choke) untuk menghambat frekuensi radio. Arus DC akan masuk namun arus AC akan dihambat, sehingga arus AC akan masuk ke basis. Karena nilai tegangan keduanya ialah nol, maka setelah 0,7 volt ada arus basis yang akan diperkuat oleh transistor. Penguat kelas C menghantarkan sekitar kurang dari 50% sinyal masukan dan sinyal yang cacat keluarannya tinggi, namun efisiennya dapat mencapai 90%.
kolektor mendapat Efisiensi paling tinggi karena arusnya yang sedikit atau renggang namun frekuensinya tinggi. Maka dari itu gelombang ocsciloskop terlihat rapat
Kesimpulannya : Kelas A efisiennya rendah karena komponen DC diperkuat dengan utuh. Untuk Kelas B setengahnya saja yang diperkuat sehingga efisiensinya lebih tinggi daripada kelas A. Untuk kelas C hanya ujungnya saja yang diperkuat sehingga efisiensinya lebih tinggi dari kelas B. Jika terjadi cacat carrier tidak menjadi masalah, yang penting modulasinya jangan sampai cacat
Penguat kelas A Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti pada gambar. Penguat kelas A umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis A tidak terlalu efisien (efisiensi maksimum 50%). Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sehingga rangkaiannya selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi daripada penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum (sekitar 75%) karena pada setengah daur berikutnya, penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C adalah dalam pemancar RF, cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat dari keadaan hidup ke keadaan mati dan sebaliknya, menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala hanya beresonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoidal) dapat diterima oleh beban. Asalkan pada pemancar tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Penguat Kelas A : menguatkan seluruh masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal kecil, rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat.
Penguat Kelas B : menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu.
Penguat Kelas C : menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF disitu cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya bersonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan bisa diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu.
Penguat kelas A Pada rangkaiannya, terdapat 4 buah resistor, dan transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Penguat Kelas A memiliki ciri yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen DC nya . Dan Penguat Kelas A menguatkan seluruh proses masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya. Penguat kelas ini pada umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, karena memiliki efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, akan terjadi rugi pada daya yang kecil sehingga dapat diterima. Dalam Penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sehingga rangkaiannya selalu menghantarkan dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu sendiri selalu menghantarkan meskipun tidak ada masukan terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B Pada rangkaiannya terdapat transistor, dioda, resistor, dan induktor. Penguat Kelas B memiliki ciri yaitu tidak mempunyai inputan dan rangkaiannya terdapat dioda penyearah dan mempunyai efisiensi lebih tinggi dari kelas A. Tegangan pada ujung dioda sama dengan tegangan basis dan emitor yaitu sebesar 0,7 volt yang menyebabkan tidak ada arus basis. Jika melebihi 0,7 volt akan diperkuat oleh arus collector dan menyebabkan tegangan collector semakin besar. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah proses berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B juga jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya pada pemancar Frekuensi Radio (RF).
Penguat Kelas C Pada rangkaiannya terdapat transistor, resistor, dan 2 buah induktor. Penguat Kelas C memiliki ciri yaitu mempunyai efisiensi paling tinggi dari arus colektor dan gelombang yang dimodulasi hanya bagian ujungnya saja, Penguat Kelas C ini mempunyai tegangan sebesar nol kemudian masuk setelah 0,7 baru terdapat arus basis, gelombang yang diatas 0,7 akan diperkuat oleh transistor. Penguat kelas C menghantarkan kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar Frekuensi Radio (RF) di situ cacat yang terjadi dapat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, Rangkaian tertala itu hanya beresonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi - frekuensi yang tidak diinginkan dapat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoida) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi tersebut. Asalkan pemancar itu tidak memancarkan pada bidang frekuensi yang luas.
-Penguat Kelas A Rangkaian Penguat Kelas A memiliki gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan atau sama, untuk rangkain transistor dimana transistornya sendiri memiliki 3 kaki yaitu basis, colector, dan emitor. di atas colector di kasih catu daya sehingga transistor diberikan tegangan dan aluran arus, arus akan melewati colector dan basis, dan akan keluar melewati emitor menuju ke ground. Transistor memiliki 2 jenis yaitu NPN dan PNP yang memiliki tujuan sebagai pembagi tegangan. Transistor memiliki karakteristik tegangan yaitu Vbasis dan Vemitor nilainya selalu 0.7V, untuk bahan pembuatannya kebanyakan dari silikon karena bahannya yang banyak dan murah, Apabila dari germanium nilainya 0,2V. Apabila transistor tersebut dialiri oleh arus maka akan ada tegangan emitor dan tegangan basis, dimana tegangan basis lebih tinggi dibandingkan tegangangn emitor. dari pernyataan tersebut maka di peroleh VB=VE+VB(0,7), apabila tegangan basis masuk lebih besar dari VE+VB-E(0,7) makan akan ada arus basis yang mengalir ke emitor. Kalau dilihat dari pengenguat AC di kelas A ada input penguat dan output penguaat. dari input penguat masuk ke basis lalu ke kcolector hingga menujju output penguat, input dari penguat penguat merupakan gelombang sinus.
-Penguat kelas B Ragkaian Penguat Kelas B terdapat dioda sebagai pengganti resistor dipenguat kelas A,tegangan diujung diode bernili 0,7V, Pada input diberi tegangan AC melewati kapasitor ssehingga tegangan akan naik diatas 0,7V, tegangan di atas 0,7V diperkuat oleh arus colector kemudian dilewatkan kapasitor, Apabila tidak ada input pada kelas B maka tidak ada tegangan yang mengalir
-Penguat Kelas C Pada kelas C ini terdapat resistor dan induktor, disini tegangan tegangan yang melewati basis tida ada atau 0 karena tertahan, pada prosesnya gelombang input masuk melewati basis yang dimana basis yang diperkuat hanya pucuknya saja, sehingga disini gelombang akan terbentuk renggang (tidak rapat).disini kelas C lebih renggan daripada kelas B
-Penguat Kelas A Penguat kelas A menggunakan Transistor berbahan silicon sebagai penguat. Disini transistor sebagai penguat, maka apabila terdapat arus dari basis maka arus emitor akan mengalir. Apabila gelombang input dan output tak berubah maka terdapat 3 cabang basis dan kolektor emitor pada rangkaian transistor, dan yang diberikan misalnya catu daya dengan tegangan 12v yang mengalir positif-negatif-ground, maka terdapaat 2 jenis yaitu NPN dan BJT. Terdapat 2 transistor di sisi kiri yang akan membagi arus, transistor ini terletak sebelum arus melewati base. Karakteristik yang dimiliki transistor antara basis dan emitor yaitu : berbahan silicon dengan tegangan sebesar 0,7 V, Tegangan yang dimiliki basis harus lebih tinggi dari 0,7 V, atau lebih besar dari emitor, hal ini dikarenakan agar basis dapat menyuplai ke emitor, dan apabila tegangan emitor lebih rendah maka arus akan berbalik arah dan mengakibatkan rusaknya komponen.
-Penguat Kelas B Pada penguat ini daur gelombang masukan yang digunakan hanya setengah, sehingga cacat yang ditimbulkan akan sangat besar, akan tetapi penguat ini masih lebih baik bila dibandingkan dengan penguat A karena efisiensinya yang lebih besar daripada A yaitu dengan efisiensi maksimum sebesar 75%, hal tersebut disebabkan karena pada daur gelombang setengah lanjutannya tidak menggunakan daya sama sekali, Penguat kelas B ini dapat digunakan pada gelombang RF karena tidak terlalu memperdulikan cacat yang ditimbulkan.
-Penguat Kelas C Penguat kelas C memiliki kecacatan gelombang yang sangat besar karena dia hanya menggunakana kurang dari 50% sinyal masukan, akan tetapi dia memiliki keunggulan yaitu efesiensi yang dihasilkan jauh lebih besar dibandingkan dengan yang lain yaitu bias sampai dengan 90%, sehingga dibeberapa alat cacat tersebut dapat dimaafkan seperti pada Megaphone.
1F/12/ILHAM OKTA ALPRIANSYAH/2041160055 Transistor Penguat Kelas A Bahan silikon mempunyai tegangan antara basis dan emitor nya, pada saat operasional tegangannya 0,7 V. Untuk germanium tegangannya 0,2V. Transistor mempunyai 3 kaki yakni kaki emitor, kolektor dan basis . Tegangan yang memberikan kepada basis disebut tegangan bias. R pada basis merupakan pembagian tegangan, tujuannya untuk memberikan arus basis. Jika tegangannnya cukup mengalirlah arus basis dan emitor. Jika mengalir arus basis maka pula mengalir arus kolektor dari catu daya lewat masuk emitor disebut arus kolektor. Dari arus positif ke negatif menuju ke ground. Tegangan dibasis = tegangan emitor + 0,7 V maka tegangan dibasis lebih tinggi. Antara basis dan emitor tegangannya 0,7 V . Jika tegangan basis lebih tinggi, akan mengalir arus dari basis ke emitor sehingga mengalirlah arus kolektor. Besarnya arus kolektor suatu konstanta disebut beta dc, yang mana besarnya arus konstan. Penguat Kelas B Pada kelas B tegangannya dibuat 0,7. VBE = 0,7. Dalam kondisi standby tidak ada arus basis yang mengalir karena besar tegannya sama. Jika ada sinyal input maka akan ada arus basis sehingga ada arus kolektor yang lebih besar, sinyal outputnya lebih besar. Radio frekuensi chook mengalirkan arus DC tetapi menghambat arus AC. Penguat Kelas C Tidak ada input, tegangan DC = 0. Jika ada sinyal input besar tegangan melebihi 0,7 akan mengalir arus basis dan mengalir arus kolektor. Tegangaan DC nya diblok, tegangan AC nya keluar sebagai sinyal. Sinyal Carrier Pada Penguat Kelas A Susunanya input, basis, kolektor, output. Sinyal basis naik sumbunya menjadi 0,7. Sinyal di frekuensi radio masuk ke kaki basis besarnya lebih dari 0,7 V. Sinyal inputnya tegangan naik. Tergantung besarnya tegangan emitor ditambah 0,7.Sehingga di basis ini (karena pembagian r) ditambah sinyal input bolak balik, arus kolektor jadi lebih besar dan tegangan kolektor juga lebih besar. Di kapasitor kompling yang tegangan DC diblok, tegangan AC diteruskan. Input dan outputnya bentuknya sama disebut penguatan linier. Penguat Kelas B Inputnya adalah gelombang radio. Yang dikeluarkan dikolektor pada basis adalah tegangan diatas 0,7 V. Perubahan arus pada kolektor menyebabkan perubahan tegangan pada kolektor yang lebih besar. Fase di atas melebihi 0,7 maka arus basis disalurkan (fase atas saja yang dikeluarkan). Perubahan tegangan pada kolektor yang lebih besar Input dan outputnya berbentuk berbeda disebut penguatan tidak linear. Penguat kelas C Tegangannya 0. Induktor mengalirkan arus DC. Gelombang basis yang 0 ke bawah ini hilang karena di ground kan. Jika melebihi 0,7 akan terpotong. Yang menjadi arus basis gelombang ujung atas / kepala nya saja. Yang gelombang ujung atas menjadi arus kolektor, ujung atasnya saja yang diperkuat. Sinyal input dan output nya bebentuk berbeda maka disebut penguatan tidak linear Modulasi AM Kelas A Sinyal yang sudah termodulasi dikeluarkan dinamakan sinyal termodulasi AM. Sumbunya ditengah. Gelombang nya naik ke atas karena rangkaian basis nya naik. Kalau penguatannya sinyal besar maka yang atas dan bawah terpotong. Jika disalurkan di kapasitor kopling sumbu nya 0 atas dan bawah terpotong. Untuk penguat kelas A pada AM penguatan sinyal kecil saja yang dipakai. Untuk penguatan sinyal besar maka akan terpotong Kelas B Karena ada dioda sinyal basis naik pada batas 0,7. Yang atas 0,7 dikeluarkan, bawahnya terpotong. Gambar tersebut tidak cocok digunakan penguat dikelas B -Kelas C Yang dikeluarkan oleh kolektor hanya diatas 0,7. Hanya ujung gelombangnya saja yang dikeluarkan. Gambar tersebut lebih rapat. Pada AM tidak cocok digunakan penguat kelas C. Linear tidak menyebabkan cacat modulasi Modulasi FM Kelas A Penguatan Sinyal Kecil Di basis naik diatas 0,7. Input dan outputnya berbentuk sama yakni sama sama sinyal sinus., maka disebut penguatan linear Penguatan Sinyal Besar Input dan outputnya tidak sama tetapi tetap di sebut penguatan linear, karena FM modulasi nya frekuensi, amplitudonya terpotong tidak masalah Koordinat Lokasi : -7.4075930, 112.6707060
Penguat Kelas A Kelas A yang artinya adalah Kelas terbaik ,Ciri dari Kelas A yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan (gelombang yang dimodulasi utuh semuanya) dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen dc nya. Dalam rangkaiannya, terdapat transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. penguat Kelas A ini memiliki tingkat distorsi sinyal yang rendah dan memiliki liniearitas yang tertinggi dari semua kelas penguat lainnya.. Sebagai penguat kelas A beroperasi di bagian linier kurva karakteristiknya, perangkat output tunggal melakukan melalui 360 derajat penuh dari bentuk gelombang output. Kemudian penguat kelas A setara dengan sumber arus. Karena penguat kelas A beroperasi di daerah linier, tegangan bias base DC (atau gerbang) DC harus dipilih dengan benar untuk memastikan operasi yang benar dan distorsi rendah. Namun, karena perangkat output “ON” setiap saat, itu selalu membawa arus, yang merupakan kehilangan daya terus menerus dalam penguat. kemudian gelombang input diperkuat oleh basis dengan gelombang harus berada diatas 0,7, pada kolektor gelombang tersebut diperkuat lagi dan akhirnya pada waktu dikeluarkan terdapat gelombang input dan output yang sama.oleh karena itu Untuk modulasi AM hanya diperbolehkan menggunakan penguat kelas A yang dimana sinyal yang diberikan kecil agar tidak rusak Penguat Kelas B Penguat Kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada Penguat Kelas A. Letak titik kerja berada di ujung kurva karakteristik sehingga hanya menguatkan setengah input gelombang atau 180° gelombang. tetapi karena tahap keluaran memiliki perangkat untuk kedua bagian dari bentuk gelombang sinyal maka kedua bagian tersebut digabungkan menjadi satu. Untuk menghasilkan bentuk gelombang output linear penuh. Kita ingat dari tutorial Transistor bahwa dibutuhkan tegangan base-emitter sekitar 0.7 volt untuk mendapatkan transistor bipolar untuk mulai berjalan. dalam penguat kelas B, transistor output tidak “bias” ke keadaan “ON” operasi sampai tegangan ini terlampaui. Ini berarti bahwa bagian dari bentuk gelombang yang berada dalam jendela 0.7 volt ini tidak akan direproduksi secara akurat membuat penguat kelas B tidak cocok untuk aplikasi penguat audio presisi, Penguat Kelas B ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penguat kelas A. Secara teoritis, Penguatan atau Amplifier kelas B ini memiliki efisiensi sebesar 75%. Kelemahan pada Penguat Kelas B ini adalah terjadinya distorsi cross-over. Penguat Kelas C Rangkaian pada kelas C aslinya mirip sama rangkaian dari kelas B yang membedakan hanya saja pada dioda digantikan induktor pada kelas C, yang dimana menyebabkan arus dan tegangan yang melewati basis 0 karena tertahan, pada proses nya gelombang input masuk dan melewati basis yang dimana pada basis hanya pucuk gelombangnya yang diambil, lalu gelombang melewati kolektor dengan proses memperkuat gelombang pucuk tadi dan akhirnya output pada kelas C memiliki keregangan yang mirip dengan kelas B. Dalam penguat Kelas C Karena distorsi audio yang berat, penguat kelas C biasanya digunakan dalam Osilator gelombang sinusoidal frekuensi tinggi dan jenis penguat frekuensi radio tertentu, di mana pulsa arus yang dihasilkan pada output penguat dapat dikonversi untuk menyelesaikan gelombang sinusoidal dari frekuensi tertentu oleh penggunaan rangkaian resonansi LC di rangkaian collector-nya.
Penguat kelas A Pada rangkaiannya, terdapat 4 buah resistor, dan transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Penguat Kelas A memiliki ciri yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen DC nya . Dan Penguat Kelas A menguatkan seluruh proses masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya. Penguat kelas ini pada umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, karena memiliki efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, akan terjadi rugi pada daya yang kecil sehingga dapat diterima. Dalam Penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sehingga rangkaiannya selalu menghantarkan dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu sendiri selalu menghantarkan meskipun tidak ada masukan terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi daripada penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum (sekitar 75%) karena pada setengah daur berikutnya, penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C Tegangan dalam keadaan standby, tidak ada input. Jika ada sinyal input besarnya diatas 0,7 maka akan ada mengalir arus basis dan akan mengalir arus kolektor.RLC induktor = 0 mengalirkan arus DC. 0 ke bawah hilang karena di groundkan, jadi hanya yang diatas yang akan diteruskan ke basis (0,7). Dibawah 0,7 tidak dialirkan. Yang diatas diperkuat dengan konstanta lewat induktor dan akan menjadi arus kolektor. Sinyal input dan outpunya berbeda jauh. Penguat carier modulasi AM.sinyal sudah termodulasikan waktu terjadi penguatan.Linier tidak menyebabkan cacat pada modulasi.
PENGUATAN CARRIER DAN SISTEM MODULASI Pada rangkaian, menggunakan Transistor sebagai penguat. Rangkaian penguat aktif ada dua macam yaitu Penguat Tabung Elektron (dulu) dan Penguat Transistor (sekarang). Transistor menurut bahannya terbagi menjadi dua macam yaitu dibuat dari bahan silicon dan dibuat dari bahan germanium. Dan yang banyak digunakan dipasaran adalah Transistor dari bahan silicon. Transistor yang terbuat dari bahan silicon mempunyai ciri khas yaitu mempunyai tegangan antara basis dan emitornya.
Penguat Kelas A Pada rangkaian Transistor mempunyai 3 kaki, yaitu Kolektor, Basis, dan Emitor. Kemudian diberi tegangan catu daya yang mengakibatkan transistor dialiri arus dari kutub positif ke kutub negatif. Sebagian arus mengalir melalui kaki basis dan yang lainnya melewati kaki emitor menuju ke ground. Antara basis dan emitor tegangannya 0,7 karena terbuat dari bahan silicon. Besarnya arus kolektor sama dengan suatu konstanta yang disebut Beta DC (HFE) yang mana besarnya konstan. Untuk sinyal carrier pada kelas A, input penguatnya yaitu gelombang sinus. Sinyal input akan naik tegangannya (diatas 0,7). Sehingga pada basis ada tegangan DC ditambah tegangan dari sinyal input sehingga arus kolektor jadi lebih besar dan tegangan kolektor jadi lebih besar juga. Pada kolektor masih ada unsur DC dan arus bolak balik. Kemudian diteruskan dengan menggunakan kapasitor (DC diblok dan AC diteruskan). Jika input dan Ouput bentuknya sama maka disebut penguatan linier. Sinyal termodulasi AM, sumbunya di tengah. Karena dari rangkaian tadi, jadi tegangan basisnya diatas 0,7 semuanya akan dikuatkan. Jika penguatanya sinyal besar, maka bagian atas akan terpotong. Namun jika penguatan sinyalnya kecil tidak terpotong seperti pada gambar. Pada penguatan sinyal kecil input dan outpunya sama. Maka pada kelas A hanya untuk penguatan sinyal kecil saja. Penguatan sinyal kecil pada kelas A saja yang bisa digunakan untuk sinyal termodulasi AM karena tidak menyebabkan cacat pada modulasi (linier).
Penguat Kelas B Pada kelas B, tegangan basis dibuat 0,7 volt. Jadi RFC (induktor) dihubungkan dengan dioda, dimana dioda ini terbuat dari bahan dilicon yang memiliki tegangan 0,7 volt. Sedangkan basis dan emitor tegangannya juga 0,7 volt. Jadi dalam keadaan standby, tidak akan ada arus mengalir , arus basis tidak akan mengalir karena besarnya tegangan sama. Kalau pada input penguat diberi sinyal sehingga tegangannya lebih besar daripada 0,7. Maka arus basis akan mengalir. Jadi jika ada sinyal input maka ada arus basis, sehingga ada arus kolektor yang lebih besar dan sinyal outputnya akan lebih besar. Kemudian pada rangkaian terdapat kumparan atau disebut sebagai RFC (Radio Frequency Choke) yang menyalurkan arus DC tapi menghambat arus AC, jadi agar frekuensi tingginya tidak bocor ke power supply, dan diarahkan ke kapasitor. Kapasitor ini menyalurkan arus AC dan menghambat arus DC. Jadi output yang dihasilkan adalah AC. Untuk sinyal carrier pada kelas B, tegangan pada sinyal input akan naik turun, yang dikuatkan oleh kolektor adalah yang diatas 0,7. Fase yang lebih besar dari 0,7 akan dialirkan arus basisnya sehingga terjadi perubahan arus pada kolektor. Perubahan arus pada kolektor menyatakan perubahan tegangan pada kolektor yang lebih besar Input dan output pada sinyal carrier kelas B berbeda (bukan penguat linier)
Penguat Kelas C Pada kelas C, jika ada sinyal input yang besarnya diatas 0,7 volt, maka akan ada mengalir arus basis dan akan mengalir arus kolektor. Sehingga jika sinyal bolak balik disalurkan ke kolektor juga bolak-balik. Kemudian diteruskan olek kapasitor (AC yang keluar sebagai sinyal output). Sinyal termodulasi AM, yang dikuatkan oleh transistor di kolektor adalah hanya diatasnya 0,7. Hanya ujungnya (pucuk) yang dikuatkan. Kelas C lebih efisien daripada kelas B, hanya saja untuk penguatan AM Kelas B dan Kelas C tidak bisa digunakan.
Penguat Kelas A Rangkaian penguat kelas A menggunakan transistor sebagai penguat. Penguat tabung elektron pada zaman dahulu, yang digunakan sekarang penguat transistor. Penguat ransistor itu ada 2 macam menurut bahannya, yaitu dari silikon dan germanium. Yang banyak beredar di pasaran adalah transistor silikon, sedangkan germanium jarang diproduksi. Ciri khas transistor silikon mempunyai tegangan antara basis dan emitor pada saat operasional 0,7 V, sedangkan germanium 0,2 V. Transistor mempunyai 3 kaki, kaki ini adalah kaki kolektor, kaki basis, kaki emitor. Kalau dirangkai ada tegangan yang memberi tegangan pada basis disebut R bias. Pada basis pembagian tegangan tujuannya untuk memberikan arus basis, sehingga akan mengalir arus basis antara basis dan emitor. Jika mengalir arus basis maka akan mengalir pula arus kolektor seperti pada gambar. Semua menuju ke ground. Arus mengalir melalui R bias terus menuju ke ground. Karena tegangan disini syaratnya harus lebih tinggi dari tegangan emitor + 0,7. Kalau lebih tinggi, maka akan mengalir arus dari basis ke emitor sehingga akan mengalir arus kolektor. Besar arusnya sama dengan arus konstanta atau beta DC atau HFE yang mana besarnya konstan. Misalkan arus sebesar 100 maka arus konstanta juga 100. Karena arus kolektor cukup besar dibanding basis, sehingga tegangan di kolektor menjadi lebih besar. VB = VE + VB-E Penguat Kelas B Tegangan basis dibuat 0,7 sehingga dalam keadaan standby tidak akan ada arus yang mengalir atau arus basis tidak akan mengalir. Karena tingginya sama, besarnya tegangan juga sama. Tidak ada arus mengalir dari satu titik ke titik yang lain. Kalau nanti kita beri sinyal di input ini sehingga tegangan lebih besar di sini daripada 0,7 maka mengalir arus basis sehingga ada arus kolektor yang lebih besar dan sehingga sinyal pun menjadi lebih besar. Disini juga terdapat kumparan yang disebut RFC (Radio Frequency Choke), menyalurkan arus DC tetapi menghambat arus AC frekuensi tinggi. Penguat Kelas C Langsung dari sini lewat kumparan, serta tegangan disini 0 V dalam keadaan standby atau tidak ada input. Jika ada sinyal input besarnya diatas 0,7 V maka akan mengalir arus basis dan arus kolektor.
Penguat Kelas A Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu 07 sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Penguat kelas A Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Pada penguat kelas A seluruh daur masukkan dikuatkan sehingga ouputnya merupakan salinan yang diperbesar amplitudonya. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat kelas A ini tidak terlalu efisien digunakan, karena dengan efisiensi maksimum 50% bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil. Dalam penguat Kelas A, rangkaian selalu menghantar dan beroperasi pada bagian yang liniear pada lengkungan karakteristik penguat karena unsur penguatnya diberi prategangan. Penyebab dari efisien yang rendah adalah penguat kelas a ini selalu menghantar dan beroperasi meskipun tidak ada masukkan sehingga terdapat daya yang terbuang.
Penguat Kelas B Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu dan daya tidak terbuang. Penguat Kelas B tunggal jarang digunakan, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul. jika tidak ada input maka kelas b tidak ada tegangannya.
Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Input basis dalam penguat C lebih renggang kelas C hanya diambil ujungnya dan hasilnya lebih tinggi, dan hasilnya cacat pada carrier, namun cacat pada carrier tidak bermasalah. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF. Cacat yang terjadi dapat dikurangin dengan menggunakan beban pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya.
Penguat Carrier dan Sistem Modulasi, Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah. Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul. Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Bila terjadi modulasi, maka amplitudo sinyal Termodulasi berubah sesuai perubahan amplitudo sinyal pemodulasinya. Indeks modulasi berharga antara 0 sampai 1dan sering disebut presentase modulasi. Dalam modulasi AM, seberapa esarnya carrier termodulasi disebut sebagai presentase modulasi (derajat modulasi). Saat amplitudo (peak to peak) sinyal permodulasi sama dengan amplitudo dari unmodulated carrier, maka dikatakan termodulasi 100%. Sinyal AM mengandung komponen sinyal pembawa dan komponen sinyal sideband sehingga mengandung daya yang lebih banyak. Pembangkitan sinyal AM secara prinsip dipisah menjadi dua, pertama pemancar AM dan kedua pembangkit sinyal AM yang dibuat di labolaturium. Pemancar AM akan membangkitkan sinyal AM dengan daya besar, sehingga faktor efisiensi menjadi penting. Sedangkan pembangkit AM dilabolaturium memerlikan daya kecil dan kesederhanaan rangkaian menjadi lebih penting dibandingkan dengan faktor efisiensi. Untuk membangkitkan sinyal AM secara prinsip hanya perlu untuk mengoperasikan sederetan pulsa-pulsa arus. Deretan arus tersebut dihasilkan oleh sebuah penguat kelas C yang sebanding dengan tegangan sinyal pemodulasinya. Setiap pulsa akan mengoperasikan timbulnya satu dumped oscilation pada rangkaian tuning. Osilasi yang terjadi memiliki amplitudo awal yang sebanding dengan bentuk pulsa arus dan satu laju kelandaian yang tergantung pada waktu konstan rangkaian tuningnya.
Untuk penguat kelas A waktu gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan , pada rangkaian transistor terdapat 3 kaki yaitu kollektor basis dan emitor yang dimana diberi tegangan catu daya sebesar contoh 12 V mengalir dari positif menuju ke negative lalu menuju ke ground, transistor memiliki dua jenis NPN dan BJT, sebelum arus melewati basis terdapat 2 resistor yang letaknya disamping kiri, yang dimana berfungsi sebagai pembagi arus yang lewat . Transistor mmiliki sifat antara basis dan emitor memiliki tegangan 0, 7 V untuk bahan silicon, pada tegangan basis harus diatas 0,7 volt atau tegangannya harus lebih besar daripada emitor, agar dapat disalurkan ke emitor dari basis, dimana tegangan pada basis harus lebih dari 0,7 volt dan dan arusnya harus 0. Pada waktu proses sinyal gelombang yang dari catu daya masuk melewati capasitor yang kemudian di filtering agar tegangngan DC tidak melewatinya, kemudian gelombang input diperkuat oleh basis dengan gelombang harus berada diatas 0,7, pada kolektor gelombang tersebut diperkuat lagi dan akhirnya pada waktu dikeluarkan terdapat gelombang input dan output yang sama.oleh karena itu Untuk modulasi AM hanya diperbolehkan menggunakan penguat kelas A yang dimana sinyal yang diberikan kecil agar tidak rusak
Penguat Kelas B
Pada penguat kelas B dimana diganti oleh diode sebagai pengganti dari resistor yang terletak di kiri bawah , pada jalur kolektor diberi konduktor, pada penguat kelas B terdapat RFC (Radio Frequency Chock) yang diamana fungsinya untuk menghambat frequensi radio, yang mengabitkan tegangngan pada diode sama dengan tegangan pada basis emitor, yang dimana jika lebih dari 0,7 baru mengalir arus basis nya, kemudian input diberi tegangan AC yang melewati kapasitor lalu naik menjadi diatas 0,7, ketika diatas 0,7 diperkuat oleh arus kolektor, kemudian diletakkan oleh kapasitor dan turun sedikit , jika tidak ada input maka penguat kelas B tidak aka nada tegangan nya. Penguat Kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada Penguat Kelas A. Letak titik kerja berada di ujung kurva karakteristik sehingga hanya menguatkan setengah input gelombang atau 180° gelombang. Karena hanya melakukan penguatan setengah gelombang dan menonaktifkan setengah gelombang lainnya, Penguat Kelas B ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penguat kelas A. Secara teoritis, Penguatan atau Amplifier kelas B ini memiliki efisiensi sebesar 75%. Kelemahan pada Penguat Kelas B ini adalah terjadinya distorsi cross-over.
Penguat Kelas C
Rangkaian pada kelas C aslinya mirip sama rangkaian dari kelas B yang membedakan hanya saja pada dioda digantikan induktor pada kelas C, yang dimana menyebabkan arus dan tegangan yang melewati basis 0 karena tertahan, pada proses nya gelombang input masuk dan melewati basis yang dimana pada basis hanya pucuk gelombangnya yang diambil, lalu gelombang melewati kolektor dengan proses memperkuat gelombang pucuk tadi dan akhirnya output pada kelas C memiliki keregangan yang mirip dengan kelas B. Amplifier atau Penguat Kelas C ini menguatkan sinyal input kurang dari setengah gelombang (kurang dari 180°) sehingga distorsi pada Outputnya menjadi sangat tinggi. Namun Efisiensi daya pada penguat kelas C ini sangat baik yaitu dapat mencapai efisiensi daya hingga 90%. Penguat Kelas C ini sering digunakan pada aplikasi khusus seperti Penguat pada pemancar Frekuensi Radio dan alat-alat komunikasi lainnya
Penguat kelas A waktu gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan , pada rangkaian transistor terdapat 3 kaki yaitu kollektor basis dan emitor yang dimana diberi tegangan catu daya sebesar contoh 12 V mengalir dari positif menuju ke negative lalu menuju ke ground, transistor memiliki dua jenis NPN dan BJT, sebelum arus melewati basis terdapat 2 resistor yang letaknya disamping kiri, yang dimana berfungsi sebagai pembagi arus yang lewat . Transistor mmiliki sifat antara basis dan emitor memiliki tegangan 0, 7 V untuk bahan silicon, pada tegangan basis harus diatas 0,7 volt atau tegangannya harus lebih besar daripada emitor, agar dapat disalurkan ke emitor dari basis, dimana tegangan pada basis harus lebih dari 0,7 volt dan dan arusnya harus 0. Pada waktu proses sinyal gelombang yang dari catu daya masuk melewati capasitor yang kemudian di filtering agar tegangngan DC tidak melewatinya, kemudian gelombang input diperkuat oleh basis dengan gelombang harus berada diatas 0,7, pada kolektor gelombang tersebut diperkuat lagi dan akhirnya pada waktu dikeluarkan terdapat gelombang input dan output yang sama.oleh karena itu Untuk modulasi AM hanya diperbolehkan menggunakan penguat kelas A yang dimana sinyal yang diberikan kecil agar tidak rusak
Penguat Kelas B
Pada penguat kelas B dimana diganti oleh diode sebagai pengganti dari resistor yang terletak di kiri bawah , pada jalur kolektor diberi konduktor, pada penguat kelas B terdapat RFC (Radio Frequency Chock) yang diamana fungsinya untuk menghambat frequensi radio, yang mengabitkan tegangngan pada diode sama dengan tegangan pada basis emitor, yang dimana jika lebih dari 0,7 baru mengalir arus basis nya, kemudian input diberi tegangan AC yang melewati kapasitor lalu naik menjadi diatas 0,7, ketika diatas 0,7 diperkuat oleh arus kolektor, kemudian diletakkan oleh kapasitor dan turun sedikit , jika tidak ada input maka penguat kelas B tidak aka nada tegangan nya. Penguat Kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada Penguat Kelas A. Letak titik kerja berada di ujung kurva karakteristik sehingga hanya menguatkan setengah input gelombang atau 180° gelombang. Karena hanya melakukan penguatan setengah gelombang dan menonaktifkan setengah gelombang lainnya, Penguat Kelas B ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penguat kelas A. Secara teoritis, Penguatan atau Amplifier kelas B ini memiliki efisiensi sebesar 75%. Kelemahan pada Penguat Kelas B ini adalah terjadinya distorsi cross-over.
Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Tambahan penjelasan penguatan modulasi dibagi menjadi 3 yaitu penguat A,B,C dimana setiap penguat memiliki perbedaan diantara yg lain penguat kelas A menguatkan seluruh daurnya biasanya dan ini merupakan salinan asli yang di perbesar amplitudonnya,penguat kelas A ini digunakan penguat kecil,penguat ini tidak terlalu diefisenkan,diefesienkan 50%.Penguat B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Dan pada penguat C efiesiensinya mencapai 90% karena sangat efiesien maka penguat C dipakai pada pemancar frekuensi radio dan alat komunikasi yang lainnya
1C/14/Firmansyah Hifsony/2041160014 ⠀ ⠀ Penguat Carrier dan Sistem Modulasi *Penguat Kelas A⠀
Rangkaian Penguat Kelas A memiliki gelombang input dan outputnya konstan atau sama, untuk rangkain transistor dimana transistornya sendiri memiliki 3 kaki yaitu basis, colector, dan emitor. di atas colector di kasih catu daya sehingga transistor diberikan tegangan dan aluran arus, arus akan melewati colector dan basis, dan akan keluar melewati emitor menuju ke ground.Transistor memiliki 2 jenis yaitu NPN dan PNP sebagai pembagi tegangan.⠀ Transistor memiliki karakteristik tegangan yaitu Vbasis dan Vemitor nilainya selalu 0.7V, ⠀ Apabila transistor tersebut dialiri oleh arus maka akan ada tegangan emitor dan tegangan basis, dimana tegangan basis lebih tinggi dibandingkan tegangangn emitor. dari pernyataan tersebut maka di peroleh VB=VE+VB(0,7), apabila tegangan basis masuk lebih besar dari VE+VB-E(0,7) makan akan ada arus basis yang mengalir ke emitor.⠀ Kalau dilihat dari pengenguat AC di kelas A ada input penguat dan output penguaat. dari input penguat masuk ke basis lalu ke kolektor hingga output penguat, input dari penguat penguat merupakan gelombang sinus.⠀ ⠀ *Penguat kelas B⠀ Pada rangkaian Penguat Kelas B terdapat dioda sebagai pengganti resistor dipenguat kelas A,tegangan diujung diode bernilai 0,7V, Pada input diberi tegangan AC melewati kapasitor ssehingga tegangan akan naik diatas 0,7V, tegangan di atas 0,7V diperkuat oleh arus colector kemudian dilewatkan kapasitor, Apabila tidak ada input pada kelas B maka tidak ada tegangan yang mengalir⠀ ⠀ *Penguat Kelas C⠀ Pada kelas C ini terdapat resistor dan induktor, disini tegangan tegangan yang melewati basis tida ada atau 0 karena tertahan, pada prosesnya gelombang input masuk melewati basis yang dimana basis yang diperkuat hanya pucuknya saja, sehingga disini gelombang akan terbentuk renggang (tidak rapat).disini kelas C lebih renggan daripada kelas B
Koordinat lokasi : -7.945491400039491, 112.6165624280696
Penguat kelas A waktu gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan,pada rangkaiantransistor terdapat 3 kaki yaitu kollektor basis dan emitor.trasnsistor memiliki dua jenis NPN dan BJT ,Trasnsistor memiliki sifat antara basisi dan emitor memiliki tegangan 0,7 v untuk bahan silikon.pada waktu proses sinyal gelombang yang dari catu daya masuk melewati capasitor yang kemudian di filtering agar tegangan DC tidak melewatinya.
penguat kelas B diganti oleh diode sebagai penggati dari resistor yang terletak di kiri bawah ,pada penguat kelas B terdapat RFC yang dimana fungsinya untuk menghambat radio,Penguat kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada penguat kelas A.Letak titik kerja berada di ujung kurva karakteristik sehingga hanya enguatkan setengah input gelombang Penguatan atau ampilfer kelas B ini memiliki efesiensi sebesar 75%,kelemahan pad penguat kelas B ini adalah terjadinya distorsi cross-over.
Penguat kelas C menghatar kurang dari 50% sinyal masuk dan cacat keluarannya tinggi,tetapi efesiensinya dapat mencapai 90%
Penguat Carrier & Sistem Modulasi Penguat kelas A: Rangakain penguat menggunakan transistor sebagai penguat. Transistor ada 2 macam menurut penggunaanya yaitu dari 1.bahan silicon, Ciri khas silikon mempunyai tegangan antara basis dan emitornya ialah 0.7 2.bahan germanium, untuk germanium 0.2. Yang banyak beredar di pasaran adalah Transistor dari silikon sedangkan germanium jarang digunakan. Transistor memiliki 3 kaki yaitu kolektor, basis dan emitor. Pada basis, merupakan pembagian tegangan tujuannya untuk memberikan arus basis sehingga pada tegangan yang cukup akan mengalir arus basis dan emitor. Jika mengalir arus basis maka akan mengalir arus kolektor. Karena tegangan harus lebih tinggi daripada tenganan emitor ditambah 0.7. kalau tegangan lebih tinggi maka akan mengalir arus dari basis ke emitor sehingga mengalir arus kolektor. Kalau arus kolektor cukup besar dibanding basis tegangan menjadi lebih besar. Sinyal Carrier : Urutannya input basis,kolektor, output. Input sinyal frekuensi radio kemudian masuk ke kaki basis yang lebih besar dari 0.7. sinyal input akan naik diatas 0.7. sehingga di basis ada tegangan DC ditambah tegangan dari sinyal input bolak balik sehingga arus collector jadi kebih besara dan tegangan kaki di kolektor lebih besar. Kemudian di kopring menggunakan kapasitor sehingga AC diteruskan.jika bentuk input output sama maka disebut penguatan linier.
Kelas B: Pada kelas B tegangan basis dibuat 0.7. dioda menggunakan bahan silikon tegangannya 0.7 sedangkan basis dan emitor juga 0.7. jadi tegangan VB=0.7 v. Pada B arus basis tidak akan mengalir. Karena tingginya sama sama 0.7. Jika, diberikan sinyal di input maka tegangan lebih besar dari 0.7 maka akan ada aris basis sehingga akan ada arus kolektor yang kebih besar dan sinyal outputnya akan lebih besar. Pada B ada kumparan disebut sebagai choke. Sinyal Carrier : Input gelombang radio, melewati kapasitor. Kemudian ada dioda dan pasti 0.7. sumbu dimulai dari 0.7. perubahan tegangan pada sinyak input akan berbentuk nanik turun. Yang dikeluarkan oleh kolektor yaitu yang diatas 0.7. Input dan output bentuknya berbeda. Maka dari itu ini bukan penguat linier.
Kelas C : Tegangan 0V kalau tidak ada input. Jika ada sinyal input besarnya diatas 0.7 maka akan ada mengalir arus basis dan mengalir arus kolektor. Sehingga sinyal boleh balik dan diteruskan oleh kapasitor. Sinyal Carrier : Induktor dengan tegangan 0 karena mengalirkan arus DC. Input, masuk. 0 ke bawah hilang karena di groundkan. Jadi hanya diatas yang diteruskan di basis. Diatas jika mencapai 0.7 maka yang akan menjadi arus basis sisa yang diatas ke emitor yang diatas akan diperkuat dengan dengan konstanta lewat induktor sehingva lebih besar tetapi ujungnya terpotong. Kemudian setelah dilewatkan AC maka sinyal input dan outputnya berbeda jauh sehingga disebut sinyal Carrier.
Modulasi FM : Kelas A: Untuk penguatan sinyal kecil : basis naik sebesar 0.7, dikuatkan di kolektor dan bentuknya sinus dan outputnya sama juga yaitu sinus. Penguatan sinyal besar: Perbedannya di kolektor ujungnya terpotong karena penguatan sinyalnya terlalu besar sehingga ujungnya terpotong. Jika, dikuatkan lagi maka ujuangnya terpotong lagi. Tetapi sinyal ini tetep disebut penguat linier. Kelas B: Input FM termodulasi, di basis naik sebesar 0.7. yang dibawah dipotong dan hanya diatas yang dikuatkan. Tetapi sinyal ini tetep disebut penguat linier karena tidak menganggu modulasi. Kelas C: Inputnya dipotong 0.7V hanya yang diatas yang diperkuat.Tetapi sinyal ini tetep disebut penguat linier karena tidak menganggu modulasi.
PENGUAT CARRIER dan SISTEM MODULASI > Penguat A mengguankan transistor sbg penguat, ada 2 macam yang jadul dan yg sekarang, transistor ada 2 macam yang terbuat dari silikon dan germanium bahan silikon banyak di produksi, silokon punya ciri khas antara basis dan emitornya 0,7 volt, germanium 0,2 volt, kita bahas silikon krn banyak digunakan, transis tor ada 3 kaki, kolektor, basis, emitor. Ada catu daya diatas kolektor sehingga transistor diberikan tegangan dan saluran arus, yang dimana akan melewati kolektor dan basis, dan akan keluar melewati emitor menuju ke ground
> Penguat kelas B Pada rangkaian penguat kelas B terdapat dioda sbg resistor diprnguat kelas A, tengan diujing dioda 0,7V, pada input diberi tegangan AC melewati kapasitor sehingga tengaggangan akan naik diatas 0,7V, tegangan diatas 0,7V diperkuat oleh arus kolektor kemudian dilewatkan kapasitor, Apabila tidak ada input pada kelas B maka tidak ada tegangan mengalir
Pengaut C ada resistor dan induktor, disisni tegangan yg melewati basis tidak ada atau 0 karena tertahan, proses input gelombang input masuk melewati basis yang diperkuat hanya pucuk nya saja, sehinnga akan berbentuk renggang.
1C/03/ADITYA VERDIANDA YAQUB/2041160013 Koordinat Lokasi :-7.926388,112.042165
Penguat Kelas A
Pada penguat kelas A terdapat 2 Resistor yang disebut RB yabg digunakan sebagai pembagi tegangan, tujuannya untuk memberi tegangan pada Basis sehingga akan terdapat Arus Basis yang mengalir ke Emitor. Jika terdapat arus basis maka juga akan mengalir arus collector. Arus yang mengalir dari basis akan menuju ke emitor dan juga arus kolektor akan menuju ke emitor karena terdapat ground di bawah emitor. Tegangan basis harus lebih tinggi dibanding tegangan di Emitor di tambah 0.7 sehingga akan mengalir arus basis karena perbedaan tegangan. Arus kolektor merupakan sebuah konstanta yang disebut betadc. Besar tegangan pada basis merupakan besar tegangan basis di tembah dengan besar tegangan basis ke emitor. Pada penguat kelas A sinyal carrier masuk ke kaki basis besarnya lebih dari 0.7 V. Sehingga pada basis akan ada tegangan DC di tambah Tegangan input sehingga arus kolektor jadi lebih besar. Kemudian arus tersebut di kopling menggunakan kapasitor sehingga arus DC akan di blok dan arus AC akan diteruskan. Hanya penguat kelas A saja yang dapat digunakan untuk menguatkan sinyal termodulasi AM karena ujung2 gelombang nya tidak terpotong seperti pada penguat kelas B maupun Kelas C
Penguat kelas B
Pada penguat kelas B tegangan Basis dibuat 0.7. Pada rangakaian ini tidak dipakai Rb namun digunakan dioda yang mempunyai tegangan 0.7. Sehingga VBE=0.7. Jadi dalam keadaan stand by tidak ada arus yang mengalir karena besarnya tegangan sama yaitu 0.7. Namun bila diberi sinyal input maka akan mengalir arus. Pada penguat kelas B sinyal carrier melewati kapasitor. Karena ada dioda maka VB = 0.7 V dan VBE = 0.7 V. Perubahan tegangan input yabg dikuatkan oleh emitor yaitu tegangan di atas 0.7 V. Karena di atas 0.7 V maka akan mengalir arus Basis. Sehingga gelombangnya terpotong yang menyebabkan tegangan input dan output menjadi berbeda dan bukan penguat linier.
Penguat kelas C
Pada penguat kelas C tegangan langsung melewati kumparan. Sehingga dalam keadaan stand by tegangannya akan 0. Namun jika ada tegangan input di ata 0.7 V maka akan ada arus Basis dan arus kolektor. Pada penguat ini tegangan yang masuk merupakan tegangan yang besarnya di atas 0. Namun hanya gelombang yang di atas 0.7 V yang diteruskan sehingga ujung gelombang akan terpotong dan kemudian dikuatkan oleh emitor.
Pada penguatan sinyal termodulasi FM semua penguat kelas A, kelas B maupun kelas C dapat digunakan karena walaupun gelombangnya terpotong tegangan input dan outputnya tidak sama modulasinya tidak akan terganggu karena yang digunakan modulasi frekuensi sehingga rapat renggangnya tetap
Penguat Kelas A memiliki input dan outputan yang sama serta memiliki 3 kaki yaitu kolektor, basis, dan emitor. Penguat ini juga banyak diedar di pasaran dengan menggunakan bahan silikon. Penguat ini memiliki ciri khusus yaitu memiliki tegangan sekitar 0,7 V. Pada basis rangkaian terdapat pembagian tegangan yang bertujuan untuk memberikan arus basis sehingga jika tegangannya berada pada tegangan yang cukup akan mengalir arus basis.
Penguat Kelas B tegangan basisnya dibuat 0,7V dimana diodenya dibuat dari bahan silikon. Arus dalam Penguat Kelas B akan bernilai 0 karena telah dialiri oleh tegangan. Tetapi jika dialiri sinyal input maka akan ada arus yang basis yang masuk. Kumparan RFC menyalurkan arus DC dan menghambat arus AC agar tak bocor ke power supply dan diarkahkan kapasitor dan kapasitor tersebut akan menghambat arus DC.
Penguat Kelas C tegangan dalam penguat ini bernilai 0 karena langsung melewati kumparan. Jika ada sinyal input besarnya diatas 0,7 maka akan ada mengalir arus basis serta arus kolektornya.
Ciri dari Kelas A adalah bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan (gelombang yang dimodulasi utuh semuanya) dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen dc nya. Dalam rangkaiannya, terdapat transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Di bagian atas Resistor yang mempunyai arus Ic diberi tegangan 1 sebesar 12 volt yang mengalir arus dari kutub positif mengalir ke resistor kemudian menuju kutub negative negative (ground). Transistor itu sendiri mempunyai 2 jenis yaitu NPN dan PNP. Ciri dari NPN yaitu mempunyai panah yang mengarah ke keluar. Transistor ini mempunyai karakteristik yaitu tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 Volt dengan syarat bahan pembuat dari silicon. Proses dari penguat Kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui kaki input penguat lalu menyeberangi kapasitor. Terdapat Tegangan DC dari nol Volt yang terbagi beberapa volt. Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor+0,7 V yang menyebabkan terjadinya arus emitor.
Penguat kelas B
Pada penguat kelas B tegangan Basis dibuat 0.7. Pada rangakaian ini tidak dipakai Rb namun digunakan dioda yang mempunyai tegangan 0.7. Sehingga VBE=0.7. Jadi dalam keadaan stand by tidak ada arus yang mengalir karena besarnya tegangan sama yaitu 0.7. Namun bila diberi sinyal input maka akan mengalir arus. Pada penguat kelas B sinyal carrier melewati kapasitor. Karena ada dioda maka VB = 0.7 V dan VBE = 0.7 V. Perubahan tegangan input yabg dikuatkan oleh emitor yaitu tegangan di atas 0.7 V. Karena di atas 0.7 V maka akan mengalir arus Basis. Sehingga gelombangnya terpotong yang menyebabkan tegangan input dan output menjadi berbeda dan bukan penguat linier.
Penguat kelas C
Tegangan 0V kalau tidak ada input. Jika ada sinyal input besarnya diatas 0.7 maka akan ada mengalir arus basis dan mengalir arus kolektor. Sehingga sinyal boleh balik dan diteruskan oleh kapasitor. Sinyal Carrier : Induktor dengan tegangan 0 karena mengalirkan arus DC. Input, masuk. 0 ke bawah hilang karena di groundkan. Jadi hanya diatas yang diteruskan di basis. Diatas jika mencapai 0.7 maka yang akan menjadi arus basis sisa yang diatas ke emitor yang diatas akan diperkuat dengan dengan konstanta lewat induktor sehingva lebih besar tetapi ujungnya terpotong. Kemudian setelah dilewatkan AC maka sinyal input dan outputnya berbeda jauh sehingga disebut sinyal Carrier.
Modulasi FM : Kelas A: Untuk penguatan sinyal kecil : basis naik sebesar 0.7, dikuatkan di kolektor dan bentuknya sinus dan outputnya sama juga yaitu sinus. Penguatan sinyal besar: Perbedannya di kolektor ujungnya terpotong karena penguatan sinyalnya terlalu besar sehingga ujungnya terpotong. Jika, dikuatkan lagi maka ujuangnya terpotong lagi. Tetapi sinyal ini tetep disebut penguat linier. Kelas B: Input FM termodulasi, di basis naik sebesar 0.7. yang dibawah dipotong dan hanya diatas yang dikuatkan. Tetapi sinyal ini tetep disebut penguat linier karena tidak menganggu modulasi. Kelas C: Inputnya dipotong 0.7V hanya yang diatas yang diperkuat.Tetapi sinyal ini tetep disebut penguat linier karena tidak menganggu modulasi.
a. Rangkaian pada kelas A Sinyal input dengan tegangan sebesar 0,7 di inputkan ke R basis bertujuan untuk memberikan arus pada basis, dan arus mengalir pada basis dan emitor lalu pada arus kolektor dari VCC langsung ke ground dengan tegangan yang sama yaitu 0,7 besarnya konstan. b. Rangkaian pada kelas B Sinyal di inputkan dengan tegangan sebesar 0,7 pada tegangan basis serta di hubungkan langsung ke diode, serta basis dan emitor juga sebesar 0,7 sehingga tidak ada arus yang mengalir karena tinggi dan besar nya sama sebesar, lalu akan ada arus serta kumparan yang menyalurkan langsung ke DC sehingga dapat mengarahkan ke kapasitor. c. Rangkaian pada kelas C Proses nya langsung lewat kumparan dengan tegangan sebesar 0 volt , tidak ada input jika ada input tegangan nya harus di atas 0,7 yang akan mengalir pada arus basis dan arus kolektor dan keluar sebagai tegangan output.
Sinyal carrier a. Kelas A Sinyal frekuensi radio kemudian masuk ke dalam kaki basis dengan tegangan lebih besar dari 0,7 tergantung besaran emitor, sehingga di tegangan DC ditambahkan tegangan input menjadi lebih besar di kaki kolektor dengan arus bolak balik, lalu di koplingkan di kapasitor kemudian arus AC di teruskan ke output, jadi input dan outputnya bentuknya sama disebut dengan penguat linear b. Kelas B Inputnya sama yaitu sinyal frekuensi radio, input masuk melewati kapasitor kemudian masuk ke Diode dengan 0,7 secara konstan, perubahan sinyal naik turun yang dikuatkan oleh emitor sebesar 0,7 sehingga menjadi perubahan arus pada kolektor karena lebih besar dari 0,7. Jadi input dan outputnya berbeda sehingga bukan penguat linear c. Kelas C Tegangan pada inductor sebesar 0 volt karena cuman kawat yang di gulungkan, input masuk ke basis sebesar 0 volt hilang karena di groundkan, jika diatas 0,7 akan tetap ada, yang akan menjadi arus basis hanya kepala emitor karena dibawah 0,7 hanya pada ujungnya yang di potong di kolektor kemudian di lewatkan ke AC.
Sinyal termodulasi AM a. Kelas A Sinyal sudah termodulasi dan dikuatkan secara AM, sumbunya di tengah dengan basis di atas 0,7 jika penguat lebih besar akan otomatis ke potong di kolektor. Jadi sinyal pada kelas A hanya untuk sinyal kecil saja b. Kelas B Sama seperti di kelas A hanya saja tegangan di atas 0,7 akan naik di diode terpotong karena melebihi 0,7. Jadi sinyal pada kelas B tidak bisa di gunakan oleh sinyal kecil c. Kelas C Input sama termodulasi, di inputkan di atas kaki basis dengan tegangan harus di atas 0,7 yang dikuatkan pada kolektor hanya pada pucuknya saja. Jadi perbedaan antara kelas B dan kelas C ada pada rapat dan renggang nya sinyal.
Sinyal termodulasi FM a. Kelas A Untuk penguat kelas kecil Di atas 0,7 dikuatkan di kolektor dengan bentuk sinus di output juga sinus di input Kemudian masuk ke kaki basis lalu di kolektor di potong karena output dan inputnya tidak sama karena ujung nya terpotong. b. Kelas B Input termodulasi FM di kaki basis naik ke kolektor kemudian input dan outputnya tidak sama tetapi masih di sebut penguat linear c. Kelas C Sama seperti yang lain hanya saja input yang di atas 0,7 sehingga output dan inputnya disebut linear karena normal rapat renggang nya sinyal kemudian bisa diterima oleh pendengar dengan baik
Penguat Kelas A Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Ciri dari Kelas A yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan (gelombang yang dimodulasi utuh semuanya) dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen dc nya. . Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Pada kelas A Dalam rangkaiannya, terdapat transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Di bagian atas Resistor yang mempunyai arus Ic diberi tegangan 1 sebesar 12 volt yang mengalir arus dari kutub positif mengalir ke resistor kemudian menuju kutub negative negative (ground). Transistor itu sendiri mempunyai 2 jenis yaitu NPN dan PNP. Ciri dari NPN yaitu mempunyai panah yang mengarah ke keluar. Transistor ini mempunyai karakteristik yaitu tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 Volt dengan syarat bahan pembuat dari silicon. Proses dari penguat Kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui kaki input penguat lalu menyeberangi kapasitor. Terdapat Tegangan DC dari nol Volt yang terbagi beberapa volt. Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor+0,7V yang menyebabkan terjadinya arus emitor.
Penguat Kelas B. Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul. Ciri dari kelas B yaitu kelas B tidak mempunyai inputan dan rangkaiannya terdapat diode penyearah dan mempunyai efisiensi lebih tinggi dari kelas A. Tegangan pada ujung diode sama dengan tegangan basis dan emitor yaitu 0,7 volt yang menyebabkan tidak ada arus basis. Jika melebihi 0,7 volt akan diperkuat oleh arus collector dan menyebabkan tegangan collector semakin besar. Gelombang pada kelas B hanya setengahnya yang diperkuat. Penguat kelas B juga mempunyai transistor sama halnya dengan kelas A yang membantu arus dari kutub positive menuju negative. Dan kemudian frekuensi radio menyebarangi kapasitor dan keluar dari kaki output penguat.
Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
1B/17/NADIA ALIFIAN/2041160131 Ada 3 macam penguatan yang umum digunakan Penguat kelas A Penguat kelas B Penguat kelas C
Kelas A Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat.VB = VE + VBE, dengan nilai VBE=0,7 volt.
Penguat kelas B menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C adalah dalam pemancar RF, cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu.Tegangan basis kelas C hanya melewati induktor saja, tegangannya disebut RFC (Radio Frequency Choke) untuk menghambat frekuensi radio. Arus DC akan masuk namun arus AC akan dihambat, sehingga arus AC akan masuk ke basis. Karena nilai tegangan keduanya ialah nol, maka setelah 0,7 volt ada arus basis yang akan diperkuat oleh transistor. Penguat kelas C menghantarkan sekitar kurang dari 50% sinyal masukan dan sinyal yang cacat keluarannya tinggi, namun efisiennya dapat mencapai 90%.
A. Rangkaian pada kelas A Sinyal input dengan tegangan sebesar 0,7 di inputkan ke R basis bertujuan untuk memberikan arus pada basis, dan arus mengalir pada basis dan emitor lalu pada arus kolektor dari VCC langsung ke ground dengan tegangan yang sama yaitu 0,7 besarnya konstan. B. Rangkaian pada kelas B Sinyal di inputkan dengan tegangan sebesar 0,7 pada tegangan basis serta di hubungkan langsung ke diode, serta basis dan emitor juga sebesar 0,7 sehingga tidak ada arus yang mengalir karena tinggi dan besar nya sama sebesar, lalu akan ada arus serta kumparan yang menyalurkan langsung ke DC sehingga dapat mengarahkan ke kapasitor. C. Rangkaian pada kelas C Proses nya langsung lewat kumparan dengan tegangan sebesar 0 volt , tidak ada input jika ada input tegangan nya harus di atas 0,7 yang akan mengalir pada arus basis dan arus kolektor dan keluar sebagai tegangan output.
Sinyal carrier a. Kelas A Sinyal frekuensi radio kemudian masuk ke dalam kaki basis dengan tegangan lebih besar dari 0,7 tergantung besaran emitor, sehingga di tegangan DC ditambahkan tegangan input menjadi lebih besar di kaki kolektor dengan arus bolak balik, lalu di koplingkan di kapasitor kemudian arus AC di teruskan ke output, jadi input dan outputnya bentuknya sama disebut dengan penguat linear b. Kelas B Inputnya sama yaitu sinyal frekuensi radio, input masuk melewati kapasitor kemudian masuk ke Diode dengan 0,7 secara konstan, perubahan sinyal naik turun yang dikuatkan oleh emitor sebesar 0,7 sehingga menjadi perubahan arus pada kolektor karena lebih besar dari 0,7. Jadi input dan outputnya berbeda sehingga bukan penguat linear c. Kelas C Tegangan pada inductor sebesar 0 volt karena cuman kawat yang di gulungkan, input masuk ke basis sebesar 0 volt hilang karena di groundkan, jika diatas 0,7 akan tetap ada, yang akan menjadi arus basis hanya kepala emitor karena dibawah 0,7 hanya pada ujungnya yang di potong di kolektor kemudian di lewatkan ke AC.
Sinyal termodulasi AM a. Kelas A Sinyal sudah termodulasi dan dikuatkan secara AM, sumbunya di tengah dengan basis di atas 0,7 jika penguat lebih besar akan otomatis ke potong di kolektor. Jadi sinyal pada kelas A hanya untuk sinyal kecil saja b. Kelas B Sama seperti di kelas A hanya saja tegangan di atas 0,7 akan naik di diode terpotong karena melebihi 0,7. Jadi sinyal pada kelas B tidak bisa di gunakan oleh sinyal kecil c. Kelas C Input sama termodulasi, di inputkan di atas kaki basis dengan tegangan harus di atas 0,7 yang dikuatkan pada kolektor hanya pada pucuknya saja. Jadi perbedaan antara kelas B dan kelas C ada pada rapat dan renggang nya sinyal.
Sinyal termodulasi FM a. Kelas A Untuk penguat kelas kecil Di atas 0,7 dikuatkan di kolektor dengan bentuk sinus di output juga sinus di input Kemudian masuk ke kaki basis lalu di kolektor di potong karena output dan inputnya tidak sama karena ujung nya terpotong. b. Kelas B Input termodulasi FM di kaki basis naik ke kolektor kemudian input dan outputnya tidak sama tetapi masih di sebut penguat linear c. Kelas C Sama seperti yang lain hanya saja input yang di atas 0,7 sehingga output dan inputnya disebut linear karena normal rapat renggang nya sinyal kemudian bisa diterima oleh pendengar dengan baik
Penguat(Amplifier) ada 3 kelas, yaitu kelas A, B, C Amplifier Kelas A adalah jenis penguat atau amplifier yang paling umum karena desainnya yang sederhana. Penguat kelas A adalah kelas terbaik dari penguat terutama karena tingkat distorsi sinyal rendah dan mungkin terdengar terbaik dari semua kelas penguat yang disebutkan di sini.Penguat kelas A memiliki linieritas tertinggi di atas kelas penguat lainnya dan karena itu beroperasi di bagian linier kurva karakteristik. Umumnya penguat kelas A menggunakan transistor tunggal yang sama (Bipolar, FET, MOSFET, dll) yang terhubung dalam konfigurasi common emitter untuk kedua bagian gelombang dengan transistor selalu memiliki arus yang mengalir melalui itu, bahkan jika tidak memiliki sinyal dasar.Ini berarti bahwa tahap output apakah menggunakan perangkat Bipolar, MOSFET atau IGBT, tidak pernah didorong sepenuhnya ke daerah cut-off atau saturasi tetapi sebaliknya memiliki titik-biasing base titik-Q di tengah garis bebannya. Kemudian transistor tidak pernah mematikan "OFF" yang merupakan salah satu kelemahan utamanya. Sedangkan, Amplifier Kelas B diciptakan sebagai solusi untuk masalah efisiensi dan pemanasan yang terkait dengan penguat kelas A sebelumnya. Dasar penguat kelas B menggunakan dua transistor bebas baik bipolar FET untuk setiap setengah dari bentuk gelombang dengan tahap outputnya dikonfigurasi dalam pengaturan tipe "push-pull", sehingga setiap perangkat transistor hanya menguatkan setengah dari bentuk gelombang output.Dalam penguat kelas B, tidak ada arus bias base DC karena arus diamnya nol, sehingga daya DC-nya kecil dan karenanya efisiensinya jauh lebih tinggi daripada penguat kelas A. Namun, harga yang dibayarkan untuk peningkatan efisiensi adalah dalam linearitas perangkat switching. Lalu yang terakhir yaitu Penguat Amplifier Kelas C. Desain Penguat (Amplifier) Kelas C memiliki efisiensi terbesar tapi linearitas termiskin dari kelas penguat yang disebutkan di sini. Kelas Penguat sebelumnya, kelas A, kelas B dan kelas AB dianggap sebagai penguat linier, karena amplitudo dan fase sinyal output terkait secara linear dengan amplitudo dan fase sinyal input. Namun, penguat kelas C sangat bias sehingga arus output adalah nol untuk lebih dari setengah dari siklus sinyal input sinusoidal dengan transistor idling pada titik cut-off. Dengan kata lain, sudut konduksi untuk transistor secara signifikan kurang dari 180 derajat, dan umumnya sekitar 90 derajat.
1C/08/Bagus Setiawan/2041160111 Koordinat Lokasi : -7.942146,112.614509
Penguat kelas A
Memiliki ciri-ciri gelombang input dan output tidak mengalami perubahan (konstan).Rangkaian transistor memiliki 3 kaki ( kolektor, basis, emitor ) yang kemudian diberi tegangan DC sebesar 12V yang mengakibatkan transistor dialiri arus listrik dari kutub poisif ke negatif. Sebagian melewati kaki basis serta melewati kaki emitor kemudian ke ground. Transistor memiliki 2 jenis yakni NPN dan PNP sebagai pembagi tegangan. Transistor memiliki karakteristik tegangan basis dan tegangan emitor yang nilainya selalu 0.7 V untuk bahan yang terbuat dari silikon dan germanium. Dimana tegangan basis lebih besar nilainya dibandingkan dengan tegangan emitor. Dari pernyataan tersebut diperoleh VB=VE+VB-E(0,7). Apabila tegangan basis lebih besar dari VE+VB-E(0,7) maka akan ada arus basis yang mengalir ke emitor, terjadi pencampuran tegangan AC dan DC sehingga tegangan menjadi naik. Tegangan pada kaki kolektor cukup besar karena arus kolektor diperoleh dari β x VAC
Penguat Kelas B
Di dalam rangkaian terdapat diode penyearah sebagai pengganti transistor yang berada di penguat kelas A. tegangan di ujung-ujung diode bernilai 0.7 V sama dengan tegangan basis emitor. Karena tegangan yang bernilai sama ini maka tidak ada arus basis yang mengalir. Kemudian penguat diberi input tegangan AC melewati kapasitor, sehingga tegangannya akan naik diatas 0.7 V. Tegangan di atas 0.7 V diperkuat oleh arus kolektor, kemudian dilewatkan kapasitor. Apabila tidak ada input pada kelas B, maka tidak ada tegangan yang mengalir.
Penguat Kelas C
Pada penguat kelas C tegangan dari basis hanya melewati induktor . Arus DC tetap mengalir namun tidak dengan arus AC karena arus AC ditahan. Oleh karena itu tegangan bernilai 0 maka setelah 0.7 masuk ke basis diperkuat oleh transistor dimana hanya ujungnya saja. Yang kemudian dilewatkan kapasitor.
Pada modulasi AM Diperbolehkan menggunakan penguat kelas A dan Kelas C.Sedangkan modulasi FM diperbolehkan menggunakan semua kelas karena tidak akan terjadi kecacatan.
Penguat kelas A. Penguat kelas A adalah penguat dengan efesiensi terendah tetapi memiliki cacat sinyal (distorsi) terkecil. Penguat transistor ini mempunyai titik kerja efektif setengah tegangan Vcc (terletak di tengah-tengah). Agar rangkaian siap bekerja untuk menerima sinyal input, maka penguat ini memerlukan bias awal. Untuk mendapatkan titik kerja transistor tepat setengah tegangan Vcc, maka harus dilakukan sedikit perhitungan melalui pembagi tegangan yang terdiri dari dua buah resistor. Karena memiliki distorsi kecil, maka penguat kelas A dapat digunakan sebagai penguat awal sebuah sistem.
Penguat kelas B. Titik kerja penguat kelas B berada dititik Cut-Off transistor dan bekerja berdasarkan tegangan bias dari sinyal input yang masuk. Penguat kelas B akan berada dalam kondisi OFF jika tidak ada signal input. Oleh karena itu maka penguat kelas B ini mempunyai efesinsi tinggi tetapi tidak dapat bekerja jika tegangan input kurang dari 0,7 Volt. Hal inilah yang menyebabkan signal cacat (distorsi). Penguat kelas B ini dalam aplikasinya menggunakan sistem konfigusi push-pull yang dibangun oleh dua transistor.
Penguat kelas C. Titik kerja penguat kelas C berada di daerah Cut-Off transistor (mirip dengan penguat kelas B) tetapi hanya membutuhkan satu transistor untuk bekerja normal. Penguat kelas C dipakai untuk menguatkan signal pada satu sisi atau bahkan hanya puncak-puncak (peak to peak) signal saja. Penguat ini memerlukan frekuensi kerja sinyal dan tidak memperhatikan bentuk sinyal. Penguat kelas C dipakai pada penguat frekuensi tinggi.
1b/23/tegar/2041160099 Penguat Kelas A Pada Rangkaian penguat kelas A, transistor digunakan sebagai penguat. Menurut bahannya penguat transistor terbagi menjadi 2, yaitu dari silikon dan germanium. transistor silikon paling banyak beredar di pasaran, sedangkan germanium jarang. Ciri khas transistor silikon mempunyai tegangan antara basis dan emitor pada saat operasional 0,7 V, sedangkan germanium 0,2 V. Transistor mempunyai 3 kaki, kaki ini adalah kaki kolektor, kaki basis, kaki emitor. Kalau dirangkai ada tegangan yang memberi tegangan pada basis disebut R bias. Pada basis pembagian tegangan tujuannya untuk memberikan arus basis, sehingga akan mengalir arus basis antara basis dan emitor. Jika mengalir arus basis maka akan mengalir pula arus kolektor. Semua menuju ke ground. Arus mengalir melalui R bias terus menuju ke ground. Karena tegangan disini syaratnya harus lebih tinggi dari tegangan emitor + 0,7. Kalau lebih tinggi, maka akan mengalir arus dari basis ke emitor sehingga akan mengalir arus kolektor. Besar arusnya sama dengan arus konstanta atau beta DC atau HFE yang besarnya konstan. Misal arus sebesar 75 maka arus konstanta juga 75. Karena arus kolektor cukup besar dibanding basis, sehingga tegangan di kolektor menjadi lebih besar. VB = VE + VB-E Penguat Kelas B Tegangan basis dibuat 0,7 sehingga dalam keadaan standby tidak akan ada arus yang mengalir atau arus basis tidak akan mengalir. Karena tingginya sama, besarnya tegangan juga sama. Tidak ada arus mengalir dari satu titik ke titik yang lain. Kalau nanti diberi sinyal di input ini sehingga tegangan lebih besar di sini daripada 0,7 maka mengalir arus basis sehingga ada arus kolektor yang lebih besar dan sehingga sinyal pun menjadi lebih besar. Penguat Kelas C Langsung dari sini lewat kumparan, serta tegangan disini 0 V dalam keadaan tidak ada input. Jika ada sinyal input besarnya diatas 0,7 V maka akan mengalir arus basis dan arus kolektor.
1B/15/Dhorul/2041160127 Koordinat Lokasi : 7°44'42.5"S 113°13'48.0"E
Penguat Kelas A Karakteristik Tipe A adalah bentuk gelombang input dan output tetap tidak berubah (semua gelombang termodulasi) dan karena komponen DC, efisiensinya rendah. Pada rangkaian terdapat transistor dengan 3 cabang, yang terdiri dari kolektor, basis, dan emitor. Pada bagian atas resistor dengan Ic arus, beri tegangan 1 kali 12 volt, yang mengalir dari kutub positif ke resistor lalu ke kutub negatif (ground). Transistor sendiri memiliki dua jenis yaitu NPN dan PNP. Karakteristik NPN adalah memiliki panah yang mengarah keluar. Transistor mempunyai karakteristik tegangan basis dan tegangan emitor, selama bahannya terbuat dari silikon maka nilainya selalu 0,7 volt. Proses penguat kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui pin input penguat dan kemudian melintasi kapasitor. Tegangan DC dibagi dari nol volt dengan beberapa volt.
Penguat kelas B Karakteristik tipe B adalah tidak ada input untuk tipe B, dan rangkaian memiliki dioda penyearah, dan efisiensinya lebih tinggi daripada tipe A. Tegangan pada ujung diode sama dengan tegangan basis dan emitor yaitu 0,7 volt yang menyebabkan tidak ada arus basis. Jika melebihi 0,7 volt, maka akan diperkuat oleh arus kolektor dan menyebabkan tegangan kolektor meningkat. Gelombang di kategori B hanya diperkuat setengahnya. Penguat Kelas B juga memiliki transistor dan Kelas A untuk membantu arus mengalir dari positif ke negatif. Kemudian, frekuensi radio melewati kapasitor dan keluar dari cabang keluaran penguat.
Penguat Kelas C Karakteristik kelas C adalah memiliki efisiensi arus kolektor tertinggi dan gelombang yang dimodulasi hanya ujungnya saja, kelas C bertegangan nol kemudian masuk setelah 0,7 ada arus basis baru, gelombang di atas 0,7 akan diperkuat oleh transistor. Gelombang Kelas C akan menyebabkan cacat pada pembawa, tetapi tidak masalah apakah cacat ada pada pembawa atau tidak, Jangan biarkan cacat pada modulasi menyebabkan informasi terputus.
Penguat Daya Kelas A Penguat kelas A melakukan penguatan dengan mendaur ulang seluruh input / masukkannya, sehingga output yang dihasilkan merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya. Penguat kelas ini biasanya digunakan untuk memperkuat sinyal-sinyal kecil. Efisiensi penguat jenis ini tidaklah terlalu baik, tapi apabila digunakan untuk memperkuat sinyal-sinyal yang kecil, rugi-rugi dari sinyal tersebut tidaklah banyak, sehingga hal tersebut dapat diterima. Penyebab kerendahan efisiensi pada penguat ini adalah karena penguat ini selalu menghantarkan daya sehingga terdapat banyak daya yang terbuang. Hal tersebut dikarenakan pada penguat kelas A ini bagian penguatnya diberi prategangan, sehingga rangkaian penguat ini selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat.
Penguat Daya Kelas B Penguat kelas B melakukan penguatan daur gelombang juga, namun hanya memanfaatkan setengah saja dari masukkan, sehingga menyebabkan akan terjadi banyak kecacatan namun efisiensinya lebih bagus daripada penguat kelas A. Efisiensi maksimum dari penguat kelas B adalah sekitar 75%, kemudian setelah daur pertama, penguat ini tidak bekerja lagi. Penguat kelas ini jarang digunakan pada penerapan sebenarnya, meski sebenarnya dapat sangat cocok untuk memperkuat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu berpengaruh dengan kecacatan yang timbul.
Penguat Daya Kelas C Penguat kelas C menghantarkan kurang dari 50% sinyal masukkan, dan rentan kecacatan pada output juga tinggi, tetapi memiliki efisiensi yang cukup baik hingga mencapai 90%. Terdapat beberapa pemakaian yang masih dapat mentoleransi kecacatan tersebut, contohnya pada megaphone. Penguat kelas C ini biasanya digunakan dalam pemancar RF. Pemancar RF masih dapat menekan akibat kecacatan tersebut menggunakan beban yang ditala pada frenkuensi tertentu. Rangkaian tertala ini dapat beresonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat diredam dengan baik dan sinyal frekuensi yang diinginkan dapat diterima oleh beban.
1BJTD/09/FerdiansyahFarandi/2041160003 kordinat lokasi : 7°57'03.1"S 112°38'01.9"E Penguat Kelas A Menggunakan transistor sebagai penguat dan biasanya berbahan silicon ketimbang germanium dengan ciri khas berbahan silicon tegangan di E dan B nya 0,7 V dan 0,2 V pada germanium. Cirikhas penguat kelas A yaitu pada Tegangan di B lebih besar sehingga ada arus basis yang mengalir, dan R membagi tegangan dengan tujuan memberikan tegangan pada kaki kaki basis disebut dengan R bias dan apabila seperti di penguat kelas A ini pada tegangan yang cukup yaitu diatas 0,7 V akan mengalirkan arus basis dan emitor maka akan mengalir juga arus collector. Jadi di Penguat kelas A ini Vb > 0,7 V , Ib > 0 (terdapat arus), Vb=Ve+0,7 V , Vb=Vb-e. Penguat Kelas B Masih sama menggunakan transistor sebagai penguat akan tetapi yang membedakan di rangkaian ini Rb dihubungkan dengan diode 0,7 V yang menyebabkan arus basis tidak akan mengalir pada kondisi belum diberi sinyal frekuensi karena tingginya sama dengan 0,7. Apabila diberikan sinyal input maka tegangannya akan lebih tinggi sehingga arus basis bisa mengalir. Penguat Kelas C Tetap menggunakan transistor sebagai penguat akan tetapi ada yang berbeda di rangkaiannya yaitu langsung melalui kumparan sehingga arus basis tidak mengalir dan begitu juga tegangan basis juga 0 V. Carrier Penguat Kelas A Input sinyal frekuensi Radio, Basisnya lebih besar dari 0,7 V yaitu (>E+0,7V). tegangan DC ditambah dengan tegangan dari sinyal input sehingga sinyal kolektor jadi lebih besar dan masih ada DC. Lalu dikopling oleh kapasitor sehingga DC di blok dan AC diteruskan. Bentuk akhir Input = Output (bentuk sama) atau bisa disebut linear,atau dengan kata lain tidak menyebabkan cacat pada sinyal modulasi. Penguat Kelas B Inputnya sama , tegangan basis = 0,7 V sinyal naik turun dan hanya fase yang diatas saja yang akan dialirkan arus basis kolektor lebih besar dan terpotong hanya bagian atas yang dikuatkan di kolektor dengan transistor. Bentuk akhir tidak termasuk penguat linear. Penguat Kelas C Dipasang inductor, tegangan basis = 0 V tidak ada tegangan dan arus basis, input yang masuk hanya ujung puncak sinyal saja, lalu diperkuat dengan konstanta tadi dan hasilnya terpotong dan setelah dilewatkan ke output hasil nya berbeda jauh dengan input. Dan tidak termasuk penguat linear. Modulasi AM Penguat Kelas A Sinyal yang termodulasi AM apabila penguat sinyal besar sinyal akan terpotong. Penguat kecil input dan output masih sama setelah dikuatkan pada penguat kelas AM ini. Hanya bisa penguat kecil. Penguat Kelas B Inputnya sama,yang termodulasi AM hanya yang di atas 0,7 V yang dibawahnya akan terpotong pada kolektor juga terpotong. Apabila penguat kecil juga sama tetap bagian bawah terpotong. Penguat Kelas C Inputnya sama, yang dikuatkan oleh transistor hanya yang diatas 0,7 V yaitu ujung puncaknya sinyalnya. Kelas C lebih efisien tapi tidak bisa digunakan untuk penguatan AM. Modulasi FM Penguat Kelas A Input sinyal termodulasi FM. Penguat kecil, dikuatkan di kolektor bentuk masih sama input dan output bentuknya sama tidak ada problem di penguat kelas A. Penguat besar, dikolektornya terpotong pada ujungnya. dikuatkan lagi di output ujungnya terpotong. Tetapi masih dikatakan linear walaupun tidak sama karena FM Frekuensi modulasi Jadi tidak ada masalah. Penguat Kelas B Input sinyal termodulasi FM. Basisnya yang atas saja yang dikuatkan yang bawah terpotong. Di kolektor atasnya berbentuk kotak karena terpotong pada output bentuk kotak terpotong atas bawah. Tetapi masih dikatakan linear walaupun tidak sama karena FM Frekuensi modulasi Jadi tidak ada masalah. Penguat Kelas C Input sinyal termodulasi FM. Terpotong di basis hanya yang diatas 0,7 yang diambil. Di kolektor hanya berbentuk garis-garis dan kotak-kotak. Output juga sama. Tetapi masih dikatakan linear walaupun tidak sama karena FM Frekuensi modulasi Jadi tidak ada masalah.
(-) Penguat Kelas A Penguat (Amplifier) Kelas A adalah jenis penguat atau amplifier yang paling umum karena desainnya yang sederhana. Penguat kelas A, secara harfiah berarti "kelas terbaik" dari penguat terutama karena tingkat distorsi sinyal rendah dan mungkin terdengar terbaik dari semua kelas penguat yang disebutkan di sini.Penguat kelas A memiliki linieritas tertinggi di atas kelas penguat lainnya dan karena itu beroperasi di bagian linier kurva karakteristik.
(-) Penguat kelas B. Amplifier Kelas B hanya menggunakan setengah periode gelombang input, yang akan menyebabkan cacat besar, tetapi efisiensinya lebih tinggi daripada amplifier kelas A; efisiensi maksimum amplifier kelas B adalah sekitar setengah periode, sekitar 75%. Selanjutnya, penguat ini tidak akan berfungsi, jadi daya yang sama tidak akan digunakan sekali. Penguat Kelas B tunggal jarang digunakan dalam praktiknya.Meski dapat digunakan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF), ia tidak terlalu memperhatikan cacat yang muncul.
(-) Penguat Kelas C
Dalam penguat Kelas C Karena distorsi audio yang berat, penguat kelas C biasanya digunakan dalam Osilator gelombang sinusoidal frekuensi tinggi dan jenis penguat frekuensi radio tertentu, di mana pulsa arus yang dihasilkan pada output penguat dapat dikonversi untuk menyelesaikan gelombang sinusoidal dari frekuensi tertentu oleh penggunaan rangkaian resonansi LC di rangkaian collector-nya
Sistem modulasi Penguatan ada 3 , yaitu penguatan +A +B +C, sedangkan modulasinya AM dan FM. Penguatan pemancar Pm sama dengan Fm . Bisa dilihat dari gambar tsb ,kita menggunakan transistor untuk penguat IC dan transistor .kemudian transistot ada 2 macam yaitu dibuat dari silikon dan geranium .akan tetapi yg banyak diproduksi adalah silikon .ciri khas mempunyai basis dan tegangannya 0,7 , geranium 0,2 . Karena banyak digunakan silikon. Tegangan pada basis tujuannya untuk memberikan tegangan ,jika mengalir arus basis maka mebgalir pula air karena tegangan dan basis emitor nya 0,7. Pada kelas B tegangannya 0,7 Kalau input diberi sinyal baru arus basis mengalir dan ada arus kolektor lebih besar lalu ada kumparan menyalurkan arus DC. Pada kelas C langsung lewat dari kumparan tegangan 0 ,jika ada sinyal input 0,7 maka ada arus mengalir dan ada arus basis . Sinyal carier Langkah2nya yaitu : input ,basis,kolektor,output. Ada unsur DC dan ada arus bolak balik ,jika inout output bentuknya sama maka disebut penguatan linier. 112°53' - 113°23' Bujur Timur dan 7°54' - 8°23
Penguat kelas A : Menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan padabagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat kelas B : Hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat digunakan untuk penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat kelas C : Menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat meminimalisir cacat tersebut, misalnya pada megafon, Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beresonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoida) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu.
> Penguat A Dalam proses modulasi penguat kelas A, besar nya sumber masuk melalui input. lalu di teruskan melalui sebuah transistor dan melewati persimpangan. dimana pada persimpangan yang merupakan basis tersebut adanya basis collector yang menuju ke emitter. lalu emiter tersebut meneruskan sinyal ke output.
> Penguat kelas B dalam penguatan modulasi kelas B, sinyall dari input di salurkan melalui dioda, dan juga emitter. saat emitter menerima sinyall maka emitter bekrejda sebagai penguat sinyall tersebut dan memasuki tahapan modulasi. pada proses modulasi yang membedakan nya dengan penguatan kelas A yaitu, pada penguatan ini di tambahkan sebuah penghambat. supaya output yang dihasilkan dapat linier.
> Penguat C untuk penguatan kelas C, yang membedakan dari tipe penguat sebelumya yaitu jumlah penghambat nya berjumlah 2. lalu di tambah 1 resistor. maka dari itu sinyall yang di modulasikan bersifat linier dan tidak menyebabkan cacat modulasi.
Ada tiga macam penguatan yaitu penguatan kelas A penguatan kelas B dan penguatan kelas C terangkan sistem modulasi nya am dan FM sedangkan pM identik dengan FM karena orientasinya di frekuensinya Penguat kelas A Rangkaian penguat kelas A menggunakan transistor sebagai penguat dari penguat aktif ada dua macam yaitu model zaman dulu iyalah penguat tabung elektron yang digunakan sekarang adalah penguat transistor adapun jika ada IC maka di dalamnya ada transistornya. Resistor ada 2 macam berdasarkan bahannya yaitu dibuat dari bahan silikon dan dibuat dari bahan germanium. Yang paling banyak diproduksi adalah resistor dari bahan silikon. Sedangkan germanium jarang diproduksi. Bahan silikon memiliki ciri khas yaitu mempunyai tegangan antara basis dan emitor nya pada skala operasional tegangan nya adalah 0,7 v, untuk germanium tegangannya 0,2 volt. Transistor memiliki 3 kaki, kaki tersebut adalah kaki kolektor yang pertama kaki basis selanjutnya kaki emitor. Jika telah dirangkai ada R pembagian tegangan tujuannya membagi tegangan pada kaki basis . R pada basis ini merupakan pembagian tegangan tujuannya untuk memberikan arus basis sehingga jika tegangannya pada tegangan cukup akan mengalir arus basis yaitu mengalir antara basis dan emitor jika mengalir arus basis maka akan mengalir pula arus konektor. Penguat kelas B Pada kelas B tegangan basis ini dibuat 0,7 jadi jadi pembagian tidak menggunakan pembagian r dan l tetapi R dihubungkan dengan diode dimana dioda ini dari bahan silikon pegangannya 0,7 dengan basis dan emitor juga 0,7 jadi VBE = 0,7 jadi dalam keadaan stand by tidak akan ada arus mengalir karena sama-sama 0,7. Jika diberi sinyal pada input tegangannya lebih besar daripada 0,7 akan mengalir arus basis tersebut. Penguat kelas C Tegangan pada penguat kelas C ada pada induktor yaitu 0. Karena induktor mengalirkan arus DC. Jika diberi tegangan 1 maka di titik yang lain akan nol karena ini adalah kawat yang digulung cuma karena kalau masuk AC maka akan diblokir. kita lihat pada inputnya masuk ke yang 0 ke bawah maka akan hilang karena di ground kan. Jadi hanya tinggal yang atas saja diteruskan ke basis. Di ataspun ini kalau mencapai 0,7 maka yang akan menjadi arus basis cuma kepala-kepalanya saja yang bisa ngalirkan arus basi ke emitor. Dibawah 0,7 tidak di alirkan. Yang diatas diperkuat menjadi arus kolektor.
1B / 21 / Refa Bayu S / 2041160066 Penguat Carrier dan Sistem Modulasi
Penguat Kelas A Pada penguat kelas A ini pada gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan. Hal ini dapat dilihat dari rangkaian transistor yang terdapat tiga kaki yang terdiri kaki kolektor, basis, dan juga emitor. Dan pada rangkaian itu diberi supply lalu resistor pada kolektor teraliri arus, selanjutnya sebagian arus masuk ke transistor. Pada kaki basis terdapat arus yang menuju ke transistor lalu kedua arus tadi keluar pada kaki emitor dan melewati resistor hingga menuju ke ground. Resistor pada rangkaian tersebut sebagai pengatur pembagian tegangan. Transistor ini memiliki karakteristik diantara kaki basis dan kaki emitor yang memiliki tegangan sebesar 0,7 volt untuk bahan pembuatnya dari silikon. Ciri lain pada penguat ini yaitu untuk tegangan basis selalu lebih tinggi daripada tegangan emitor, atau dengan rumus lain bahwa tegangan basis dihasilkan dari tegangan emitor ditambah tengangan antara basis dan emitor yaitu 0,7 tadi. Untuk arus basis akan lebih besar dari 0. Jadi, setiap ada arus basis pasti ada arus emitor. Selanjutnya, besarnya arus kolektor adalah arus basis yang dikalikan dengan arus beta. Untuk sinyal carrier pada penguat kelas A, dengan input penguat yang berupa gelombang sinus dengan frekuensi radio. Karena ini berupa tegangan AC maka bisa menyebrangi kapasitor yang selanjutnya menuju ke basis. Dan untuk di basis yang berupa tegangan DC, jadi dari dua resistor itu terjadi pencampuran dua tegangan. Tegangan di sini akan lebih tinggi di atas 0,7. Pada gelombang kolektor akan berubah tegangannya menjadi tambah besar. Kemudian di copling dengan kapasitor dan tegangan di output akan turun seperti semula di proses input sebelumnya.
Penguat Kelas B Pada penguat kelas B yang mana rangkaian transistor pada kaki basis yang menyatu diantara resistor dan dioda. Tegangan pada dioda sama dengan tegangan antara basis dan emitor yaitu sebesar 0,7 volt. Karena tegangannya sama maka tidak ada arus basis yang mengalir. Jadi, untuk sinyal carrier nya pada proses input penguat dengan gelombang yang diberi tegangan AC, dan pada basis gelombangnya naik 0,7 volt. Di sini yang diperkuat hanya separuh gelombang saja. Setelah itu arus kolektor yang mengalir memperbesar gelombang pada basis tadi. Lalu dilewatkan ke kapasitor arus bolak-baliknya hingga pada outputnya menjadi turun dan kembali seperti input. Jika tidak ada input, kelas B tidak akan ada tegangannya, karena tegangan kolektor tidak ada masukan.
Pengat Kelas C Pada penguat kelas C, rangkaiannya untuk basis dan kolektor digunakan komponen induktor. Namun, arus DC tetap bisa masuk sedangkan untuk arus AC di hambat. Untuk carrier yang terjadi pada gelombang input yang mulanya dengan tegangan AC setelah melewati antara resistor dan induktor maka di proses basis gelombang setengah dari input yang tingginya melewatin 0,7 dengan menyisakan sedikit puncaknya. Lalu, menuju ke kolektor yang mana gelombang dari basis tadi di ambil gelombangnya saja yang berada di atas 0,7 yaitu puncak nya gelombang saja. Dan pada outputnya diperkuat lagi menjadi tegangan AC sehingga efisiensi semakin tinggi dan terjadinya catat pada carriernya. Tidak masalah jika pada carrier cacat akan tetapi modulasinya tidak boleh cacat.
PENGUAT CARRIER dan SISTEM MODULASI > Penguat A mengguankan transistor sbg penguat, ada 2 macam yang jadul dan yg sekarang, transistor ada 2 macam yang terbuat dari silikon dan germanium bahan silikon banyak di produksi, silokon punya ciri khas antara basis dan emitornya 0,7 volt, germanium 0,2 volt, kita bahas silikon krn banyak digunakan, transis tor ada 3 kaki, kolektor, basis, emitor. Ada catu daya diatas kolektor sehingga transistor diberikan tegangan dan saluran arus, yang dimana akan melewati kolektor dan basis, dan akan keluar melewati emitor menuju ke ground
> Penguat kelas B Pada rangkaian penguat kelas B terdapat dioda sbg resistor diprnguat kelas A, tengan diujing dioda 0,7V, pada input diberi tegangan AC melewati kapasitor sehingga tengaggangan akan naik diatas 0,7V, tegangan diatas 0,7V diperkuat oleh arus kolektor kemudian dilewatkan kapasitor, Apabila tidak ada input pada kelas B maka tidak ada tegangan mengalir
Pengaut C ada resistor dan induktor, disisni tegangan yg melewati basis tidak ada atau 0 karena tertahan, proses input gelombang input masuk melewati basis yang diperkuat hanya pucuk nya saja, sehinnga akan berbentuk renggang.
Penguat kelas A merupakan penguat yang dimana menguatkan seluruh daur masukan, sehingga keluaran tersebut adalah hasil salinan asli yang diperbesar oleh amplitudonya. Penguat pada kelas ini biasanya digunakan untuk memperkuat sinyal kecil. Penguat kelas ini tidak terlalu efesien karena efesiensinya hanya sampai 50%. pada rangkaian transistor terdapat 3 kaki kolektor basis dan emitor. Jika diberi tegangan supply, transistor akan dialiri arus positif menuju negatif yang dimana nantinya menuju ke sebagian kaki basis lalu ke ground kutub negatif. Transistor ada 2 yaitu npn dan pnp. Transistor memiliki sifat yaitu tegangan basis dan emitor yaitu sebesar 0,7V. Tegangan basis lebih besar daripada emitor. Jika tegangan emitor lebih besar daripada basis, maka arusnya dapat saja terbalik dan rusak. Pada setiap arus basis pasti mengalir pada emitor.
Penguat kelas B merupakan penguat yang dimana menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menumbulkan cacat yang lumayan besar. Penguat kelas ini terdapat resistor yang diganti dengan dioda penyaarah. Terletak di kiri bawah dan jalur pada kolektor, dimana akan diberi induktor yang berfungsi sebagai resistor pengganti dan biasa disebut RFC. Penguat tegangan ini tidak dialiri arus basis. Pada kelas ini tegangan pada sinyal input akan naik turun. Hal ini akan dikuatkan oleh kolektor sebesar 0,7V. fase ini akan terjadi perubahan arus pada kolektor, sehingga perubahan tegangan pada kolektor yang lebih besar input dan output pada sinyal carrier berbeda.
Penguat kelas C merupakan penguat yang dimana sinyal input yang diberikan penguat kurang dari 50%, cacat pengualaranya pun tinggi, Namun efesiensi bisa hampir 90%. tegangan yang melewati basis akan tertahan, sehingga proses gelombang input masuk ke basis yang dimana hanya basis pucuk gelombangnya yang diambil. Koordinat : -7.888696,112.66695
Penguat Kelas A : Ciri dari Kelas A yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan (gelombang yang dimodulasi utuh semuanya) dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen dc nya. Dalam rangkaiannya, terdapat transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Di bagian atas Resistor yang mempunyai arus Ic diberi tegangan 1 sebesar 12 volt yang mengalir arus dari kutub positif mengalir ke resistor kemudian menuju kutub negative negative (ground). Transistor itu sendiri mempunyai 2 jenis yaitu NPN dan PNP. Ciri dari NPN yaitu mempunyai panah yang mengarah ke keluar. Transistor ini mempunyai karakteristik yaitu tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 Volt dengan syarat bahan pembuat dari silicon. Proses dari penguat Kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui kaki input penguat lalu menyeberangi kapasitor. Terdapat Tegangan DC dari nol Volt yang terbagi beberapa volt. Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor+0,7 V yang menyebabkan terjadinya arus emitor.
Penguat Kelas B : Ciri dari kelas B yaitu kelas B tidak mempunyai inputan dan rangkaiannya terdapat diode penyearah dan mempunyai efisiensi lebih tinggi dari kelas A. Tegangan pada ujung diode sama dengan tegangan basis dan emitor yaitu 0,7 volt yang menyebabkan tidak ada arus basis. Jika melebihi 0,7 volt akan diperkuat oleh arus collector dan menyebabkan tegangan collector semakin besar. Gelombang pada kelas B hanya setengahnya yang diperkuat. Penguat kelas B juga mempunyai transistor sama halnya dengan kelas A yang membantu arus dari kutub positive menuju negative. Dan kemudian frekuensi radio menyebarangi kapasitor dan keluar dari kaki output penguat.
Penguat Kelas C : Ciri dari kelas C yaitu mempunyai efisiensi paling tinggi dari arus colektor dan gelombang yang dimodulasi hanya bagian pucuk-pucuknya saja, kelas C ini mempunyai tegangan nol kemudian masuk setelah 0,7 baru terdapat arus basis, gelombang yang diatas 0,7 akan diperkuat oleh transistor. Gelombang pada kelas C menyebabkan kecacatan pada carrier, namun tidak masalah jika cacatnya pada carrier, jangan sampai yang cacat pada modulasinya karena dapat menyebabkan informasinya terpotong.
Modulasi AM dan FM mempunyai inputan dan output an yang berbeda-beda. pada kelas A mempunyai sinyal besar dan kecil, sedangkan pada kelas B dan C mempunyai sinyal besar saja.
Suatu penguat ialah alat yang dipakai untuk menguatkan tenaga yang kecil untuk menjadikannya lebih besar dari sebelumnya,
Rangkaian penguat umumnya digolongkan dalam kelas-kelas, Kelas A, B, AB, dan C untuk rancangan analog, Kelas D dan E untuk rancangan pengalih (switching).
~Penguat kelas A adalah penguat yang cara kerja efektifnya yaitu setengahnya dari tagangan VCC penguat. Untuk cara kerja penguat kelas A memerlukan bias awal yang mengakibatkan penguat dalam kondisi siap untuk menerima sinyal. Karena hal ini maka penguat kelas A menjadi penguat dengan efisiensi terendah namun dengan tingkat distorsi (cacat sinyal) terkecil.
Penguat Kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 12.2. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah
~Penguat kelas B adalah penguat yang bekerja berdasarkan tegangan bias dari sinyal input yang masuk. Titik kerja penguat kelas B berada dititik cut-off transistor. Dalam kondisi tidak ada sinyal input maka penguat kelas B berada dalam kondisi OFF dan baru bekerja jika ada sinyal input dengan level diatas 0.6Volt (batas tegangan bias transistor).
Penguat kelas B mempunyai efisiensi yang tinggi karena baru bekerja jika ada sinyal input. Namun karena ada batasan tegangan 0.6 Volt maka penguat kelas B tidak bekerja jika level sinyal input dibawah 0.6Volt. Hal ini menyebabkan distorsi (cacat sinyal) yang disebut distorsi cross over, yaitu cacat pada persimpangan sinyal sinus bagian atas dan bagian bawah.
Efisiensi penguat kelas B kira-kira sebesar 75%. Namun bukan berarti masalah sudah selesai, sebab transistor memiliki ke-tidak ideal-an. Pada kenyataanya ada tegangan jepit Vbe kira-kira sebesar 0.7 volt yang menyebabkan transistor masih dalam keadaan OFF walaupun arus Ib telah lebih besar beberapa mA dari 0.
~Penguat kelas C mirip dengan penguat kelas B, yaitu titik kerjanya berada di daerah cut-off transistor. Bedanya adalah penguat kelas C hanya perlu satu transistor untuk bekerja normal tidak seperti kelas B yang harus menggunakan dua transistor (sistem push-pull). Hal ini karena penguat kelas C khusus dipakai untuk menguatkan sinyal pada satu sisi atau bahkan hanya puncak-puncak sinyal saja
Penguat kelas C tidak memerlukan fidelitas, yang dibutuhkan adalah frekuensi kerja sinyal sehingga tidak memperhatikan bentuk sinyal. Penguat kelas C dipakai pada penguat frekuensi tinggi. Pada penguat kelas C sering ditambahkan sebuah rangkaian resonator LC untuk membantu kerja penguat. Penguat kelas C mempunyai efisiensi yang tinggi sampai 100 % namun dengan fidelitas yang rendah.
1B/10/Grendis Yugi Penguat Carrier dan Sistem Modulasi Penguat kelas A Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar dan memiliki gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan atau sama, pada rangkaian transistornya mempunyai tiga kaki basis, collector, dan emitor, diatas colector diberikan catu daya sehingga transistor diberikan tegangan dan aliran arus melewati collector dan juga melewati basis, transistor memiki dua jenis NPN dan juga BJT. sebelum arus melewati basis ada dua resistor letaknya di samping kiri, tujuannya adalah sebagai pembagi arus yang lewat. Transistor ini memiliki sifat antara basis dan emitor memiliki tegangan 0,7volt untuk bahan silicon, dan 0,2volt untuk bahan germanium dan pada tegangan basis biasanya lebih tinggi dari pada emitor, kalau basis lebih rendah dari emitor maka tegangan akan terbalik dan menyebabkan transistor rusak Penguat kelas ini pada umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Tegangan pada basis itu sama dengan tegangan emitor dijumlahkan dengan antara basis dan emitor yaitu 0,7 volt. Bisa kita ketahui berarti tegangan pada basis harus lebih dari 0,7volt dan arusnya harus lebih dari 0. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima
Penguat Kelas B Pada rangkaian penguat kelas B diberikan dioda sebagai pengganti resistor yang letaknya di kiri bawah dan juga jalur pada colector diberikan induktor sebagai pengganti resistor ini disebut sebagai RFC (Radio Frekuensi Choke), hal tersebut menyebabkan tegangan pada dioda sama dengan tegangan pada basis emitor, hasilnya tegangan pada basis adalah 0,7 volt dengan arus basis yaitu 0A. Prosesnya Input lalu melwati basis dimana gelombang berada diatas 0, setelah itu kolektor memperkuat lagi gelombangnya hanya saja yang diambil dan diperkuat adalah bagian atasnya saja menyebabkan gelombang outputnya berbeda daripada gelombang input dan pada gelombang output frekuensi nya memiliki regangan dan penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur. Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) bisa diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain bisa dihilangkan dengan menggunakan penyaring. Koordinat Lokasi: -7,7855503, 111,4151092
Penguat Kelas A Penguat kelas A memiliki gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan atau sama, pada rangkaian transistornya mempunyai tiga kaki basis, collector, dan emitor, diatas colector diberikan catu daya sehingga transistor diberikan tegangan dan aliran arus melewati collector dan juga melewati basis, transistor memiki dua jenis NPN dan juga BJT. pada sebelum arus melewati basis ada dua resistor letaknya di samping kiri, tujuannya adalah sebagai pembagi arus yang lewat. Transistor ini memiliki sifat antara basis dan emitor memiliki tegangan 0,7 volt untuk bahan silicon, dan 0,2 volt untuk bahan germanium. Pada tegangan basis biasanya lebih tinggi dari pada emitor, kalau basis lebih rendah dari emitor maka tegangan akan terbalik dan menyebabkan transistor rusak. Penguat kelas A melakukan penguatan diseluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima.
Penguat Kelas B Pada rangkaiannya diberikan dioda sebagai pengganti resistor yang letaknya di kiri bawah dan juga jalur pada colector diberikan induktor sebagai pengganti resistor ini disebut sebagai RFC (Radio Frekuensi Choke), hal tersebut menyebabkan tegangan pada dioda sama dengan tegangan pada basis emitor, hasilnya tegangan pada basis adalah 0,7 volt dengan arus basis yaitu 0A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75%, karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu.
Penguat Kelas C Rangkaiannya pada kelas C mirip dengan rangkaian dari kelas B hanya saja pada dioda digantikan induktor pada kelas C, menyebabkan arus dan tegangan yang melewati basis tidak ada atau 0 karena tertahan, pada proses nya gelombang input masuk dan melewati basis dimana pada basis hanya pucuk gelombangnya saja yang diambil, lalu gelombang melewati kolektor dengan proses memperkuat gelombang pucuk tadi dan akhirnya output pada kelas C memiliki keregangan yang mirip dengan kelas B. Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu.
Penguat Carrier Dan Sistem Modulasi Terdapat 3 macam dalam pengelempokan kelas dalam penguat, yaitu Penguat A, Penguat B, dan Penguat C
- Penguat Kelas A Dalam penguat kelas A gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan, hal tersebut disebabkan oleh rangkaian transistornya mempunyai 3 kaki yaitu kaki kolektor, basis, dan emitor. Transistor memiliki sifat antara basis dan emitor memiliki tegangan 0, 7 V untuk bahan silicon, pada tegangan basis harus diatas 0,7 volt atau tegangannya harus lebih besar daripada emitor, agar dapat disalurkan ke emitor dari basis, dimana tegangan pada basis harus lebih dari 0,7 volt dan dan arusnya harus 0. Dapat ditunjukkan ditunjukkan dengan VB = VE + VBE, dengan nilai VBE = 0,7 volt. Saat tegangan basis lebih besar dari VE + 0,7, maka akan timbul arus basis yang mengalir ke emitor sehingga akan timbul juga arus emitor. Besarnya arus kolektor adalah arus basis dikali beta DC (IC = IB × βDC) . Untuk kelas A jika dilihat dari penguatan AC maka akan ada output dan input penguat dengan nilai yang sama. Input nya merupakan gelombang sinus (bolak balik). - Penguat Kelas B Pada penguat kelas B diberikan diode sebagai pengganti resistor yang letaknya di kiri bawah dan juga jalur pada kolektor yang diberikan inductor sebagai pengganti resistor ini, dan biasa disebut dengan RFC (Radio Frekuensi Choke), dimana fungsinya sebagai penghambat frekuensi radio yang mengakibatkan tegangannya pada diode sama dengan tegangan pada basis emitor dialiri arus basis jika tegangannya lebih dari 0,7. Kemudian input diberi tegangan AC yang melewati kapasitor dan mengakibatnya tegangannya naik menjadi diatas 0,7. Ketika tegangan sudah mencapai diatas 0,7 tegangan akan diperkuat oleh arus kolektor. Jika tidak ada input maka penguat kelas B tidak akan ada tegangannya. Penguat kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada penguat kelas A. Letak titik kerja berada di ujung kurva karakteristik sehingga hanya menguatkan setengah input gelombang atau 180° gelombang. Karena hanya melakukan penguatan setengah gelombang dan menonaktifkan setengah gelombang lainnya, Penguat Kelas B ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penguat kelas A. Kelemahan pada Penguat Kelas B ini adalah terjadinya distorsi cross-over. - Penguat Kelas C Pada penguat kelas C ini tegangannya hanya melewati induktor saja yang disebut RFC (Radio Frequency Choke) yang berfungsi untuk menghambat frekuensi radio. Arus DC tetap masuk namun arus AC yang dihambat, sehingga arus AC akan masuk ke basis. Karena nilai tegangan keduanya 0, maka setelah 0,7 volt akan ada arus basis yang akan diperkuat oleh transistor. Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Kelas A komponen DC-nya akan diperkuat secara utuh sehingga efisiensinya rendah. Untuk Kelas B separuh saja yang diperkuat sehingga efisiensinya lebih tinggi daripada kelas A. Untuk kelas C hanya pada ujungnya saja yang diperkuat sehingga efisiensinya lebih tinggi dari kelas B. Karena nya menyebabkan cacat carrier, namun cacat pada carrier tidak masalah asalkan modulasi tidak boleh cacat. Penguat penguat tadi berkaitan dengan modulasi AM.
Koordinat Lokasi : -7.4584539584961025, 112.45613190370155
PENGUAT KELAS A Pada Penguat Kelas A memiliki bentuk gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan atau sama, untuk rangkain transistor dimana transistornya sendiri memiliki 3 kaki yaitu basis, colector, dan emitor. di atas colector di kasih catu daya sehingga transistor diberikan tegangan dan aluran arus, arus akan melewati colector dan basis, dan akan keluar melewati emitor menuju ke ground. Transistor itu sendiri mempunyai 2 jenis yaitu NPN dan PNP. Ciri dari NPN yaitu mempunyai panah yang mengarah ke keluar. Transistor ini mempunyai karakteristik yaitu tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 Volt dengan syarat bahan pembuat dari silicon. Proses dari penguat Kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui kaki input penguat lalu menyeberangi kapasitor. Terdapat Tegangan DC dari nol Volt yang terbagi beberapa volt. dimana tegangan basis lebih tinggi dibandingkan tegangangn emitor. dari pernyataan tersebut maka di peroleh VB = VE+VBE, nilai VBE = 0,7 , apabila tegangan basis masuk lebih besar dari VE + (0,7) maka akan ada arus basis yang mengalir ke emitor.Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor+0,7 V yang menyebabkan terjadinya arus emitor.
PENGUAT KELAS B Pada Penguat Kelas B tidak mempunyai inputan dan rangkaiannya terdapat diode penyearah dan mempunyai efisiensi lebih tinggi dari kelas A. Tegangan pada ujung diode sama dengan tegangan basis dan emitor yaitu 0,7 volt yang menyebabkan tidak ada arus basis. Jika melebihi 0,7 volt akan diperkuat oleh arus collector dan menyebabkan tegangan collector semakin besar. Gelombang pada kelas B hanya setengahnya yang diperkuat. Penguat kelas B juga mempunyai transistor sama halnya dengan kelas A yang membantu arus dari kutub positive menuju negative. Jika tidak ada input maka penguat kelas B tidak aka nada tegangan nya. Penguat Kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada Penguat Kelas A. Letak titik kerja berada di ujung kurva karakteristik sehingga hanya menguatkan setengah input gelombang atau 180° gelombang. Karena hanya melakukan penguatan setengah gelombang dan menonaktifkan setengah gelombang lainnya, Penguat Kelas B ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penguat kelas A. Secara teoritis, Penguatan atau Amplifier kelas B ini memiliki efisiensi sebesar 75%. Kelemahan pada Penguat Kelas B ini adalah terjadinya distorsi cross-over.
PENGUAT KELAS C Pada penguat kelas C yaitu mempunyai efisiensi paling tinggi dari arus colektor dan gelombang yang dimodulasi hanya bagian pucuk-pucuknya saja, kelas C ini mempunyai tegangan 0 kemudian masuk setelah 0,7 baru terdapat arus basis, gelombang yang diatas 0,7 akan diperkuat oleh transistor. Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Efisiensi paling tinggi adalah kolektor karena arusnya yang sedikit atau renggang namun frekuensinya tinggi maka pada osciloskop gelombang terlihat rapat. Gelombang pada kelas C menyebabkan kecacatan pada carrier, namun tidak masalah jika cacatnya pada carrier, jangan sampai yang cacat pada modulasinya karena dapat menyebabkan informasinya terpotong.
Jenis-jenis penguat : • PENGUAT KELAS A Penguat jenis ini menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena perlatan ini selalu menghantar meskipun tidak ada masukan biasanya dapat daya yang terbuang biasannya hal itu menyebabkan efesien rendah.
• PENGUAT KELAS B menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Kelas B ini dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frukensi radio. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipundapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
• PENGUAT KELAS C Penguata jenis ini menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. . Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyalfrekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yangditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidangfrekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Ada 3 macam penguatan yang umum digunakan yaitu Penguat Kelas A : Ciri dari penguat Kelas A yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan (gelombang yang dimodulasi utuh semuanya) dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen dc nya. . Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Pada kelas A Dalam rangkaiannya, terdapat transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Di bagian atas Resistor yang mempunyai arus Ic diberi tegangan 1 sebesar 12 volt yang mengalir arus dari kutub positif mengalir ke resistor kemudian menuju kutub negative negative (ground). Transistor itu sendiri mempunyai 2 jenis yaitu NPN dan PNP. Ciri dari NPN yaitu mempunyai panah yang mengarah ke keluar. Transistor ini mempunyai karakteristik yaitu tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 Volt dengan syarat bahan pembuat dari silicon. Proses dari penguat Kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui kaki input penguat lalu menyeberangi kapasitor. Terdapat Tegangan DC dari nol Volt yang terbagi beberapa volt. Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor+0,7V yang menyebabkan terjadinya arus emitor.
Penguat Kelas B. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul. Ciri dari kelas B yaitu kelas B tidak mempunyai inputan dan rangkaiannya terdapat diode penyearah dan mempunyai efisiensi lebih tinggi dari kelas A. Tegangan pada ujung diode sama dengan tegangan basis dan emitor yaitu 0,7 volt yang menyebabkan tidak ada arus basis. Jika melebihi 0,7 volt akan diperkuat oleh arus collector dan menyebabkan tegangan collector semakin besar. Gelombang pada kelas B hanya setengahnya yang diperkuat. Penguat kelas B juga mempunyai transistor sama halnya dengan kelas A yang membantu arus dari kutub positive menuju negative. Dan kemudian frekuensi radio menyebarangi kapasitor dan keluar dari kaki output penguat.
Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring. Kordinst lokasi : -7,4426312, 112,2614416
1B/22/SELFI PUTRI R./2041160027 PENGUATAN CARRIER DAN SISTEM MODULASI
Kelas A Penguat Kelas A merupakan Kelas Penguat yang desainnya paling sederhana dan paling umum digunakan. Seperti namanya yaitu Kelas A yang artinya adalah Kelas terbaik, penguat Kelas A ini memiliki tingkat distorsi sinyal yang rendah dan memiliki liniearitas yang tertinggi dari semua kelas penguat lainnya. Dalam penguat kelas A Untuk mencapai linearitas dan gain yang tinggi, tahap output dari penguat kelas A bias "ON" (melakukan) sepanjang waktu. Kemudian untuk penguat yang diklasifikasikan sebagai "Penguat Kelas A", arus idle sinyal nol pada tahap output harus sama atau lebih besar dari arus beban maksimum (biasanya speaker) yang diperlukan untuk menghasilkan sinyal output terbesar. Sebagai penguat kelas A beroperasi di bagian linier kurva karakteristiknya, perangkat output tunggal melakukan melalui 360 derajat penuh dari bentuk gelombang output. Kemudian penguat kelas A setara dengan sumber arus. Karena penguat kelas A beroperasi di daerah linier, tegangan bias base DC (atau gerbang) DC harus dipilih dengan benar untuk memastikan operasi yang benar dan distorsi rendah. Namun, karena perangkat output "ON" setiap saat, itu selalu membawa arus, yang merupakan kehilangan daya terus menerus dalam penguat.
Kelas B penguat kelas b, tegangan resistor diganti dengan dioda sama dengan tegangan basis emitor karena tegangan sama tidak mengalir arus basis. jika lebih dari 0,7 baru mengalir arus basis, kemudian input diberi tegangan AC melewati kapasitor lalu menjadi naik menjadi diatas 0,7, yang diatas 0,7 diperkuat oleh arus kolektor, lalu dileeatkan oleh kapasitordan turun sedikit. jika tidak ada input maka kelas b tidak ada tegangannya. modulasi AM kalu AM menggunakan kelas B bagian bawah terpotong karena dibawah 0,7 tidak dapat disalurkan, jika dikuatkan akan menjadi rusak dan tidak bisa didengarkan sama sekali. modulasi FM untuk kelas B tegangan 0,7 naik lalu tegangan pada kolektor terpotong, maka output juga terpotong, input dan output tidak sama, namun krena modulasi pergeseran frekuensi maka modulasi tidak rusak.
Kelas C Rangkaiannya pada kelas C mirip dengan rangkaian dari kelas B hanya saja pada dioda digantikan induktor pada kelas C, menyebabkan arus dan tegangan yang melewati basis tidak ada atau 0 karena tertahan, pada proses nya gelombang input masuk dan melewati basis dimana pada basis hanya pucuk gelombangnya saja yang diambil, lalu gelombang melewati kolektor dengan proses memperkuat gelombang pucuk tadi dan akhirnya output pada kelas C memiliki keregangan yang mirip dengan kelas B.
Oleh karena itu modulasi AM hanya di perbolehkan memakai Kelas A dengan sinyal kecil dan juga kelas C, tetapi modulasi FM diperbolehkan memakai seluruh kelas karena gelombang modulasi nya tidak akan mengalami kecacatan. Carrier tidak apa apa cacat karna akan dibuang lagi, tapi kalau modulasinya tidak boleh cacat.
1B/25/Yoga Wisesa/2041160045 >Penguat Kelas A Ciri dari Kelas A yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan (gelombang yang dimodulasi utuh semuanya) dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen dc nya. Dalam rangkaiannya, terdapat transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Di bagian atas Resistor yang mempunyai arus Ic diberi tegangan 1 sebesar 12 volt yang mengalir arus dari kutub positif mengalir ke resistor kemudian menuju kutub negative negative (ground). Transistor itu sendiri mempunyai 2 jenis yaitu NPN dan PNP. Ciri dari NPN yaitu mempunyai panah yang mengarah ke keluar. Transistor ini mempunyai karakteristik yaitu tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 Volt dengan syarat bahan pembuat dari silicon. Proses dari penguat Kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui kaki input penguat lalu menyeberangi kapasitor. Terdapat Tegangan DC dari nol Volt yang terbagi beberapa volt. Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor+0,7 V yang menyebabkan terjadinya arus emitor. >Penguat Kelas B. Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul. Ciri dari kelas B yaitu kelas B tidak mempunyai inputan dan rangkaiannya terdapat diode penyearah dan mempunyai efisiensi lebih tinggi dari kelas A. Tegangan pada ujung diode sama dengan tegangan basis dan emitor yaitu 0,7 volt yang menyebabkan tidak ada arus basis. Jika melebihi 0,7 volt akan diperkuat oleh arus collector dan menyebabkan tegangan collector semakin besar. Gelombang pada kelas B hanya setengahnya yang diperkuat. Penguat kelas B juga mempunyai transistor sama halnya dengan kelas A yang membantu arus dari kutub positive menuju negative. Dan kemudian frekuensi radio menyebarangi kapasitor dan keluar dari kaki output penguat. >Penguat Daya Kelas C. Penguat kelas C menghantarkan kurang dari 50% sinyal masukkan, dan rentan kecacatan pada output juga tinggi, tetapi memiliki efisiensi yang cukup baik hingga mencapai 90%. Terdapat beberapa pemakaian yang masih dapat mentoleransi kecacatan tersebut, contohnya pada megaphone. Penguat kelas C ini biasanya digunakan dalam pemancar RF. Pemancar RF masih dapat menekan akibat kecacatan tersebut menggunakan beban yang ditala pada frenkuensi tertentu. Rangkaian tertala ini dapat beresonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat diredam dengan baik dan sinyal frekuensi yang diinginkan dapat diterima oleh beban. Koordinat lokasi -7,6996181, 112,8832421
Penguat kelas A Rangkaian penguat kelas A menggunakan transistor sebagai penguat dari penguat aktif ada 2 macam yaitu model zaman dulu yaitu penguat tabung elektron yang digunakan sekarang adalah penguat transistor adapun jika ada IC maka di dalamnya ada transistornya. Resistor ada 2 macam berdasarkan bahannya yaitu dibuat dari bahan silikon dan dibuat dari bahan germanium. Yang paling banyak diproduksi adalah resistor dari bahan silikon. Sedangkan germanium jarang diproduksi. Bahan silikon memiliki ciri khas yaitu mempunyai tegangan antara basis dan emitor nya pada skala operasional tegangan nya adalah 0,7 v, untuk germanium tegangannya 0,2 volt. Transistor memiliki 3 kaki, kaki tersebut adalah kaki kolektor yang pertama kaki basis selanjutnya kaki emitor. Jika telah dirangkai ada R pembagian tegangan tujuannya membagi tegangan pada kaki basis . R pada basis ini merupakan pembagian tegangan tujuannya untuk memberikan arus basis sehingga jika tegangannya pada tegangan cukup akan mengalir arus basis yaitu mengalir antara basis dan emitor jika mengalir arus basis maka akan mengalir pula arus konektor. Penguat kelas B Pada kelas B tegangan basis ini dibuat 0,7 jadi jadi pembagian tidak menggunakan pembagian r dan l tetapi R dihubungkan dengan diode dimana dioda ini dari bahan silikon pegangannya 0,7 dengan basis dan emitor juga 0,7 jadi VBE = 0,7 jadi dalam keadaan stand by tidak akan ada arus mengalir karena sama-sama 0,7. Jika diberi sinyal pada input tegangannya lebih besar daripada 0,7 akan mengalir arus basis tersebut. Penguat kelas C Tegangan pada penguat kelas C ada pada induktor yaitu 0. Karena induktor mengalirkan arus DC. Jika diberi tegangan 1 maka di titik yang lain akan nol karena ini adalah kawat yang digulung cuma karena kalau masuk AC maka akan diblokir. kita lihat pada inputnya masuk ke yang 0 ke bawah maka akan hilang karena di ground kan. Jadi hanya tinggal yang atas saja diteruskan ke basis. Di ataspun ini kalau mencapai 0,7 maka yang akan menjadi arus basis cuma kepala-kepalanya saja yang bisa ngalirkan arus basi ke emitor. Dibawah 0,7 tidak di alirkan. Yang diatas diperkuat menjadi arus kolektor.
Sinyal carrier
Kelas A Sinyal frekuensi radio kemudian masuk ke dalam kaki basis dengan tegangan lebih besar dari 0,7 tergantung besaran emitor, sehingga di tegangan DC ditambahkan tegangan input menjadi lebih besar di kaki kolektor dengan arus bolak balik, lalu di koplingkan di kapasitor kemudian arus AC di teruskan ke output, jadi input dan outputnya bentuknya sama disebut dengan penguat linear Kelas B Inputnya sama yaitu sinyal frekuensi radio, input masuk melewati kapasitor kemudian masuk ke Diode dengan 0,7 secara konstan, perubahan sinyal naik turun yang dikuatkan oleh emitor sebesar 0,7 sehingga menjadi perubahan arus pada kolektor karena lebih besar dari 0,7. Jadi input dan outputnya berbeda sehingga bukan penguat linear Kelas C Tegangan pada inductor sebesar 0 volt karena cuman kawat yang di gulungkan, input masuk ke basis sebesar 0 volt hilang karena di groundkan, jika diatas 0,7 akan tetap ada, yang akan menjadi arus basis hanya kepala emitor karena dibawah 0,7 hanya pada ujungnya yang di potong di kolektor kemudian di lewatkan ke AC.
A. Rangkaian pada kelas A Sinyal input dengan tegangan sebesar 0,7 di inputkan ke R basis bertujuan untuk memberikan arus pada basis, dan arus mengalir pada basis dan emitor lalu pada arus kolektor dari VCC langsung ke ground dengan tegangan yang sama yaitu 0,7 besarnya konstan.
B. Rangkaian pada kelas B Sinyal di inputkan dengan tegangan sebesar 0,7 pada tegangan basis serta di hubungkan langsung ke diode, serta basis dan emitor juga sebesar 0,7 sehingga tidak ada arus yang mengalir karena tinggi dan besar nya sama sebesar, lalu akan ada arus serta kumparan yang menyalurkan langsung ke DC sehingga dapat mengarahkan ke kapasitor.
C. Rangkaian pada kelas C Proses nya langsung lewat kumparan dengan tegangan sebesar 0 volt , tidak ada input jika ada input tegangan nya harus di atas 0,7 yang akan mengalir pada arus basis dan arus kolektor dan keluar sebagai tegangan output.
Sinyal carrier a. Kelas A Sinyal frekuensi radio kemudian masuk ke dalam kaki basis dengan tegangan lebih besar dari 0,7 tergantung besaran emitor, sehingga di tegangan DC ditambahkan tegangan input menjadi lebih besar di kaki kolektor dengan arus bolak balik, lalu di koplingkan di kapasitor kemudian arus AC di teruskan ke output, jadi input dan outputnya bentuknya sama disebut dengan penguat linear
b. Kelas B Inputnya sama yaitu sinyal frekuensi radio, input masuk melewati kapasitor kemudian masuk ke Diode dengan 0,7 secara konstan, perubahan sinyal naik turun yang dikuatkan oleh emitor sebesar 0,7 sehingga menjadi perubahan arus pada kolektor karena lebih besar dari 0,7. Jadi input dan outputnya berbeda sehingga bukan penguat linear
c. Kelas C Tegangan pada inductor sebesar 0 volt karena cuman kawat yang di gulungkan, input masuk ke basis sebesar 0 volt hilang karena di groundkan, jika diatas 0,7 akan tetap ada, yang akan menjadi arus basis hanya kepala emitor karena dibawah 0,7 hanya pada ujungnya yang di potong di kolektor kemudian di lewatkan ke AC.
Sinyal termodulasi AM
a. Kelas A Sinyal sudah termodulasi dan dikuatkan secara AM, sumbunya di tengah dengan basis di atas 0,7 jika penguat lebih besar akan otomatis ke potong di kolektor. Jadi sinyal pada kelas A hanya untuk sinyal kecil saja
b. Kelas B Sama seperti di kelas A hanya saja tegangan di atas 0,7 akan naik di diode terpotong karena melebihi 0,7. Jadi sinyal pada kelas B tidak bisa di gunakan oleh sinyal kecil
c. Kelas C Input sama termodulasi, di inputkan di atas kaki basis dengan tegangan harus di atas 0,7 yang dikuatkan pada kolektor hanya pada pucuknya saja. Jadi perbedaan antara kelas B dan kelas C ada pada rapat dan renggang nya sinyal.
Sinyal termodulasi FM a. Kelas A Untuk penguat kelas kecil Di atas 0,7 dikuatkan di kolektor dengan bentuk sinus di output juga sinus di input Kemudian masuk ke kaki basis lalu di kolektor di potong karena output dan inputnya tidak sama karena ujung nya terpotong.
b. Kelas B Input termodulasi FM di kaki basis naik ke kolektor kemudian input dan outputnya tidak sama tetapi masih di sebut penguat linear
c. Kelas C Sama seperti yang lain hanya saja input yang di atas 0,7 sehingga output dan inputnya disebut linear karena normal rapat renggang nya sinyal kemudian bisa diterima oleh pendengar dengan baik
Penguat Kelas A : Ciri dari Kelas A yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan (gelombang yang dimodulasi utuh semuanya) dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen dc nya. Dalam rangkaiannya, terdapat transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Di bagian atas Resistor yang mempunyai arus Ic diberi tegangan 1 sebesar 12 volt yang mengalir arus dari kutub positif mengalir ke resistor kemudian menuju kutub negative negative (ground). Transistor itu sendiri mempunyai 2 jenis yaitu NPN dan PNP. Ciri dari NPN yaitu mempunyai panah yang mengarah ke keluar. Transistor ini mempunyai karakteristik yaitu tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 Volt dengan syarat bahan pembuat dari silicon. Proses dari penguat Kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui kaki input penguat lalu menyeberangi kapasitor. Terdapat Tegangan DC dari nol Volt yang terbagi beberapa volt. Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor+0,7 V yang menyebabkan terjadinya arus emitor.
Penguat kelas B adalah penguat yang bekerja berdasarkan tegangan bias dari sinyal input yang masuk. Titik kerja penguat kelas B berada dititik cut-off transistor. Dalam kondisi tidak ada sinyal input maka penguat kelas B berada dalam kondisi OFF dan baru bekerja jika ada sinyal input dengan level diatas 0.6Volt (batas tegangan bias transistor).
Penguat kelas B mempunyai efisiensi yang tinggi karena baru bekerja jika ada sinyal input. Namun karena ada batasan tegangan 0.6 Volt maka penguat kelas B tidak bekerja jika level sinyal input dibawah 0.6Volt. Hal ini menyebabkan distorsi (cacat sinyal) yang disebut distorsi cross over, yaitu cacat pada persimpangan sinyal sinus bagian atas dan bagian bawah.
Penguat Kelas C : Ciri dari kelas C yaitu mempunyai efisiensi paling tinggi dari arus colektor dan gelombang yang dimodulasi hanya bagian pucuk-pucuknya saja, kelas C ini mempunyai tegangan nol kemudian masuk setelah 0,7 baru terdapat arus basis, gelombang yang diatas 0,7 akan diperkuat oleh transistor. Gelombang pada kelas C menyebabkan kecacatan pada carrier, namun tidak masalah jika cacatnya pada carrier, jangan sampai yang cacat pada modulasinya karena dapat menyebabkan informasinya terpotong.
Modulasi AM dan FM mempunyai inputan dan output an yang berbeda-beda. pada kelas A mempunyai sinyal besar dan kecil, sedangkan pada kelas B dan C mempunyai sinyal besar saja.
Penguat ini menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar dan memiliki gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan atau sama, pada rangkaian transistornya mempunyai tiga kaki basis, collector, dan emitor, diatas colector diberikan catu daya sehingga transistor diberikan tegangan dan aliran arus melewati collector dan juga melewati basis, transistor memiki dua jenis NPN dan juga BJT. sebelum arus melewati basis ada dua resistor letaknya di samping kiri, sebagai pembagi arus yang lewat. Transistor ini memiliki sifat antara basis dan emitor memiliki tegangan 0,7volt untuk bahan silicon, dan 0,2volt untuk bahan germanium
Penguat Kelas B
Pada penguat kelas B dimana diganti oleh diode sebagai pengganti dari resistor yang terletak di kiri bawah , pada jalur kolektor diberi konduktor, pada penguat kelas B terdapat RFC (Radio Frequency Chock) yang diamana fungsinya untuk menghambat frequensi radio, yang mengabitkan tegangngan pada diode sama dengan tegangan pada basis emitor, yang dimana jika lebih dari 0,7 baru mengalir arus basis nya, kemudian input diberi tegangan AC yang melewati kapasitor lalu naik menjadi diatas 0,7, ketika diatas 0,7 diperkuat oleh arus kolektor, kemudian diletakkan oleh kapasitor dan turun sedikit , jika tidak ada input maka penguat kelas B tidak aka nada tegangan nya. Penguat Kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada Penguat Kelas A.
Penguat Kelas C
Ciri dari kelas C yaitu mempunyai efisiensi paling tinggi dari arus colektor dan gelombang yang dimodulasi hanya bagian pucuk-pucuknya saja, kelas C ini mempunyai tegangan nol kemudian masuk setelah 0,7 baru terdapat arus basis, gelombang yang diatas 0,7 akan diperkuat oleh transistor. Gelombang pada kelas C menyebabkan kecacatan pada carrier, namun tidak masalah jika cacatnya pada carrier, jangan sampai yang cacat pada modulasinya karena dapat menyebabkan informasinya terpotong.
Penguat Kelas A Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, Pada rangkaian Transistor mempunyai 3 kaki, yaitu Kolektor, Basis, dan Emitor. Kemudian diberi tegangan catu daya yang mengakibatkan transistor dialiri arus dari kutub positif ke kutub negatif. unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Besarnya arus kolektor sama dengan suatu konstanta yang disebut Beta DC (HFE) yang mana besarnya konstan. Untuk sinyal carrier pada kelas A, input penguatnya yaitu gelombang sinus. Sinyal input akan naik tegangannya (diatas 0,7). Sehingga pada basis ada tegangan DC ditambah tegangan dari sinyal input sehingga arus kolektor jadi lebih besar dan tegangan kolektor jadi lebih besar juga. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B Pada kelas B, tegangan basis dibuat 0,7 volt. Jadi RFC (induktor) dihubungkan dengan dioda, dimana dioda ini terbuat dari bahan dilicon yang memiliki tegangan 0,7 volt. Sedangkan basis dan emitor tegangannya juga 0,7 volt. Jadi dalam keadaan standby, tidak akan ada arus mengalir , arus basis tidak akan mengalir karena besarnya tegangan sama. Kalau pada input penguat diberi sinyal sehingga tegangannya lebih besar daripada 0,7. Maka arus basis akan mengalir. Jadi jika ada sinyal input maka ada arus basis, sehingga ada arus kolektor yang lebih besar dan sinyal outputnya akan lebih besar. Kemudian pada rangkaian terdapat kumparan atau disebut sebagai RFC (Radio Frequency Choke) yang menyalurkan arus DC tapi menghambat arus AC, jadi agar frekuensi tingginya tidak bocor ke power supply, dan diarahkan ke kapasitor. Kapasitor ini menyalurkan arus AC dan menghambat arus DC. Jadi output yang dihasilkan adalah AC. Untuk sinyal carrier pada kelas B, tegangan pada sinyal input akan naik turun, yang dikuatkan oleh kolektor adalah yang diatas 0,7. Fase yang lebih besar dari 0,7 akan dialirkan arus basisnya sehingga terjadi perubahan arus pada kolektor. Perubahan arus pada kolektor menyatakan perubahan tegangan pada kolektor yang lebih besar Input dan output pada sinyal carrier kelas B berbeda (bukan penguat linier)
Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertata tersebut. Rangkaian tertata itu hanya bersonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Beberapa contoh jenis penguat : 1. Penguat kelas A 2. Penguat kelas B 3. Penguat kelas C
Penjelasan:
Penguat kelas A Pada rangkaiannya, terdapat 4 buah resistor, dan transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Penguat Kelas A memiliki ciri yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen DC nya . Dan Penguat Kelas A menguatkan seluruh proses masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya. Penguat kelas ini pada umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, karena memiliki efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, akan terjadi rugi pada daya yang kecil sehingga dapat diterima. Dalam Penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sehingga rangkaiannya selalu menghantarkan dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu sendiri selalu menghantarkan meskipun tidak ada masukan terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B Pada rangkaiannya terdapat transistor, dioda, resistor, dan induktor. Penguat Kelas B memiliki ciri yaitu tidak mempunyai inputan dan rangkaiannya terdapat dioda penyearah dan mempunyai efisiensi lebih tinggi dari kelas A. Tegangan pada ujung dioda sama dengan tegangan basis dan emitor yaitu sebesar 0,7 volt yang menyebabkan tidak ada arus basis. Jika melebihi 0,7 volt akan diperkuat oleh arus collector dan menyebabkan tegangan collector semakin besar. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah proses berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B juga jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya pada pemancar Frekuensi Radio (RF).
Penguat Kelas C Pada rangkaiannya terdapat transistor, resistor, dan 2 buah induktor. Penguat Kelas C memiliki ciri yaitu mempunyai efisiensi paling tinggi dari arus colektor dan gelombang yang dimodulasi hanya bagian ujungnya saja, Penguat Kelas C ini mempunyai tegangan sebesar nol kemudian masuk setelah 0,7 baru terdapat arus basis, gelombang yang diatas 0,7 akan diperkuat oleh transistor. Penguat kelas C menghantarkan kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar Frekuensi Radio (RF) di situ cacat yang terjadi dapat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, Rangkaian tertala itu hanya beresonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi - frekuensi yang tidak diinginkan dapat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoida) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi tersebut. Asalkan pemancar itu tidak memancarkan pada bidang frekuensi yang luas.
Penguat kelas A Pada penguat kelas A memiliki input dan output yang konstan atau stabi dan bisa dikatakan tidak mengalaml perubahan, di rangkaian penguat kelas A terdapat rangkaian transistor yang memiliki 3 kaki diantaranya kolektor, basis, dan emitor. Penguat kelas A yang kita bahas kali ini berbahan silikon sebagai penguat. Yang dapat diartikan apabila terdapat arus dari basis maka arus emitor akan mengalir ke bagian ground. Kita beri contoh semisal pada rangkaian transistor penguat kelas A tersebut diberi sebuah tegangan catu daya sebsar 12V maka daya tersebut akan mengalir dari kutub positif (+) kemudian menuju ke kutub negatif (-) lalu menuju ke ground. Lalu pada rangkaian tersebut terdapat 2 buah resistor yang digunakan sebagai pembagi tegangan , agar collector dan emittor(output) mendapatkan tegangan secara merata. Transistor sendiri mempunyai 2 jenis yaitu NPN dan PNP. Ciri dari NPN yaitu mempunyai panah yang mengarah ke keluar.Transistor ini memiliki karakteristik sebagai berikut Vbasis dan V emitor yang nilainya selalu 0,7 V untuk bahan dari silikon. Lalu terdapat V basis, V emitor dan V kolektor. Dalam rangkaian tersebut, V basis nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan V emitor. Apabila tegangan pada basis lebih rendah maka dapat menyebabkan arus yang dialirkan menjadi terbalik sehingga resistor menjadi rusak. Dari penyataan tersebut diperoleh V.B = V.E +V.BE(0,7V). Apabila tegangan pada basis lebih besar dari tegangan Emittor + 0,7 maka akan ada arus basis yang akan menggarah ke emitor. Pada kelas A terdapat input sebagai penguat dan output sebagai penguat. Jadi inputnya merupakan gelombang sinus dan bolak balik. Tegangan sebesar 0V. Frekuensinya merupakan gelombang radio yang masuk dan melewati kapasitor karena bagian dari AC, lalu dicampur dengan DC. Lalu masuk ke basis yakni 0,7 V ditambah arus pada emitor. Lalu masuk ke kolektor. Tegangan pada kolektor cukup besar karena arus tersebut berasal dari beta dikali arus basis. Lalu dicompile dengan kapasitor. Tegangan pada DC nya diredam kemudian untuk AC nya tetap. Kesimpulannya tegangan pada kolektor menjadi tinggi lalu setelah melewati kapasitor dan masuk ke output menjadi 0V. Hal tersebut yang menyebabkan Input dan Outputnya sama/konstan.
Penguat Kelas B Pada rangkaian penguat kelas B terdapat sebuah dioda sebagai pengganti resistor di penguat kelas A, pada ujung dioda memiliki tegangan sebesar 0,7 V, sehingga VBE = 0,7. Jadi ketika dalam keadaan menyala atau stand by tidak akan ada arus yang mengalir, hal tersebut terjadi dikarenakan besarnya tegangan yang sama dengan tegangan pada dioda yaitu 0,7 dan tidak adanya sinyal input. Namun, bila diberi sebuah sinyal input maka arus tersebut akan mengalir. Pada penguat kelas B sinyal carrier (pembawa) melewati kapasitor. Karena adanya sebuah dioda pada Arus Basis, maka VB = 0.7 V dan VBE = 0.7 V. Terjadi perubahan pada tegangan input yang dikuatkan oleh emitor yang memiliki tegangan di atas 0.7 V. Karena di atas 0.7 V maka akan mengalir Arus Basis. Sehingga gelombangnya terpotong yang menyebabkan tegangan input dan output menjadi berbeda dan bukan penguat linier atau tetap.
Penguat Kelas C Pada penguat kelas C , terdapat resistor dan induktor. Arus DC tetap masuk sedangkan arus AC ditahan. Sehingga arus AC masuk ke basis. Pada basis memiliki tegangan sebesar 0,7 V. lalu diatas 0,7 V akan diperkuat olek kolektor. Sehingga diperbesarkan dan tidak rapat. Lalu lewat kapasitor dan ini disebut penguatan carier. Jadi sinyal pada carier belum termodulasi. Efiesiensi paling tinggi terdapat pada kolektor karena memiliki arus yang sedikit. Kelas C lebih renggang daripada kelas B. Jadi kelas A memiliki efesiensi rendah dan diperkuat secara utuh. Lalu untuk kelas B hanya separuhnya saja yang diperkuat.
Untuk Modulasi AM diperbolehkan menggunakan Penguat Kelas A dan Kelas C Sedangkan untuk Modulasi FM diperbolehkan untuk menggunakan semua kelas karena tidak akan terjadi suatu kecacatan.
Terdapat 3 macam penguatan yaitu : - Penguat kelas A - Penguat kelas B - Penguat kelas C
Cara kerja penguat kelas A : Untuk cara kerja penguat kelas A sendiri yaitu dengan menguatkan seluruh masukan sehingga yang dikeluarkan merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat kelas A ini tidak terlalu efisien, karena penguat kelas A hanya meiliki efisiensi maksimum 50%. Didalam penguat Kelas A penguatnya diberi prategangan sehingga di dalam rangkaian tersebut selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang sejajar/linier pada lengkungan karakteristik penguat. Dikarenakan peralatan tersebut akan selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, dan selalu ada daya yang terbuang, sehingga hal itulah yang menyebabkan penguat kelas A efisiensinya rendah.
Cara kerja penguat Kelas B : Lalu untuk cara kerja penguat kelas B hanya menggunakan setengah gelombang masukan, Karena hanya menggunakan setengah gelombang maka menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi penguat kelas B memiliki efisiensi yang lebih tinggi daripada penguat Kelas A. Penguat Kelas B Sendiri mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat kelas B ini tidak bekerja sehingga sama sekali tidak menggunakan daya pada saat itu. Penguat Kelas B jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun penguat kelas B dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang keluar.
Cara kerja penguat Kelas C : Selanjutnya adalah Penguat kelas C, untuk cara kerja penguat kelas C sendiri yaitu dengan menghantarkan kurang dari 50% sinyal masukan dan memiliki cacat keluaran tinggi, tetapi untuk efisiensi penguat kelas C sendiri dapat mencapai 90%. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF (Radio Frekuensi), dalam pemancar RF cacat yang terjadi dapat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan tersebut dapat digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati atau sebaliknya, yang menimbulkan pulse arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beresonansi pada beberapa resonasi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan tersebut dapat diredam lalu sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
-Penguat Kelas A⠀ ⠀ Rangkaian Penguat Kelas A mempunyai gelombang input dan outputnya konstan atau sama, untuk rangkain transistor dimana transistornya sendiri memiliki 3 kaki yaitu basis, collector, serta emitor. Di atas collector diberi catu daya sehingga transistor diberikan tegangan dan aluran arus, lalu arus akan melewati collector dan basis, dan akan keluar melewati emitor menuju ke ground.⠀ ⠀ Transistor sendiri memiliki 2 jenis yaitu ada NPN dan PNP sebagai pembagi tegangan.⠀ Transistor memiliki karakteristik tegangan yaitu Vbasis serta Vemitor nilainya selalu 0.7V, ⠀ Apabila transistor tersebut dialiri oleh arus maka akan ada tegangan emitor serta tegangan basis, dimana tegangan basis tersebut lebih tinggi dibandingkan tegangangn emitor, dari pernyataan tersebut maka di peroleh VB=VE+VB(0,7), apabila tegangan basis masuk lebih besar dari VE+VB-E(0,7) makan ada arus basis yang mengalir menuju ke emitor.⠀ Kalau dilihat dari penguat AC di kelas A ada input dan output penguat. Dari input penguat masuk ke basis lalu ke kolektor hingga output penguat, input dari penguat penguat merupakan gelombang sinus.⠀ ⠀ -Penguat kelas B⠀ Pada rangkaian penguat Kelas B terdapat dioda sebagai pengganti resistor di penguat kelas A, tegangan pada ujung diode bernilai 0,7V, Pada input diberi tegangan AC melewati suatu kapasitor ssehingga tegangan akan naik diatas 0,7V, tegangan di atas 0,7V diperkuat oleh arus colector kemudian dilewatkan kapasitor, Apabila tidak ada input pada kelas B maka tidak akan ada tegangan yang mengalir.⠀ ⠀ -Penguat Kelas C⠀ Pada kelas C ini terdapat resistor dan induktor, disini tegangan yang melewati basis tidak ada atau 0 karena tertahan, pada prosesnya gelombang input masuk melewati basis yang dimana basis itu yang diperkuat hanya ujungnya saja, sehingga gelombang akan terbentuk renggang (tidak rapat).disini kelas C lebih renggang daripada kelas B⠀
-Karateristik SINYAL TERMODULASI AM
Kelas A hanya bisa untuk sinyal kecil saja, yang besar akan terpotong. Kelas B hanya yang diatas 0,7 yang akan dikuatkan transisor tapi terpotong oleh besarnya catu daya. Seandainya penguatan kecil tetap akan terpotong. Kelas C yang dikuatkan hanya yang ujungnya saja. Jika dibandingkan dengan kelas B dan C kolektor jarang. Kelas C lebih efisien.
-Pada SINYAL TERMODULASI FM
KELAS A (penguat sinyal kecil) di kolektor dan outout bentuknya sama (sinus) sedangkan pada (penguat sinyal besar) Input dan output tidak sama tetapi tetap termasuk penguat linier karena tidak menganggu modulasi. Kelas B bentuk sinyal input dan output tidak sama tapi masih disebut linier. Rapat atau renggangnya sama/konstan Kelas C tetap disebut penguat linier, karena modulasinya masih terlihat normal ⠀
Koordinat lokasi =7.697450, 111.621402 (Wungu, Kabupaten Madiun)
Penguat kelas A Penguat kelas A melakukan penguatan diseluruh masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang amplitudonya diperbesar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal yang lemah. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. oleh arena itu terdapat daya yang terbuang yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat kelas B Tegangan resistor diganti dengan dioda penyearah dimana tegangan diujung dioda sebesar 0,7 volt sama dengan tegangan prabasis emitor, karena tegangannya sama maka tidak mengalirkan arus basis. Jika tegangan lebih dari 0,7 volt maka arus basis dapat mengalir. Kemudian pada input diberi tegangan AC sehingga tegangan dapat naik diatas 0,7 volt, Yang kemudian kemudian akan diperkuat oleh arus kolektor yang nantinya arus AC pada tegangan kolektor juga akan semakin besar, setelahnya arus bolak baliknya akan dilewatkan melalui kapasitor.
Penguat Kelas C Pada penguat kelas C tegangan basis akan melewati induktor saja, penguat ini biasanya juga disebut sebagai RFC, yang menghambat frekuensi radio. Pada rangkaian ini arus DC akan tetap masuk namun arus AC dihambat. Karena bagian bawah ditahan maka arus AC masuk ke basis. Didalamnya masih memiliki tegangan 0, ketika tegangan sudah 0,7 volt maka akan muncul arus basis. pada gelombangn yang diperkuat adalah pucuknya saja. Sehingga bentuk dari gelombang akan renggang atau tidak rapat. Efisiensi yang paling tinggi terdapat pada kolektor, karena arusnya yang kecil.
Penguat Kelas A Penguat kelas A Rangkaian penguat kelas A menggunakan transistor sebagai penguat dari penguat aktif ada 2 macam yaitu model zaman dulu yaitu penguat tabung elektron yang digunakan sekarang adalah penguat transistor adapun jika ada IC maka di dalamnya ada transistornya. Resistor ada 2 macam berdasarkan bahannya yaitu dibuat dari bahan silikon dan dibuat dari bahan germanium. Yang paling banyak diproduksi adalah resistor dari bahan silikon. Sedangkan germanium jarang diproduksi. Bahan silikon memiliki ciri khas yaitu mempunyai tegangan antara basis dan emitor nya pada skala operasional tegangan nya adalah 0,7 v, untuk germanium tegangannya 0,2 volt. Transistor memiliki 3 kaki, kaki tersebut adalah kaki kolektor yang pertama kaki basis selanjutnya kaki emitor. Jika telah dirangkai ada R pembagian tegangan tujuannya membagi tegangan pada kaki basis . R pada basis ini merupakan pembagian tegangan tujuannya untuk memberikan arus basis sehingga jika tegangannya pada tegangan cukup akan mengalir arus basis yaitu mengalir antara basis dan emitor jika mengalir arus basis maka akan mengalir pula arus konektor.
Penguat Kelas B Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Pada rangkaian penguat kelas B terdapat sebuah dioda sebagai pengganti resistor di penguat kelas A, pada ujung dioda memiliki tegangan sebesar 0,7 V, sehingga VBE = 0,7. Jadi ketika dalam keadaan menyala atau stand by tidak akan ada arus yang mengalir, hal tersebut terjadi dikarenakan besarnya tegangan yang sama dengan tegangan pada dioda yaitu 0,7 dan tidak adanya sinyal input. Namun, bila diberi sebuah sinyal input maka arus tersebut akan mengalir. Pada penguat kelas B sinyal carrier (pembawa) melewati kapasitor. Karena adanya sebuah dioda pada Arus Basis, maka VB = 0.7 V dan VBE = 0.7 V. Terjadi perubahan pada tegangan input yang dikuatkan oleh emitor yang memiliki tegangan di atas 0.7 V. Karena di atas 0.7 V maka akan mengalir Arus Basis. Sehingga gelombangnya terpotong yang menyebabkan tegangan input dan output menjadi berbeda dan bukan penguat linier atau tetap.
Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Pada penguat kelas C, terdapat resistor dan induktor. Arus DC tetap masuk sedangkan arus AC ditahan. Sehingga arus AC masuk ke basis. Pada basis memiliki tegangan sebesar 0,7 V. lalu diatas 0,7 V akan diperkuat olek kolektor. Sehingga diperbesarkan dan tidak rapat. Lalu lewat kapasitor dan ini disebut penguatan carier. Jadi sinyal pada carier belum termodulasi. Efiesiensi paling tinggi terdapat pada kolektor karena memiliki arus yang sedikit. Kelas C lebih renggang daripada kelas B. Jadi kelas A memiliki efesiensi rendah dan diperkuat secara utuh. Lalu untuk kelas B hanya separuhnya saja yang diperkuat.
Pada modulasi AM tidak akan terjadi suatu kecacatan jika kita menggunakan Penguat Kelas A dan C sedangkan pada modulasi FM tidak akan terjadi suatu kecacatan jika menggunakan semua kelas.
Penguat kelas A Ciri-ciri dari penguat kelas A yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen DC nya, Penguat kelas A seringkali dipakai pada sinyal kecil, agar efisiensi daya bisa diabaikan. Meskipun dalam situasi ideal sebuah penguat kelas A hanya bisa mencapai efisiensi sebesar 50%. Penguat kelas A juga mengambil daya bahkan ketika tidak ada sinyal masukan. Efisiensi disebut efisiensi daya kolektor, dan didefinisikan sebagai perbandingan daya keluaran ke daya masukan arus DC, lalu proses penguat kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui kaki input penguat lalu menyeberangi kapasitor. Terdapat Tegangan DC dari nol Volt yang terbagi beberapa volt. Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor+0,7 V yang menyebabkan terjadinya arus emitor.
Penguat kelas B Penguat kelas B sebenarnya hampir sama dengan penguat , penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar setengahnya karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat kelas C Pada penguat kelas C efisiensi operasi lebih tinggi dari penguat kelas B. Akan tetapi, ganguan sebuah penguat kelas C lebih besar dari penguat kelas A dan B. Namun, gangguan yang tinggi juga memiliki keuntungan lain. Satu aplikasi penggunaan yang umum adalah multiplier frekuensi untuk menaikan atau mengubah sinyal frekuensi. Ketika gangguan penguat kelas C sangat besar, itu hanya cocok untuk sinyal yang tidak terpengaruh dengan amplitudo, seperti penguatan sinyal CW atau FM. Penguat kelas C ini mempunyai tegangan nol kemudian masuk setelah 0,7 baru terdapat arus basis, gelombang yang diatas 0,7 akan diperkuat oleh transistor
Penguat kelas A Transistor memiliki tegangan antara basis dan emitor yang konstan (tetap). Transistor dari silikon, maka nilai tegangan konstannya 0,7 V (tegangan diantara Ve dan Vb). Vb untuk penguat kelas A selalu lebih dari 0,7 V, maka akan ada aliran. Maka Ib lebih dari 0 A. Tegangan di Vc akan ada penguatan oleh transistor, sehingga pasti lebih dari 0,7 V. Sinyal output yang keluar dilewatkan kapasitor sehingga DC nya dihilangkan dan menyebabkan drop. Pada inputnya modulasi AM, namun pada output akan terputus karena catu daya hanya 12 V, yang disebut cacat modulasi. Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga bentuk sinyal outputnya sama dengan inputnya yang diperbesar amplitudonya. Penguat kelas A umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis A tidak terlalu efisien (efisiensi 25-50%). Bila digunakan untuk sinyal kecil, rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sehingga rangkaiannya selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B Pada kaki dipertahankan tegangannya 0,7 V sehingga diberi diode yang ujung – ujng kakinya 0,7 V. Dalam keadaan standby (diam) tidak ada arus diantara basis dan emitor. Jadi tidak ada arus pada kolektor dan emitor. Terdapat induktor, yang tegangan di ujung - ujungnya adalah 0 V, sifatnya menghambat arus AC dan melanjutkan atau menyalurkan arus DC. Vb untuk penguat kelas B sama dengan 0,7 V, maka Ib sama dengan 0 A. Sinyal yang masuk pada basis 0,7 V, kemudian pada output hanya diambil yang diatas kemudian dikuatkan. Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi daripada penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum (sekitar 75%) karena pada setengah daur berikutnya, penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C Karena terdapat induktor, tegangannya menjadi 0 V (Vb = 0 V), maka Ib sama dengan 0 A. Sinyal input yang awalnya berbentuk sinus, pada bagian ujungnya dikuatkan, sehingga menyebabkan sinyal output yang ujungnya terpotong – potong. Hal ini menyebabkan masalah karena amplitudonya rusak. Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C adalah dalam pemancar RF, cacat yang terjadi dapat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat dari keadaan hidup ke keadaan mati dan sebaliknya, menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala hanya beresonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi yang tidak diinginkan dapat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoidal) dapat diterima oleh beban.
1.Penguat kelas A 2.Penguat kelas B 3.Penguat kelas C
Penjelasannya: Penguat kelas A Rangkaian penguat kelas A menggunakan transistor sebagai penguat dari penguat aktif ada 2 macam yaitu model zaman dulu yaitu penguat tabung elektron yang digunakan sekarang adalah penguat transistor adapun jika ada IC maka di dalamnya ada transistornya. Resistor ada 2 macam berdasarkan bahannya yaitu dibuat dari bahan silikon dan dibuat dari bahan germanium. Yang paling banyak diproduksi adalah resistor dari bahan silikon. Sedangkan germanium jarang diproduksi. Bahan silikon memiliki ciri khas yaitu mempunyai tegangan antara basis dan emitor nya pada skala operasional tegangan nya adalah 0,7 v, untuk germanium tegangannya 0,2 volt. Transistor memiliki 3 kaki, kaki tersebut adalah kaki kolektor yang pertama kaki basis selanjutnya kaki emitor. Jika telah dirangkai ada R pembagian tegangan tujuannya membagi tegangan pada kaki basis . R pada basis ini merupakan pembagian tegangan tujuannya untuk memberikan arus basis sehingga jika tegangannya pada tegangan cukup akan mengalir arus basis yaitu mengalir antara basis dan emitor jika mengalir arus basis maka akan mengalir pula arus konektor. Penguat Kelas B Pada rangkaian penguat kelas B terdapat sebuah dioda sebagai pengganti resistor di penguat kelas A, pada ujung dioda memiliki tegangan sebesar 0,7 V, sehingga VBE = 0,7. Jadi ketika dikeadaan menyala atau stand by tidak akan ada arus yang mengalir, hal tersebut terjadi dikarenakan besarnya tegangan yang sama dengan tegangan pada dioda yaitu 0,7 dan tidak adanya sinyal input. Namun, jika diberi sebuah sinyal input maka arus tersebut akan mengalir. Pada penguat kelas B sinyal carrier (pembawa) melewati kapasitor. Karena adanya sebuah dioda pada Arus Basis, maka VB = 0.7 V dan VBE = 0.7 V. Terjadi perubahan pada tegangan input yang dikuatkan oleh emitor yang memiliki tegangan di atas 0.7 V. Karena di atas 0.7 V maka akan mengalir Arus Basis. Sehingga gelombangnya terpotong yang menyebabkan tegangan input dan output menjadi berbeda dan bukan penguat linier atau tetap.
Penguat Kelas C Pada penguat kelas C , terdapat resistor dan induktor. Arus DC tetap masuk sedangkan arus AC ditahan. Sehingga arus AC masuk ke basis. Pada basis memiliki tegangan sebesar 0,7 V. lalu diatas 0,7 V akan diperkuat olek kolektor. Sehingga diperbesarkan dan tidak rapat. Lalu lewat kapasitor dan ini disebut penguatan carier. Jadi sinyal pada carier belum termodulasi. Efiesiensi paling tinggi terdapat pada kolektor karena memiliki arus yang sedikit. Kelas C lebih renggang daripada kelas B. Jadi kelas A memiliki efesiensi rendah dan diperkuat secara utuh. Lalu untuk kelas B hanya separuhnya saja yang diperkuat.
Penguat Kelas A merupakan Kelas Penguat yang desainnya paling sederhana dan paling umum digunakan. Seperti namanya yaitu Kelas A yang artinya adalah Kelas terbaik, penguat Kelas A ini memiliki tingkat distorsi sinyal yang rendah dan memiliki liniearitas yang tertinggi dari semua kelas penguat lainnya. Dalam penguat kelas A Untuk mencapai linearitas dan gain yang tinggi, tahap output dari penguat kelas A bias "ON" (melakukan) sepanjang waktu. Kemudian untuk penguat yang diklasifikasikan sebagai "Penguat Kelas A", arus idle sinyal nol pada tahap output harus sama atau lebih besar dari arus beban maksimum (biasanya speaker) yang diperlukan untuk menghasilkan sinyal output terbesar. Sebagai penguat kelas A beroperasi di bagian linier kurva karakteristiknya, perangkat output tunggal melakukan melalui 360 derajat penuh dari bentuk gelombang output. Kemudian penguat kelas A setara dengan sumber arus. Karena penguat kelas A beroperasi di daerah linier, tegangan bias base DC (atau gerbang) DC harus dipilih dengan benar untuk memastikan operasi yang benar dan distorsi rendah. Namun, karena perangkat output "ON" setiap saat, itu selalu membawa arus, yang merupakan kehilangan daya terus menerus dalam penguat.
Penguat Kelas B
Ketika sinyal input menjadi positif, bias transistor positif berjalan sementara transistor negatif beralih "OFF". Demikian juga, ketika sinyal input menjadi negatif, transistor positif beralih "OFF" sementara bias transistor negatif mengubah "ON" dan melakukan bagian negatif dari sinyal. Dengan demikian transistor hanya melakukan separuh waktu, baik pada setengah atau negatif dari sinyal input. Kemudian kita dapat melihat bahwa setiap perangkat transistor dari penguat kelas B hanya berjalan melalui setengah atau 180 derajat bentuk gelombang output dalam pergantian waktu yang ketat, tetapi karena tahap keluaran memiliki perangkat untuk kedua bagian dari bentuk gelombang sinyal maka kedua bagian tersebut digabungkan menjadi satu. untuk menghasilkan bentuk gelombang output linear penuh. Desain push-pull penguat ini jelas lebih efisien daripada penguat Kelas A, sekitar 50%, tetapi masalah dengan desain penguat kelas B adalah bahwa ia dapat membuat distorsi pada titik nol-persimpangan (junction) gelombang karena gelombang mati transistor tegangan base input dari -0.7V ke +0.7. Kita ingat dari tutorial Transistor bahwa dibutuhkan tegangan base-emitter sekitar 0.7 volt untuk mendapatkan transistor bipolar untuk mulai berjalan. Kemudian dalam penguat kelas B, transistor output tidak "bias" ke keadaan "ON" operasi sampai tegangan ini terlampaui. Ini berarti bahwa bagian dari bentuk gelombang yang berada dalam jendela 0.7 volt ini tidak akan direproduksi secara akurat membuat penguat kelas B tidak cocok untuk aplikasi penguat audio presisi. Untuk mengatasi distorsi zero-crossing ini (juga dikenal sebagai Distorsi Crossover ).
Penguat Kelas C
Dalam penguat Kelas C Karena distorsi audio yang berat, penguat kelas C biasanya digunakan dalam Osilator gelombang sinusoidal frekuensi tinggi dan jenis penguat frekuensi radio tertentu, di mana pulsa arus yang dihasilkan pada output penguat dapat dikonversi untuk menyelesaikan gelombang sinusoidal dari frekuensi tertentu oleh penggunaan rangkaian resonansi LC di rangkaian collector-nya.
Penguat kelas A Dalam penguat kelas A terbagi menjadi 2 resistor yang digunakan sebagai pembagi tegangan dengan tujuan memberikan tegangan pada Basis sehingga akan terdapat arus basis yang akan mengalir pada emitor dan juga akan mengalir ke collector. Transistor ini memiliki tegangan 0,7 volt untuk bahan silicon dan 0,2 volt untuk bahan germanium dan pada tegangan basis biasanya lebih tinggi daripada emitor karena kalau tegangan basis lebih rendah maka tegangan akan terbalik dan menyebabkan transistor rusak. Pada penguat kelas Asinyal carier yang masuk ke kaki basis besarnya lebih dari 0,7 volt sehingga pada basis akan timbul tegangan DC di tambah tegangan input sehingga arus akan lebih besar. Kemudian arus tersebut di kopling menggunakan kapasitor sehingga rus DC akan di blok dan arus AC akan diteruskan.
Penguat kelas B Pada rangkaian penguat kelas B resisitor digantikan oleh dioda dan pada collector diberikan inductor sebagai pengganti resistor. Pada penguat kelas B tegangan dibuat 0,7 volt sehingga VBE = 0,7. Jadi dalam keadaan stand by tidak ada arus yang mengalir karena tegangannya sama. Pada penguat kelas B sinyal carier melewati kapasitor. Perubahan tegangan input yang dilakukan oleh emitor yaitu tegangan diatas 0,7 volt. Keran diatas 0,7 maka terjadi arus basis sehingga gelombangnya terpoting yang menjadi penyebab tegangan input dan output berbeda.
Penguat kelas C Pada penguat kelas C ini memiliki nilai paling tinggi dari arus collector dan gelombang yang dimodulasi hanya pada pucuknya saja. Pada penguat kelas C tegangan langsung melewati kumparan sehingga tegangannya adalah 0. Namun jika ada tegangan input diatas 0,7 volt makan aka nada arus basis dan collector.
Titik koordinat : -7.925658383447745, 112.61572415667108
Penguat Kelas A adalah jenis penguat atau amplifier yang paling umum karena desainnya yang sederhana. Penguat kelas A, secara harfiah berarti "kelas terbaik" dari penguat terutama karena tingkat distorsi sinyal rendah dan mungkin terdengar terbaik dari semua kelas penguat yang disebutkan di sini.
Penguat kelas A memiliki linieritas tertinggi di atas kelas penguat lainnya dan karena itu beroperasi di bagian linier kurva karakteristik.
Umumnya penguat kelas A menggunakan transistor tunggal yang sama (Bipolar, FET, MOSFET, dll) yang terhubung dalam konfigurasi common emitter untuk kedua bagian gelombang dengan transistor selalu memiliki arus yang mengalir melalui itu, bahkan jika tidak memiliki sinyal dasar.
Ini berarti bahwa tahap output apakah menggunakan perangkat Bipolar, MOSFET atau IGBT, tidak pernah didorong sepenuhnya ke daerah cut-off atau saturasi tetapi sebaliknya memiliki titik-biasing base titik-Q di tengah garis bebannya. Kemudian transistor tidak pernah mematikan "OFF" yang merupakan salah satu kelemahan utamanya.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B diciptakan sebagai solusi untuk masalah efisiensi dan pemanasan yang terkait dengan penguat kelas A sebelumnya. Dasar penguat kelas B menggunakan dua transistor bebas baik bipolar FET untuk setiap setengah dari bentuk gelombang dengan tahap outputnya dikonfigurasi dalam pengaturan tipe "push-pull", sehingga setiap perangkat transistor hanya menguatkan setengah dari bentuk gelombang output.
Dalam penguat kelas B, tidak ada arus bias base DC karena arus diamnya nol, sehingga daya DC-nya kecil dan karenanya efisiensinya jauh lebih tinggi daripada penguat kelas A. Namun, harga yang dibayarkan untuk peningkatan efisiensi adalah dalam linearitas perangkat switching.
Penguat Kelas C
Desain Penguat Kelas C memiliki efisiensi terbesar tapi linearitas termiskin dari kelas penguat yang disebutkan di sini. Kelas Penguat sebelumnya, kelas A, kelas B dan kelas AB dianggap sebagai penguat linier, karena amplitudo dan fase sinyal output terkait secara linear dengan amplitudo dan fase sinyal input.
Namun, penguat kelas C sangat bias sehingga arus output adalah nol untuk lebih dari setengah dari siklus sinyal input sinusoidal dengan transistor idling pada titik cut-off. Dengan kata lain, sudut konduksi untuk transistor secara signifikan kurang dari 180 derajat, dan umumnya sekitar 90 derajat.
Sementara bentuk biasing transistor ini memberikan efisiensi yang jauh lebih baik sekitar 80% ke penguat, ini memperkenalkan distorsi yang sangat berat dari sinyal output. Oleh karena itu, penguat kelas C tidak cocok untuk digunakan sebagai amplifier audio.
Penguat Kelas A Penguat transistor ini mempunyai titik kerja efektif setengah tegangan Vcc. Agar rangkaian siap bekerja menerima signal input maka penguat ini memerlukan bias awal. Penguat kelas A adalah penguat dengan efesiensi terendah tetapi memiliki cacat signal (distorsi) terkecil. Untuk mendapatkan titik kerja transistor tepat setengah tegangan Vcc, maka harus dilakukan sedikit perhitungan melalui pembagi tegangan yang terdiri dari dua buah resistor. Karena memiliki distorsi kecil, maka penguat kelas A dapat digunakan sebagai penguat awal sebuah sistem (PreAmp). Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B Titik kerja penguat kelas B berada dititik Cut-Off transistor dan bekerja berdasarkan tegangan bias dari sinyal input yang masuk. Penguat kelas B akan berada dalam kondisi OFF jika tidak ada signal input oleh karena itu maka penguat kelas B ini mempunyai efesinsi tinggi tetapi tidak dapat bekerja jika tegangan input kurang dari 0,6 Volt. Hal inilah yang menyebabkan signal cacat (distorsi). Karena bekerja pada level tegangan yang relatif tinggi (diatas 1 Volt), maka penguat kelas B cocok dipakai pada penguat akhir audio. Penguat kelas B ini dalam aplikasinya menggunakan sistem konfigusi push-pull yang dibangun oleh dua transistor.
Penguat Kelas C Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring. Titik kerja penguat kelas C berada di daerah Cut-Off transistor (mirip dengan penguat kelas B) tetapi hanya membutuhkan satu transistor untuk bekerja normal. Penguat kelas C dipakai untuk menguatkan signal pada satu sisi atau bahkan hanya puncak-puncak (peak to peak) signal saja. Penguat kelas C dipakai pada penguat frekuensi tinggi. Untuk membantu kerja biasanya sering ditambahkan sebuah rangkaian resonator LC yang terdiri dari induktor dan condensator.
Koordinat lokasi: Latitude: -7.966620 / S 7° 57' 59.833'' Longitude: 112.632632 / E 112° 37' 57.475''
Rangkaian penguat kelas A rangkaian penguat kelas A menggunakan transistor sebagai penguatnya. Transistor mempunyai 3 kaki yaitu kaki kolektor, kaki basis dan kaki emitor di rangkaian ini mempunyai R pembagian tegangan tujuannya sebagai pemberi tegangan pada kaki basis ini disebut dengan era-bias, tegangan yang memberikan tegangan pada basis yaitu tegangan bias, diatas collector diberi catu daya kemudian melewati basis terakhir melewati emitor , jika arus basis dari basis mengalir ke emitor, Besarnya arus collector= Suatu konstanta yang disebut Beta DC atau dalam 4mH itu HFE yang mana besarnya konstan, jika arus basisnya 1MA maka arus collectornya 100 MA karena arus basis x100 dengan arus collector . Transistor memiliki dua jenis yaitu NPN dan PNP. Karakteristik NPN adalah memiliki panah yang mengarah ke luar. Transistor memiliki karakteristik tegangan basis dan tegangan emitor, selama bahannya terbuat dari silikon maka nilainya selalu 0,7 volt. Proses penguat kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui pin input penguat dan kemudian melintasi kapasitor.
Rangkaian penguat kelas B rangkaian penguat kelas b memiliki tegangan basis dan emitor 0,7V, rangkaian ini menggunakan R dan Diode yang berbahan silikon, jadi dalam keaadan standby arus basis tidak akan mengalir karena besar Tegangannya sama yaitu 0,7V Jika ada sinyal input melebihi 0,7V maka akan ada arus basis sehingga akan ada arus collector yang lebih besar dan sinyal outputnya akan lebih besar. Jadi gelombangnya akan terpotong menyebabkan input dan outputnya berbeda dan bukan linear atau tetap seperti sebelumnya.
Rangkaian penguat kelas C Rangkaian Kelas C yang asli mirip dengan rangkaian Kelas B. Perbedaannya adalah bahwa dioda diganti dengan induktor Kelas C, yang menyebabkan arus dan tegangan tetap melalui basis 0. Selama proses ini, gelombang masukan masuk dan diteruskan Hanya ujung gelombang yang ditangkap, kemudian gelombang melewati kolektor dan memperkuat gelombang pancaran, dan akhirnya keluaran kelas C memiliki tegangan yang mirip dengan kelas B. Penguat atau penguat kelas C ini memperkuat sinyal masukan menjadi kurang dari setengah gelombang (kurang dari 180 °), sehingga keluaran distorsi menjadi sangat tinggi. Namun, efisiensi daya amplifier Kelas C sangat baik, dan dapat mencapai efisiensi daya hingga 90%. Amplifier Kelas C biasanya digunakan dalam aplikasi khusus, seperti amplifier pada pemancar frekuensi radio dan metode komunikasi lainnya.
Penguat kelas A Penguat kelas A adalah bentuk gelombang masukan dan gelombang keluaran tidak berubah (semua gelombang termodulasi), dan efisiensinya rendah karena adanya komponen DC. Pada rangkaian terdapat transistor dengan 3 cabang, yang terdiri dari kolektor, basis, dan emitor. Di bagian atas resistor dengan Ic arus, tegangannya adalah 12 volt1, yang mengalir dari kutub positif ke resistor kemudian ke kutub negatif (ground). Jenis transistor itu sendiri ada dua yaitu NPN dan PNP. Karakteristik NPN adalah memiliki panah yang mengarah ke luar. Transistor memiliki karakteristik tegangan basis dan tegangan emitor, selama bahannya terbuat dari silikon maka nilainya selalu 0,7 volt. Proses penguat kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui pin input penguat dan kemudian melintasi kapasitor. Tegangan DC dibagi dari nol volt dengan beberapa volt. Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor + 0,7 V, yang menyebabkan arus emitor.
Penguat Kelas B Pada rangkaian penguat kelas B ada sebuah dioda sebagai pengganti resistor di penguat kelas A, pada ujung dioda ini memiliki tegangan sebesar 0,7 V, sehingga VBE = 0,7. Jadi ketika dalam keadaan menyala atau stand by tidak akan ada arus yang mengalir, hal tersebut terjadi dikarenakan besarnya tegangan yang sama dengan tegangan pada dioda yaitu 0,7 dan tidak adanya sinyal input. Namun, jika diberi sebuah sinyal input maka arus tersebut akan mengalir. Pada penguat kelas B sinyal carrier (pembawa) melewati kapasitor. Karena adanya sebuah dioda pada Arus Basis, maka VB = 0.7 V dan VBE = 0.7 V. Akan terjadi perubahan pada tegangan input yang telah dikuatkan oleh emitor dengan tegangan di atas 0.7 V. Karena di atas 0.7 V maka akan mengalir Arus Basis. Sehingga gelombangnya terpotong dan menyebabkan tegangan input dan output menjadi berbeda dan bukan penguat linier atau tetap.
Penguat Kelas C Pada penguat kelas C , terdapat resistor dan induktor. Arus DC tetap masuk sedangkan arus AC ditahan. Sehingga arus AC masuk ke basis. Pada basis memiliki tegangan sebesar 0,7 V. Lalu diatas 0,7 V akan diperkuat oleh kolektor, sehingga diperbesarkan dan tidak rapat. Lalu lewat kapasitor ini disebut penguatan carier. Jadi sinyal pada carier belum termodulasi. Efiesiensi paling tinggi terdapat pada kolektor karena memiliki arus yang sedikit. Kelas C lebih renggang daripada kelas B. Jadi kelas A memiliki efesiensi rendah dan diperkuat secara utuh. Lalu untuk kelas B hanya setengahnya saja yang diperkuat.
Pada Modulasi AM diperbolehkan menggunakan Penguat Kelas A dan Kelas C. Sedangkan untuk Modulasi FM diperbolehkan untuk menggunakan semua kelas karena tidak akan terjadi suatu kecacatan.
Cara kerja penguat kelas A : Untuk cara kerja penguat kelas A sendiri yaitu dengan menguatkan seluruh masukan sehingga yang dikeluarkan merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat kelas A ini tidak terlalu efisien, karena penguat kelas A hanya meiliki efisiensi maksimum 50%. Didalam penguat Kelas A penguatnya diberi prategangan sehingga di dalam rangkaian tersebut selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang sejajar/linier pada lengkungan karakteristik penguat. Dikarenakan peralatan tersebut akan selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, dan selalu ada daya yang terbuang, sehingga hal itulah yang menyebabkan penguat kelas A efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B Pada kaki dipertahankan tegangannya 0,7 V sehingga diberi diode yang ujung – ujng kakinya 0,7 V. Dalam keadaan standby (diam) tidak ada arus diantara basis dan emitor. Jadi tidak ada arus pada kolektor dan emitor. Terdapat induktor, yang tegangan di ujung - ujungnya adalah 0 V, sifatnya menghambat arus AC dan melanjutkan atau menyalurkan arus DC. Vb untuk penguat kelas B sama dengan 0,7 V, maka Ib sama dengan 0 A. Sinyal yang masuk pada basis 0,7 V, kemudian pada output hanya diambil yang diatas kemudian dikuatkan. Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi daripada penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum (sekitar 75%) karena pada setengah daur berikutnya, penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Cara kerja penguat Kelas C : Selanjutnya adalah Penguat kelas C, untuk cara kerja penguat kelas C sendiri yaitu dengan menghantarkan kurang dari 50% sinyal masukan dan memiliki cacat keluaran tinggi, tetapi untuk efisiensi penguat kelas C sendiri dapat mencapai 90%. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF (Radio Frekuensi), dalam pemancar RF cacat yang terjadi dapat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan tersebut dapat digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati atau sebaliknya, yang menimbulkan pulse arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beresonansi pada beberapa resonasi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan tersebut dapat diredam lalu sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Penguat kelas A Penguat kelas A waktu gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan, pada rangkaian transistor terdapat 3 kaki yaitu kollektor basis dan emitor yang dimana diberi tegangan sebesar 12 V mengalir dari positif menuju negative lalu menuju ke ground, transistor memiliki dua jenis NPN dan BJT, sebelum arus melewati basis terdapat 2 resistor yang letaknya disamping kiri, dimana berfungsi sebagai pembagi arus yang lewat . Transistor memiliki sifat antara basis dan emitor memiliki tegangan 0, 7 V untuk bahan silicon, pada tegangan basis harus diatas 0,7 volt atau tegangannya harus lebih besar daripada emitor, agar dapat disalurkan ke emitor dari basis, dimana tegangan pada basis harus lebih dari 0,7 volt dan dan arusnya harus 0. Pada waktu proses sinyal gelombang dari catu daya masuk melewati capasitor yang kemudian di filtering agar tegangngan DC tidak melewatinya, kemudian gelombang input diperkuat oleh basis dengan gelombang harus berada diatas 0,7, pada kolektor gelombang tersebut diperkuat lagi dan akhirnya pada waktu dikeluarkan terdapat gelombang input dan output yang sama. oleh karena itu Untuk modulasi AM hanya diperbolehkan menggunakan penguat kelas A dimana sinyal yang diberikan kecil agar tidak rusak
Penguat Kelas B Penguat kelas B tidak mempunyai inputan dan rangkaiannya terdapat dioda penyearah dan mempunyai efisiensi lebih tinggi dari kelas A. Tegangan pada ujung diode sama dengan tegangan basis dan emitor yaitu 0,7 volt yang menyebabkan tidak ada arus basis. Jika melebihi 0,7 volt akan diperkuat oleh arus collector dan menyebabkan tegangan collector semakin besar. Gelombang pada kelas B hanya setengahnya yang diperkuat. Penguat kelas B juga mempunyai transistor sama halnya dengan kelas A yang membantu arus dari kutub positive menuju negative. Dan kemudian frekuensi radio menyebarangi kapasitor dan keluar dari kaki output penguat.
Penguat kelas C Untuk penguat kelas C tegangan basis hanya melewati induktor saja yang disebut RFC (Radio Frequency Choke) atau yang menghambat frekuensi radio. Arus DC tetap akan masuk dan untuk arus AC dihambat sehingga arus AC akan masuk ke basis. Karena nilai tegangan keduanya nol, maka setelah 0,7 volt akan ada arus basis yang akan diperkuat oleh transistor. Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%.
Dari ketiga penguat kelas diatas yang memiliki efisiensi tinggi adalah penguat kelas C.
1G/16 Modesta Berliansa Termatu Arsanta 2041160029 Gelombang/sinyal carrier adalah gelombang radio yang mempunyai frekuensi jauh lebih tinggi dari frekuensi sinyal informasi. Berbeda dengan sinyal suara yang mempunyai frekuensi beragam/variabel dengan range 20 Hz hingga 20 kHz, sinyal carrier ditentukan pada satu frekuensi saja. Frekuensi sinyal carrier ditetapkan dalam suatu alokasi frekuensi yang ditentukan oleh badan yang berwewenang. Di Indonesia, alokasi frekuensi sinyal carrier untuk siaran FM ditetapkan pada frekuensi 87,5 MHz hingga 108 MHz. Alokasi itu terbagi untuk 204 kanal dengan penganalan kelipatan 100 kHz. Kanal pertama berada pada frekuensi 87,6 MHz, sedangkan kanal ke 204 berada pada frekuensi 107,9 MHz. Penetapan tersebut dan aturan lainnya tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 15 Tahun 2003. Frekuensi carrier inilah yang disebutkan oleh stasiun radio untuk menunjukkan keberadaannya. Misalnya, Radio XYZ 100,2 FM atau Radio ABC 98,2 FM. 100,2 Mhz dan 98,2 MHz adalah frekuensi carrier yang dialokasikan untuk stasiun bersangkutan. Karena berupa gelombang sinusoida, sinyal carrier mempunyai beberapa parameter yang dapat berubah. Perubahan itu dapat terjadi pada amplitudo, frekuensi, atau parameter lain. Contoh perubahan amplitudo dan perubahan frekuensi dari suatu sinyal asal ditunjukkan dalam gambar. Kemampuan untuk diubah inilah yang menjadi ide dari teknik-teknik modulasi.
Dalam elektronika, terdapat komponen yang disebut transistor dimana salah satu fungsinya yaitu sebagai penguat arus. Arus listrik pada transistor mengalir dari sumber VCC(positif) menuju ground(negative). Pada basis, tegangan harus lebih tinggi(VB>VE) dari emitor agar arus dapat mengalir. Tegangan VB cenderung konstan, tergantung dari bahan pembuat transistor. Transistor dapat terbuat dari silicon dan germanium. Standar dari transistor berbahan silicon, VBEnya pasti sebesar 0,7V sementara yang berbahan germanium sebesar 0,2V.
Penguatan kelas A biasanya berupa full periode dan sifatnya rapat. Gelombang dibawa jauh di atas 0,7V. Jika tegangan pada basis kurang dari 0,7, maka tidak akan ada arus yang lewat. Penggunaan penguat kelas A pada modulasi AM pada sinyal besar betanya akan melebihi 12 Volt sehingga ada amplitudo yang terpotong. Hal ini akan menyebabkan sebagian informasi hilang dan suara tidak bisa diterima dengan baik. Sementara pada sinyal kecil, betanya berarti juga kecil sehingga gelombang output termodulasi utuh. Hanya penguat kelas A dengan sinyal kecil saja yang bisa dipakai untuk sinyal termodulasi AM. Sementara penggunaan penguat kelas A pada modulasi FM dengan sinyal kecil, input dan outputnya sama. Hanya saja outputnya menjadi lebih besar. Penggunaan dengan sinyal besar, mengakibatkan amplitudo terpotong pada bagian atas dan bawah. Namun karena pada FM yang dibutuhkan adalah perubahan frekuensi, maka meskipun ada amplitudo yang terpotong, ini tidak menjadi masalah dan informasi utuh karena modulasi tidak rusak atau masih terbaca.
Penguat Kelas B Penguat kelas B, penguatannya 50% periode, dan sifatnya agak renggang. Pada kelas B, input yang masuk ke basis dibawah 0,7 akan terpotong. Emitor langsung digroundkan dan pada kolektor diberi kumparan. Bagian Ib disambungkan dengan dioda rectifier berbahan silicon sehingga ujung-ujungnya dan juga pada input bisa sama-sama sebesar 0,7 Volt, namun dengan begini, pada basis tidak ada arus yang mengalir. Pada Ic diberi inductor berupa choke yang akan menghambat arus AC dari kolektor agar tidak mengalir menuju power supply dan bisa meneruskan DC menuju kapasitor. Jadi sinyal yang dihasilkan hanya sebesar 0,7 dan dialirkan sebagai arus basis lalu muncul sebagai arus kolektor. Setengah periodenya dipaskan sebesar 0,7 (Duty cycle 50%). Pada penguat kelas B, hanya gelombang fasa positif yang dilewatkan dan diperkuat dan sisanya terpotong tepat pada 0,7. Untuk sinyal termodulasi AM yang menggunakan penguat kelas B, baik itu sinyal kecil maupun sinyal besar, modulasi keduanya sama-sama rusak karena terpotong oleh catu daya dan hanya yang diatas 0,7 yang dikuatkan sehingga ada informasi yang hilang. Sementara pada modulasi FM, gelombang dari penguat kelas B memiliki input dan output yang berbeda karena fasa positif dikuatkan dan yang berda di bawah 0,7 dipotong. Namun hal ini tidak memberi perubahan pada frekuensi sehingga informasi tetap terjaga.
Penguat kelas C Penguat kelas C, penguatannya <50% periode, dan sifatnya renggang dengan duty cycle sekitar 5-10%. Sumbu dari penguat kelas C ada pada titik 0 dan yang dikuatkan oleh kolektor hanya pucuk-pucuk gelombang di atas 0,7. Dari segi penggunaan daya, kelas C merupakan penguat dengan efisiensi paling tinggi karena daya hanya digunakan pada pucuk-pucuk gelombang tersebut. Dalam modulasi AM, hanya ujung-ujung di atas 0,7 saja yang dikuatkan dan sisanya terpotong menyebabkan hilangnya informasi dan hasil suara yang terdistorsi. Sedangkan pada modulasi FM, setelah melewati kapasitor, ketika periode Ib dihitung, maka akan lebih banyak ‘mati’ daripada ‘hidup’, menyebabkan daya yang digunakan lebih hemat dari 2 kelas lainnya. Informasi tetap utuh selagi tidak ada perubahan frekuensi walaupun ada amplitudo yang terpotong. Penguat kelas C merupakan penguat linear karena informasi dari input dan informasi pada output yang nanti diterima radio receiver sama.
Penguat Kelas A Penguat transistor ini mempunyai titik kerja efektif setengah tegangan Vcc. Agar rangkaian siap bekerja menerima signal input maka penguat ini memerlukan bias awal. Penguat kelas A adalah penguat dengan efesiensi terendah tetapi memiliki cacat signal (distorsi) terkecil. Untuk mendapatkan titik kerja transistor tepat setengah tegangan Vcc, maka harus dilakukan sedikit perhitungan melalui pembagi tegangan yang terdiri dari dua buah resistor. Karena memiliki distorsi kecil, maka penguat kelas A dapat digunakan sebagai penguat awal sebuah sistem (Pre Amp).Penguat kelas A tidak terlalu efisien, efisiensi maksimum sekitar 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima.
Titik kerja penguat kelas B berada dititik Cut-Off transistor dan bekerja berdasarkan tegangan bias dari sinyal input yang masuk. Penguat kelas B akan berada dalam kondisi OFF jika tidak ada signal input oleh karena itu maka penguat kelas B ini mempunyai efesinsi tinggi tetapi tidak dapat bekerja jika tegangan input kurang dari 0,6 Volt. Hal inilah yang menyebabkan signal cacat (distorsi). Karena bekerja pada level tegangan yang relatif tinggi (diatas 1 Volt), maka penguat kelas B cocok dipakai pada penguat akhir audio. Penguat kelas B ini dalam aplikasinya menggunakan sistem konfigusi push-pull yang dibangun oleh dua transistor.Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja
Titik kerja penguat kelas C berada di daerah Cut-Off transistor (mirip dengan penguat kelas B) tetapi hanya membutuhkan satu transistor untuk bekerja normal. Penguat kelas C dipakai untuk menguatkan signal pada satu sisi atau bahkan hanya puncak-puncak (peak to peak) signal saja. Penguat ini tidak memerlukan fidelitas, yang dibutuhkan adalah frekuensi kerja sinyal dan tidak memperhatikan bentuk sinyal. Penguat kelas C dipakai pada penguat frekuensi tinggi. Untuk membantu kerja biasanya sering ditambahkan sebuah rangkaian resonator LC yang terdiri dari induktor dan condensator. Penguat kelas C mempunyai efisiensi yang tinggi sampai 100 % namun dengan fidelitas yang rendah.
Dalam penguatan terbagi menjadi 3 macam yaitu : 1. Penguat Kelas A 2. Penguat kelas B 3. Penguat Kelas C
Pertama yaitu penguatan kelas A yang mana berfungsi sebagai penguatan seluruh sinyal yang berada lebih dari VBE yaitu 0,7V dan jika kurang dari itu maka tidak ada penguatan karena tidak ada arus yang mengalir di basis. Hasil dari penguatan kelas A sendiri berbentuk full periode sama seperti sebelum dikuatkan. Dalam kelas A sangat boros daya dan komponen karena transistor yang digunakan lebih mahal dan mudah rusak karena penguatan berjalan terus sehingga transistor menjadi panas oleh karena itu diperlukan pendingin. Dalam sistem modulasi AM Penguatan kelas A hanya cocok untuk penguatan sinyal kecil karena dalam penguatan sinyal kecil hanya dibutuhkan daya kecil dan outputnya full periode, sedangkan saat untuk penguatan sinyal besar ujung amplitudonya akan terpotng sehingga informasi yang akan disampaikan akan rusak karena dalam modulasi AM informasinya terletak pada amplitudonya, seperti hal nya di modulasi AM, dalam modulasi FM bagian atas dan bawahnya terpotong tetapi itu tidak masalah karena dam FM sinyal informasi berada pada frekuensi sehingga penguatan kelas A cocok untuk modulasi FM baik yang pengutan sinyal kecil maupuun yang besar.
Yang kedua yaitu penguatan kelas B terdapat diode agar arus basis konstan di 0,7V dan dalam penguatan kelas B akan meloloskan arus yang lebih dati 0,7V dan memotong arus yang kurang dari itu, atau pisa dikatan bahwa penguatan kelas B hanya memperkuat bagian positif saja yaitu 50% dari full periode. Pada penguatan kelas B penggunaan daya lebih efisien disbanding dengan kelas A akan tetapi penguatan sinyal B jarang digunakan dalam rangkaian. Di penguatan kelas B juga tidak cocok untuk modulasi AM baik sinyal kecil maupun besar karena amplitude atas dan bawahnya terpotong sehingga sinyal informasinya rusak. Seperti Kelas A diatas Penguatan kelas B bisa digunakan untuk proses modulasi FM karena sinyal informasi FM berada pad frekuensinya
Yang ketiga dan terakhir yaitu penguatan kelas C yang mana menguatkan kurang dari 50% dari gelombang penuh yaitu pada puncaknya saja dan apabila digambarkan penguatan ini tampak sangat renggang. Jika dibandingkan dengan penguatan sebelumnya penguatan kelas C ini paling efisien dalam penggunaan daya oleh sebab itu penguat kelas C lebih banyak digunakan. Sama seperti penguatan sebelumnya penguat kelas C juga tidak cocok untuk proses modulasi AM karena amplitudanya akan terpotong akan tetapi penguat kelas C digunakan pada sinyal yang sudah termodulasi agar hemat daya. Dalam modulasi FM juga dapat digunakan karena sinyal informasi beraada di frekuensinya.
11/1GJTD/Erna Nurvita/2041160058 Koordinat Lokasi : -7.933939,112.627005 Penguatan Carier Penguatan Carier Kelas A Input penguat berupa gelombang sinus, pada kaki basis terdapat R1 dan R2 yang berfungsi sebagai pembagi tegangan.Karena pada air terdapat tegangan maka tegangan pada kaki basis naik ( gelombang sinus yang diangkat oleh tegangan DC) karena tegangan tinggi maka akan mengalir arus dari basis ke emitor sehingga arus dapat mengalir dari kolektor ke emitor yang besarnya sebanding ( perbandingannya 100 maka arus pada basis 1 mili dan arus pada kolektor adalah 100 mili) koefisien penguatan merupakan bilangan tetap atau konstanta dalam ilmu elektronika disebut sebagai parameter . Pada penguatan karir kelas A sumbu berada jauh di atas 0,7 dan sinyal input dan output bersifat identik. Kelas A adalah penguat full periode, bentuk gelombangnya rapat.
Penguat Carier Kelas B Bedanya dengan penguat kelas A adalah pada kelas B emitor langsung ke ground dan pada kolektor hanya diberi kumparan saja serta pada kelas B diberi dioda rectifier dari bahan silikon sehingga pada ujung-ujungnya memiliki tegangan 0.7V. Induktor pada kolektor sebagai RFC (Radio Frequency Choke) artinya induktor akan menghambat arus AC pada kolektor agar tidak diteruskan ke power supply. Sedangkan fungsi kapasitor adalah memblokir arus DC dan meneruskan arus AC. Jadi sinyal yang dihasilkan hanya diatas 0.7V, yang berada dibawah 0.7V akan dipotong. Pada penguat carier kelas B sumbu berada tepat di 0.7V sehingga hanya periode/fase positif saja yang diperkuat. Artinya gelombang pada kelas B terpotong ketika sudah melewati kapasitor maka bentuk gelombang seperti pada output. Penguat carier kelas B adalah penguat 50% periode, bentuk gelombangnya sedikit renggang.
Penguat Carier Kelas C Pada penguat carier kelas C sumbu tepat pada 0V. Sinyalnya hanya diambil pucuk gelombang saja yang berada diatas 0.7V kemudian diperkuat dengan penguat yang besar. Setelah dilewatkan kapasitor bentuknya akan seperti gambar pada output. Penguat Carier Kelas C adalah penguat <50%periode, bentuk gelombangnya sangat renggang.
Dilihat dari segi penggunaan daya penguat kelas C memiliki efisiensi paling Tinggi karena daya hanya dikeluarkan pada saat pucuk-pucuk gelombang saja. Sedangkan penguat kelas A adalah penguat yang paling boros pada daya dan komponen karena transistor yang dayanya besar harganya mahal dan mudah sekali rusak dan pada kelas B penggunaan dayanya juga cukup besar namun tidak sebesar pada kelas A.
Modulasi AM Kelas A pada penguatan sinyal kecil modulasi am kelas A memiliki output yang lebih besar karena nya kecil, Sedangkan pada penguatan sinyal besar memiliki yang besar sehingga terjadi penguatan besar lebih dari 12 volt yang menyebabkan amplitudo sinyal terpotong sehingga sinyal input dan output tidak sama maka sebagian informasi hilang dan akhirnya terjadi distorsi. Kelas B Pada kelas B sinyal bagian atas pada basis akan dikuatkan sehingga pada kolektor bagian atas terpotong akibat besarnya penguatan sehingga suara tidak bisa didengarkan kan dengan jelas atau terdistorsi. Kelas C pada kelas C sinyal basis hanya diambil ujung-ujungnya saja yang berada di atas 0,7 volt, sehingga antara input dan outputnya berbeda jauh
Modulasi FM Pada modulasi FM sinyal kecil kelas A dapat mengantarkan informasi dengan baik sedangkan pada penguatan sinyal besar kelas A B dan C juga mengantarkan informasi dengan baik atau penguatan disebut dengan penguatan linear.
1G/17/Muhammad Aurulifiansyah/2041160010 Penguatan Carrier dan Sistem Modulasi
Ada 3 mode penguat : 1. Penguat kelas A 2. Penguat kelas B 3. Penguat kelas C
Penguat Kelas A
Rangkaian penguat kelas A tersusun atas dua resistor yang tersambung pada kaki basis. Hal ini bertujuan untuk membagi tegangan. Kelas A juga harus diberikan tegangan tinggi untuk menaikkan tegangan (gelombang sinus) dalam bentuk tegangan DC. Karena adanya tegangan tinggi, maka yang akan terjadi adalah akan muncul arus dari basis yang akan mengalir ke emitter serta ada arus dari kolektor yang mengalir menuju emitter. Besar arus basis(IB) sebanding dengan arus kolektor(IC). Perbandingan antara IB dan IC ( IB : IC) disebut dengan koefisien penguat. Karena koefisien penguat muncul maka akan ada β. Arus dari kolektor (+) akan mengalir menuju emitter ke ground (-). Agar arus dapat mengalir dari basis menuju emitter diperlukan tegangan yang tinggi. Maka tegangan pada basis (VB) harus lebih tingg dari tegangan pada emitter (VE), VB = VE + VB-E. Besar tegangan di VB harus tetap dan tidak berubah agar arus di IB lebih besar dari 0. Besar tegangan di basis tergantung dari bahan komponen, jika terbuat dari silicon maka tegangan yang dihasilkan dapat bernilai 0,7 V sedangkan untuk germanium menghasilkan tegangan yang bernilai 0,2 V, tetapi komponen yang terbuat dari germanium sudah jarang digunakan karena kebanyakan lebih memilih silicon karena lebih mudah untuk digunakan. Pada rangkaian ini juga terdapat kapasitor yang berfungsi agar gelombang sinus bias turun, san untuk menyaring arus DC. Arus DC tidak dapat melewati kapasitor. Sayangnya penguat kelas A memiliki kelemahan, diantaranya yaitu memiliki koefisien yang rendah. Artinya daya yang digunakan terlalu boros dan juga komponen yang diperlukan untuk menghasilkan tegangan tinggi harganya terlalu mahal.
Modulasi AM Kelas A berkaitan dengan modulasi jika sinyal kecil input ke basis naik namun antara 0-0,7. kolektor berbentuk utuh ada dibawah VCC , kalau penguatan besar, hasilnya dibawah 12volt setelah lewat kapasitor output hasilnya akan terpotong yang terpotong adalah modulasinya. dan menjadi rusak. Modulasi FM dalam pemancar FM kelas A untuk sinyal kecil , input diatas 0,7 lalu diperkuat di tegangan kolektor dan menghasilkan suara bagus dan tidak mengganggu modulasi, sinyal besar terpotong seetelah dikuatkan pada kolektor akan tetapi modulasi tidak rusak karena pergeseran frekuensi modulasi.
Penguat kelas B
Pada penguat kelas B di basis terdapat satu resistor dan satu diode. Diode terbuat dari bahan silicon sehingga dapat menghasilkan tegangan 0,7 V. Tegangan pada basis sama dengan tegangan pada diode sebesar 0,7 V, hal ini mengakibatkan arus tidak dapat mengalir pada basis (IB = 0). Pada emitter juga terdapat inductor untuk memblokir tegangan AC.
Modulasi AM kelas B kalu AM menggunakan kelas B bagian bawah terpotong karena dibawah 0,7 tidak dapat disalurkan, jika dikuatkan akan menjadi rusak dan tidak bisa didengarkan sama sekali. Modulasi FM Kelas B untuk kelas B tegangan 0,7 naik lalu tegangan pada kolektor terpotong, maka output juga terpotong, input dan output tidak sama, namun krena modulasi pergeseran frekuensi maka modulasi tidak rusak.
Penguat Kelas C
Rangkaian penguat kelas C terdapat satu resistor dan satu inductor yang mengakibatkan tegangan AC tertahan dan VB = 0 sehingga arus yang mngelir di basis tidak ada. Kelas C dapat dikatakan sebagai penguat yang memiliki daya efisiensi yang paling tinggi, karena daya hanya digunakan saat gelombang naik.
Modulasi AM kelas C kalau AM dengan kelas C, kelas C adalah 0 maka mulai dari 0, bagian bawah dipotong, 0,7 ada dibawah puncak maka yang dikuatkan hanya ujungnya saja,, maka suaranya tidak dapat didengar sama sekali. Modulasi FM Kelas C kelas C, output nya sama , pada basis 0,7 dipotong dan pada kolektor hanya nenjadi garis garis, walaupun begitu modulasi masih dapat diterima dan tidak rusak. pada FM pada kelas ABC penguatan tidak menggagu modulasi. koordinat : -7.943811149176178, 112.6136473331728
Modulasi merupakan penumpangan suatu sinyal (sinyal informasi) ke sinyal pembawa (carrier). Apabila yang dimodulasi adalah amplitudo dari sinyal pembawa, maka sistem modulasinya disebut dengan modulasi amplitudo (amplitude modulation). Apabila yang dimodulasi adalah frekuensi dari sinyal pembawa, maka disebut modulasi frekuensi (frequency modulation). Fase dan sinyal pembawa yang dimodulasi disebut dengan modulasi fase (phase modulation).
Berdasarkan titik kerjanya penguat dapat dibagi menjadi tiga kelas yaitu:
Penguat Kelas A. Penguat transistor ini mempunyai titik kerja efektif setengah tegangan Vcc. Agar rangkaian siap bekerja menerima signal input maka penguat ini memerlukan bias awal. Penguat kelas A adalah penguat dengan efesiensi terendah tetapi memiliki cacat signal (distorsi) terkecil. Untuk mendapatkan titik kerja transistor tepat setengah tegangan Vcc, maka harus dilakukan sedikit perhitungan melalui pembagi tegangan yang terdiri dari dua buah resistor. Karena memiliki distorsi kecil, maka penguat kelas A dapat digunakan sebagai penguat awal sebuah sistem (Pre Amp).
Penguat Kelas B Titik kerja penguat kelas B berada dititik Cut-Off transistor dan bekerja berdasarkan tegangan bias dari sinyal input yang masuk. Penguat kelas B akan berada dalam kondisi OFF jika tidak ada signal input oleh karena itu maka penguat kelas B ini mempunyai efesinsi tinggi tetapi tidak dapat bekerja jika tegangan input kurang dari 0,6 Volt. Hal inilah yang menyebabkan signal cacat (distorsi). Karena bekerja pada level tegangan yang relatif tinggi (diatas 1 Volt), maka penguat kelas B cocok dipakai pada penguat akhir audio. Penguat kelas B ini dalam aplikasinya menggunakan sistem konfigusi push-pull yang dibangun oleh dua transistor.
Penguat Kelas C Titik kerja penguat kelas C berada di daerah Cut-Off transistor (mirip dengan penguat kelas B) tetapi hanya membutuhkan satu transistor untuk bekerja normal. Penguat kelas C dipakai untuk menguatkan signal pada satu sisi atau bahkan hanya puncak-puncak (peak to peak) signal saja. Penguat ini tidak memerlukan fidelitas, yang dibutuhkan adalah frekuensi kerja sinyal dan tidak memperhatikan bentuk sinyal. Penguat kelas C dipakai pada penguat frekuensi tinggi. Untuk membantu kerja biasanya sering ditambahkan sebuah rangkaian resonator LC yang terdiri dari induktor dan condensator. Penguat kelas C mempunyai efisiensi yang tinggi sampai 100 % namun dengan fidelitas yang rendah.
Penguat Kelas A Pada penguat kelas A inputnya berupa gelombang sinus dikuatkan sehingga ouputnya merupakan gelombang sinus yang amplitudonya diperbesar. Input melewati resistor agar tegangannya terbagi. Karena ada tegangan pada resistor pada kaki basis maka tegangan yang tadinya 0 Volt menjadi naik. Karena tegangan tinggi akan ada arus yang lewat dari Basis ke Emitor maka akan ada arus dari Kolektor ke Emitor yang besarnya sebanding. Arus di Basis harus lebih tinggi dari Emitor, karena arus dapat lewat dari arus tinggi ke arus yang lebih rendah.
Penguat Kelas B Penguat kelas B Emitor langsung digroundkan Emitor hanya diberi kumparan, bila di kelas A ada 2 resistor maka di kelas B hanya ada 1 resistor dan 1 diode di dekat basis. Tegangannya sama yaitu 0,7. Pada bentuk gelombang kelas B yang amplitudonya dibawah 0,7 dipotong. Maka yang di perkuat hanya setengah periodenya saja yaitu pada phase positif.
Penguat Kelas C Penguat kelas C sumbu gelombangnya dimulai di 0. Pada kelas C gelombang yang diambil hanya puncaknya saja sehingga yang diperkuat hanya puncaknya saja. Karena daya yang dibutuhkan untuk kelas C maka kelas C ini lebih awet umur transistornya. Penggunaan kelas C ini digunakan pada pemancar RF.
Koordinat lokasi : -7.941452190714932, 112.58091929915275
-Penguat Kelas A_keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya. Digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. saat digunakaan menjadi penguat sinyal kecil rugi daya juga sangat kecil. Penguat Kelas A, PadaTransistor mempunyai 3 kaki, yaitu Kolektor, Basis, dan Emitor. Dialiri tegangan catu daya sehingga transistor dialiri arus dari kutub positif ke kutub negatif. unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Besarnya arus kolektor sama dengan suatu konstanta yang disebut Beta DC (HFE) yang mana besarnya konstan. Untuk sinyal carrier pada kelas A, input penguatnya yaitu gelombang sinus. Sinyal input akan naik tegangannya (diatas 0,7). Sehingga pada basis ada tegangan DC ditambah tegangan dari sinyal input sehingga arus kolektor jadi lebih besar dan tegangan kolektor jadi lebih besar juga. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
-Penguat Kelas B_tegangan basis dibuat 0,7 volt. Jadi RFC (induktor) dihubungkan dengan dioda, dimana dioda ini terbuat dari bahan dilicon yang memiliki tegangan 0,7 volt. Sedangkan basis dan emitor tegangannya juga 0,7 volt. Jadi dalam keadaan standby, tidak akan ada arus mengalir , arus basis tidak akan mengalir karena besarnya tegangan sama. Kalau pada input penguat diberi sinyal sehingga tegangannya lebih besar daripada 0,7. Maka arus basis akan mengalir. Jadi jika ada sinyal input maka ada arus basis, sehingga ada arus kolektor yang lebih besar dan sinyal outputnya akan lebih besar. Kemudian pada rangkaian terdapat kumparan atau disebut sebagai RFC (Radio Frequency Choke) yang menyalurkan arus DC tapi menghambat arus AC, jadi agar frekuensi tingginya tidak bocor ke power supply, dan diarahkan ke kapasitor. Kapasitor ini menyalurkan arus AC dan menghambat arus DC. Jadi output yang dihasilkan adalah AC. Untuk sinyal carrier pada kelas B, tegangan pada sinyal input akan naik turun, yang dikuatkan oleh kolektor adalah yang diatas 0,7. Fase yang lebih besar dari 0,7 akan dialirkan arus basisnya sehingga terjadi perubahan arus pada kolektor. Perubahan arus pada kolektor menyatakan perubahan tegangan pada kolektor yang lebih besar Input dan output pada sinyal carrier kelas B berbeda (bukan penguat linier)
-Penguat Kelas C_Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, efisiensinya dapat mencapai 90%. Penggunaan umum penguat Kelas C ini dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu.
1G / 04 / Andhika Putra Agung / 2041160109 Koordinat : -7.9474009,112.6194344 Penguat(Amplifier) ada 3 kelas, yaitu kelas A, B, C Penguat Kelas A : Menguatkan seluruh masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal kecil, rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik. Penguat Kelas B : Menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul. Penguat Kelas C : Menghantarkan kurang dari 50% sinyal masukkan, dan rentan kecacatan pada output juga tinggi, tetapi memiliki efisiensi yang cukup baik hingga mencapai 90%. Terdapat beberapa pemakaian yang masih dapat mentoleransi kecacatan tersebut, contohnya pada megaphone. Penguat kelas C ini biasanya digunakan dalam pemancar RF. Pemancar RF masih dapat menekan akibat kecacatan tersebut menggunakan beban yang ditala pada frenkuensi tertentu. Rangkaian tertala ini dapat beresonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat diredam dengan baik dan sinyal frekuensi yang diinginkan dapat diterima oleh beban.
adalah jenis penguat atau amplifier yang paling umum karena desainnya yang sederhana. Penguat kelas A, secara harfiah berarti "kelas terbaik" dari penguat terutama karena tingkat distorsi sinyal rendah dan mungkin terdengar terbaik dari semua kelas penguat yang disebutkan di sini. Penguat kelas A memiliki linieritas tertinggi di atas kelas penguat lainnya dan karena itu beroperasi di bagian linier kurva karakteristik. Umumnya penguat kelas A menggunakan transistor tunggal yang sama (Bipolar, FET, MOSFET, dll) yang terhubung dalam konfigurasi common emitter untuk kedua bagian gelombang dengan transistor selalu memiliki arus yang mengalir melalui itu, bahkan jika tidak memiliki sinyal dasar. Sebagai penguat kelas A beroperasi di bagian linier kurva karakteristiknya, perangkat output tunggal melakukan melalui 360 derajat penuh dari bentuk gelombang output. Kemudian penguat kelas A setara dengan sumber arus. Karena penguat kelas A beroperasi di daerah linier, tegangan bias base DC (atau gerbang) DC harus dipilih dengan benar untuk memastikan operasi yang benar dan distorsi rendah. Namun, karena perangkat output "ON" setiap saat, itu selalu membawa arus, yang merupakan kehilangan daya terus menerus dalam penguat.
Penguat Kelas B:
Penguat Kelas B diciptakan sebagai solusi untuk masalah efisiensi dan pemanasan yang terkait dengan penguat kelas A sebelumnya. Dasar penguat kelas B menggunakan dua transistor bebas baik bipolar FET untuk setiap setengah dari bentuk gelombang dengan tahap outputnya dikonfigurasi dalam pengaturan tipe "push-pull", sehingga setiap perangkat transistor hanya menguatkan setengah dari bentuk gelombang output.Desain push-pull penguat ini jelas lebih efisien daripada penguat Kelas A, sekitar 50%, tetapi masalah dengan desain penguat kelas B adalah bahwa ia dapat membuat distorsi pada titik nol-persimpangan (junction) gelombang karena gelombang mati transistor tegangan base input dari -0.7V ke +0.7.
Penguat Kelas C:
Desain Penguat (Amplifier) Kelas C memiliki efisiensi terbesar tapi linearitas termiskin dari kelas penguat yang disebutkan di sini. Kelas Penguat sebelumnya, kelas A, kelas B dan kelas AB dianggap sebagai penguat linier, karena amplitudo dan fase sinyal output terkait secara linear dengan amplitudo dan fase sinyal input. Namun, penguat kelas C sangat bias sehingga arus output adalah nol untuk lebih dari setengah dari siklus sinyal input sinusoidal dengan transistor idling pada titik cut-off.
Karena distorsi audio yang berat, penguat kelas C biasanya digunakan dalam Osilator gelombang sinusoidal frekuensi tinggi dan jenis penguat frekuensi radio tertentu, di mana pulsa arus yang dihasilkan pada output penguat dapat dikonversi untuk menyelesaikan gelombang sinusoidal dari frekuensi tertentu oleh penggunaan rangkaian resonansi LC di rangkaian collector-nya.
- Penguatan Carrier pada sistem Modulasi *Penguat Kelas A Pada penguat kelas A ada 2 resistor disitu dimana resistor disini berfungsi sebagai pembagi tegangan misal tegangan 12 V nantinya jadi 6 v karena ada tegangan di input awal itu 0 v di basis naiknya nanti akan 3 V. Dan di penguat kelas A ini ada gelombang s sinus yang diangkat Oleh tegangan DC, karena tegangan tinggi akan mengalir arus dari basis ke emitor kalau ada arus mengalir dari basis ke emitor maka ada arus colector ke emitor yang besarnya sebanding, misal basis 1ml colector 100ml nah itu disebut koefesien penguatan dan merupakan bilangan tetap (konstanta) atau hFE --> Beta = c/b, jadi alur dari arusnya itu jika dari basis itu ke emitor terus ke ground jka arus dari colector maka dari colector itu masuk ke basis kemudian masuk ke emitor kemudian ke ground jadi basis harus punya tegangan lebih tinggi dari emitor, resistor dibuat supaya Vb lebih tinggi, tetapi pada gelombang di situ (dapat di lihat pada gambar) sinyalnya masih ada riplenya / msh bentuk Dc maka dari itu di output ada capasitor untuk meminimaslisir / menghilangakan riple.
*Penguat kelas B Kalau penguat kelas A di buat tinggi untuk keluarannya, sedangkan kalau untuk penguat kelas B itu emitor langsung ke ground,capasitor di beri kumparan / induktor dan ada dioda di situ (0,7V silicon) dan basisnya juga 0,7V maka tidak ada arus basis,dan dioda disitu difungsikan untuk menahan agar tegangan tetap konsta, input di penguat kelas B ini masuk ke basis dan sehingga muncul gelombang seperti di gambar, kalau kelas B phase positif saja yang diperkuat yang artinya gelombang terpotong jaunticyrcle 50% karena 1 periode ½ nya 50%.
*Penguat Kelas C Untuk penguat kelas c ini sebenernya pada dasarnya cara kerja nya sama tetapi unuk sumbu 0 dan kelas c ini tegangan input pertama bernilai 0 dan sinyalnya hanya di ambil pucuknya saja.
Kesimpulan dari penjelasan penguatan diatas adalah : kalau penguat kelas A gelombangnya rapat, penguat kelas B 50% periode, kalau kelas C kurang dari 50% periode, dan gelombang di kelas B itu agak renggang, kelas c renggang, dari pernyatan ini dapat di simpulkan jika penguat kelas C mempunyai ke efisiensian yang sangat tinggi.
- Desain pemancar Modulasi AM dan FM untuk daya besar *Kalau untuk daya kecil tidak ada masalaha / perubahan *Pemancar Modulasi AM Kalau pemancar AM ini jika di sinyal besar amplitudonya kepotomg jadi input dan outputnya tidak sama kalau amplitudonya di potong informasinya sebagian yang hilang jadi akan distorsi.
*Pemancar Modulasi FM Kalau pemancar FM ini jika di sinyal besar input sama tapi output atas kepotong bawah kepotong dan jadinya tidak sama, tapi informasi itu ada di frequensi. jadi walaupun kepotong informasi itu tetap masuk dan jika di kelas B, outputnya atas kepotong, bawah kepotong,sehingga output tidak sama dengan inputnya, tetapi frequensi mengalami perubahan, dan di penguat kelas c outputnya hanya garis” saja informasi tetap gak rusak karena menngacu pada perubahan frequensi, jadi untuk modulasi Fm ini kelas A,B,C informasi nya sama dan masih bisa diterima.
Ada 3 mode yg banyak digunakan : pengauatan kelas A,penguatan Kelas B,penguatan c Penguat Kelas A Input dan outputnya penguat kelas A adalah di gelombang sinus yang sumbunya 0 .R1,R2 di kaki basis fungsinya untuk pembagi tegangan .disini ada tegangan maka tegangannya menjadi naik .Ada gelombang sinus yg diangkat oleh tegangan Dc menjadi lebih tinggi .karena tegangan disini tinggi akan mengalir arus dari basisi ke emitor ,jika ada arus basis ke emitor maka akan arus dari kolektor ke emitor sifanya transisitor. yang besarnya sebanding yang artinya jika perbandingan nya100 maka ,arus basis 1mili arus kolektor 100 mili. Besarnya 100 tersebut Disebut koefien penguatan atau bilangan konstanta .Di dalam elektronika bisa disebut penguatan DC atau sesaat atau bisa disebut dengan parameter h FE . Beta(penguatan) = arus kolektor/arus basis misalnya 100 dan juga 100 dari jadi basis emitor background jika arus positif ke ground(-) Cara mengalirkan arus basisi Vb menuju ke emitor kemudian keground ,aaaaaaaaakarena arus dari vcc seallu menuju ke ground,atau bisa juga dari posotif ke negative .Arus kolektor dari positif ( rkolektor masuk ke basisi,emitor kemudian ke ground.Arus Basis, positif r basis dikaki basisi kekaki emitor ke ground.Artinya dibasis harus mempunyai tengangan lebih tinggi daripada emitor .Jika sama tinggi tidak aada aliran. VB=VE +VBE (nilai VBE 0,7) Tegangan VB : konstan tidak berubah tergantung pada bahan transistor. Bahan transistor memiliki 2 macam yaitu : Silikon dan , germanium. Nilai pada silikon VBE 0,7 dan nilai pada germanium VBE0.2.tegangan basis harus lebih besar daripada 0.7.jika dibahawah 0.7 tidak ada tegangan basis.Arus kolektor lebih besar menghasilkan sinyal lebih besar. Kolektor memiliki sinyal DC Lewat kapasitor output turun jadi 0.Karena kapasitor tidak bisa ditembus sinyal AC . Sehingga sinyal AC diblokir. Penguat Kelas B Emitor langsung di ground kolektor hanya diberi kumparan kemudian memiliki dioda rectivier memiliki bahan silikon memiliki 0,7 jadi sama 0,7 sehingga tidak ada arus basis kemudian atas diberi induktor induktor disini disebut juga RFC radio frekuensi Choke artinya menghambat arus AC yang keluar dari kolektor dihambat agar tidak ke power supply .Jadi dihasilkan sinyal yang dihasilkan inputnya gambar sinyal bawah inputnya masuk ke basis yang dibawa 0,7 dipotong sembuhnya persis 0,7 jika seluruh periode di penguat kelas B Yang Positif itu hanya diperkuat (setengah diperkuat )artinya gelombangnya terpotong. sumbunya tepat di0,7 .Dan setengah diatas 50%,setengah dibawah 50% disebut cuti cycle 50% . Pada sinyal Carier : Kelas A: sumbunya jauh dari 0,7(Full periode )rapat,pengunaanya Kelas B : sumbunya pas 0,7 ( 50% periode)renggang ,sangat kecil Kelac Sumbunya di 0 (lebih ekcil dari 50% )sangat renggang ,penggunaanya daya sangat kecil Penguat Kelas C memiliki pemancar efisien yang sangat tinggi hanya daya dikeluarkan pada ujung saja .atau penggunaan listrik jala jala /dayanya paling kecil kelas B cukup kecil kelas A sangat besar atau boros transistor yang dayanya besar itu harganya sangat mahal .kalau kelas A sangat panas untuk transistornya harus diberi bedak dingin kelas B Masih mending karena 50% karena kelas cukup kecil karena menghemat daya dan menghemat komponenkarena tidak terlalu panas, jika terlalu panas itupun harus didinginkan kan .
Penguat kelas A Di penguat kelas untuk input dan output nya adalah gelombang sinus tetapi untuk output amplitudo nya lebih besar, jadi untuk awalnya ada di input lalu ada R1 dan R2 yang berfungsi untuk membagi tegangan, transistor memiliki 3 komponen yaitu kolektor,basis,emitor. Cara mengalirkan arus adalah dari basis ke emitor lalu ke ground karena arus dari vcc menuju ground, yaitu dari positif ke negatif, Besar tegangan di basis tergantung dari bahan komponen, jika terbuat dari silikon maka tegangan yang dihasilkan adlahj 0,7 V sedangkan untuk yang germanium menghasilkan tegangan yang 0,2 V, di basis tegangan nya diatas 0,7 agar input nya bisa masuk lalu di kolektor menjadi 0 dan di kapasitor hanya bisa untuk tegangan ac maka tegangan dc nya di blokir sehingga keluar output seperti di gambar. Untuk modulasi AM informasi nya ada di amplitudo, di input dan output berbeda karena atasnya dipotong,jika amplitudo nya dipotong maka informasi terpotong atau disebut distorsi.
Penguat kelas B Penguat kelas B hanya menggunakan setengah gelombang masukan, pada rangkaian penguat kelas B terdapat sebuah dioda sebagai pengganti resistor di penguat kelas A dan menghasilkan tegangan sebesar 0,7 V, untuk modulasi AM di kelas b basisnya tidak sampai 0,7 lalu di kolektor dikuatkan. Dan untuk modulasi FM Kelas b input nya sama dan di kaki basis dipotong sehingga untuk input dan output nya tidak sama tetapi informasi perubahan ada di frekuensi karena ini fm jadi bisa digunakan.
Penguat kelas C Di kelasa c sumbu nya di 0 dan untuk kelas c hanya diambil pucuk nya saja untuk dikuatkan dan di kolektor diperkuat menjadi lebih besar seperti pada gambar, dan periode nya lebih kecil 50% dan kelas b juga mempunyai tingkat efisiensi daya paling tinggi. Lalu untuk modulasi AM di kelas c hanya diambil ujung-ujung nya lalu dikuatkan sehingga menjadi seperti yang ada pada gambar
Kesimpulannya adalah untuk kelas A,B,C bisa digunakan.
• Penguat Kelas A Pada rangkaian Penguat Kelas A, terdapat transistor yang memiliki 3 kaki (collector, emitor, dan basis), serta 4 buah resistor. Pada kaki basis terdapat R1 dan R2 digunakan untuk membagi tegangan. Karena tegangan pada kaki basis tinggi, maka akan mengalir arus dari basis ke emitor. Jika ada arus basis yang mengalir ke emitor, maka akan ada arus dari collector ke emitor yang besarnya sebanding (merupakan sifat transisitor). Apabila tegangan yang ada pada basis kurang dari 0,7 volt maka tidak aka nada arus yang mengalir dari basis. sehinggai penguat kelas A diperoleh persamaan : VB = VE + VB-E VB = VE + 0,7 volt VB > 0,7 volt, Ib > 0 Yang perlu dipahami dalam parameter β atau penguatan pada transistor adalah ; β = IC / IB Tegangan pada basis bersifat konstan tergantung dari bahan transistor. Penguat kelas A boros terhadap penggunaan daya dan komponen.
• Penguat Kelas B Penguat kelas B adalah rangkaian penguat daya yang bekerja berdasarkan tegangan bias dari input yang masuk. Penguat kelas B bekerja dengan titik operasi yang terletak pada ujung kurva karakteristik (cut off), sehingga daya operasi nya sangat kecil. Pada rangkaian penguat kelas B diberi diode rectifier dari bahan silicon sehingga ujung – ujungnya 0,7 volt, sehingga tidak ada arus basis (VB = 0,7 volt. maka Ib = 0). Kemudian pada kaki colector diberi inductor RFC (radio frekuensi choke), yang akan menghambat arus AC yang keluar dari colector agar tidak masuk ke power supply kemudian arus AC akan diteruskan oleh kapasitor, karena sifat inductor menghambat arus AC dan meneruskan arus DC dari catu daya.
• Penguat Kelas C Ditinjau dari penggunaan daya, Penguat kelas C adalah pemancar yang memiliki efisiensi. Penguat kelas C tidak digunakan dalam amplifier audio karena banyaknya distorsi. Pada rangkaian ini, transistor berjalan kurang dari 180 derajat (satu setengah siklus dari sinyal input).
penguatan kelas A berfungsi sebagai penguatan seluruh sinyal yang berada lebih dari VBE yaitu 0,7V dan jika kurang dari itu maka tidak ada penguatan karena tidak ada arus yang mengalir di basis. Hasil dari penguatan kelas A sendiri berbentuk full periode sama seperti sebelum dikuatkan. Dalam kelas A sangat boros daya dan komponen karena transistor yang digunakan lebih mahal dan mudah rusak karena penguatan berjalan terus sehingga transistor menjadi panas oleh karena itu diperlukan pendingin. Dalam sistem modulasi AM Penguatan kelas A hanya cocok untuk penguatan sinyal kecil karena dalam penguatan sinyal kecil hanya dibutuhkan daya kecil dan outputnya full periode, sedangkan saat untuk penguatan sinyal besar ujung amplitudonya akan terpotng sehingga informasi yang akan disampaikan akan rusak karena dalam modulasi AM informasinya terletak pada amplitudonya, seperti hal nya di modulasi AM, dalam modulasi FM bagian atas dan bawahnya terpotong tetapi itu tidak masalah karena dam FM sinyal informasi berada pada frekuensi sehingga penguatan kelas A cocok untuk modulasi FM baik yang pengutan sinyal kecil maupuun yang besar.
penguatan kelas B terdapat diode agar arus basis konstan di 0,7V dan dalam penguatan kelas B akan meloloskan arus yang lebih dati 0,7V dan memotong arus yang kurang dari itu, atau pisa dikatan bahwa penguatan kelas B hanya memperkuat bagian positif saja yaitu 50% dari full periode. Pada penguatan kelas B penggunaan daya lebih efisien disbanding dengan kelas A akan tetapi penguatan sinyal B jarang digunakan dalam rangkaian. Di penguatan kelas B juga tidak cocok untuk modulasi AM baik sinyal kecil maupun besar karena amplitude atas dan bawahnya terpotong sehingga sinyal informasinya rusak. Seperti Kelas A diatas Penguatan kelas B bisa digunakan untuk proses modulasi FM karena sinyal informasi FM berada pad frekuensinya
penguatan kelas C yang mana menguatkan kurang dari 50% dari gelombang penuh yaitu pada puncaknya saja dan apabila digambarkan penguatan ini tampak sangat renggang. Jika dibandingkan dengan penguatan sebelumnya penguatan kelas C ini paling efisien dalam penggunaan daya oleh sebab itu penguat kelas C lebih banyak digunakan. Sama seperti penguatan sebelumnya penguat kelas C juga tidak cocok untuk proses modulasi AM karena amplitudanya akan terpotong akan tetapi penguat kelas C digunakan pada sinyal yang sudah termodulasi agar hemat daya. Dalam modulasi FM juga dapat digunakan karena sinyal informasi beraada di frekuensinya.
Penguat terbagi menjadi 3: 1. Penguatan kelas A 2. Penguatan kelas B 3. Penguatan kelas C
1.) penguat kelas A memiliki VBE konstan tidak berubah. Berubah tergantung dari bahannya yaitu silikon dengan nilai 0.7v dan germanium dg nilai 0.2v. Hasil dari penguatannya full periode apda sinyal carrier. Tetapi mempunyai kelemahan mudah sekali putus dan rusak karena panas sekali oleh karena itu dibutuhkan pendingin. Dan juga pada kelas A boros terhadap komponennya.
Penguatan modulasi Am pada kelas A yaitu ada penguat sinyal besar dengan b besar menghasilkan output terdistorsi mengakibatkan informasi AM terpotong. Modulasi AM pada dasarnya terdapat pada amplitudonya. Jika amplitudo terpotong informasinya pun juga terpotong atau rusak. Ada juga penguat sinyal kecil output dan inputnya sama dan amplitudo tidak terpotong seperti sebelumnya. Hal itu menunjukkan bahwa informasi tetap ada tidak rusak. Dapat disimpulkan modulasi AM dapat diperkuat oleh penguat A sinyal kecil.
Pada penguatan termodulasi FM. Pada kelas A kecil, input dan outputnya sama berarti tidak ada cacat pada informasinya. Pada kelas A besar, output pada ujung amplitudonya terpotong tetapi modulasi FM informasinya pada perubahan frekuensi. Jadi jika amplitudo terpotong informasi tidak rusak.
2.) penguat kelas B Karena terdapat dioda rectifier menghasilkan nilai konstan yaitu 0.7v. Karena VBE dan dioda memiliki nilai sama yaitu 0.7v mengakibatkan tidak ada arus basis. Jadi sinyal yang dihasilkan diatas 0.7 dan outputnya setengah periode positif yang diperkuat
Modulasi AM pada kelas B outputnya/ amplitudonya terpotong. Akibatnya informasi pada modulasi AM rusak
Penguatan termodulasi FM pada kelas B yaitu sama dengan kelas A amplitudonya terpotong dan frekuensi tidak berubah. Hasilnya modulasi tidak rusak dan penguatan B bisa digunakan
3.) penguatan kelas c Hasil dari penguat kelas c kurang dari 50% periode pada sinyal carriernya. Keuntungan menggunakan penguat kelas C adalah penggunaan daya rendah dan tergolong efisien dalam komponennya.
Modulasi AM pada kelas C sama seperti kelas B amplitudonya terpotong. Akibatnya informasinya juga terpotong dan rusak yang artinya penguat kelas B tidak dapat digunakan pada modulasi AM
Penguat termodulasi FM pada kelas C frekuensinya tetap dan informasinya pun masih terjaga dengan keuntungan efisiensi tinggi. Penguat ini dapat juga dinamakan penguat linier.
Semua dapat disimpulkan # -penguat kelas A hasil penguatan full periode - penguatan kelas B hasil penguatannya 50% periode - penguatan kelas C hasil penguatannya kurang dari 50% periode # Penguatan termodulasi AM tidak bisa menggunakan kelas B, kelas C dan penguat kelas A sinyal besar. Hanya bisa kelas A sinyal kecil agar informasi tetap terjaga # penguatan termodulasi FM dapat menggunakan penguatan kelas A, kelas B, kelas C karena semua itu tidak mengganggu pada perubahan frekuensi
Penguatan Carrier dan Sistem Modulasi Dibagi menjadi 3 yaitu :
Penguat Kelas A. Penguat transistor ini mempunyai titik kerja efektif setengah tegangan Vcc. Agar rangkaian siap bekerja menerima signal input maka penguat ini memerlukan bias awal. Penguat kelas A adalah penguat dengan efesiensi terendah tetapi memiliki cacat signal (distorsi) terkecil. Untuk mendapatkan titik kerja transistor tepat setengah tegangan Vcc, maka harus dilakukan sedikit perhitungan melalui pembagi tegangan yang terdiri dari dua buah resistor. Karena memiliki distorsi kecil, maka penguat kelas A dapat digunakan sebagai penguat awal sebuah sistem
Penguat Kelas B Titik kerja penguat kelas B berada dititik Cut-Off transistor dan bekerja berdasarkan tegangan bias dari sinyal input yang masuk. Penguat kelas B akan berada dalam kondisi OFF jika tidak ada signal input oleh karena itu maka penguat kelas B ini mempunyai efesinsi tinggi tetapi tidak dapat bekerja jika tegangan input kurang dari 0,6 Volt. Hal inilah yang menyebabkan signal cacat (distorsi). Karena bekerja pada level tegangan yang relatif tinggi (diatas 1 Volt), maka penguat kelas B cocok dipakai pada penguat akhir audio. Penguat kelas B ini dalam aplikasinya menggunakan sistem konfigusi push-pull yang dibangun oleh dua transistor.
Penguat Kelas C Titik kerja penguat kelas C berada di daerah Cut-Off transistor (mirip dengan penguat kelas B) tetapi hanya membutuhkan satu transistor untuk bekerja normal. Penguat kelas C dipakai untuk menguatkan signal pada satu sisi atau bahkan hanya puncak-puncak (peak to peak) signal saja. Penguat ini tidak memerlukan fidelitas, yang dibutuhkan adalah frekuensi kerja sinyal dan tidak memperhatikan bentuk sinyal. Penguat kelas C dipakai pada penguat frekuensi tinggi. Untuk membantu kerja biasanya sering ditambahkan sebuah rangkaian resonator LC yang terdiri dari induktor dan condensator. Penguat kelas C mempunyai efisiensi yang tinggi sampai 100 % namun dengan fidelitas yang rendah.
Mode Penguatan Kelas A Pada penguatan kelas A, tegangan pada kaki basis di atas 0,7v dan setelah keluar dari collector, amplitudonya menjadi lebih besar daripada sebelumnya. Amplitude pada output lebih besar daripada input, agar bisa membentuk hal tersebut, input tegangan DC yang telah terbagi oleh resistor dan melewati transistor kaki basis kemudian melawati kaki emitor. Setelah itu, arus dari kaki collector akan menuju kaki emitor. Setelah melewati kaki emitor, arus collector menuju ground. Untuk arus dari kaki basis setelah melewati kaki emitor, arus menuju ground. Tegangan basis sama dengan tegangan emitor ditambah tegangan basis emitor (0.7v). Tegangan basis harus lebih besar dari 0.7v untuk bisa mengalirkan arus dari collector menuju emitor. Penguat kelas A memiliki Duty cycle di atas 50%. Pada modulasi AM, Penguatan sinyal besar pada kelas A sangat tidak cocok digunakan sebagai sistem penguatan karena tegangan mencapai lebih dari 12v dan mengakibatkan amplitude terpotong. Oleh karena itu, sebagian informasi hilang dan mengakibatkan suara menjadi rusak atau terdistorsi. Karena penguatan kelas A sangat membutuhkan banyak daya, maka energi panas pada komponen akan sangat tinggi. Oleh karena itu, kaki komponen transistor harus diberikan pendingin agar tembaga dari hasil penyolderan tidak lepas. Namun, pada penguatan sinyal kecil, kelas A sangat cocok digunakan. Pada modulasi FM, walaupun tegangan pada penguatan sinyal A di atas 0,7v dan setelah penguatan dari transistor amplitudonya terpotong, tetapi informasi yang diterima tidak rusak atau mengalami distorsi karena ini adalah Frequency Modulation.
Mode Penguatan Kelas B Pada penguat kelas B, resitor kedua pada kelas A diganti oleh diode, pada jalur kolektor diberi konduktor, pada penguat kelas B terdapat RFC (Radio Frequency Chock) yang fungsinya untuk menghambat frequensi radio, yang mengakibatkan tegangngan pada diode sama dengan tegangan pada basis emitor, yang dimana jika lebih dari 0,7 baru mengalir arus basis nya. Kemudian input diberi tegangan AC yang melewati kapasitor lalu naik menjadi di atas 0,7, ketika di atas 0,7 diperkuat oleh arus kolektor, kemudian diletakkan oleh kapasitor dan turun sedikit , jika tidak ada input maka penguat kelas B tidak akan ada tegangan nya. Penguat Kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada penguat Kelas A. Letak titik kerja berada di ujung kurva karakteristik sehingga hanya menguatkan setengah input gelombang atau 180° gelombang. Karena hanya melakukan penguatan setengah gelombang dan menonaktifkan setengah gelombang lainnya, penguat Kelas B ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penguat kelas A. Secara teoritis, Penguatan atau Amplifier kelas B ini memiliki efisiensi sebesar 75%. Kelemahan pada Penguat Kelas B ini adalah terjadinya distorsi cross-over yang diakibatkan oleh terpotongnya amplitude saat melebihi tegangan 12v.
Mode Penguatan Kelas C Rangkaian pada kelas C memiliki kesamaan dengan rangkaian kelas B yang membedakan hanya pada dioda yang digantikan induktor pada kelas C, hal tersebut menyebabkan arus dan tegangan yang melewati basis 0 karena tertahan, pada prosesnya gelombang input masuk dan melewati basis yang dimana pada basis hanya puncak gelombangnya yang diambil. Jadi, tegangan yang diambil (dikuatkan) hanya di bawah 50% dan Duty cycle hanya 10% atau 5%. Lalu, gelombang melewati kolektor dengan proses memperkuat gelombang puncak tadi dan akhirnya output pada kelas C memiliki kerenggangan yang mirip dengan kelas B. Amplifier atau Penguat Kelas C ini menguatkan sinyal input kurang dari setengah gelombang (kurang dari 180°) sehingga distorsi pada outputnya menjadi sangat tinggi. Namun, efisiensi daya pada penguat kelas C ini sangat baik, yaitu dapat mencapai efisiensi daya mencapai 90% karena hanya mengambil tegangan puncaknya saja yaitu senilai 10%-5%.
1G/09/Delanda Fitrida Indhah Sari/2041160054 PENGUATAN CARRIER DAN SISTEM MODULASI Mode penguatan yang biasa digunakan pada sistem analog terdapat 3 kelas, yaitu penguatan kelas A, penguatan kelas B, dan penguatan kelas C. Berikut penjelasannya: Penguat kelas A Input dan output pada penguat kelas A adalah gelombang sinus dengan sumbu 0, hanya saja amplitudo pada outputnya lebih besar. Pada rangkaian penguat kelas a, input pada kaki basis terdapat resistor untuk membagi tegangan, besar tegangan tergantung pada resstor di kolektor dan emitor. Tegangan pada basis akan naik, misalnya yang semula pada input 0 V menjadi 6 V. Karena pada basis terdapat tegangan yang tinggi, maka akan ada arus yang mengalir dari basis ke emitor. Karena ada arus yang mengalir pada basis ke emitor, maka akan ada arus dari kolektor ke emitor yang besarnya sebanding. Besar perbandingan penguatan disebut sebagai koefisien penguatan. Didalam elektronika yang membahas mengenai transistor, penguatan arus didalam transistor ini disebut βdc ( βdc=Ic/Ib ). Arus yang mengalir pada basis melewati r basisakan mengalir ke emitor lalu ke ground, karena arus mengalir dari positif +) ke negative (-). Arus yang mengalir dari kolektor melewati r kolektor masuk ke basis, masuk ke emitor kemudian ke ground. Jadi agar arus dapat mengalir dari basis ke emitor, tegangan lebih tinggi daripada tegangan di emitor (Vb > Ve). Ve = Ie.Re Vb =Ve + Vbe Vbe merupakan tegangan antara basis dan emitor, besar tegangannya konstan tergantung dari bahan yang digunakan (bahan silicon atau germanium). Jika bahan yang digunakan silicon maka besarnya 0,7V, untuk germanium maka besarnya 0,2V. Di rangkaian ini menggunakan silicon, jadi Vb = Ve + 0,7 Vb > 0,7 V Ib > 0. Penguatan kelas A ini hasil penguatannya full periode, dan bisa digunakan untuk modulasi AM (penguatan sinyal kecil dan besar) dan FM(penguatan sinyal kecil). Penggunaan daya pada penguat kelas A ini besar (boros). Penguat kelas B Pada rangkaian penguat kelas B pada emitor langsung di ground, pada kolektor hanya diberi kumparan saja dan tidak ada arus basis. Penguatan kelas B hanya meloloskan gelombang diatas 0,7 atau memperkuat bagian positif saja yaitu 50% dari full periode. Pada penguatan kelas B ini penggunaan dayanya cukup besar (cukup boros), dan tidak cocok untuk modulasi AM karena amplitudonya terpotong, tapi bisa digunakan untuk FM karena penguat ini tidak mempengaruhi frekuensinya. Penguat kelas C Pada kelas C ini hanya menguatkan bagian puncaknya saja (<50% periode). Penguat kelas C ini memiliki efisiensi paling tinggi (penggunaan dayanya paling kecil ). Penguat kelas C ini tidak cocok untuk modulasi AM, tapi bisa digunakan untuk FM karena tidak mempengaruhi frekuensi.
Penguatan Carrier dan Sistem Modulasi Penguat atau Amplifier dibagi menjadi 3; Penguat Kelas A, Penguat Kelas B dan Penguat kelas C
1. Penguat Kelas A Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya. Penguat Kelas A hanya memiliki nilai Efisien maximum 50%. Jika digunakan untuk sinyal yang kecil, rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam Amplifier kelas ini, unsur penguatnya diberu prategangan sekian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan di operasikan pada bagian yang linier dalam lengkungan karakteristik penguatnya. Karena penguat ini masih bisa selalu menghantar tanpa adanya masukan, terdapat daya yang terbuang sehingga menyebabkan efisiensinya rendah. Penguat kelas A untuk gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan. Untuk rangkaian transistor, memiliki 3 kaki, yaitu’ C (Kolektor), B (Basis), dan E (Emitor) yang diberi tegangan jatuh. Tegangan Supply mengalir dari positif menuju negative yang kemudian mengalir pada ground. Pada aliran negative, resistor memiliki 2 jenis yang arah panahnya keluar npm. Tujuan dari 2 resistor tersebut adalah untuk pembagi tegangan, nilai tsb diatur agar yang di tengah mendapat nilai yang dikehendaki. Sifatnya yaitu, teg. Basis selalu 0,7V untuk bahan pembuat dari silicon. Tegangan basis harus lebih tinggi daripada teg. Emitor, karena kalau lebih rendah maka arusnya akan terbalik dan menyebabkan resistor jadi rusak. Kalau teg. Basis lebih rendah daripada Ve dan 0,7V maka akan ada arus basis. Input kelas A gelombang sinus dan frekuensinya. Frekuensi radio masuk menyebrangi kapasitor karena itu tegangan AC. Jika DC, tidak bisa menyeberangi kapasitor AC dicampur dengan DC, maka tegangan akan meningkat. -Modulasi AM Jika sinyal input kecil input ke basis naik, tapi berada diantara 0 sampai 0,7. Kolektor yang utuh berada di bawah VCC. Namun, jik penguatan besar, hasilnya di bawah 12V setelah melewati kapasitor output, maka hasilnya modulasinya akan terpotong, dan menyebabkan kerusakan. -Modulasi FM Untuk sinyal kecil, input diatas 0,7V akan diperkuat di tegangan kolektor sehingga menghasilkan suara yang bagus dan tidak mengganggu modulasinya. Sinyal yang besar akan terpotong setelah dikuatkan oleh kolektor, namun tidak merusak modulasi karena adanya pergeseran pada frekuensinya.
2. Penguat Kelas B Pada penguat kelas ini, hanya menggunakan setengah daur gelombang input, sehingga menimbulkan kecacatan yang sangat besar, akan tetapi memiliki nilai efesiensi yang lebih tinggi daripada penguat kelas A. Penguat Kelas B, memiliki 75% nilai efesiensi maximum, karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja, sehingga pada saat itu tidka menggunakan daya sama sekali. -Modulasi AM Jika menggunakan AM Penguat kelas B, maka bagian bawahnya akan terpotong. Karena, dibawah 0,7V tidak dapat disalurkan. Dan jika dikuatkan, maka akan merusak modulasinya dan tidak bisa mendengarkan suaranya. -Modulasi FM Untuk kelas B, 0,7V naik, lalu tegangan pada kolektor akan terpotong, maka output juga ikut terpotong. Input dan outputnya tidak sama, namun karena adanya modulasi pergeseran frekuensi maka modulasinya tidak akan rusak.
3. Penguat Kelas C Pada peguat kelas C, menghantarkan kurang dari 50% sinyal input dan kecacatan keluarannya tinggi, tetapi efesiensinya bisa mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaklumi kecacatan tersebut, misalnya pada saat pemakaian megaphone. Penggunaan umum kelas C antara lain adalah dalam pemancar RF kecacatan yang terjadi akan dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal input, digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan off ke on, dan sebaliknya, yang menyebabkan pulsa arus mengalir melalu tertala tsb. Rangkaian tertala tsb, hanya bersonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi yang tidak digunakan dapat di redam dan frekuensi yang digunakan (berbentuk sinusoisa) bisa diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi tsb. Asalkan pemancar tsb tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas. Susunan tsb bekerja dengan baik, dan harmonisa-harmonisa lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring. -Modulasi AM Kelas C adalah 0, maka dimulai dari 0. Bagian bawah dipotong dan 0,7V berada dibawah puncak, maka yang dikuatkan adalah ujungnya saja. Sehingga suara tidak dapat di dengarkan sama sekali. -Modulasi FM Kelas C, Outputnya sama. Pada basis 0,7V, dipotong dan pada kolektor akan menjadi garis-garis. Meskipun begitu, modulasi masih bisa di terima dan tidak rusak. Pada Modulasi FM, Penguat kelas A, B dan C penguatan tidak mengganggu modulasi sama sekali.
Koordinat lokasi : -7.941452190714932, 112.58091929915275
PENGUAT KELAS A Input dan output pada penguat kelas A sama, sama-sama gelombang sinus dan dimulai dari sumbu 0. Namun bedanya terletak pada amplitude, jika amplitude output lebih besar. Pada rangkaian penguat kelas A, R1 dan R2 berfungsi untuk pembagian tegangan. Karena ada tegangan, maka ada gelombang sinus yang diangkat oleh DC. Karena tegangan tinggi, akan mengalir arus basis ke emitordan aka nada arus emitor yang mengalir ke kolektor yang besarnya sebanding. Nilai β atau penguatan yaitu arus kolektor dibagi arus emitor Alur mengalirnya arus kolektor : Kolektor – masuk ke basis – ke emitor – lalu ke ground Arus mengalirnya arus basis : Kaki basis – kaki emitor – ke ground Ada arus basis ketika tegangan basis lebih dari 0,7 volt. Jadi, harus punya tegangan basis lebih tinggi daripada emitor (0,7 volt). Hasil penguatan pada kelas A sendiri merupakan full periode, namun pada penguatan kelas A boros penggunaan daya dan boros penggunaan pada komponen yang digunakan VB = VE + VBE VB = VE + 0.7 V VB > 0,7 V Ib > 0
PENGUAT KELAS B Pada penguat kelas B, emitor langsung menuju ke ground, pada kolektor hanya diberi kumparan saja. Dan pada penguat kelas B menggunakan diode rectifier dari bahan silicon dan pada penguat kelas B tidak ada arus basis karena sama-sama 0,7 volt. Pada kelas B diberi inductor RFC (Radio Frequency Choke) yang akan menghambat arus AC supaya tidak ke power supply. Pada penguat kelas B, Sumbu pada basis berada persis di 0,7 sehingga memiliki justicycle 50 %. Jadi yang diperkuat pada penguat kelas B hanya fase positif nya saja (gelombang terpotong). Penggunaan daya pada penguat kelas B tergolong tidak terlalu besar. VB = 0,7 V Ib = 0
PENGUAT KELAS C Pada penguat kelas C, sumbu pada basis berada di 0. Jadi, yang diperkuat hanya bagian ujung saja (sekitar 5% sampai 20 % yang diperkuat). Penggunaan daya pada penguat kelas C paling kecil dari pada lainnya. Pada kelas C juga menggunakan inductor untuk menghambat arus AC supaya tidak menuju ke power supply. VB = 0V Ib = 0
PENGUATAN SINYAL TERMODULASI AM • KELAS A (PENGUATAN SINYAL BESAR) Penguatan kelas A pada sinyal besar, ujung sinyal nya akan terpotong (amplitude terpotong) sehingga output dan input tidak sama. Akhirnya untuk penguatan sinyal besar pada kelas A tidak bisa digunakan. • KELAS A (PENGUATAN SINYAL KECIL) Penguatan kelas A pada sinyal kecil, input dan output nya sama tidak ada yang terpotong. Jadi untuk penguatan sinyal kecil pada kelas A bisa digunakan. • KELAS B Bagian bawah sinyal tidak bisa di kuatkan karena terpotong, jadi yang bisa dikuatkan hanya yang bagian atas. Hasilnya, output nya tidak bisa didengarkan dengan jelas • KELAS C Pada kelas C, yang bisa dikuatkan hanya yang ujung nya saja. Dan hasil outputnya tidak bisa didengarkan denganjelas Kesimpulannya : yang hanya bisa dipakai untuk modulasi AM hanya penguat kelas A pada sinyal kecil. Karena pada penguat kelas AM, informasi dibawa melalui amplitude jadi yang amplitude nya terpotong tidak bisa dipakai
PENGUAT SINYAL TERMODULASI FM • KELAS A Baik sinyal kecil dan sinyal yang besar, input dan output nya sama dan untuk basis nya berada di atas 0,7 Volt. Untuk frekuensi tidak berubah, maka modulasi tidak rusak karena informasinya berada pada frekuensinya. • KELAS B Input dan output sama dan kaki basis dipotong 50 %. Hasilnya atasnya terpotong dan bawah terpotong. Output tidak sama dengan inputnya (karena amplitude terpotong), tapi frekuensi tidak berubah dan informasi ada di frekuensinya jadi bisa digunakan (modulasi tidak rusak). • KELAS C Kaki basis terpotong, hanya ujung yang dikuatkan. Output hanya seperti garis – garis saja, oleh karena itu efisiensi sangat tinggi. Tapi informasi tidak rusak, kelas C masih bisa digunakan. Kesimpulannya : untuk modulasi FM, pakai kelas A,B, dan C informasi masih dapat diterima atau disebut penguat linier. Karena informasi dari input dan output sama.
Penguat kelas A: Pada basis, merupakan pembagian tegangan. Tujuannya untuk memberikan arus basis sehingga pada tegangan yang cukup akan mengalir arus basis dan emitor. Jika mengalir arus basis maka akan mengalir arus kolektor. Karena tegangan harus lebih tinggi daripada tenganan emitor ditambah 0.7. Kalau tegangan lebih tinggi maka akan mengalir arus dari basis ke emitor sehingga mengalir arus kolektor. Persamaan: VB=VE+VB-E
Kelas B: Pada kelas B tegangan basis dibuat 0.7. Dioda menggunakan bahan silikon yang tegangannya 0.7 sedangkan basis dan emitor juga 0.7. jadi tegangan VB=0.7 v. Pada B, arus basis tidak akan mengalir. Karena tingginya sama sama 0.7. Jika diberikan sinyal di input, dan tegangan lebih besar dari 0.7 maka akan ada arus basis. Sehingga akan ada arus kolektor yang Lebih besar dan sinyal outputnya juga akan lebih besar.
Kelas C : Kalau tidak ada input maka tegagan 0V. Jika ada sinyal input besarnya diatas 0.7V dan akan mengalir arus basis dan juga mengalir arus kolektor. Sehingga sinyal bolak balik dan diteruskan oleh kapasitor.
Sinyal Carrier : Kelas A: Urutannya input basis,kolektor, output. Input sinyal frekuensi radio kemudian masuk ke kaki basis yang lebih besar dari 0.7. sinyal input akan naik diatas 0.7. sehingga di basis ada tegangan DC ditambah tegangan dari sinyal input bolak balik sehingga arus ,kolektor jadi lebih besar dan tegangan kaki di kolektor juga lebih besar. Kemudian di kopring menggunakan kapasitor sehingga AC diteruskan. Jika bentuk input output sama maka disebut penguatan linier.
Kelas B: Input gelombang radio, melewati kapasitor. Kemudian ada dioda dan pasti 0.7. Sumbu dimulai dari 0.7. perubahan tegangan pada sinyal input akan berbentuk nanik turun. Yang dikeluarkan oleh kolektor yaitu yang diatas 0.7. Input dan output bentuknya berbeda. Maka dari itu ini bukan penguat linier
Kelas c: Induktor dengan tegangan 0 karena mengalirkan arus DC. Input, masuk. 0 ke bawah hilang karena di groundkan. Jadi hanya diatas yang diteruskan di basis. Diatas pun jika mencapai 0.7 maka yang akan menjadi arus basis sisa yang diatas ke emitor. Yang diatas akan diperkuat dengan dengan konstanta lewat induktor sehingva lebih besar tetapi ujungnya terpotong. Kemudian setelah dilewatkan AC maka sinyal input dan outputnya berbeda jauh sehingga disebut sinyal Carrier.
MODULASI AM: Kelas A: Sinyal yang sudah termodulasi dikuatkan Sumbunya ditengah karena dari rangakain tadi tegangan basisnya naik diatas 0.7 amak semuanya akan dikuatkan. Karena sinyalnya terlalu besara maka sinyalnya akan terpotong. Kalau penguatan sinyal kecil maka tidak akan terpotong. Jadi untuk penguatan sinyal modulasi itu hanya bisa untuk sinyal penguatan kecil saja jika besar maka akan terpotong.
Kelas B : Inputnya sama di basis yang diatas 0.7 saja dan yang dibawahnya terpotong. Dikolektor juga, hanya yang diatas yang dikuatkan. Tetapi sinyal terpotong oleh catur daya yang terbatas. Seandainya penguatan sinyal kecil bawahnya tetap akan terpotong. Jadi ini tidak bisa untuk penguatan sinyal yang sudah termodualsi.
Kelas C: Inputnya AM termodulasi, kemudian sinyalnya diatas 0.7. jadi pada kaki basis harus diatas 0.7 lalu turun lagi. Yang dikuatkan Transistor di kolektor hanya yang diatas yang dikuatkan Kemudian ke kolektor seperti gambar.
MODULASI FM: Kelas A: Pada basis naik sebesar 0.7, dikuatkan di kolektor dan bentuknya sinus dan outputnya sama juga yaitu sinus.
Perbedannya di kolektor ujungnya terpotong karena oenguatan sinyalnya terllau besar sehingga uskungnya terpotong. Alaku dikuatkan lagi maka ujuangnya terpotong lagi. Tetapi sinyal ini tetep disebut penguat linier karena tidak menganggu modulasi.
Kelas B: Input FM termodulasi, di basis naik sebesar 0.7. yang dibawah dipotong dan hanya diatas yang dikuatkan. Tetapi sinyal ini tetep disebut penguat linier karena tidak menganggu modulasi.
Kelas C: Input dipotong 0.7V hanya yang diatas yang diperkuat.Tetapi sinyal ini tetep disebut penguat linier karena tidak menganggu modulasi.
- Penguat kels A Jadi penguat kelas A menguatkan seluruh daurnya biasanya dan ini merupakan salinan asli yang di perbesar amplitudonnya,penguat kelas A ini digunakan penguat kecil,penguat ini tidak terlalu diefisenkan,diefesienkan 50%. Apabila digunakan rugi rugi ada terjadi juga kecil sehingga dapat di terima.pada bagian ini linear pada lengkuangan karaktersitik penguat.Karena perlatan ini selalu menghantar meskipun tidak ada masukan biasanya dapat daya yang terbuang biasannya hal itu menyebabkan efesien rendah.
-Penguat kelas B Penguat kelas B biasanya hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan.biasanya menimbulkn cacat yang sangat besar tetapi ini mempunya efisien yang lebih tinggi dibandingkan kelas A.Penguat B ini 75%.Penguat kelas B jarang di pergunakan pada setengah daur penguat ini tidak bekerja dan tidak mempunyai daya sama sekali, kelas B ini dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frukensi radio. Rf ini biasanya tidak di terlalu di perlukan cacat yang muncul
-penguat kelas C Pada saat penguat tegangan basis bisa melewati induktor saja. Rfc ini yang menghambat frukuensi radio.Jadi pada rangkain DC tetap akan masuk namun arus sebagai AC dihambat dikarenakan menyebabkan arus masuk ke basis.
Modulasi AM kelas c 0 maka dari itu memakai 0 bagian sebelah bawah itu biasannya di potong,dikarenakan itu,yang dikuatkan hanya bagian ujung,sampai suaranya tidak terdengar sama sekali.
Modulasi FM kelas C imputan dan outputnya yang berbeda beda. Pada kelas B dan C mempunyai sinyal besar,sedangkan dikelas A kecil dan besar.
Absen:19
BalasHapusNama:Rafli Dewantoro
Kelas:1E-JTD
Nim:2041160075
1,7 ditambah 0,7 lebih besar dari 0,7 lebih besar dari 0,77 cos tan b dan a b basis dan emitor tegangannya selalu 0,7 Oke kalau tegangan basis lebih besar daripada 0,7 maka arus banjir pasti lebih besar dari 60 x diatasnya harus sama BD = 0,7 itu sama dengan nol y lebih besar ya lebih besar dari nol nilai ini mengalir ke sini kalau sama dengan nol dan ada arus yang sama sama tingginya keduanya dihubungkan satu saluran data aliran gitu kalau satu tingginya lebih rendah daripada yang lain maka akan ada aliran dari yang tinggi ke rendah sama kalau di sini lebih tinggi daripada tekanan di sini ada kata lain lebih besar dari 0,5 seperti ini ya di situ kolektor kolektor di sini lebih besar akan jadi bentuknya seperti ini nah kemudian Bagaimana sinyal yang masuk di sini ya di sini yang keluar di sini Maka kalau ini kan kapasitor maka akan karena DC kapasitor itu DC nya dihilangkan kalau lewat kapasitor DC nya dihilangkan ya itu untuk sinyal ada seperti ini ya inputnya daya cuma 12 volt itu tadi penguat kelas A yah penguat kelas A seperti ini pegangannya jadi diberi diundur jadi basis emitor juga 0,7 sama 0,7 nya jadi dalam keadaan stand by ya dalam keadaan diam antara basis dan emitor ada arus jadi nggak ada harus antara kolektor emitor kalau basis emitor nggak ada arus ya ini basis dan emitor dada maka dari kolektor arus AC memblokir arus DC Harus habis menghambat arus DC menyalurkan arus AC kebalikannya
Teganga jadi seperti ini Nah kalau dikuatkan di lihat ini hanya kumparan dari 0 karena ini tegangan ini di putus ya putus tegangan disini 0 putus ya tapi karena ada di sini jadi 00 jadi di sini 70 seharusnya 0,7 karena perbedaan antara basis dan emitor dikasih induktor ini artinya dia langsung karena harus diisi Salurkan arus AC yang dihambat arusnya diantar arusnya di bilang sama dengan nol harus jadi ini dipotong 0,7 ujungnya ini dikuatkan jadi seperti ini dikuatkan mulanya input tapi tidak masalah itu ya tidak menjadi masalah karena apa ini akan menjadi masalah kenapa jadi rusak seperti ya kalau tidak dimodulasi contohnya Ini sekarang kalau modulasi ini inputnya yang hancur tidak masalah tidak bermasalah karena modulasinya pada frekuensi beda dengan am akan bermasalah dalam rasionya pada amplitudo nya
-7.944952.122.614879
Tambahan
HapusPenguat(Amplifier)terbagi menjadi 3 kategori yaitu
amplifier Kelas A
amplifier Kelas B
amplifier Kelas C
Karena desainnya yang sederhana, amplifier Kelas A adalah jenis amplifier yang paling umum. Amplifier Kelas A adalah amplifier terbaik, terutama karena distorsi sinyalnya rendah, yang terdengar paling baik di antara semua kategori amplifier yang disebutkan di sini. melengkung.
Transistor. Transistor dibedakan menjadi dua yaitu:
• Silikon:diproduksi secara luas, tegangan antara basis dan emitor adalah 0,7V saat bekerja
• Germanium :jarang diproduksi, tegangan antara basis dan emitor 0,2V selama operasi
R pada alas dirancang untuk memberikan distribusi tegangan arus basis sehingga arus basis dapat mengalir di bawah tegangan yang cukup. Pada rangkaian transistor terdapat tiga cabang basis yaitu kolektor dan emitor.Suplai daya disediakan di atas kolektor sehingga arus mengalir melalui kolektor dan basis untuk tegangan transistor yang diberikan.Biasanya bila lebih tinggi dari pada emitor, jika basis lebih rendah dari emitor, tegangan akan terbalik dan menyebabkan transistor rusak. Arus kolektor konstan, kita tahu ini berarti tegangan basis harus lebih besar dari 0,7 volt
Penguat kelas B.
berupa resistor dan dioda penyearah. Tegangan basis yang hanya melewati induktansi disebut Radio Frequency Suppressor. yang Fungsinya untuk menekan frekuensi radio, sehingga tegangan pada dioda sama dengan tegangan basis emitor.Jika lebih besar dari 0,7, arus dasar mengalir. Kemudian masukan tegangan AC, yang melewati kapasitor, dan kemudian naik ke atas 0.7. Jika lebih tinggi dari 0.7, maka akan diperkuat oleh arus kolektor dan kemudian didorong ke bawah oleh kapasitor, jika tidak ada masukan, maka itu akan turun sedikit.Jika tidak ada input, maka penguat kelas B Tidak akan ada tegangan.
Penguat Kelas C
memiliki cacat gelombang yang sangat besar, karena hanya menggunakan kurang dari 50% sinyal input, tetapi keuntungannya adalah efisiensi yang dihasilkan jauh lebih besar daripada amplifier lainnya, yaitu biasnya hingga 90%, jadi pada beberapa perangkat, Cacat ini dapat dimaafkan, misalnya pada loudspeaker. Pada tipe C terdapat resistor dan induktor, dimana tegangan yang melalui basis tidak ada atau bernilai 0 karena terhalang.Pada proses ini gelombang input masuk melalui basis, dan basis yang ditingkatkan hanyalah ujungnya saja, jadi disini Ombaknya akan lemah (tidak kencang) Kelas C lebih ringan dari Kelas B
-7.944952.122.614879
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus1E/09/Dwi Ayu Dyah S./2041160056
BalasHapusPenguat kelas A
Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga
keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai
penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi
maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang
terjadi juga kecil sehingga dapat diterima.
Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan
sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada
bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu
selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang,
dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang
masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai
efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B
mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur
berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama
sekali pada saat itu.
Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun
dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu
memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat
keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa
pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon
(megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar
RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk
mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga
frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal
frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Lokasi : -7,7741708, 112,1955331
1EJTD/21/SOFYAN HARIS/2041160118
BalasHapusPenguat kelas A
Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang
terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada
bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur
berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama
sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal
frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
1E/01/Abirawa Agung Laksana
BalasHapusPenguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang
terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada
bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur
berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama
sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal
frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
koordinat lokasi: -7.9617667, 112.6650373
1E / 23 / VITANIA MAHARANI / 2041160091
BalasHapusPenguat kelas A
Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang
terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada
bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur
berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama
sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal
frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) bisa diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain bisa dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Koordinat Lokasi : 8°07'47.0"S 112°09'08.6"E
1E/11/Elandara Fajar S/2041160018
BalasHapus8°04'59.6"S 112°11'40.4"E
Penguat kelas A
Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang
terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada
bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur
berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama
sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal
frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Eka Wijaya/2041160107/JTD 1E/10
BalasHapus-8.1090890, 112.3219680
Penguat kelas A
Menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang
terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada
bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur
berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama
sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C
Penguat ini menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, akan tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal
frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus1E/03/ALVIN ALDORINO SETIAWAN/2041160158
BalasHapusPenguat kelas A
Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang
terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada
bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur
berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama
sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beresonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal
frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan sinyal-sinyal yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Koordinat Lokasi : 7°56'25.2"S 112°38'59.5"E
1E/16/M. Rafi Mahendra P./2041160115
BalasHapusa. Penguat kelas A
Pada Penguat kelas A melakukan penguatan diseluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
b. Penguat Kelas B
Pada Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
c. Penguat Kelas C
Pada Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
-7.847394,112.011890
1D/23/TIARA AJENG PAMUNGKAS/ 2041160110
BalasHapusPenguat kelas A
penguat kelas A untuk gelombang input dan output nya tidak mengalami perubahan untuk rangkaian transistor ada 3 kaki yaitu korektor basis dan emitor lalu diberi tegangan jatuh tegangan supply mengalir dari positiv menuju negatif lalu ke ground. untuk negatif resistor ada 2 jenis yang panahnya keluar npm. tujuan ada 2 resistor untuk pembagi tegangan nilai diatur agar ditengah mendapat nilai yang dikehendaki. sifat nya yaitu tegangan basis selalu 0,7 volt untuk bahan pembuat dari silikon
tegangan basis lebih tinggi daripada tegangan remitor, kalau lebih rendah maka arusnya akan terbalik dan resistor akan rusak, atau mungkin sama,kalau tegangan basis lebih besar dari pada ve dan 0,7 maka akan ada arus basis. sifat transistor dikatakan penguat jadi kalau ada arus basis akan mengalir arus emitor. besarnya arus kolektor adalah konstanta dikalikan arus arus basis.
imput kelas A gwlombang sinus dan frekuensinya frekuensi radio input masuk menyeberanginkapasitor karena AC. jika DC tidak bisa menyeberanginnkapasitor AC dicampur dengan DC maka tegangan meningkat.penguat kelas A untuk gelombang input dan output nya tidak mengalami perubahan untuk rangkaian transistor ada 3 kaki yaitu korektor basis dan emitor lalu diberi tegangan jatuh tegangan supply mengalir dari positiv menuju negatif lalu ke ground untuk negatif.
modulasi AM
berkaitan dengan modulasi jika sinyal kecil input ke basis naik namun antara 0-0,7. kolektor berbentuk utuh ada dibawah VCC , kalau penguatan besar, hasilnya dibawah 12volt setelah lewat kapasitor output hasilnya akan terpotong yang terpotong adalah modulasinya. dan menjadi rusak.
modulasi FM
dalam pemancar FM kelas A
untuk sinyal kecil , input diatas 0,7 lalu diperkuat di tegangan kolektor dan menghasilkan suara bagus dan tidak mengganggu modulasi, sinyal besar terpotong seetelah dikuatkan pada kolektor akan tetapi modulasi tidak rusak karena pergeseran frekuensi modulasi.
penguat kelas B
penguat kelas b, tegangan resistor diganti dengan dioda sama dengan tegangan basis emitor karena tegangan sama tidak mengalir arus basis. jika lebih dari 0,7 baru mengalir arus basis, kemudian input diberi tegangan AC melewati kapasitor lalu menjadi naik menjadi diatas 0,7, yang diatas 0,7 diperkuat oleh arus kolektor, lalu dileeatkan oleh kapasitordan turun sedikit. jika tidak ada input maka kelas b tidak ada tegangannya.
modulasi AM
kalu AM menggunakan kelas B bagian bawah terpotong karena dibawah 0,7 tidak dapat disalurkan, jika dikuatkan akan menjadi rusak dan tidak bisa didengarkan sama sekali.
modulasi FM
untuk kelas B tegangan 0,7 naik lalu tegangan pada kolektor terpotong, maka output juga terpotong, input dan output tidak sama, namun krena modulasi pergeseran frekuensi maka modulasi tidak rusak.
penguat kelas C
kelas C arus dc tetap masuk dan arus ac yang ditahan karena tegangan 0 setelah 0,7 baru ada tegangan basis, diatas 0,7 yang diperkuat oleh transistor, imput basis dalam penguat C lebih renggang kelas C hanya diambil ujungnya dan hasilnya lebih tinggi, dan hasilnya cacat pada carrier, namun cacat pada carrier tidak bermasalah.
modulasi AM
kalau AM dengan kelas C, kelas C adalah 0 maka mulai dari 0, bagian bawah dipotong, 0,7 ada dibawah puncak maka yang dikuatkan hanya ujungnya saja,, maka suaranya tidak dapat didengar sama sekali.
modulasi FM
kelas C, output nya sama , pada basis 0,7 dipotong dan pada kolektor hanya nenjadi garis garis, walaupun begitu modulasi masih dapat diterima dan tidak rusak. pada FM pada kelas ABC penguatan tidak menggagu modulasi.
-8.1575, 112.0493
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus1D/05/ALFIAN MALIK KUSWARA/2041160069
BalasHapus2041160069-7.872554,112.678224
Pada penguat ada beberapa kelas untuk spesifikasinya, kelas A, kelas B, dan Kelas C.
Kelas A
Penguat kelas A memiliki gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan atau sama, pada rangkaian transistornya mempunyai tiga kaki basis, collector, dan emitor, diatas colector diberikan catu daya sehingga transistor diberikan tegangan dan aliran arus melewati collector dan juga melewati basis, transistor memiki dua jenis NPN dan juga BJT. pada sebelum arus melewati basis ada dua resistor letaknya di samping kiri, tujuannya adalah sebagai pembagi arus yang lewat. Transistor ini memiliki sifat antara basis dan emitor memiliki tegangan 0,7 volt untuk bahan silicon, dan 0,2 volt untuk bahan germanium. Pada tegangan basis biasanya lebih tinggi dari pada emitor, kalau basis lebih rendah dari emitor maka tegangan akan terbalik dan menyebabkan transistor rusak. Tegangan pada basis itu sama dengan tegangan emitor dijumlahkan dengan antara basis dan emitor yaitu 0,7 volt. Bisa kita ketahui berarti tegangan pada basis harus lebih dari 0,7 volt dan arusnya harus lebih dari 0. Proses nya adalah Sinyal gelombang masuk kearah basis melewati capasitor untuk difilter agar tegangan DC tidak lewat, lalu gelombang input diperkuat oleh Basis dengan gelombang harus diatas 0,7 pada Kolektor gelombang tersebut diperkuat lagi dan akhirnya gelombang tersebut dikeluarkan dimana gelombang input dengan output berbentuk sama.
Kelas B
Pada rangkaiannya diberikan dioda sebagai pengganti resistor yang letaknya di kiri bawah dan juga jalur pada colector diberikan induktor sebagai pengganti resistor ini disebut sebagai RFC (Radio Frekuensi Choke), hal tersebut menyebabkan tegangan pada dioda sama dengan tegangan pada basis emitor, hasilnya tegangan pada basis adalah 0,7 volt dengan arus basis yaitu 0A. Prosesnya Input lalu melwati basis dimana gelombang berada diatas 0, setelah itu kolektor memperkuat lagi gelombangnya hanya saja yang diambil dan diperkuat adalah bagian atasnya saja menyebabkan gelombang outputnya berbeda daripada gelombang input dan pada gelombang output frekuensi nya memiliki regangan.
Kelas C
Rangkaiannya pada kelas C mirip dengan rangkaian dari kelas B hanya saja pada dioda digantikan induktor pada kelas C, menyebabkan arus dan tegangan yang melewati basis tidak ada atau 0 karena tertahan, pada proses nya gelombang input masuk dan melewati basis dimana pada basis hanya pucuk gelombangnya saja yang diambil, lalu gelombang melewati kolektor dengan proses memperkuat gelombang pucuk tadi dan akhirnya output pada kelas C memiliki keregangan yang mirip dengan kelas B.
Oleh karena itu modulasi AM hanya di perbolehkan memakai Kelas A dengan sinyal kecil dan juga kelas C, tetapi modulasi FM diperbolehkan memakai seluruh kelas karena gelombang modulasi nya tidak akan mengalami kecacatan.
Carrier tidak apa apa cacat karna akan dibuang lagi, tapi kalau modulasinya tidak boleh cacat.
1D/07/Bita Kusuma Wardana/2041160082
BalasHapusPenguat Kelas A
Penguat Kelas A merupakan Kelas Penguat yang desainnya paling sederhana dan paling umum digunakan. Seperti namanya yaitu Kelas A yang artinya adalah Kelas terbaik, penguat Kelas A ini memiliki tingkat distorsi sinyal yang rendah dan memiliki liniearitas yang tertinggi dari semua kelas penguat lainnya. Dalam penguat kelas A Untuk mencapai linearitas dan gain yang tinggi, tahap output dari penguat kelas A bias "ON" (melakukan) sepanjang waktu. Kemudian untuk penguat yang diklasifikasikan sebagai "Penguat Kelas A", arus idle sinyal nol pada tahap output harus sama atau lebih besar dari arus beban maksimum (biasanya speaker) yang diperlukan untuk menghasilkan sinyal output terbesar. Sebagai penguat kelas A beroperasi di bagian linier kurva karakteristiknya, perangkat output tunggal melakukan melalui 360 derajat penuh dari bentuk gelombang output. Kemudian penguat kelas A setara dengan sumber arus. Karena penguat kelas A beroperasi di daerah linier, tegangan bias base DC (atau gerbang) DC harus dipilih dengan benar untuk memastikan operasi yang benar dan distorsi rendah. Namun, karena perangkat output "ON" setiap saat, itu selalu membawa arus, yang merupakan kehilangan daya terus menerus dalam penguat.
Penguat Kelas B
Ketika sinyal input menjadi positif, bias transistor positif berjalan sementara transistor negatif beralih "OFF". Demikian juga, ketika sinyal input menjadi negatif, transistor positif beralih "OFF" sementara bias transistor negatif mengubah "ON" dan melakukan bagian negatif dari sinyal. Dengan demikian transistor hanya melakukan separuh waktu, baik pada setengah atau negatif dari sinyal input. Kemudian kita dapat melihat bahwa setiap perangkat transistor dari penguat kelas B hanya berjalan melalui setengah atau 180 derajat bentuk gelombang output dalam pergantian waktu yang ketat, tetapi karena tahap keluaran memiliki perangkat untuk kedua bagian dari bentuk gelombang sinyal maka kedua bagian tersebut digabungkan menjadi satu. untuk menghasilkan bentuk gelombang output linear penuh. Desain push-pull penguat ini jelas lebih efisien daripada penguat Kelas A, sekitar 50%, tetapi masalah dengan desain penguat kelas B adalah bahwa ia dapat membuat distorsi pada titik nol-persimpangan (junction) gelombang karena gelombang mati transistor tegangan base input dari -0.7V ke +0.7. Kita ingat dari tutorial Transistor bahwa dibutuhkan tegangan base-emitter sekitar 0.7 volt untuk mendapatkan transistor bipolar untuk mulai berjalan. Kemudian dalam penguat kelas B, transistor output tidak "bias" ke keadaan "ON" operasi sampai tegangan ini terlampaui. Ini berarti bahwa bagian dari bentuk gelombang yang berada dalam jendela 0.7 volt ini tidak akan direproduksi secara akurat membuat penguat kelas B tidak cocok untuk aplikasi penguat audio presisi. Untuk mengatasi distorsi zero-crossing ini (juga dikenal sebagai Distorsi Crossover ).
Penguat Kelas C
Dalam penguat Kelas C Karena distorsi audio yang berat, penguat kelas C biasanya digunakan dalam Osilator gelombang sinusoidal frekuensi tinggi dan jenis penguat frekuensi radio tertentu, di mana pulsa arus yang dihasilkan pada output penguat dapat dikonversi untuk menyelesaikan gelombang sinusoidal dari frekuensi tertentu oleh penggunaan rangkaian resonansi LC di rangkaian collector-nya.
Koordinat lokasi : -7.085790,112.588554
1DJTD/24/Trio Prawiro Negoro/2041160024
BalasHapusPenguat kelas A
Untuk penguat kelas A waktu gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan , pada rangkaian transistor terdapat 3 kaki yaitu kollektor basis dan emitor yang dimana diberi tegangan catu daya sebesar contoh 12 V mengalir dari positif menuju ke negative lalu menuju ke ground, transistor memiliki dua jenis NPN dan BJT, sebelum arus melewati basis terdapat 2 resistor yang letaknya disamping kiri, yang dimana berfungsi sebagai pembagi arus yang lewat . Transistor mmiliki sifat antara basis dan emitor memiliki tegangan 0, 7 V untuk bahan silicon, pada tegangan basis harus diatas 0,7 volt atau tegangannya harus lebih besar daripada emitor, agar dapat disalurkan ke emitor dari basis, dimana tegangan pada basis harus lebih dari 0,7 volt dan dan arusnya harus 0. Pada waktu proses sinyal gelombang yang dari catu daya masuk melewati capasitor yang kemudian di filtering agar tegangngan DC tidak melewatinya, kemudian gelombang input diperkuat oleh basis dengan gelombang harus berada diatas 0,7, pada kolektor gelombang tersebut diperkuat lagi dan akhirnya pada waktu dikeluarkan terdapat gelombang input dan output yang sama.oleh karena itu Untuk modulasi AM hanya diperbolehkan menggunakan penguat kelas A yang dimana sinyal yang diberikan kecil agar tidak rusak
Penguat Kelas B
Pada penguat kelas B dimana diganti oleh diode sebagai pengganti dari resistor yang terletak di kiri bawah , pada jalur kolektor diberi konduktor, pada penguat kelas B terdapat RFC (Radio Frequency Chock) yang diamana fungsinya untuk menghambat frequensi radio, yang mengabitkan tegangngan pada diode sama dengan tegangan pada basis emitor, yang dimana jika lebih dari 0,7 baru mengalir arus basis nya, kemudian input diberi tegangan AC yang melewati kapasitor lalu naik menjadi diatas 0,7, ketika diatas 0,7 diperkuat oleh arus kolektor, kemudian diletakkan oleh kapasitor dan turun sedikit , jika tidak ada input maka penguat kelas B tidak aka nada tegangan nya. Penguat Kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada Penguat Kelas A. Letak titik kerja berada di ujung kurva karakteristik sehingga hanya menguatkan setengah input gelombang atau 180° gelombang. Karena hanya melakukan penguatan setengah gelombang dan menonaktifkan setengah gelombang lainnya, Penguat Kelas B ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penguat kelas A. Secara teoritis, Penguatan atau Amplifier kelas B ini memiliki efisiensi sebesar 75%. Kelemahan pada Penguat Kelas B ini adalah terjadinya distorsi cross-over.
Penguat Kelas C
Rangkaian pada kelas C aslinya mirip sama rangkaian dari kelas B yang membedakan hanya saja pada dioda digantikan induktor pada kelas C, yang dimana menyebabkan arus dan tegangan yang melewati basis 0 karena tertahan, pada proses nya gelombang input masuk dan melewati basis yang dimana pada basis hanya pucuk gelombangnya yang diambil, lalu gelombang melewati kolektor dengan proses memperkuat gelombang pucuk tadi dan akhirnya output pada kelas C memiliki keregangan yang mirip dengan kelas B. Amplifier atau Penguat Kelas C ini menguatkan sinyal input kurang dari setengah gelombang (kurang dari 180°) sehingga distorsi pada Outputnya menjadi sangat tinggi. Namun Efisiensi daya pada penguat kelas C ini sangat baik yaitu dapat mencapai efisiensi daya hingga 90%. Penguat Kelas C ini sering digunakan pada aplikasi khusus seperti Penguat pada pemancar Frekuensi Radio dan alat-alat komunikasi lainnya.
koordinat lokasi : -6.996759,113.869589
1D/14/Ivana Arum Dimarsasi/2041160068
BalasHapusPenguat Kelas A :
Ciri dari Kelas A yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan (gelombang yang dimodulasi utuh semuanya) dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen dc nya. Dalam rangkaiannya, terdapat transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Di bagian atas Resistor yang mempunyai arus Ic diberi tegangan 1 sebesar 12 volt yang mengalir arus dari kutub positif mengalir ke resistor kemudian menuju kutub negative negative (ground). Transistor itu sendiri mempunyai 2 jenis yaitu NPN dan PNP. Ciri dari NPN yaitu mempunyai panah yang mengarah ke keluar. Transistor ini mempunyai karakteristik yaitu tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 Volt dengan syarat bahan pembuat dari silicon. Proses dari penguat Kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui kaki input penguat lalu menyeberangi kapasitor. Terdapat Tegangan DC dari nol Volt yang terbagi beberapa volt. Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor+0,7 V yang menyebabkan terjadinya arus emitor.
Penguat Kelas B :
Ciri dari kelas B yaitu kelas B tidak mempunyai inputan dan rangkaiannya terdapat diode penyearah dan mempunyai efisiensi lebih tinggi dari kelas A. Tegangan pada ujung diode sama dengan tegangan basis dan emitor yaitu 0,7 volt yang menyebabkan tidak ada arus basis. Jika melebihi 0,7 volt akan diperkuat oleh arus collector dan menyebabkan tegangan collector semakin besar. Gelombang pada kelas B hanya setengahnya yang diperkuat. Penguat kelas B juga mempunyai transistor sama halnya dengan kelas A yang membantu arus dari kutub positive menuju negative. Dan kemudian frekuensi radio menyebarangi kapasitor dan keluar dari kaki output penguat.
Penguat Kelas C :
Ciri dari kelas C yaitu mempunyai efisiensi paling tinggi dari arus colektor dan gelombang yang dimodulasi hanya bagian pucuk-pucuknya saja, kelas C ini mempunyai tegangan nol kemudian masuk setelah 0,7 baru terdapat arus basis, gelombang yang diatas 0,7 akan diperkuat oleh transistor. Gelombang pada kelas C menyebabkan kecacatan pada carrier, namun tidak masalah jika cacatnya pada carrier, jangan sampai yang cacat pada modulasinya karena dapat menyebabkan informasinya terpotong.
Modulasi AM dan FM mempunyai inputan dan output an yang berbeda-beda. pada kelas A mempunyai sinyal besar dan kecil, sedangkan pada kelas B dan C mempunyai sinyal besar saja.
Koordinat lokasi : -7,2339125, 112,7470573
1D/03/Abi Maulana/2041160141
BalasHapusPenguat (Amplifier) Kelas A
Penguat (Amplifier) Kelas A adalah jenis penguat atau amplifier yang paling umum karena desainnya yang sederhana. Penguat kelas A, secara harfiah berarti "kelas terbaik" dari penguat terutama karena tingkat distorsi sinyal rendah dan mungkin terdengar terbaik dari semua kelas penguat yang disebutkan di sini.Penguat kelas A memiliki linieritas tertinggi di atas kelas penguat lainnya dan karena itu beroperasi di bagian linier kurva karakteristik.
Umumnya penguat kelas A menggunakan transistor tunggal yang sama (Bipolar, FET, MOSFET, dll) yang terhubung dalam konfigurasi common emitter untuk kedua bagian gelombang dengan transistor selalu memiliki arus yang mengalir melalui itu, bahkan jika tidak memiliki sinyal dasar.Ini berarti bahwa tahap output apakah menggunakan perangkat Bipolar, MOSFET atau IGBT, tidak pernah didorong sepenuhnya ke daerah cut-off atau saturasi tetapi sebaliknya memiliki titik-biasing base titik-Q di tengah garis bebannya. Kemudian transistor tidak pernah mematikan "OFF" yang merupakan salah satu kelemahan utamanya.
Penguat (Amplifier) Kelas B
Penguat (Amplifier) kelas B diciptakan sebagai solusi untuk masalah efisiensi dan pemanasan yang terkait dengan penguat kelas A sebelumnya. Dasar penguat kelas B menggunakan dua transistor bebas baik bipolar FET untuk setiap setengah dari bentuk gelombang dengan tahap outputnya dikonfigurasi dalam pengaturan tipe "push-pull", sehingga setiap perangkat transistor hanya menguatkan setengah dari bentuk gelombang output.Dalam penguat kelas B, tidak ada arus bias base DC karena arus diamnya nol, sehingga daya DC-nya kecil dan karenanya efisiensinya jauh lebih tinggi daripada penguat kelas A. Namun, harga yang dibayarkan untuk peningkatan efisiensi adalah dalam linearitas perangkat switching.
Penguat (Amplifier) Kelas C
Desain Penguat (Amplifier) Kelas C memiliki efisiensi terbesar tapi linearitas termiskin dari kelas penguat yang disebutkan di sini. Kelas Penguat sebelumnya, kelas A, kelas B dan kelas AB dianggap sebagai penguat linier, karena amplitudo dan fase sinyal output terkait secara linear dengan amplitudo dan fase sinyal input.
Namun, penguat kelas C sangat bias sehingga arus output adalah nol untuk lebih dari setengah dari siklus sinyal input sinusoidal dengan transistor idling pada titik cut-off. Dengan kata lain, sudut konduksi untuk transistor secara signifikan kurang dari 180 derajat, dan umumnya sekitar 90 derajat.
Sementara bentuk biasing transistor ini memberikan efisiensi yang jauh lebih baik sekitar 80% ke penguat, ini memperkenalkan distorsi yang sangat berat dari sinyal output. Oleh karena itu, penguat kelas C tidak cocok untuk digunakan sebagai amplifier audio.
Titik Koordinat : (7°56'06"S 111°58'09"E)
1DJTD/13/Habib Mustofa Akhyar/2041160089
BalasHapus- Penguat daya kelas A
Amplifier kelas A akan memperkuat seluruh siklus input sehingga outputnya adalah salinan dokumen asli yang diperbesar, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Penguat jenis ini biasanya digunakan sebagai penguat sinyal kecepatan rendah.
-Penguat kelas B.
Amplifier Kelas B hanya menggunakan setengah periode gelombang input, yang akan menyebabkan cacat besar, tetapi efisiensinya lebih tinggi daripada amplifier kelas A; efisiensi maksimum amplifier kelas B adalah sekitar setengah periode, sekitar 75%.
Selanjutnya, penguat ini tidak akan berfungsi, jadi daya yang sama tidak akan digunakan
sekali. Penguat Kelas B tunggal jarang digunakan dalam praktiknya.Meski dapat digunakan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF), ia tidak terlalu memperhatikan cacat yang muncul.
- Penguat kelas C
Sinyal input yang diberikan oleh penguat Kelas C kurang dari 50%, dan cacat keluaran sangat tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Aplikasi tertentu dapat menghilangkan cacat ini, misalnya pada pengeras suara (penguat corong genggam megafon). Penggunaan umum penguat kelas C ini adalah pada pemancar RF, yang dapat sangat mengurangi kerusakan dengan menggunakan beban yang disetel pada frekuensi tertentu. Sinyal input digunakan untuk mengalihkan amplifier dari on ke off, dan sebaliknya, yang menyebabkan pulsa arus mengalir melalui rangkaian tuning. Sirkuit tuning hanya beresonansi pada frekuensi tertentu, sehingga dapat menekan frekuensi yang tidak diinginkan dan mengirimkan sinyal secara signifikan Beban dapat menerima frekuensi yang dibutuhkan (bentuk sinusoidal) Sesuaikan frekuensinya.Premisnya adalah bahwa pemancar tidak meradiasi dengan medan magnet
Dalam hal ini, pengaturan ini berfungsi dengan baik, dan filter dapat menghilangkan harmonisa lainnya.
Lokasi : 8°12'14"S 113°06'47"E
1D/12/FIRMAN NURENDIK LATIFANI/2041160140
BalasHapusPenguat kelas A
Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang
terjadi juga kecil sehingga dapat diterimaimput kelas A gwlombang sinus dan frekuensinya frekuensi radio input masuk menyeberanginkapasitor karena AC. jika DC tidak bisa menyeberanginnkapasitor AC dicampur dengan DC maka tegangan meningkat.penguat kelas A untuk gelombang input dan output nya tidak mengalami perubahan untuk rangkaian transistor ada 3 kaki yaitu korektor basis dan emitor lalu diberi tegangan jatuh tegangan supply mengalir dari positiv menuju negatif lalu ke ground untuk negatif.
modulasi AM
berkaitan dengan modulasi jika sinyal kecil input ke basis naik namun antara 0-0,7. kolektor berbentuk utuh ada dibawah VCC , kalau penguatan besar, hasilnya dibawah 12volt setelah lewat kapasitor output hasilnya akan terpotong yang terpotong adalah modulasinya. dan menjadi rusak.
modulasi FM
dalam pemancar FM kelas A
untuk sinyal kecil , input diatas 0,7 lalu diperkuat di tegangan kolektor dan menghasilkan suara bagus dan tidak mengganggu modulasi, sinyal besar terpotong seetelah dikuatkan pada kolektor akan tetapi modulasi tidak rusak karena pergeseran frekuensi modulasi.
Penguat Kelas B
Pada rangkaiannya diberikan dioda sebagai pengganti resistor yang letaknya di kiri bawah dan juga jalur pada colector diberikan induktor sebagai pengganti resistor ini disebut sebagai RFC (Radio Frekuensi Choke), hal tersebut menyebabkan tegangan pada dioda sama dengan tegangan pada basis emitor, hasilnya tegangan pada basis adalah 0,7 volt dengan arus basis yaitu 0A. Prosesnya Input lalu melwati basis dimana gelombang berada diatas 0, setelah itu kolektor memperkuat lagi gelombangnya hanya saja yang diambil dan diperkuat adalah bagian atasnya saja menyebabkan gelombang outputnya berbeda daripada gelombang input dan pada gelombang output frekuensi nya memiliki regangan.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal
frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Koordinat lokasi : 7.617218,111.915881
1D/21/SALSABILA ANDHIKA NURAINI/2041160052
BalasHapusAda 3 macam penguatan yang umum digunakan
Penguat kelas A
Gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan karena untuk rangkaian transistor mempunyai 3 kaki yaitu kaki kaki kolektor, kaki basis dan kaki emitor yang diberi tegangan supply agar transistor dialiri arus listrik. Transistor memiliki sifat atau karakteristik tegangan basis dan tegangan emitor yang nilainya selalu 0,7 volt yang umumnya terbuat dari bahan silicon(pasir kuarsa). Apabila tegangan basis lebih rendah maka arus akan terbalik dan resistor akan rusak, maka dari basis harus mengalir ke emitor. Dalam rangkaian ini tegangan basis lebih tinggi daripada tegangan emitor yang ditunjukkan dengan VB = VE + VBE, dengan nilai VBE=0,7 volt. Jika tegangan basis lebih besar dari VE + 0,7 maka akan ada arus basis yang mengalir ke emitor sehingga akan timbul juga arus emitor. Besarnya arus kolektor adalah arus basis dikali beta DC. Untuk kelas A jika dilihat dari penguatan AC maka akan ada output dan input penguat dengan nilai yang sama. Input nya merupakan gelombang sinus (bolak balik).
Penguat kelas B
Tegangan resistor diganti dengan diode penyearah dimana tegangan diujung diode 0,7 volt sama dengan tegangan prabasis emitor, karena sama maka tidak mengalir arus basis. Jika tegangan lebih dari 0,7 volt maka arus basis dapat mengalir. Kemudian pada input diberi tegangan AC sehingga tegangan dapat naik diatas 0,7 volt. Yang diatas 0,7 kemudian akan diperkuat oleh arus kolektor yang nantinya arus AC pada tegangan kolektor juga akan semakin besar, setelahnya arus bolak baliknya akan dilewatkan ke kapasitor. Jika pada kelas B tidak ada input maka kelas B tidak memiliki tegangan.
Penguat kelas C
Tegangan basis pada kelas C hanya melewati induktor saja yang disebut RFC (Radio Frequency Choke) atau yang menghambat frekuensi radio. Arus DC tetap akan masuk namun arus AC yang dihambat sehingga arus AC akan masuk ke basis. Karena nilai tegangan keduanya nol, maka setelah 0,7 volt akan ada arus basis yang akan diperkuat oleh transistor. Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat
keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%.
Efisiensi paling tinggi adalah kolektor karena arusnya yang sedikit atau renggang namun frekuensinya tinggi maka pada osciloskop gelombang terlihat rapat.
Kelas A komponen DC nya diperkuat secara utuh sehingga efisiensinya rendah. Untuk Kelas B separuh saja yang diperkuat sehingga efisiensinya lebih tinggi daripada kelas A. Untuk kelas C hanya pada ujung ujung nya saja yang diperkuat sehingga efisiensinya lebih tinggi dari kelas B. Karena nya menyebabkan cacat carrier, namun cacat pada carrier tidak masalah asalkan modulasi tidak boleh cacat. Penguat penguat tadi berkaitan dengan modulasi AM.
-8.209343,114.376692
1D/15/KHOMSANES ADZIMATUNNISA/2041160038
BalasHapusTerdapat 3 macam penguatan, yaitu penguat kelas A, penguat kelas B, dan penguat kelas C.
1. Penguat Kelas A
Pada penguat jenis ini gelombang input dan output tidak mengalami perubahan atau sama. Pada rangkaian transistornya memiliki 3 kaki, yaitu kolektor, basis, dan emitor. Jika diberi tegangan suply, transistor akan dialiri arus postif menuju negatif sebagian lewat kaki basis kemudian ke ground kutub negatif. Transistor yang digunakan adalah NPN dan PNP, penggunaan 2 jenis transistor ini untuk pembagian tegangan. Karakteristik dari tegangan basis dan kolektor nilainya selalu 0,7 volt untuk bahan silikon. Untuk jenis germanium bernilai 0,2 volt, tapi kebanyakan umumnya menggunakan bahan silicon karena bahannya yang murah. Tegangan basis lebih tinggi dibandingkan dengan tegangan emitor, jika lebih rendah maka arus akan terbalik dan resistor rusak. Bisa sama juga. Setiap ada arus basis akan mengalir arus emitor. Besarnya arus kolektor adalah konstanta beta dikalikan arus basis.
Jika dilihat dari penguatan AC, Input penguat gelombang adalah sinus bolak balik dan frekuensinya adalah frekuensi radio. Masuk melalui kaki input menyebrangi kapasitor, dia bisa menyebrangi kapasitor karena merupakan AC. Pada proses basis dicampur dengan DC, jadi tegangan pada kolektor cukup besar. Karena arus kolektor adalah beta kali arus basis. Arus besar tegangan tambah besar. Kemudian di copling, DC diredam dan AC tembus. Input dan output sama. Proses ini berlangsung dari input menuju basis lalu kolektor kemudian output.
2. Penguat Kelas B
Pada penguat jenis ini resistor diganti dengan dioda penyearah, tidak dialiri arus basis. Kemudian input diberi tegangan AC. Maka tegangan akan naik dari 0 menjadi 0.7 volt
yang diatas 0,7 volt diperkuat oleh arus kolektor. Sehingga input dan outputnya berbeda.
3. Penguat Kelas C
Pada penguat ini tegangan basis akan melewati induktor saja. Biasanya juga disebut sebagai RFC, yang menghambat frekuensi radio. Pada rangkaian ini arus DC akan tetap masuk namun arus AC dihambat. Karena bagian bawah ditahan maka arus AC masuk ke basis.
Didalamnya masih memiliki tegangan 0, ketika tegangan sudah 0,7 volt maka akan muncul arus basis. Diatas 0,7 lah yang diperkuat transistor, pada gelombang sendiri yang diperkuat adalah pucuknya saja. Sehingga bentuk dari gelombang akan renggang atau tidak rapat. Efisiensi yang paling tinggi terdapat pada kolektor, karena arusnya yang kecil.
Dari ketiga penguat kelas diatas yang memiliki efisiensi tinggi adalah penguat kelas C. Jika kita menggunakan jenis penguat kelas A,B, dan C pada modulasi FM tidak akan terjadi masalah.
-8.116369,112.576374
1D/18/Navallino Mochammad Alvido/2041160065
BalasHapusPenguat kelas A
Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Pada Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C
kelas C arus dc tetap masuk dan arus ac yang ditahan karena tegangan 0 setelah 0,7 baru ada tegangan basis, diatas 0,7 yang diperkuat oleh transistor, imput basis dalam penguat C lebih renggang kelas C hanya diambil ujungnya dan hasilnya lebih tinggi, dan hasilnya cacat pada carrier, namun cacat pada carrier tidak bermasalah. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu.
7° 56' 40"
112° 36' 54"
1D / 08 / Daffa Ahmad Saechu
BalasHapus2041160047
Penguat Kelas A
Pada Kelas A gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan,transistor sendiri memilki 3 kaki yaitu korektor,basis,dan emitor,kemudian transistor duberikan tegangan catu atau tegangan supply sehingga transistor dapat dialiri arus listrik dari positif ke negatif selain itu juga mengalir arus dari resistor sebagian melewati kakai basis dan menyalur ke kaki emitor lalu berakhir di ground.Transistor sendiri memiliki 2 jenis yaitu NPN dan PNP,dari postif melewati resistor dan melewati basis dan terakhir mengalir ke ground.Transistor sendiri mempunyai sifat atau karakterisitik tegangan basis dan emitor yang mana nilainya selalu 0,7 Volt untuk bahan pembuat transisitor dari silikon.Untuk jenis lain sebagai pembuat transisitor sebenernya ada yaitu germanium namun yang sering digunakan dalam pembuatan transistor adalah silikon karena silikon mudah dicari.Untuk kelas A apabila dialiri arus pada tegangan basis lebih tinggi dari tegangan emitor kalau tegangan basis ini lebih besar maka akan ada arus basis dri basis akan mengalir arus ke emitor,besarnya arus korektor adalah konstanta dikalikan arus basis.Sinyal gelombang yang masuk ke basis maka akan difilter agar tegangan DC tidak bisa lewat.Lalu gelombang sinyal input diperkuat kembali oleh basis dan akhirnya dikeluarkan gelombang input sama dengan gelombang output.
Penguat Kelas B
Pada penguat kelas B ini resistor diganti oleh dioda,setelah input diberikan tegangan AC sehingga naik diatas 0,7,ketika diatas 0,7 maka diperkuat oleh kapasitor.Penguat kelas B ini berfungsi sebagai mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada penguat kelas A.Penguat kelas B juga memiliki transistor yang sama dengan penguat kelas A yaitu dengan mengalirkan arus positif ke arus negatidf dan mengeluarkan di kaki output.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C ini sebenernya mirip dengan penguat kelas B namun pada penguat kelas C memiliki efisiensi paling tinggi dari arus kolektor.Prosesnya sendiri adalah gelombang input masuk melewati basis dan hanya pucuk gelombang saja yang diambil,lalu gelombang diperkuat dan akhirnya output pada kelas C memiliki keregangan yang mirip dengan penguat kelas B.Namun gelombang pada kelas C ini dapat menyebabkan kecacatan pada carrier namun tidak masalah apabila cacat di bagian carrier.
Koordinat lokasi : -8.231483,114.373008
1D/10/Dwiva Octaqiyyah
BalasHapusTerdapat 3 penguat yaitu penguat kelas A, penguat kelas B, dan penguat kelas C.
Penguat kelas A.
Jika bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan (ciri penguat kelas A). Untuk rangkaian transistor ada 3 kaki, yaitu kaki konektor, kaki basis, dan kaki emitor. Di titik IC diberi tegangan 1, misalnya diberi tegangan sebesar 12 volt sehingga transistor dialiri arus dari positif ke negatif. Adapun arus melalui resistor sebagian lewat kaki basis keluar kaki emitor lalu ke ground. Transistor ada 2 jenis yaitu, NPN dan PNP. Kali ini yang digunakan yaitu transistor jenis NPN. Dari positif lewat resistor ini masuk ke basis lewat transistor masuk ke ground ada juga dari positif lewat ke resistor masuk ke resistor ke 2 lalu masuk ke ground. Tujuan memiliki 2 resistor yaitu pembagian tegangan. Transistor mempunyai sifat yaitu tegangan basis dan tegangan emitor selalu 0,7volt untuk bahan pembuat silicone. Kalau dialiri arus maka terdapat tegangan konektor, tegangan emitor dan tegangan basis. Tegangan basis lebih tinggi daripada tegangan emitor. Kalau tegangan basis lebih rendah daripada tegangan emitor maka arusnya terbalik dan resistor akan rusak. Tegangan basis harus lebih besar daripada 0,7V (tegangan antara tegangan basis dengan tegangan emitor). Setiap ada arus basis maka akan mengalir arus emitor. Arus basis x konstanta= arus kolektor (sifat penguatan kolektor). input penguat masuk ke basis masuk ke kolektor masuk ke output. inputnya gelombang sinus, tapi frekuensinya gelombang radio. Tegangan pada kolektor cukup besar karena arus kolektornya hasil kali arus beta dengan arus basis.
Penguat kelas B
Pada penguat kelas B, salah satu resistor diganti dengan dioda penyearah. Karena diujung dioda sebesar 0,7volt sama dengan tegangan basis emitor. Karena tegangannya sama maka tidak ada arus basis. Input penguatnya diberi AC lewat kapasitor jadi tegangannya menjadi 0,7. Kalau diatas 0,7 diperkuat oleh arus kolektor, jadi tegangan kolektor semakin besar. Kalau tidak ada input maka tidak ada tegangannya.
Penguat kelas C
Tegangan basis lewat induktor atau biasa disebut RFC/ yang menghambat frekuensi radio akan tetapi arus DC tetap masuk, arus Acnya dihambat. Oleh karena itu arus ACnya masuk ke basis. Karena tegangannya 0, setelah masuk ke transistor maka ada arus basis. Setelah 0,7 baru ada arus basis. Diatas 0,7 inilah yang diperkuat oleh transistor. Puncak gelombang pada basis saja yang diperkuat oleh kolektor, maka hasil penguatannya di output tidak rapat.
Efiensi tertinggi pada kolektor. Efisiensi carier boleh cacat asal efiensi modulasi tidak cacat.
koordinat lokasi: -7,2580469, 112,7111224
1D/19/Rizky Starheza Ramadhan/2041160139
BalasHapusPenguat terdiri dari berbagai jenis, diantaranya sebagai berikut:
~ Penguat Kelas A
Penguat Daya Kelas A adalah penguat yang titik kerja efektifnya setengah dari tegangan VCC penguat. Untuk bekerja penguat kelas A memerlukan bias awal yang menyebabkan penguat dalam kondisi siap untuk menerima sinyal. Karena hal ini maka penguat kelas A menjadi penguat dengan efisiensi terendah namun dengan tingkat distorsi (cacat sinyal) terkecil. Titik kerja diatur agar seluruh fasa sinyal input diatur sedemikian rupa sehingga seluruh fasa arus output selalu mengalir. Penguat ini beroperasi pada daerah linear. Pada Penguat kelas A ini melakukan penguatan diseluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada gambar. Penguat jenis ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%.Karena itulah menghantarkan meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
~ Penguat Kelas B
Penguat Kelas B adalah rangkaian penguat daya yang kerjanya berdasarkan tegangan bias dari sinyal input yang masuk. penguat kelas B bekerja dengan titik operasi yang terletak pada ujung kurva karakteristik (titik cut off), sehingga daya operasi tenang (quescent power)-nya sangat kecil.Penguat Kelas Jenis ini mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama
sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang digunakan dalam praktik, meskipun dapat digunakan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
~Penguat Kelas C
Penguat kelas C hanya membutuhkan 1 transistor penguat untuk dapat bekerja dengan baik, tidak seperti pada penguat kelas B yang membutuhkan 2 transistor untuk bekerja dengan baik. Power amplifier kelas C memang didesain khusus untuk menguatkan sinyal hanya 1 fasa positif saja. Ada beberapa aplikasi yang memang hanya memerlukan 1 fasa positif saja.Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan).Sinyal masukan itu dimanfaatkan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertata itu hanya beresonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu.Sistem pemancar itu tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring yang terdapat pada komponen.
Titik Koordinat :-7,4497110, 112,7189078
1D/06/Arhisya Putri Damayanti/2041160063
BalasHapusPenguat kelas A
Memiliki ciri bentuk gelombang input dan output tidak mengalami perubahan. Pada rangkaian transistor yang memiliki 3 kaki (kolektor, basis, emitor) yang kemudian diberi tegangan catu misalnya 12V mengakibatkan transistor dialiri arus listrik dari kutub poisif ke negative. Sebagian melewati kaki basis, sebagian lagi melewati kaki emitor yang kemudian sampai ke ground. Transistor memiliki 2 jenis yakni NPN dan PNP yang memiliki tujuan sebagai pembagi tegangan. Transistor memiliki karakteristik tegangan basis dan tegangan emitor yang nilainya selalu 0.7 V untuk bahan yang terbuat dari silikon.
Apabila transistor tersebut dialiri oleh arus maka akan ada tegangan emitor dan tegangan basis. Dimana tegangan basis lebih besar nilainya dibandingkan dengan tegangan emitor. Sehingga arus pada kelas A mengalir dari tegangan basis ke tegangan emitor. Dari pernyataan tersebut diperoleh VB=VE+VB-E(0,7). Apabila tegangan basis lebih besar dari VE+VB-E(0,7) maka akan ada arus basis yang mengalir ke emitor. Jika dilihat dari penguat AC di kelas A terdapat input penguat dan output penguat. Dari input penguat masuk ke basis kemudian ke kolektor hingga menuju ke output. Input dari penguat berupa gelombang sinus. Karena arus yang mengalir merupakan arus AC maka dapat menyebrang ke kapasitor. Terjadi pencampuran tegangan AC dan DC sehingga tegangan menjadi naik. Tegangan pada kaki kolektor cukup besar karena arus kolektor diperoleh dari β x VAC .
Penguat Kelas B
Di dalamnya terdapat diode penyearah sebagai pengganti transistor di penguat kelas A. tegangan di ujung-ujung diode bernilai 0.7 V sama dengan tegangan basis emitor. Karena tegangan yang bernilai sama ini maka tidak ada arus basis yang mengalir. Kemudian penguat diberi input tegangan AC melewati kapasitor, sehingga tegangannya akan naik diatas 0.7 V. Tegangan di atas 0.7 V diperkuat oleh arus kolektor, kemudian dilewatkan kapasitor. Apabila tidak ada input pada kelas B, maka tidak ada tegangan yang mengalir.
Penguat Kelas C
Pada kelas C tegangan basis hanya melewati induktor. Arus DC tetap mengalir namun tidak dengan arus AC. Karena arus AC ditahan maka arus tsb masuk ke basis. Oleh karena tegangan bernilai 0 maka setelah 0.7 masuk ke basis. Arus diatas 0.7 inilah yang diperkuat oleh transistor dimana hanya ujungnya saja. Yang kemudian dilewatkan kapasitor
Dari pembahasan diatas dapat dilihat bahwa efisiensi paling tinggi adalah pada kolektor karena arus yang mengalir kecil. Pada kelas A mengalami penguatan secara penuh pada komponen DC sehingga efisiensinya rendah Pada kelas B hanya mengalami penguatan sebagian pada bagian atas atau bawah saja tergantung pada sistem sehingga efisiensinya lebih tinggi daripada kelas A. Pada kelas C hanya terjadi penguatan di ujungnya saja sehingga efisiensinya lebih tinggi dari kelas A dan B.
Pada modulasi AM diperbolehkan menggunakan penguat kelas A dan Kelas C. namun pada modulasi FM diperbolehkan menggunakan semua kelas karena tidak akan terjadi kecacatan.
-7.648700,112.113277
1D/09/DIVIA CAHAYA SALSA/2041160034
BalasHapusBila terjadi modulasi, maka amplitudo sinyal Termodulasi berubah sesuai perubahan amplitudo sinyal pemodulasinya. Indeks modulasi berharga antara 0 sampai 1dan sering disebut presentase modulasi.
Dalam modulasi AM, seberapa esarnya carrier termodulasi disebut sebagai presentase modulasi (derajat modulasi). Saat amplitudo (peak to peak) sinyal permodulasi sama dengan amplitudo dari unmodulated carrier, maka dikatakan termodulasi 100%.
Sinyal AM mengandung komponen sinyal pembawa dan komponen sinyal sideband sehingga mengandung daya yang lebih banyak.
Pembangkitan sinyal AM secara prinsip dipisah menjadi dua, pertama pemancar AM dan kedua pembangkit sinyal AM yang dibuat di labolaturium. Pemancar AM akan membangkitkan sinyal AM dengan daya besar, sehingga faktor efisiensi menjadi penting. Sedangkan pembangkit AM dilabolaturium memerlikan daya kecil dan kesederhanaan rangkaian menjadi lebih penting
dibandingkan dengan faktor efisiensi.
Untuk membangkitkan sinyal AM secara prinsip hanya perlu untuk mengoperasikan sederetan pulsa-pulsa arus. Deretan arus tersebut dihasilkan oleh sebuah penguat kelas C yang sebanding dengan tegangan sinyal pemodulasinya. Setiap pulsa akan mengoperasikan timbulnya satu dumped oscilation pada rangkaian tuning. Osilasi yang terjadi memiliki amplitudo awal yang sebanding dengan bentuk pulsa arus dan satu laju kelandaian yang tergantung pada waktu
konstan rangkaian tuningnya. Karena diberikan satuderet pulsa tuning maka setiap pulsa akan membangkitkan satu sinyal sinusoidal lengkap yang sebanding dengan amplitude masing-masing pulsa. Proses tersebut diikuti oleh sinyal dengan amplitude masing-masing pulsa. Proses tersebut diikuti oleh sinyal sinusoidal berikutnya yang sebanding pula dengan bentuk pulsa yang diberikan dan seterusnya.
Secara lengkap bentuk sinyal AM yang dihasilkan dari rangkaian tuning bila pulsa arusnya dibangkitkan sebanding dengan tegangan pemodulasi dinamakan dengan flywheel effect. Untuk menghasilkan pulsa arus dari penguat kelas C yang sebanding dengan pemodulasi dilakukan dengan menyatukan tegangan tersebut seri dengan sembarang sumber DC rangkaian. Sehingga modulasi emitter, basis dan kolektor penguat kelas C yang digunakan. Pada suatu pemancar AM proses modulasi dapat dilakukan desembarang titik dalam blok rangkain asal setelah pembangkit sinyal Rf. Jika bagian output dari blok pemancar AM merupakan plate-modulated atau collector-modulated maka system ini dinamakan system modulasi level tinggi. Jika modulasi dilakukan dititik keluaran yang lainnya maka dihasilkan modulasi level rendah.
Secara konsep hasil akhir kedua system tersebut sama hanya berbeda pada susunan rangkaian pemancarnya.
Penguat daya frekwensi radio adalah penguat akhir yang memperkuat isyarat pembawa yang telah termodulasi. Penguat RF berfungsi untuk menapis atau menyaring isyarat - isyarat harmonisa dan isyarat lain yang dihasilkan osilator selain isyarat utama, penguat RF juga berfungsi untuk memperkuat frekwensi pancaran. Penguat RF ini merupakan penguat akhir tertala yang hanya memperkuat satu pita frekwensi tertentu dan meredam pita frekwensi diluarnya. Penguat RF yang digunakan pada pemancar ini ialah penguat RF kelas C. Untuk memperkuat gelombang sinus, penguat kelas C harus ditala ke frekwensi gelombang sinus. Karenanya penguat kelas C yang ditala merupakan untai pita arus sempit, penguat kelas C hanya dapat memperkuat frekwensi – frekwensi disekitarnya. Dalam untai kelas C, arus mengalir jauh lebih kecil dari 180 derajat, dan tampak seperti pulsa sempit.
1D/11/FATONATUL MUBAROKAH/2041160073
BalasHapusPenguat Carrier dan Sistem Modulasi
Penguat Kelas A
Pada penguat kelas A ini pada gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan. Hal ini dapat dilihat dari rangkaian transistor yang terdapat tiga kaki yang terdiri kaki kolektor, basis, dan juga emitor. Dan pada rangkaian itu diberi supply lalu resistor pada kolektor teraliri arus, selanjutnya sebagian arus masuk ke transistor. Pada kaki basis terdapat arus yang menuju ke transistor lalu kedua arus tadi keluar pada kaki emitor dan melewati resistor hingga menuju ke ground. Resistor pada rangkaian tersebut sebagai pengatur pembagian tegangan. Transistor ini memiliki karakteristik diantara kaki basis dan kaki emitor yang memiliki tegangan sebesar 0,7 volt untuk bahan pembuatnya dari silikon. Ciri lain pada penguat ini yaitu untuk tegangan basis selalu lebih tinggi daripada tegangan emitor, atau dengan rumus lain bahwa tegangan basis dihasilkan dari tegangan emitor ditambah tengangan antara basis dan emitor yaitu 0,7 tadi. Untuk arus basis akan lebih besar dari 0. Jadi, setiap ada arus basis pasti ada arus emitor. Selanjutnya, besarnya arus kolektor adalah arus basis yang dikalikan dengan arus beta.
Untuk sinyal carrier pada penguat kelas A, dengan input penguat yang berupa gelombang sinus dengan frekuensi radio. Karena ini berupa tegangan AC maka bisa menyebrangi kapasitor yang selanjutnya menuju ke basis. Dan untuk di basis yang berupa tegangan DC, jadi dari dua resistor itu terjadi pencampuran dua tegangan. Tegangan di sini akan lebih tinggi di atas 0,7. Pada gelombang kolektor akan berubah tegangannya menjadi tambah besar. Kemudian di copling dengan kapasitor dan tegangan di output akan turun seperti semula di proses input sebelumnya.
Penguat Kelas B
Pada penguat kelas B yang mana rangkaian transistor pada kaki basis yang menyatu diantara resistor dan dioda. Tegangan pada dioda sama dengan tegangan antara basis dan emitor yaitu sebesar 0,7 volt. Karena tegangannya sama maka tidak ada arus basis yang mengalir. Jadi, untuk sinyal carrier nya pada proses input penguat dengan gelombang yang diberi tegangan AC, dan pada basis gelombangnya naik 0,7 volt. Di sini yang diperkuat hanya separuh gelombang saja. Setelah itu arus kolektor yang mengalir memperbesar gelombang pada basis tadi. Lalu dilewatkan ke kapasitor arus bolak-baliknya hingga pada outputnya menjadi turun dan kembali seperti input. Jika tidak ada input, kelas B tidak akan ada tegangannya, karena tegangan kolektor tidak ada masukan.
Pengat Kelas C
Pada penguat kelas C, rangkaiannya untuk basis dan kolektor digunakan komponen induktor. Namun, arus DC tetap bisa masuk sedangkan untuk arus AC di hambat. Untuk carrier yang terjadi pada gelombang input yang mulanya dengan tegangan AC setelah melewati antara resistor dan induktor maka di proses basis gelombang setengah dari input yang tingginya melewatin 0,7 dengan menyisakan sedikit puncaknya. Lalu, menuju ke kolektor yang mana gelombang dari basis tadi di ambil gelombangnya saja yang berada di atas 0,7 yaitu puncak nya gelombang saja. Dan pada outputnya diperkuat lagi menjadi tegangan AC sehingga efisiensi semakin tinggi dan terjadinya catat pada carriernya. Tidak masalah jika pada carrier cacat akan tetapi modulasinya tidak boleh cacat.
Koordinat Lokasi : 8°02'01.4"S 112°12'01.6"E
1D/22/Shendi Setya Pradana/2041160138
BalasHapusPenguat Kelas A
Penguat kelas A gelombang input dan output tidak mengalami perubahan. Penguat ini memiliki desainnya paling sederhana dan paling umum. Penguat Kelas A ini memiliki tingkat distorsi sinyal yang rendah dan memiliki liniearitas yang tertinggi dari semua kelas penguat lainnya.Untuk rangkaian transistor ada 3 kaki yaitu korektor basis dan emitor lalu diberi tegangan jatuh tegangan supply mengalir dari positiv menuju negatif lalu ke ground. Untuk negatif resistor ada 2 jenis yang panahnya keluar npm. Tujuan ada 2 resistor untuk pembagi tegangan nilai diatur agar ditengah mendapat nilai yang dikehendaki. sifat nya yaitu tegangan basis selalu 0,7 volt untuk bahan pembuat dari silicon tegangan basis lebih tinggi daripada tegangan remitor, kalau lebih rendah maka arusnya akan terbalik dan resistor akan rusak, atau mungkin sama, kalau tegangan basis lebih besar dari pada ve dan 0,7 maka akan ada arus basis. Sifat transistor dikatakan penguat jadi kalau ada arus basis akan mengalir arus emitor. Besarnya arus kolektor adalah konstanta dikalikan arus arus basis. Input kelas A gelombang sinus dan frekuensinya frekuensi radio input masuk menyeberangi kapasitor karena AC. Jika DC tidak bisa menyeberangi kapasitor AC dicampur dengan DC maka tegangan meningkat. Penguat kelas A untuk gelombang input dan output nya tidak mengalami perubahan untuk rangkaian transistor ada 3 kaki yaitu korektor basis dan emitor lalu diberi tegangan jatuh tegangan supply mengalir dari positiv menuju negatif lalu ke ground untuk negatif.
Penguat Kelas B
Penguat Kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada Penguat Kelas A. Karena hanya melakukan penguatan setengah gelombang dan menonaktifkan setengah gelombang lainnya, Penguat Kelas B ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penguat kelas A. Penguat kelas b, tegangan resistor diganti dengan dioda sama dengan tegangan basis emitor karena tegangan sama tidak mengalir arus basis.
Penguat Kelas C
Penguat Kelas C ini menguatkan sinyal input kurang dari setengah gelombang (kurang dari 180°) sehingga distorsi pada Outputnya menjadi sangat tinggi. Namun Efisiensi daya pada penguat kelas C ini sangat baik yaitu dapat mencapai efisiensi daya hingga 90%.
Titik Koordinat -7.945795,112.616466
1D/20/Ryan Arief Satrio/2041160104
BalasHapusPenguat Kelas A
Karakteristik kelas A adalah jika bentuk gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan. Lalu diberi tegangan supply lalu transistor akan dialiri arus listrik dar kutub + ke kutub -. Selain itu arus sebagian akan mengalir lewat resistor sebagian juga lewat kaki basis. Dan akan keluar lewat kaki emitor dan akan ke ground (-) . Transistor ada 2 jenis. NPN dan PNP.
Lalu kutub + ke resistor lalu masuk basis lalu ke resitor dan berakhir di ground lalu yang kedua dari kutub + ke resitor 1 lalu ke resitor 2 ke ground. Tujuan 2 resitor adalah untuk pembagian tegangan. Transistor memiliki karakteristik yakni Vbasis dan V emitor nilainya selalu 0,7 V untuk bahan pembuatnya dari silikon. Lalu ada V basis, V emitor dan V kolektor. Dalan rangkaian ini, V basis lebih tinggi daripada V emitor.Dari basis akan menggarah ke emitor.Transistor dikatakan sebagian penguat. Jadi apabila terdapat arus basis maka akan ada arus emitor. Pada penguat kelas A ada input penguat dan output penguat. Frekuensinya merupakan gelombang radio masuk lewat lali dan menyebrangi kapasitor karena AC lalu dicampur dengan DC. Lalu masuk ke basis yakni 0,7 V ditambah I emitor. Lalu masuk ke kolektor. Tegangan pada kolektor cukup besar.Tegangan besar karena arus kolektor adalah beta dikali arus basis. Lalu dikopling dengan kapasitor. DC nya diredam dan ACnya tetap. Jadi dikolektor tegangan tinggi lalu setelah lewat kapsitor masuk ke ouput dan menjadi 0 V. Jadi input dan outputnya sama.
Penguat Kelas B
Kelas B ada resitor dan dioda penyearah. Tegangan pada ujung dioda adalah 0,7 V sama dengan tegangan antara basis dan emitor. Lalu input diberi tegangan AC. Jadi tegangan pada input adalah 0V lalu naik ke basis. Tegangannya menjadi 0,7V. Pada basis diambil bagian atas dari 0,7 lalu diikuatkan pada kolektor. Lalu dilewatkan pada kapasitor pada arus bolak baliknya. Output inputnya berbeda.
Penguat Kelas C
Kelas C ada resistor dan induktor. Arus DC tetap masuk sedangkan arus AC ditahan. Pada basis memiliki tegangan 0,7 V. lalu diatas 0,7 akan diperkuat olek kolektor. Sehingga diperbesarkan dan tidak rapat. Lalu lewat kapasitor dan ini disebut penguatan carier.Efiesiensi paling tinggi adalah kolektor karena arusnya sedikit. Kelas C lebih renggang daripada kelas B.
Koordinat lokasi : -7.946160,112.616200
1D/ 17/ Nabila Laila Nirmala / 2041160040
BalasHapusAda 3 macam penguatan yaitu
Penguat Kelas A
Ciri dari kelas A adalah jika bentuk gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan. Untuk rangkaian transistor dimana transistor memiliki 3 kaki ( kolektor, basis , dan emitor). lalu diberi tegangan supply lalu transistor akan dialiri arus listrik dar kutub + ke kutub -. Selain itu arus sebagian akan mengalir lewat resistor sebagian juga lewat kaki basis. Dan akan keluar lewat kaki emitor dan akan ke ground (-) . Transistor ada 2 jenis. NPN dan PNP.
Jadi dari ada 2 cara yakni dari kutub + ke resistor lalu masuk basis lalu ke resitor dan berakhir di ground lalu yang kedua dari kutub + ke resitor 1 lalu ke resitor 2 ke ground. Tujuan 2 resitor adalah untuk pembagian tegangan. Transistor memiliki karakteristik yakni Vbasis dan V emitor nilainya selalu 0,7 V untuk bahan pembuatnya dari silikon. Apabila dari germanium nilainya 0,2 V. kebanyakan menggunakan silikon karena bahannya banyak dan murah.
Lalu ada V basis, V emitor dan V kolektor. Dalan rangkaian ini, V basis lebih tinggi daripada V emitor. Apabila lebih rendah maka arus akan terbalik sehingga resistor akan rusak. VB = VE +VBE. Dengan VBE 0,7V. apabila V basis leboh besar VE + 0,7 maka akan ada arus basis. Dari basis akan menggarah ke emitor.Transistor dikatakan sebagian penguat. Jadi apabila terdapat arus basis maka akan ada arus emitor. Besarnya arus kolektor adalah beta dikalikan arus basis.
Pada penguat kelas A ada input penguat dan output penguat. Jadi input nya merupakan gelombang sinus dan bolak balik. Tegangannya adalah 0V. Frekuensinya merupakan gelombang radio masuk lewat lali dan menyebrangi kapasitor karena AC lalu dicampur dengan DC. Lalu masuk ke basis yakni 0,7 V ditambah I emitor. Lalu masuk ke kolektor. Tegangan pada kolektor cukup besar.Tegangan besar karena arus kolektor adalah beta dikali arus basis. Lalu dikopling dengan kapasitor. DC nya diredam dan ACnya tetap. Jadi dikolektor tegangan tinggi lalu setelah lewat kapsitor masuk ke ouput dan menjadi 0 V. Jadi input dan outputnya sama.
Penguat Kelas B
Pada kelas B terdapat resitor dan dioda penyearah. Tegangan pada ujung dioda adalah 0,7 V sama dengan tegangan antarar basis dan emitor. Hal ini buat sama sehingga tidak ada arus basis. Apabila lebih maka terdapat arus basis. Lalu input diberi tegangan AC. Jadi tegangan pada input adalah 0V lalu naik ke basis. Tegangannya menjadi 0,7V. Diatas 0,7 diperkuat oleh arus kolektor. Sehingga tegangan koletor semakin besar arus ACnya. Lalu dilewatkan pada kapasitor pada arus bolak baliknya. Output inputnya berbeda. Apabila tidak ada input maka tegangan akan 0 V.
Penguat Kelas C
Pada kelas C , terdapat resistor dan induktor.Arus DC tetap masuk sedangkan arus AC ditahan. Sehingga arus AC masuk ke basis. Pada basis memiliki tegangan 0,7 V. lalu diatas 0,7 akan diperkuat olek kolektor. Sehingga diperbesarkan dan tidak rapat. Lalu lewat kapasitor dan ini disebut penguatan carier. Jadi carier belum dimodulasi. Efiesiensi paling tinggi adalah kolektor karena arusnya sedikit.
Kelas C lebih renggang daripada kelas B.
Jadi kelas A efesiensi rendah dan diperkuat secara utuh. Lalu pada kelas B separuh saja yang diperkuat. Dapat bagian bawah maupun bagian atas tergantung sistem. Jadi efesiensi lebih tinggi dari kelas A. Pada kelas C hanya diambil bagian ujung dan diperkuat. Efesiensinya lebih tinggi lagi. Lalu terdapat cacat yang disebut cacat carier . Hal ini tidak masalah karena nanti dibuang lagi asalmodulasi tidak boleh cacat.
(-7.8494118, 112.5258894)
1D/01/ABDU FAIQ MU'AFIY/2041160137
BalasHapus-PENGUAT KELAS A :
Pada penguat kelas A bentuk gel input dan output tidak berubah dan efisiensinya rendah karena komponen DC. Dalam rangkaian ini terdapat transistor 3 kaki (kolektor,basis,emitor). Di bagaian atas resistor mempunyai arus lc yang diberi tegangan sebesae 12 V yang mengalir dari kutub positif (+) ke resistor lalu menuju kutub negatif (ground). Transistor ini ada 2 jenis (NPN, DAN PNP). Ciri NPN adalah panahnya mengarah keluar. Karakteristik transistor ini adalah tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 V jika bahan pembuat dari silikon.
-PENGUAT KELAS B :
Pada rangkaian penguat kelas ini resistor akan diganti dengan dioda yang berletak di kiri bawah dan jalur pada kolektor akan diberi induktor yang berfungsi sebagai ganti resistor dan biasa disebut dengan RFC ( Radio Frequency Choke), Ini dapat menimbulkan tegangan pada dioda sama dengan tegangan di basis emitor, yang menghasilkan tegangan pada basis sebesar 0,7 V dan arus pada basis sebesar 0 A. Prosesnya input lalu melewati basis dimana gelombang berada diatas 0, setelah itu kolektor akan menguatkan lagi gelombang hanya saja yang dikuatkan dan diambil adalah bagian atasnya yang menyebabkan gelombang output akan berbeda dari gelombang input dan pada gelombang output frekuensinya memiliki regangan.
-PENGUAT KELAS C :
Pada penguat kelas ini tegangan basis hanya akan melewati induktor dan biasa disebut dengan RFC(Radio frequency choke), yang menghambat frekuensi radio. Pada rangkaian ini arus DC tetap akan masuk namun arus AC dihambat sehingga menyebabkan arus masuk ke basis. Karena nilai keduanya 0, maka setelah 0,7 V akan ada arus basis yang diperkuat transistor, pada gelombang sendiri yang diperkuat hanya pucuknya. Sehingga gelombang akan berbentuk renggang (tidak rapat). Karena arus kolektor kecil maka efisiensi tertinggi terdapat pasa kolektor.
-8.119889,111.805731
1F/04/AMARTYA WIRASWASTI/2041160022
BalasHapusPM identik dengan FM karena orientasinya di frekuensi. Am berorientasi di amplitudo
RANGKAIAN PENGUAT KELAS A
Kita menggunakan transistor sebagai penguat. Kemudian transistor terdapat 2 macam menurut bahannya. Yaitu bahan silikon dan bahan germanium. Yang banyak beredar dipasaran adalah transistor dari bahan silikon. Bahan silikon memiliki cir khas memiliki tegangan antara basis dan emitor pada saat operasional tegangan 0,7 dan germanium 0,2. Transistor memiliki 3 kaki
R pada basis merupakan pembagian tegangan yang bertujuan untuk memberikan arus basis sehingga pada tegangan yang cukup akan mengalir arus basis akan mengalir arus basis dan emitor, jika mengalir arus basis maka akan mengalir pula arus kolektor. Arus kolektor dari catu daya lewat R masuk ke kolektor melewati basis kemudian emitor. Semua menuju ke ground. Tegangan syaratnya harus tinggi dariapada tegangan emitor 0,7. Jika tegangan lebih tinggi maka akan mengalir arus dari basis ke emitor sehingga mengalir arus kolektor. Besarnya arus kolektor konstan. Tegangan di kolektor lebih besar.
Pada kelas B tegangan basis dibuat 0,7. Jadi tidak menggunakan pembagian tegangan, tapi R dihubungkan di diode dimana diode terbuat dari bahan silikon teganggannya 0,7. Basis dan Emitor juga 0,7. Dalam keadaan stand by tidak akan ada arus mengalir (Arus basis tidak mengalir) karena tinggi dan besarnya tegangan sama. Jika diberi sinyal diinput sehingga tegangan lebih besar dari 0,7 barulah akan mengalir arus basis.
Kumparan (RFC) menyalurkan arus DC tapi menghambat arus AC supaya frekuensi tinggi tidak ke power supply dan dialirkan ke kapasitor
RANGKAIAN PENGUAT KELAS C
Langsung lewat kumparan. Tegangan dalam keadaan standby, tidak ada input. Jika ada sinyal input besarnya diatas 0,7 maka akan ada mengalir arus basis dan akan mengalir arus kolektor
-SINYAL CARIER
KELAS A = Input bentuknya sinyal di frekuensi radio kemudian masuk ke kaki basis besarnya lebih besar dari 0,7V. Jadi sinyal input akan naik tegangannya. Sehingga di basis ada tegangan DC, sehingga arus kolektor menjadi lebih besar dan tegangan di kaki kolektor juga menjadi lebih besar.Kemudian di kopling dengan menggunakan kapasitor sehingga DC diblok AC diteruskan. Jika bentuk input dan output sama artinya penguatan linier (tidak menyebabkan cacat pada modulasi).
KELAS B = Inputnya gelomang radio, kemudia input masuk melewati kapsitor terdapat kapasitor dan dioda jadi tegangannya 0,7(konstan). Perubahan tegangan pada sinyal input akan menjadi naik-turun. Yang dikuatkan olek kolektor yang diatas 0,7. Input dan output berbeda jadi bukan penguat linier
KELAS C = Tegangan di induktor 0 karena mengalirkan arus DC. 0 ke bawah hilang karena di groundkan, jadi hanya yang diatas yang akan diteruskan ke basis (0,7). Dibawah 0,7 tidak dialirkan. Yang diatas diperkuat dengan konstanta lewat induktor dan akan menjadi arus kolektor. Sinyal input dan outpunya berbeda jauh.
-SINYAL TERMODULASI AM
Kelas A hanya bisa untuk sinyal kecil saja, yang besar akan terpotong
Kelas B hanya yang diatas 0,7 yang akan dikuatkan transisor tapi terpotong oleh besarnya catu daya. Seandainya penguatan kecil tetap akan terpotong
Kelas C yang dikuatkan hanya yang pucuknya saja. Jika dibandingkan dengan kelas B dan C kolektor jarang. Kelas C lebih efisien. Tidak bisa digunakan
-SINYAL TERMODULASI FM
KELAS A (penguat sinyal kecil) di kolektor dan outout bentuknya sama (sinus) sedangkan pada (penguat sinyal besar) Input dan output tidak sama tetapi tetap termasuk penguat linier karena tidak menganggu modulasi
Kelas B bentuk sinyal input dan output tidak sama tapi masih disebut linier. Rapat renggangnya sama
Kelas C tetap disebut penguat linier, karena modulasinya masih normal
KOORDINAT LOKASI : -7,9544743, 112,6107796
BalasHapus1F/09/Edward Joel/2041160061
Koordinat Lokasi: 7°54'54.7"S 112°40'24.4"E
Penguat(Amplifier) ada 3 kelas, yaitu kelas A, B, C
Amplifier Kelas A adalah jenis penguat atau amplifier yang paling umum karena desainnya yang sederhana. Penguat kelas A adalah kelas terbaik dari penguat terutama karena tingkat distorsi sinyal rendah dan mungkin terdengar terbaik dari semua kelas penguat yang disebutkan di sini.Penguat kelas A memiliki linieritas tertinggi di atas kelas penguat lainnya dan karena itu beroperasi di bagian linier kurva karakteristik.
Umumnya penguat kelas A menggunakan transistor tunggal yang sama (Bipolar, FET, MOSFET, dll) yang terhubung dalam konfigurasi common emitter untuk kedua bagian gelombang dengan transistor selalu memiliki arus yang mengalir melalui itu, bahkan jika tidak memiliki sinyal dasar.Ini berarti bahwa tahap output apakah menggunakan perangkat Bipolar, MOSFET atau IGBT, tidak pernah didorong sepenuhnya ke daerah cut-off atau saturasi tetapi sebaliknya memiliki titik-biasing base titik-Q di tengah garis bebannya. Kemudian transistor tidak pernah mematikan "OFF" yang merupakan salah satu kelemahan utamanya. Sedangkan, Amplifier Kelas B diciptakan sebagai solusi untuk masalah efisiensi dan pemanasan yang terkait dengan penguat kelas A sebelumnya. Dasar penguat kelas B menggunakan dua transistor bebas baik bipolar FET untuk setiap setengah dari bentuk gelombang dengan tahap outputnya dikonfigurasi dalam pengaturan tipe "push-pull", sehingga setiap perangkat transistor hanya menguatkan setengah dari bentuk gelombang output.Dalam penguat kelas B, tidak ada arus bias base DC karena arus diamnya nol, sehingga daya DC-nya kecil dan karenanya efisiensinya jauh lebih tinggi daripada penguat kelas A. Namun, harga yang dibayarkan untuk peningkatan efisiensi adalah dalam linearitas perangkat switching. Lalu yang terakhir yaitu Penguat Amplifier Kelas C. Desain Penguat (Amplifier) Kelas C memiliki efisiensi terbesar tapi linearitas termiskin dari kelas penguat yang disebutkan di sini. Kelas Penguat sebelumnya, kelas A, kelas B dan kelas AB dianggap sebagai penguat linier, karena amplitudo dan fase sinyal output terkait secara linear dengan amplitudo dan fase sinyal input.
Namun, penguat kelas C sangat bias sehingga arus output adalah nol untuk lebih dari setengah dari siklus sinyal input sinusoidal dengan transistor idling pada titik cut-off. Dengan kata lain, sudut konduksi untuk transistor secara signifikan kurang dari 180 derajat, dan umumnya sekitar 90 derajat.
1F/20/Rizki Anis Kurnia R/2041160012
BalasHapusPenguat (Amplifier) Kelas A
Penguat (Amplifier) Kelas A adalah jenis penguat atau amplifier yang paling umum karena desainnya yang sederhana. Penguat kelas A, secara harfiah berarti "kelas terbaik" dari penguat terutama karena tingkat distorsi sinyal rendah dan mungkin terdengar terbaik dari semua kelas penguat yang disebutkan di sini.Penguat kelas A memiliki linieritas tertinggi di atas kelas penguat lainnya dan karena itu beroperasi di bagian linier kurva karakteristik.
Umumnya penguat kelas A menggunakan transistor tunggal yang sama (Bipolar, FET, MOSFET, dll) yang terhubung dalam konfigurasi common emitter untuk kedua bagian gelombang dengan transistor selalu memiliki arus yang mengalir melalui itu, bahkan jika tidak memiliki sinyal dasar.Ini berarti bahwa tahap output apakah menggunakan perangkat Bipolar, MOSFET atau IGBT, tidak pernah didorong sepenuhnya ke daerah cut-off atau saturasi tetapi sebaliknya memiliki titik-biasing base titik-Q di tengah garis bebannya. Kemudian transistor tidak pernah mematikan "OFF" yang merupakan salah satu kelemahan utamanya.
Penguat (Amplifier) Kelas B
Penguat (Amplifier) kelas B diciptakan sebagai solusi untuk masalah efisiensi dan pemanasan yang terkait dengan penguat kelas A sebelumnya. Dasar penguat kelas B menggunakan dua transistor bebas baik bipolar FET untuk setiap setengah dari bentuk gelombang dengan tahap outputnya dikonfigurasi dalam pengaturan tipe "push-pull", sehingga setiap perangkat transistor hanya menguatkan setengah dari bentuk gelombang output.Dalam penguat kelas B, tidak ada arus bias base DC karena arus diamnya nol, sehingga daya DC-nya kecil dan karenanya efisiensinya jauh lebih tinggi daripada penguat kelas A. Namun, harga yang dibayarkan untuk peningkatan efisiensi adalah dalam linearitas perangkat switching.
Penguat (Amplifier) Kelas C
Desain Penguat (Amplifier) Kelas C memiliki efisiensi terbesar tapi linearitas termiskin dari kelas penguat yang disebutkan di sini. Kelas Penguat sebelumnya, kelas A, kelas B dan kelas AB dianggap sebagai penguat linier, karena amplitudo dan fase sinyal output terkait secara linear dengan amplitudo dan fase sinyal input.
Namun, penguat kelas C sangat bias sehingga arus output adalah nol untuk lebih dari setengah dari siklus sinyal input sinusoidal dengan transistor idling pada titik cut-off. Dengan kata lain, sudut konduksi untuk transistor secara signifikan kurang dari 180 derajat, dan umumnya sekitar 90 derajat.
Sementara bentuk biasing transistor ini memberikan efisiensi yang jauh lebih baik sekitar 80% ke penguat, ini memperkenalkan distorsi yang sangat berat dari sinyal output. Oleh karena itu, penguat kelas C tidak cocok untuk digunakan sebagai amplifier audio.
Titik Koordinat : --7.947083,112.615306
1F/11/HAFIDZ EKO PRASETYO /2041160007
BalasHapus-Penguat kelas A
Untuk penguat kelas A, pada saat gelombang input dan output tidak berubah maka pada rangkaian transistor terdapat 3 cabang yaitu basis dan kolektor emitor, yang diberikan contoh tegangan catu daya 12 V yang mengalir dari positif ke negatif ke ground Ada dua jenis NPN dan BJT Sebelum arus melewati base, ada 2 resistor di sisi kiri yang digunakan sebagai pembagi arus. Transistor memiliki karakteristik sebagai berikut antara basis dan emitor: tegangan bahan silikon adalah 0,7 V, tegangan basis harus lebih tinggi dari 0,7 volt, atau tegangan harus lebih besar dari pada emitor sehingga daya dapat disuplai dari basis ke emitor. , Tegangan pada pangkalan harus lebih besar dari 0,7 volt, dan arus harus 0. Pada proses ini, gelombang sinyal dari power supply melewati kapasitor, kemudian disaring agar tegangan DC tidak lewat. Kemudian gelombang masukan dikuatkan oleh basis, dan gelombang tersebut harus lebih besar dari 0,7. Gelombang tersebut kolektor diperkuat lagi dan akhirnya dikirim. Gelombang, input dan output sama, oleh karena itu, untuk modulasi AM, hanya amplifier Kelas A dengan sinyal kecil yang diizinkan untuk menghindari kerusakan
-Penguat Kelas B
Untuk penguat Kelas B yang menggantikan resistor di kiri bawah dengan dioda, diberi konduktor untuk jalur kolektor.Pada penguat Kelas B, terdapat RFC (Radio Frequency Silencer) yang digunakan untuk menekan propagasi gelombang radio. Frekuensi menyebabkan tegangan dioda sama dengan tegangan basis emitor. Jika arus lebih dari 0,7 arus basis, maka disediakan tegangan arus bolak-balik untuk input. Tegangan bolak-balik melewati kapasitor dan kemudian naik menjadi lebih dari 0,7. Ketika lebih tinggi dari 0,7, itu diperkuat oleh arus kolektor, dan kemudian dijatuhkan oleh kapasitor dan turun sedikit.Jika tidak ada input, maka penguat kelas B tidak memiliki tegangan. Penguat Kelas B ini dibuat untuk mengatasi masalah efisiensi dan panas berlebih dari penguat Kelas A. Titik kerja berada di ujung kurva karakteristik, sehingga hanya akan memperkuat setengah dari gelombang masukan atau gelombang 180 °. Karena hanya melakukan amplifikasi setengah gelombang dan membatalkan setengah gelombang lainnya, penguat kelas B memiliki efisiensi yang lebih tinggi daripada penguat kelas A. Secara teoritis, efisiensi penguat kelas B adalah 75%. Kerugian dari penguat kelas B ini adalah distorsi crossover.
-Penguat Kelas C
Untuk rangkaian kelas C yang asli mirip dengan rangkaian Kelas B. Perbedaannya adalah bahwa dioda diganti dengan induktor Kelas C, yang menyebabkan arus dan tegangan tetap melalui basis 0. Selama proses ini, gelombang masukan masuk dan diteruskan Hanya ujung gelombang yang ditangkap, kemudian gelombang melewati kolektor dan memperkuat gelombang pancaran, dan akhirnya keluaran kelas C memiliki tegangan yang sama dengan kelas B. Penguat atau penguat kelas C ini memperkuat sinyal masukan menjadi kurang dari setengah gelombang (kurang dari 180 °), sehingga keluaran distorsi menjadi sangat tinggi. Namun, efisiensi daya amplifier Kelas C sangat baik, dan dapat mencapai efisiensi daya hingga 90%. Amplifier Kelas C biasanya digunakan dalam aplikasi khusus, seperti amplifier pada pemancar frekuensi radio dan metode komunikasi lainnya.
Koordinat lokasi : -7.664662,112.297305
1F/21/Rizki Viga Wulandari/2041160050
BalasHapus# Penguat kels A
Jadi penguat kelas A menguatkan seluruh daurnya biasanya dan ini merupakan salinan asli yang di perbesar amplitudonnya,penguat kelas A ini digunakan penguat kecil,penguat ini tidak terlalu diefisenkan,diefesienkan 50%. Apabila digunakan rugi rugi ada terjadi juga kecil sehingga dapat di terima.pada bagian ini linear pada lengkuangan karaktersitik penguat.Karena perlatan ini selalu menghantar meskipun tidak ada masukan biasanya dapat daya yang terbuang biasannya hal itu menyebabkan efesien rendah.
#Penguat kelas B
Penguat kelas B biasanya hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan.biasanya menimbulkn cacat yang sangat besar tetapi ini mempunya efisien yang lebih tinggi dibandingkan kelas A.Penguat B ini 75%.Penguat kelas B jarang di pergunakan pada setengah daur penguat ini tidak bekerja dan tidak mempunyai daya sama sekali, kelas B ini dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frukensi radio.
Rf ini biasanya tidak di terlalu di perlukan cacat yang muncul
#penguat kelas C
Pada saat penguat tegangan basis bisa melewati induktor saja.
Rfc ini yang menghambat frukuensi radio.Jadi pada rangkain DC tetap akan masuk namun arus sebagai AC dihambat dikarenakan menyebabkan arus masuk ke basis.
Modulasi AM kelas c 0 maka dari itu memakai 0 bagian sebelah bawah itu biasannya di potong,dikarenakan itu,yang dikuatkan hanya bagian ujung,sampai suaranya tidak terdengar sama sekali.
Modulasi FM
kelas C imputan dan outputnya yang berbeda beda.
Pada kelas B dan C mempunyai sinyal besar,sedangkan dikelas A kecil dan besar.
Kordinat Lokasi:
-7.7836159,113,5089562
1F/19/Richardo Dava Satria/2041160106
BalasHapusPenguat Kelas A :
Ciri dari Kelas A yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan (gelombang yang dimodulasi utuh semuanya) dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen dc nya. Dalam rangkaiannya, terdapat transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Di bagian atas Resistor yang mempunyai arus Ic diberi tegangan 1 sebesar 12 volt yang mengalir arus dari kutub positif mengalir ke resistor kemudian menuju kutub negative negative (ground). Transistor itu sendiri mempunyai 2 jenis yaitu NPN dan PNP. Ciri dari NPN yaitu mempunyai panah yang mengarah ke keluar. Transistor ini mempunyai karakteristik yaitu tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 Volt dengan syarat bahan pembuat dari silicon. Proses dari penguat Kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui kaki input penguat lalu menyeberangi kapasitor. Terdapat Tegangan DC dari nol Volt yang terbagi beberapa volt. Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor+0,7 V yang menyebabkan terjadinya arus emitor.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang
masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai
efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B
mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur
berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama
sekali pada saat itu.
Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun
dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu
memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal
frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu
7° 56' 40"
112° 36' 54"
NAMA : M.FACHREZA
BalasHapusKELAS:1F
ABSEN/NIM : 15/2041160151
-7,675769 112,534966
Penguat Kelas A
kelas A adalah jika bentuk gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan. Untuk rangkaian transistor dimana transistor memiliki 3 kaki ( kolektor, basis , dan emitor). lalu diberi tegangan supply lalu transistor akan dialiri arus listrik dar kutub + ke kutub -. Selain itu arus sebagian akan mengalir lewat resistor sebagian juga lewat kaki basis. Dan akan keluar lewat kaki emitor dan akan ke ground (-) . Transistor ada 2 jenis. NPN dan PNP.Jadi dari ada 2 cara yakni dari kutub + ke resistor lalu masuk basis lalu ke resitor dan berakhir di ground lalu yang kedua dari kutub + ke resitor 1 lalu ke resitor 2 ke ground. Tujuan 2 resitor adalah untuk pembagian tegangan. Transistor memiliki karakteristik yakni Vbasis dan V emitor nilainya selalu 0,7 V untuk bahan pembuatnya dari silikon. Apabila dari germanium nilainya 0,2 V. kebanyakan menggunakan silikon karena bahannya banyak dan murah.
KELAS B :
Pada rangkaian penguat kelas ini resistor akan diganti dengan dioda yang berletak di kiri bawah dan jalur pada kolektor akan diberi induktor yang berfungsi sebagai ganti resistor dan biasa disebut dengan RFC ( Radio Frequency Choke), Ini dapat menimbulkan tegangan pada dioda sama dengan tegangan di basis emitor, yang menghasilkan tegangan pada basis sebesar 0,7 V dan arus pada basis sebesar 0 A. Prosesnya input lalu melewati basis dimana gelombang berada diatas 0, setelah itu kolektor akan menguatkan lagi gelombang hanya saja yang dikuatkan dan diambil adalah bagian atasnya yang menyebabkan gelombang output akan berbeda dari gelombang input dan pada gelombang output frekuensinya memiliki regangan.
KELAS C :
Tegangan di induktor 0 karena mengalirkan arus DC. 0 ke bawah hilang karena di groundkan, jadi hanya yang diatas yang akan diteruskan ke basis (0,7). Dibawah 0,7 tidak dialirkan. Yang diatas diperkuat dengan konstanta lewat induktor dan akan menjadi arus kolektor. Sinyal input dan outpunya berbeda jauh.
1F/14/Muhamad faiz kamilul huda/2041160092
BalasHapusPENGUAT KELAS A
Gelombang input dan output rangkaian transistor tidak mengalami perubahan dari penguat kelas A. Terdapat tiga cabang yaitu korektor basis dan emitor.Setelah tegangan turun, tegangan catu daya mengalir dari positif ke negatif, kemudian ke ground. untuk negatif resistor ada 2 jenis panah yang keluar npm. Tujuannya adalah menggunakan 2 resistor sebagai pembagi tegangan dan mengatur nilainya di tengah untuk mendapatkan nilai yang diinginkan. Ciri khasnya adalah tegangan dasar bahan silikon selalu 0,7 volt Tegangan basis lebih tinggi dari tegangan remitor, jika lebih rendah, arus akan mengalir ke arah sebaliknya, resistor akan rusak, atau mungkin sama, jika tegangan basis lebih besar dari ve dan 0,7, maka ada akan menjadi arus basis. Sifat transistor dianggap sebagai penguat, sehingga jika terdapat arus basis maka arus emitor akan mengalir. Besarnya arus kolektor adalah konstanta dikalikan dengan arus basis. Input gelombang Kelas A yang frekuensi input RF melewati kapasitor karena arus bolak-balik. Jika arus searah tidak dapat melewati kapasitor AC yang bercampur dengan arus searah, maka tegangan akan meningkat Gelombang masukan dan keluaran dari rangkaian transistor tidak mengalami perubahan .Ada 3 cabang yaitu korektor basis dan emitor,kemudian diberi tegangan jatuh tegangan supply mengalir dari positiv menuju negatif lalu ke ground untuk negatif.
modulasi AM
Mengenai modulasi, jika input sinyal kecil ke basis naik, tetapi berada di antara 0-0,7. Kolektor lengkap lebih rendah dari VCC. kalau penguatan besar, hasilnya lebih rendah dari 12V. Setelah melewati kapasitor keluaran, hasilnya akan terputus, yaitu modulasi. Dan menjadi rusak.
modulasi FM
Dalam pemancar FM kelas A untuk sinyal kecil, input lebih tinggi dari 0,7, dan kemudian diperkuat di bawah tegangan kolektor, dan menghasilkan suara yang bagus tanpa mengganggu modulasi, sinyal besar akan terpotong setelah diperkuat di kolektor, tetapi Modulasi tidak akan bergeser karena frekuensi modulasi.
PENGUAT KELAS B
Pada penguat Kelas B, tegangan resistor diganti dengan dioda yang sama dengan tegangan basis-emitor, karena tegangan yang sama tidak mengalir melalui arus basis. Jika arus dasar yang mengalir melebihi 0,7, tegangan AC dimasukkan melalui kapasitor, kemudian tegangan input naik di atas 0,7, arus diperkuat ke atas 0,7 oleh arus kolektor, dan kemudian kapasitor turun sedikit.Jika tidak ada input , tidak ada tegangan pada kategori kelas b.
modulasi AM
Jika AM menggunakan level B, bagian bawah akan terpotong karena lebih rendah dari 0.7 dan tidak bisa disalurkan, jika ditingkatkan akan rusak dan tidak terdengar sama sekali.
Modulasi FM
Untuk kelas B, tegangan dinaikkan sebesar 0,7, kemudian tegangan kolektor terpotong, dan kemudian keluaran juga terputus.Input dan keluaran tidak sama, tetapi karena modulasi pergeseran frekuensi, modulasi tidak akan terganggu.
PENGUAT KELAS C
Di kelas C, arus DC terus masuk dan arus AC dipertahankan, karena tegangan setelah 0,7 adalah 0, hanya satu tegangan basis (di atas 0,7) yang diperkuat oleh transistor, dan input basis pada penguat C lebih lemah. Pada tipe C hanya diambil ujungnya, hasilnya lebih tinggi, dan akibatnya ada cacat pada carrier, tapi cacat pada carrier tidak menjadi masalah.
modulasi AM
Jika AM kategori C dan C termasuk 0, dimulai dari 0, bagian bawah dipotong, 0,7 di bawah puncak, jadi hanya ujungnya yang diperkuat, jadi tidak ada suara sama sekali.
Modulasi FM
Untuk kelas C outputnya sama, terputus di alas 0.7, di bagian kolektor hanya menjadi garis garis, meski begitu modulasinya masih dapat diterima dan tidak akan rusak. Pada FM level ABC, penguatan tidak akan mengganggu modulasi.
Titi koordinat : -7.940244, 112.614094
1F/08/Dhias Dewa Ananta/2041160149
BalasHapusPenguatan Carrier dan Sistem Modulasi
Penguatan Kelas A
Menggunakan transistor sebagai penguat. Transistor berbahan silicon. R bios adalah tegangan yang memberi tegangan pada basis. karena siberi tegangan pada basis maka akan mengalir arus basis ke emittor, dan colector akan ter aliri arus basis sehingga mendapatkan besar yang sama sehingga disebut beta dc/ HFE. Jika Input dan Outputnya sama disebut penguatan Linier
Penguatan Kelas B
Tegangan basis pada kelas B = 0,7. dihubungkan ke diode. RFC(Radio Freq Choke) berfungsi menyalurkan arus dc tapi menghambat arus ac ber freq tinggi.
Penguatan Kelas C
Tegangan pada input = 0. jika diberi inputan sinyal lebih dari o,7 maka arus basis akan mengalir ke emittor dan colector yang kemudian pada kapasitor arus dc akan di block dan megluarkan arus ac.
Sistem modulasi AM dan FM
Kelas A : hanya untuk penguatan sinyal kecil.
Kelas B : karena ada diode maka hanya sinyal yang diatas 0,7 yng dipakai, Sehingga pada output dan kolektor tidak bisa dipakai karena terpotong/rusak
Kelas C : Karena melewati transistor maka hanya pucuk dari sinyal yang di kuatkan.
Koordinat : -7.9516080, 112.6602073
1E/14/Ilham Athaariq Gistanda/2041160113
BalasHapusPenguat Kelas A
Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang
terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada
bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur
berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama
sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal
frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Koordinat lokasi:
Latitude: -7.966620 / S 7° 57' 59.833''
Longitude: 112.632632 / E 112° 37' 57.475''
1E/08/DIMAS KURNIAWAN/2041160157
BalasHapusJenis-jenis penguat :
Penguat kelas A
Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang
terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada
bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur
berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama
sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal
frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Koordinat lokasi = 8°06'20.9"S 112°06'52.5"E
1E/18/Nasrul Deva Pratama/2041160059
BalasHapus8°02'22.4"S 111°50'55.2"E
Jenis-jenis penguat :
Penguat kelas A
Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang
terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada
bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur
berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama
sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal
frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Absen:16
BalasHapusNama: Muhammad Aldy Fremmuzar
Kelas:JTD 1D
Nim:2041160124
1,7 ditambah dengan 0,7 lebih besar dari 0,7 lebih besar dari 0,77 cos tan b dan a b basis dan emitor tegangannya selalu 0,7 Oke kalau tegangan basis lebih besar daripada 0,7 maka arus banjir pasti lebih besar dari 60 x diatasnya harus sama BD = 0,7 itu sama dengan nol y lebih besar ya lebih besar dari nol nilai ini mengalir ke sini jika sama dengan nol dan ada arus yang sama-sama tingginya keduanya dihubungkan satu saluran data aliran gitu kalau satu tingginya lebih rendah daripada yang lain maka akan ada aliran dari yang tinggi ke yang rendah sama kalau di sini lebih tinggi daripada tekanan di sini ada kata lain lebih besar dari 0,5 seperti ini ya di situ kolektor kolektor di sini lebih besar akan jadi bentuknya seperti ini nah kemudian Bagaimana sinyal yang masuk di sini ya di sini yang keluar di sini Maka kalau ini kan kapasitor maka akan karena DC kapasitor itu DC nya dihilangkan kalau lewat kapasitor DC nya dihilangkan ya itu untuk sinyal ada seperti ini ya inputnya daya cuma 12 volt itu tadi penguat kelas A yah penguat kelas A seperti ini pegangannya jadi diberi diundur jadi basis emitor juga 0,7 sama 0,7 nya jadi dalam keadaan stand by ya dalam keadaan diam antara basis dan emitor ada arus jadi nggak ada harus antara kolektor emitor kalau basis emitor nggak ada arus ya ini basis dan emitor dada maka dari kolektor arus AC memblokir arus DC Harus habis menghambat arus DC menyalurkan arus AC kebalikannya
Teganga jadi seperti ini Nah kalau dikuatkan di lihat ini hanya kumparan dari 0 karena ini tegangan ini di putus ya putus tegangan disini 0 putus ya tapi karena ada di sini jadi 00 jadi di sini 70 seharusnya 0,7 karena perbedaan antara basis dan emitor dikasih induktor ini artinya dia langsung karena harus diisi Salurkan arus AC yang dihambat arusnya diantar arusnya di bilang sama dengan nol harus jadi ini dipotong 0,7 ujungnya ini dikuatkan jadi seperti ini dikuatkan mulanya input tapi tidak masalah itu ya tidak menjadi masalah karena apa ini akan menjadi masalah kenapa jadi rusak seperti ya kalau tidak dimodulasi contohnya Ini sekarang kalau modulasi ini inputnya yang hancur tidak bermasalah karena modulasinya pada frekuensi berbeda dengan am akan bermasalah dalam rasionya pada amplitudo nya
-7.944603,112.614910
1E / 22 / TIKA MAHIRANI / 2041160145
BalasHapusPenguat kelas A
Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang
terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada
bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur
berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama
sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal
frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) bisa diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain bisa dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Koordinat lokasi : 0°17'59.0"S 100°02'06.2"E
1F/05/Anita Marselia/2041160030
BalasHapusHubungan antara penguatan dengan sistem modulasi
Ada 3 macam penguatan yaitu :
• Penguatan kelas A
• Penguatan kelas B
• Penguatan kelas C
Penguat aktif ada 2 yaitu
• Penguat Transistor
• Penguat Tabung Elektron
Penguat Kelas A
Disini kita menggunakan Transistor.Transistor dibedakan menjadi 2 macam menurut bahannya yaitu :
• Silikon (banyak diproduksi, memiliki tegangan antara basis dan emitor pada saat operasional yaitu 0,7V)
• Germanium (jarang diproduksi,memiliki tegangan antara basis dan emitor pada saat operasional yaitu 0,2V)
R pada basis merupakan pembagian tegangan yang bertujuan untuk memberikan arus basis sehingga pada tegangan yang cukup akan mengalir arus basis.pada rangkaian transistornya mempunyai tiga kaki basis, collector, dan emitor, diatas colector diberikan catu daya sehingga transistor diberikan tegangan dan aliran arus melewati collector dan juga melewati basis.Pada tegangan basis biasanya lebih tinggi dari pada emitor, kalau basis lebih rendah dari emitor maka tegangan akan terbalik dan menyebabkan transistor rusak. Besarnya arus collector adalah konstan.Bisa kita ketahui berarti tegangan pada basis harus lebih dari 0,7 volt dan arusnya harus lebih dari 0. Jika input dan output bentuknya sama disebut penguatan linier
Penguat Kelas B
Pada penguatan kelas B tegangan basis dibuat 0,7.R dihubungkan dengan dioda yang berbahan silikon. Dioda sebagai pengganti resistor yang letaknya di kiri bawah dan juga jalur pada colector diberikan induktor sebagai pengganti resistor ini disebut sebagai RFC , hal tersebut menyebabkan tegangan pada dioda sama dengan tegangan pada basis emitor.Didalam keadaan stand by tidak akan ada arus yang mengalir (Arus basis tidak mengalir) karena tinggi dan besarnya tegangan sama. Jika diberi sinyal sehingga tegangan lebih besar dari 0,7 barulah akan mengalir arus basis.Pengutan kelas B memiliki input dan output yang berbeda itu mengapa penguat kelas B bukan penguat linier.
Penguat Kelas C
Tegangan dalam keadaan standby, tidak ada input. Jika ada sinyal input besarnya diatas 0,7 maka akan ada mengalir arus basis dan akan mengalir arus kolektor.RLC induktor = 0 mengalirkan arus DC. 0 ke bawah hilang karena di groundkan, jadi hanya yang diatas yang akan diteruskan ke basis (0,7). Dibawah 0,7 tidak dialirkan. Yang diatas diperkuat dengan konstanta lewat induktor dan akan menjadi arus kolektor. Sinyal input dan outpunya berbeda jauh.
Penguat carier modulasi AM.sinyal sudah termodulasikan waktu terjadi penguatan.Linier tidak menyebabkan cacat pada modulasi.
Koordinat : -7.66340,112.69715
1F/10/FABELA ANDRIYAN TIWI/2041160016
BalasHapusa. Rangkaian pada kelas A
Sinyal input dengan tegangan sebesar 0,7 di inputkan ke R basis bertujuan untuk memberikan arus pada basis, dan arus mengalir pada basis dan emitor lalu pada arus kolektor dari VCC langsung ke ground dengan tegangan yang sama yaitu 0,7 besarnya konstan.
b. Rangkaian pada kelas B
Sinyal di inputkan dengan tegangan sebesar 0,7 pada tegangan basis serta di hubungkan langsung ke diode, serta basis dan emitor juga sebesar 0,7 sehingga tidak ada arus yang mengalir karena tinggi dan besar nya sama sebesar, lalu akan ada arus serta kumparan yang menyalurkan langsung ke DC sehingga dapat mengarahkan ke kapasitor.
c. Rangkaian pada kelas C
Proses nya langsung lewat kumparan dengan tegangan sebesar 0 volt , tidak ada input jika ada input tegangan nya harus di atas 0,7 yang akan mengalir pada arus basis dan arus kolektor dan keluar sebagai tegangan output.
Sinyal carrier
a. Kelas A
Sinyal frekuensi radio kemudian masuk ke dalam kaki basis dengan tegangan lebih besar dari 0,7 tergantung besaran emitor, sehingga di tegangan DC ditambahkan tegangan input menjadi lebih besar di kaki kolektor dengan arus bolak balik, lalu di koplingkan di kapasitor kemudian arus AC di teruskan ke output, jadi input dan outputnya bentuknya sama disebut dengan penguat linear
b. Kelas B
Inputnya sama yaitu sinyal frekuensi radio, input masuk melewati kapasitor kemudian masuk ke Diode dengan 0,7 secara konstan, perubahan sinyal naik turun yang dikuatkan oleh emitor sebesar 0,7 sehingga menjadi perubahan arus pada kolektor karena lebih besar dari 0,7. Jadi input dan outputnya berbeda sehingga bukan penguat linear
c. Kelas C
Tegangan pada inductor sebesar 0 volt karena cuman kawat yang di gulungkan, input masuk ke basis sebesar 0 volt hilang karena di groundkan, jika diatas 0,7 akan tetap ada, yang akan menjadi arus basis hanya kepala emitor karena dibawah 0,7 hanya pada ujungnya yang di potong di kolektor kemudian di lewatkan ke AC.
Sinyal termodulasi AM
a. Kelas A
Sinyal sudah termodulasi dan dikuatkan secara AM, sumbunya di tengah dengan basis di atas 0,7 jika penguat lebih besar akan otomatis ke potong di kolektor. Jadi sinyal pada kelas A hanya untuk sinyal kecil saja
b. Kelas B
Sama seperti di kelas A hanya saja tegangan di atas 0,7 akan naik di diode terpotong karena melebihi 0,7. Jadi sinyal pada kelas B tidak bisa di gunakan oleh sinyal kecil
c. Kelas C
Input sama termodulasi, di inputkan di atas kaki basis dengan tegangan harus di atas 0,7 yang dikuatkan pada kolektor hanya pada pucuknya saja. Jadi perbedaan antara kelas B dan kelas C ada pada rapat dan renggang nya sinyal.
Sinyal termodulasi FM
a. Kelas A
Untuk penguat kelas kecil
Di atas 0,7 dikuatkan di kolektor dengan bentuk sinus di output juga sinus di input
Kemudian masuk ke kaki basis lalu di kolektor di potong karena output dan inputnya tidak sama karena ujung nya terpotong.
b. Kelas B
Input termodulasi FM di kaki basis naik ke kolektor kemudian input dan outputnya tidak sama tetapi masih di sebut penguat linear
c. Kelas C
Sama seperti yang lain hanya saja input yang di atas 0,7 sehingga output dan inputnya disebut linear karena normal rapat renggang nya sinyal kemudian bisa diterima oleh pendengar dengan baik
Koordinat lokasi :
7°48'51.5"S 112°17'35.6"E
1F/24/Siti Nur Hanifah/2041160019
BalasHapusPenguat kelas A
Terdapat transistor 3 kaki (kolektor,basis,emitor), dibagian atas resistor mempunyai arus lcyang mengalir dari kutub positif (+) ke resistor lalu menuju kutub negatif (ground).
Transistor ini ada 2 jenis
1. Npn dan
2. Pnp
Ciri ciri dari NPN adalah panahnya yang mengarah keluar. Karakteristik dari transistor ini adalah tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 V jika bahan pembuat dari silikon.
Penguat kelas B
Terdapat resitor dan dioda penyearah. Tegangan basis yang hanya melewati induktor disebut RFC (Radio Frequency Chock) yang berfungsi untuk menghambat frekuensi radio, yang mengakibatkan tegangan pada diode sama dengan tegangan pada basis emitor, dimana jika lebih dari 0,7 baru mengalir arus basis nya. Kemudian input diberi tegangan AC yang melewati kapasitor lalu naik menjadi diatas 0,7, ketika diatas 0,7 akan diperkuat oleh arus kolektor, kemudian diletakkan oleh kapasitor dan turun sedikit , jika tidak ada input maka penguat kelas B tidak akan ada tegangan nya.
Penguat kelas C
Sama seperti rangkaian kelas B yang membedakan hanya saja pada dioda diganti induktor pada kelas C, dimana menyebabkan arus dan tegangan yang melewati basis 0, karena tertahan pada proses nya gelombang input masuk dan melewati basis yang dimana pada basis hanya pucuk gelombangnya yang diambil, lalu gelombang melewati kolektor dengan proses memperkuat gelombang pucuk tadi dan akhirnya output pada kelas C memiliki keregangan yang mirip dengan kelas B.
Koordinat lokasi: -7.765041,113.414260
1F/17/Raditya Gymnastiar Danaputra/2041160159
BalasHapusAda 3 macam penguatan yang umum digunakan
Penguat kelas A
Penguat kelas B
Penguat kelas C
Kelas A
rangkaian transistor mempunyai 3 kaki yaitu kaki kaki kolektor, kaki basis dan kaki emitor yang diberi tegangan supply agar transistor dialiri arus listrik. Karena itu Gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan. Transistor mempunyai tegangan emitor dan tegangan basis yang nilainya (0,7 volt). Basis harus mengalir ke emitor jika tegangan basis lebih rendah maka arus akan terbalik dan resistor akan rusak. Dalam rangkaian di atas tegangan basis lebih tinggi daripada tegangan emitor
VB = VE + VBE, dengan nilai VBE=0,7 volt.
ada arus basis yang mengalir ke emitor sehingga akan timbul juga arus emitor Jika tegangan basisnya lebih besar dari VE + 0,7. Besar arus kolektor adalah arus basis dikali beta DC. Untuk kelas A Input nya merupakan gelombang sinus (bolak balik). Dilihat dari penguatan AC maka akan ada output dan input penguat dengan nilai yang sama.
Penguat kelas B
Tegangan dioda penyearah dimana tegangan diujung diode 0,7 volt sama dengan tegangan prabasis emitor dan tidak menggunakan tegangan resistor, karena jika sama maka tidak akan mengalir arus basis. arus basis tegangannya harus lebih dari 0,7 volt baru dapat mengalir. Inputnya diberi tegangan AC sehingga tegangan dapat naik diatas 0,7 volt. Jika diatas 0,7 akan diperkuat oleh arus kolektor kemudian arus AC pada tegangan kolektor juga akan semakin besar, setelahnya arus bolak baliknya akan dilewatkan ke kapasitor. Jika pada kelas B tidak memiliki input maka kelas B tidak mempunyai tegangan.
Penguat kelas C
Tegangan basis kelas C hanya melewati induktor saja, tegangannya disebut RFC (Radio Frequency Choke) untuk menghambat frekuensi radio. Arus DC akan masuk namun arus AC akan dihambat, sehingga arus AC akan masuk ke basis. Karena nilai tegangan keduanya ialah nol, maka setelah 0,7 volt ada arus basis yang akan diperkuat oleh transistor. Penguat kelas C menghantarkan sekitar kurang dari 50% sinyal masukan dan sinyal yang cacat keluarannya tinggi, namun efisiennya dapat mencapai 90%.
kolektor mendapat Efisiensi paling tinggi karena arusnya yang sedikit atau renggang namun frekuensinya tinggi. Maka dari itu gelombang ocsciloskop terlihat rapat
Kesimpulannya :
Kelas A efisiennya rendah karena komponen DC diperkuat dengan utuh. Untuk Kelas B setengahnya saja yang diperkuat sehingga efisiensinya lebih tinggi daripada kelas A. Untuk kelas C hanya ujungnya saja yang diperkuat sehingga efisiensinya lebih tinggi dari kelas B. Jika terjadi cacat carrier tidak menjadi masalah, yang penting modulasinya jangan sampai cacat
7°56'45.4"S 112°37'09.8"E
1E/15/Krisna Murti Rachmadani/2041160031
BalasHapusPenguat kelas A
Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti pada gambar. Penguat kelas A umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis A tidak terlalu efisien (efisiensi maksimum 50%). Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sehingga rangkaiannya selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi daripada penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum (sekitar 75%) karena pada setengah daur berikutnya, penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C adalah dalam pemancar RF, cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat dari keadaan hidup ke keadaan mati dan sebaliknya, menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala hanya beresonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoidal) dapat diterima oleh beban. Asalkan pada pemancar tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Lokasi : -7.937834,112.694134
1F/22/Sania Nuril Fijrina
BalasHapusPenguat Kelas A : menguatkan seluruh masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal kecil, rugi daya yang
terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat.
Penguat Kelas B : menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu.
Penguat Kelas C : menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF disitu cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya bersonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan bisa diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu.
Koordinat : -7.944741,112.614894
1E/06/Atsani Dimas Huseini/2041160051
BalasHapusPenguat kelas A
Pada rangkaiannya, terdapat 4 buah resistor, dan transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Penguat Kelas A memiliki ciri yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen DC nya . Dan Penguat Kelas A menguatkan seluruh proses masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya. Penguat kelas ini pada umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, karena memiliki efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, akan terjadi rugi pada daya yang kecil sehingga dapat diterima. Dalam Penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sehingga rangkaiannya selalu menghantarkan dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu sendiri selalu menghantarkan meskipun tidak ada masukan terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Pada rangkaiannya terdapat transistor, dioda, resistor, dan induktor. Penguat Kelas B memiliki ciri yaitu tidak mempunyai inputan dan rangkaiannya terdapat dioda penyearah dan mempunyai efisiensi lebih tinggi dari kelas A. Tegangan pada ujung dioda sama dengan tegangan basis dan emitor yaitu sebesar 0,7 volt yang menyebabkan tidak ada arus basis. Jika melebihi 0,7 volt akan diperkuat oleh arus collector dan menyebabkan tegangan collector semakin besar. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah proses berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B juga jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya pada pemancar Frekuensi Radio (RF).
Penguat Kelas C
Pada rangkaiannya terdapat transistor, resistor, dan 2 buah induktor. Penguat Kelas C memiliki ciri yaitu mempunyai efisiensi paling tinggi dari arus colektor dan gelombang yang dimodulasi hanya bagian ujungnya saja, Penguat Kelas C ini mempunyai tegangan sebesar nol kemudian masuk setelah 0,7 baru terdapat arus basis, gelombang yang diatas 0,7 akan diperkuat oleh transistor. Penguat kelas C menghantarkan kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar Frekuensi Radio (RF) di situ cacat yang terjadi dapat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, Rangkaian tertala itu hanya beresonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi - frekuensi yang tidak diinginkan dapat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoida) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi tersebut. Asalkan pemancar itu tidak memancarkan pada bidang frekuensi yang luas.
Koordinat lokasi : -7.723102, 111.942438
1F / 02 / Afifah Khoirun Nisa' / 2041160076
BalasHapus-Penguat Kelas A
Rangkaian Penguat Kelas A memiliki gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan atau sama, untuk rangkain transistor dimana transistornya sendiri memiliki 3 kaki yaitu basis, colector, dan emitor. di atas colector di kasih catu daya sehingga transistor diberikan tegangan dan aluran arus, arus akan melewati colector dan basis, dan akan keluar melewati emitor menuju ke ground. Transistor memiliki 2 jenis yaitu NPN dan PNP yang memiliki tujuan sebagai pembagi tegangan.
Transistor memiliki karakteristik tegangan yaitu Vbasis dan Vemitor nilainya selalu 0.7V, untuk bahan pembuatannya kebanyakan dari silikon karena bahannya yang banyak dan murah, Apabila dari germanium nilainya 0,2V.
Apabila transistor tersebut dialiri oleh arus maka akan ada tegangan emitor dan tegangan basis, dimana tegangan basis lebih tinggi dibandingkan tegangangn emitor. dari pernyataan tersebut maka di peroleh VB=VE+VB(0,7), apabila tegangan basis masuk lebih besar dari VE+VB-E(0,7) makan akan ada arus basis yang mengalir ke emitor.
Kalau dilihat dari pengenguat AC di kelas A ada input penguat dan output penguaat. dari input penguat masuk ke basis lalu ke kcolector hingga menujju output penguat, input dari penguat penguat merupakan gelombang sinus.
-Penguat kelas B
Ragkaian Penguat Kelas B terdapat dioda sebagai pengganti resistor dipenguat kelas A,tegangan diujung diode bernili 0,7V, Pada input diberi tegangan AC melewati kapasitor ssehingga tegangan akan naik diatas 0,7V, tegangan di atas 0,7V diperkuat oleh arus colector kemudian dilewatkan kapasitor, Apabila tidak ada input pada kelas B maka tidak ada tegangan yang mengalir
-Penguat Kelas C
Pada kelas C ini terdapat resistor dan induktor, disini tegangan tegangan yang melewati basis tida ada atau 0 karena tertahan, pada prosesnya gelombang input masuk melewati basis yang dimana basis yang diperkuat hanya pucuknya saja, sehingga disini gelombang akan terbentuk renggang (tidak rapat).disini kelas C lebih renggan daripada kelas B
-7.824402,112.440957
1F/07/DANI DWI SAPUTRA/2041160095
BalasHapus-Penguat Kelas A
Penguat kelas A menggunakan Transistor berbahan silicon sebagai penguat. Disini transistor sebagai penguat, maka apabila terdapat arus dari basis maka arus emitor akan mengalir. Apabila gelombang input dan output tak berubah maka terdapat 3 cabang basis dan kolektor emitor pada rangkaian transistor, dan yang diberikan misalnya catu daya dengan tegangan 12v yang mengalir positif-negatif-ground, maka terdapaat 2 jenis yaitu NPN dan BJT. Terdapat 2 transistor di sisi kiri yang akan membagi arus, transistor ini terletak sebelum arus melewati base. Karakteristik yang dimiliki transistor antara basis dan emitor yaitu : berbahan silicon dengan tegangan sebesar 0,7 V, Tegangan yang dimiliki basis harus lebih tinggi dari 0,7 V, atau lebih besar dari emitor, hal ini dikarenakan agar basis dapat menyuplai ke emitor, dan apabila tegangan emitor lebih rendah maka arus akan berbalik arah dan mengakibatkan rusaknya komponen.
-Penguat Kelas B
Pada penguat ini daur gelombang masukan yang digunakan hanya setengah, sehingga cacat yang ditimbulkan akan sangat besar, akan tetapi penguat ini masih lebih baik bila dibandingkan dengan penguat A karena efisiensinya yang lebih besar daripada A yaitu dengan efisiensi maksimum sebesar 75%, hal tersebut disebabkan karena pada daur gelombang setengah lanjutannya tidak menggunakan daya sama sekali, Penguat kelas B ini dapat digunakan pada gelombang RF karena tidak terlalu memperdulikan cacat yang ditimbulkan.
-Penguat Kelas C
Penguat kelas C memiliki kecacatan gelombang yang sangat besar karena dia hanya menggunakana kurang dari 50% sinyal masukan, akan tetapi dia memiliki keunggulan yaitu efesiensi yang dihasilkan jauh lebih besar dibandingkan dengan yang lain yaitu bias sampai dengan 90%, sehingga dibeberapa alat cacat tersebut dapat dimaafkan seperti pada Megaphone.
Koordinat Lokasi : -7.9949930, 112.6023280
1F/12/ILHAM OKTA ALPRIANSYAH/2041160055
BalasHapusTransistor
Penguat Kelas A
Bahan silikon mempunyai tegangan antara basis dan emitor nya, pada saat operasional tegangannya 0,7 V. Untuk germanium tegangannya 0,2V. Transistor mempunyai 3 kaki yakni kaki emitor, kolektor dan basis . Tegangan yang memberikan kepada basis disebut tegangan bias. R pada basis merupakan pembagian tegangan, tujuannya untuk memberikan arus basis. Jika tegangannnya cukup mengalirlah arus basis dan emitor. Jika mengalir arus basis maka pula mengalir arus kolektor dari catu daya lewat masuk emitor disebut arus kolektor. Dari arus positif ke negatif menuju ke ground. Tegangan dibasis = tegangan emitor + 0,7 V maka tegangan dibasis lebih tinggi. Antara basis dan emitor tegangannya 0,7 V . Jika tegangan basis lebih tinggi, akan mengalir arus dari basis ke emitor sehingga mengalirlah arus kolektor. Besarnya arus kolektor suatu konstanta disebut beta dc, yang mana besarnya arus konstan.
Penguat Kelas B
Pada kelas B tegangannya dibuat 0,7. VBE = 0,7. Dalam kondisi standby tidak ada arus basis yang mengalir karena besar tegannya sama. Jika ada sinyal input maka akan ada arus basis sehingga ada arus kolektor yang lebih besar, sinyal outputnya lebih besar. Radio frekuensi chook mengalirkan arus DC tetapi menghambat arus AC.
Penguat Kelas C
Tidak ada input, tegangan DC = 0. Jika ada sinyal input besar tegangan melebihi 0,7 akan mengalir arus basis dan mengalir arus kolektor. Tegangaan DC nya diblok, tegangan AC nya keluar sebagai sinyal.
Sinyal Carrier
Pada Penguat Kelas A
Susunanya input, basis, kolektor, output. Sinyal basis naik sumbunya menjadi 0,7. Sinyal di frekuensi radio masuk ke kaki basis besarnya lebih dari 0,7 V. Sinyal inputnya tegangan naik. Tergantung besarnya tegangan emitor ditambah 0,7.Sehingga di basis ini (karena pembagian r) ditambah sinyal input bolak balik, arus kolektor jadi lebih besar dan tegangan kolektor juga lebih besar. Di kapasitor kompling yang tegangan DC diblok, tegangan AC diteruskan. Input dan outputnya bentuknya sama disebut penguatan linier.
Penguat Kelas B
Inputnya adalah gelombang radio. Yang dikeluarkan dikolektor pada basis adalah tegangan diatas 0,7 V. Perubahan arus pada kolektor menyebabkan perubahan tegangan pada kolektor yang lebih besar. Fase di atas melebihi 0,7 maka arus basis disalurkan (fase atas saja yang dikeluarkan). Perubahan tegangan pada kolektor yang lebih besar Input dan outputnya berbentuk berbeda disebut penguatan tidak linear.
Penguat kelas C
Tegangannya 0. Induktor mengalirkan arus DC. Gelombang basis yang 0 ke bawah ini hilang karena di ground kan. Jika melebihi 0,7 akan terpotong. Yang menjadi arus basis gelombang ujung atas / kepala nya saja. Yang gelombang ujung atas menjadi arus kolektor, ujung atasnya saja yang diperkuat. Sinyal input dan output nya bebentuk berbeda maka disebut penguatan tidak linear
Modulasi AM
Kelas A
Sinyal yang sudah termodulasi dikeluarkan dinamakan sinyal termodulasi AM. Sumbunya ditengah. Gelombang nya naik ke atas karena rangkaian basis nya naik. Kalau penguatannya sinyal besar maka yang atas dan bawah terpotong. Jika disalurkan di kapasitor kopling sumbu nya 0 atas dan bawah terpotong. Untuk penguat kelas A pada AM penguatan sinyal kecil saja yang dipakai. Untuk penguatan sinyal besar maka akan terpotong
Kelas B
Karena ada dioda sinyal basis naik pada batas 0,7. Yang atas 0,7 dikeluarkan, bawahnya terpotong. Gambar tersebut tidak cocok digunakan penguat dikelas B
-Kelas C
Yang dikeluarkan oleh kolektor hanya diatas 0,7. Hanya ujung gelombangnya saja yang dikeluarkan. Gambar tersebut lebih rapat. Pada AM tidak cocok digunakan penguat kelas C. Linear tidak menyebabkan cacat modulasi
Modulasi FM
Kelas A
Penguatan Sinyal Kecil
Di basis naik diatas 0,7. Input dan outputnya berbentuk sama yakni sama sama sinyal sinus., maka disebut penguatan linear
Penguatan Sinyal Besar
Input dan outputnya tidak sama tetapi tetap di sebut penguatan linear, karena FM modulasi nya frekuensi, amplitudonya terpotong tidak masalah
Koordinat Lokasi : -7.4075930, 112.6707060
1F/18/Revira Nanta Verusya/ 2041160148
BalasHapusPenguat Kelas A
Kelas A yang artinya adalah Kelas terbaik ,Ciri dari Kelas A yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan (gelombang yang dimodulasi utuh semuanya) dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen dc nya. Dalam rangkaiannya, terdapat transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. penguat Kelas A ini memiliki tingkat distorsi sinyal yang rendah dan memiliki liniearitas yang tertinggi dari semua kelas penguat lainnya.. Sebagai penguat kelas A beroperasi di bagian linier kurva karakteristiknya, perangkat output tunggal melakukan melalui 360 derajat penuh dari bentuk gelombang output. Kemudian penguat kelas A setara dengan sumber arus. Karena penguat kelas A beroperasi di daerah linier, tegangan bias base DC (atau gerbang) DC harus dipilih dengan benar untuk memastikan operasi yang benar dan distorsi rendah. Namun, karena perangkat output “ON” setiap saat, itu selalu membawa arus, yang merupakan kehilangan daya terus menerus dalam penguat. kemudian gelombang input diperkuat oleh basis dengan gelombang harus berada diatas 0,7, pada kolektor gelombang tersebut diperkuat lagi dan akhirnya pada waktu dikeluarkan terdapat gelombang input dan output yang sama.oleh karena itu Untuk modulasi AM hanya diperbolehkan menggunakan penguat kelas A yang dimana sinyal yang diberikan kecil agar tidak rusak
Penguat Kelas B
Penguat Kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada Penguat Kelas A. Letak titik kerja berada di ujung kurva karakteristik sehingga hanya menguatkan setengah input gelombang atau 180° gelombang. tetapi karena tahap keluaran memiliki perangkat untuk kedua bagian dari bentuk gelombang sinyal maka kedua bagian tersebut digabungkan menjadi satu. Untuk menghasilkan bentuk gelombang output linear penuh. Kita ingat dari tutorial Transistor bahwa dibutuhkan tegangan base-emitter sekitar 0.7 volt untuk mendapatkan transistor bipolar untuk mulai berjalan. dalam penguat kelas B, transistor output tidak “bias” ke keadaan “ON” operasi sampai tegangan ini terlampaui. Ini berarti bahwa bagian dari bentuk gelombang yang berada dalam jendela 0.7 volt ini tidak akan direproduksi secara akurat membuat penguat kelas B tidak cocok untuk aplikasi penguat audio presisi, Penguat Kelas B ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penguat kelas A. Secara teoritis, Penguatan atau Amplifier kelas B ini memiliki efisiensi sebesar 75%. Kelemahan pada Penguat Kelas B ini adalah terjadinya distorsi cross-over.
Penguat Kelas C
Rangkaian pada kelas C aslinya mirip sama rangkaian dari kelas B yang membedakan hanya saja pada dioda digantikan induktor pada kelas C, yang dimana menyebabkan arus dan tegangan yang melewati basis 0 karena tertahan, pada proses nya gelombang input masuk dan melewati basis yang dimana pada basis hanya pucuk gelombangnya yang diambil, lalu gelombang melewati kolektor dengan proses memperkuat gelombang pucuk tadi dan akhirnya output pada kelas C memiliki keregangan yang mirip dengan kelas B. Dalam penguat Kelas C Karena distorsi audio yang berat, penguat kelas C biasanya digunakan dalam Osilator gelombang sinusoidal frekuensi tinggi dan jenis penguat frekuensi radio tertentu, di mana pulsa arus yang dihasilkan pada output penguat dapat dikonversi untuk menyelesaikan gelombang sinusoidal dari frekuensi tertentu oleh penggunaan rangkaian resonansi LC di rangkaian collector-nya.
Koordinat: -7,9434892, 112,6474092
1D/04/ahmad fariz ardiansyah/2041160123
BalasHapusPenguat kelas A
Pada rangkaiannya, terdapat 4 buah resistor, dan transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Penguat Kelas A memiliki ciri yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen DC nya . Dan Penguat Kelas A menguatkan seluruh proses masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya. Penguat kelas ini pada umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, karena memiliki efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, akan terjadi rugi pada daya yang kecil sehingga dapat diterima. Dalam Penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sehingga rangkaiannya selalu menghantarkan dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu sendiri selalu menghantarkan meskipun tidak ada masukan terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi daripada penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum (sekitar 75%) karena pada setengah daur berikutnya, penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C
Tegangan dalam keadaan standby, tidak ada input. Jika ada sinyal input besarnya diatas 0,7 maka akan ada mengalir arus basis dan akan mengalir arus kolektor.RLC induktor = 0 mengalirkan arus DC. 0 ke bawah hilang karena di groundkan, jadi hanya yang diatas yang akan diteruskan ke basis (0,7). Dibawah 0,7 tidak dialirkan. Yang diatas diperkuat dengan konstanta lewat induktor dan akan menjadi arus kolektor. Sinyal input dan outpunya berbeda jauh.
Penguat carier modulasi AM.sinyal sudah termodulasikan waktu terjadi penguatan.Linier tidak menyebabkan cacat pada modulasi.
Koordinat : -7.66340,112.69715
1F/23/Sinta Winda Purnamasari/2041160071
BalasHapusPENGUATAN CARRIER DAN SISTEM MODULASI
Pada rangkaian, menggunakan Transistor sebagai penguat. Rangkaian penguat aktif ada dua macam yaitu Penguat Tabung Elektron (dulu) dan Penguat Transistor (sekarang). Transistor menurut bahannya terbagi menjadi dua macam yaitu dibuat dari bahan silicon dan dibuat dari bahan germanium. Dan yang banyak digunakan dipasaran adalah Transistor dari bahan silicon. Transistor yang terbuat dari bahan silicon mempunyai ciri khas yaitu mempunyai tegangan antara basis dan emitornya.
Penguat Kelas A
Pada rangkaian Transistor mempunyai 3 kaki, yaitu Kolektor, Basis, dan Emitor. Kemudian diberi tegangan catu daya yang mengakibatkan transistor dialiri arus dari kutub positif ke kutub negatif. Sebagian arus mengalir melalui kaki basis dan yang lainnya melewati kaki emitor menuju ke ground. Antara basis dan emitor tegangannya 0,7 karena terbuat dari bahan silicon. Besarnya arus kolektor sama dengan suatu konstanta yang disebut Beta DC (HFE) yang mana besarnya konstan.
Untuk sinyal carrier pada kelas A, input penguatnya yaitu gelombang sinus. Sinyal input akan naik tegangannya (diatas 0,7). Sehingga pada basis ada tegangan DC ditambah tegangan dari sinyal input sehingga arus kolektor jadi lebih besar dan tegangan kolektor jadi lebih besar juga. Pada kolektor masih ada unsur DC dan arus bolak balik. Kemudian diteruskan dengan menggunakan kapasitor (DC diblok dan AC diteruskan). Jika input dan Ouput bentuknya sama maka disebut penguatan linier.
Sinyal termodulasi AM, sumbunya di tengah. Karena dari rangkaian tadi, jadi tegangan basisnya diatas 0,7 semuanya akan dikuatkan. Jika penguatanya sinyal besar, maka bagian atas akan terpotong. Namun jika penguatan sinyalnya kecil tidak terpotong seperti pada gambar. Pada penguatan sinyal kecil input dan outpunya sama. Maka pada kelas A hanya untuk penguatan sinyal kecil saja. Penguatan sinyal kecil pada kelas A saja yang bisa digunakan untuk sinyal termodulasi AM karena tidak menyebabkan cacat pada modulasi (linier).
Penguat Kelas B
Pada kelas B, tegangan basis dibuat 0,7 volt. Jadi RFC (induktor) dihubungkan dengan dioda, dimana dioda ini terbuat dari bahan dilicon yang memiliki tegangan 0,7 volt. Sedangkan basis dan emitor tegangannya juga 0,7 volt. Jadi dalam keadaan standby, tidak akan ada arus mengalir , arus basis tidak akan mengalir karena besarnya tegangan sama. Kalau pada input penguat diberi sinyal sehingga tegangannya lebih besar daripada 0,7. Maka arus basis akan mengalir. Jadi jika ada sinyal input maka ada arus basis, sehingga ada arus kolektor yang lebih besar dan sinyal outputnya akan lebih besar. Kemudian pada rangkaian terdapat kumparan atau disebut sebagai RFC (Radio Frequency Choke) yang menyalurkan arus DC tapi menghambat arus AC, jadi agar frekuensi tingginya tidak bocor ke power supply, dan diarahkan ke kapasitor. Kapasitor ini menyalurkan arus AC dan menghambat arus DC. Jadi output yang dihasilkan adalah AC.
Untuk sinyal carrier pada kelas B, tegangan pada sinyal input akan naik turun, yang dikuatkan oleh kolektor adalah yang diatas 0,7. Fase yang lebih besar dari 0,7 akan dialirkan arus basisnya sehingga terjadi perubahan arus pada kolektor. Perubahan arus pada kolektor menyatakan perubahan tegangan pada kolektor yang lebih besar Input dan output pada sinyal carrier kelas B berbeda (bukan penguat linier)
Penguat Kelas C
Pada kelas C, jika ada sinyal input yang besarnya diatas 0,7 volt, maka akan ada mengalir arus basis dan akan mengalir arus kolektor. Sehingga jika sinyal bolak balik disalurkan ke kolektor juga bolak-balik. Kemudian diteruskan olek kapasitor (AC yang keluar sebagai sinyal output).
Sinyal termodulasi AM, yang dikuatkan oleh transistor di kolektor adalah hanya diatasnya 0,7. Hanya ujungnya (pucuk) yang dikuatkan. Kelas C lebih efisien daripada kelas B, hanya saja untuk penguatan AM Kelas B dan Kelas C tidak bisa digunakan.
Koordinat Lokasi:-7.562358369670361, 112.65284114132142
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus1F/13/Karin Febri Absari/2041160088
BalasHapusPenguat Kelas A
Rangkaian penguat kelas A menggunakan transistor sebagai penguat. Penguat tabung elektron pada zaman dahulu, yang digunakan sekarang penguat transistor. Penguat ransistor itu ada 2 macam menurut bahannya, yaitu dari silikon dan germanium. Yang banyak beredar di pasaran adalah transistor silikon, sedangkan germanium jarang diproduksi. Ciri khas transistor silikon mempunyai tegangan antara basis dan emitor pada saat operasional 0,7 V, sedangkan germanium 0,2 V. Transistor mempunyai 3 kaki, kaki ini adalah kaki kolektor, kaki basis, kaki emitor. Kalau dirangkai ada tegangan yang memberi tegangan pada basis disebut R bias. Pada basis pembagian tegangan tujuannya untuk memberikan arus basis, sehingga akan mengalir arus basis antara basis dan emitor. Jika mengalir arus basis maka akan mengalir pula arus kolektor seperti pada gambar. Semua menuju ke ground. Arus mengalir melalui R bias terus menuju ke ground. Karena tegangan disini syaratnya harus lebih tinggi dari tegangan emitor + 0,7. Kalau lebih tinggi, maka akan mengalir arus dari basis ke emitor sehingga akan mengalir arus kolektor. Besar arusnya sama dengan arus konstanta atau beta DC atau HFE yang mana besarnya konstan. Misalkan arus sebesar 100 maka arus konstanta juga 100. Karena arus kolektor cukup besar dibanding basis, sehingga tegangan di kolektor menjadi lebih besar. VB = VE + VB-E
Penguat Kelas B
Tegangan basis dibuat 0,7 sehingga dalam keadaan standby tidak akan ada arus yang mengalir atau arus basis tidak akan mengalir. Karena tingginya sama, besarnya tegangan juga sama. Tidak ada arus mengalir dari satu titik ke titik yang lain. Kalau nanti kita beri sinyal di input ini sehingga tegangan lebih besar di sini daripada 0,7 maka mengalir arus basis sehingga ada arus kolektor yang lebih besar dan sehingga sinyal pun menjadi lebih besar. Disini juga terdapat kumparan yang disebut RFC (Radio Frequency Choke), menyalurkan arus DC tetapi menghambat arus AC frekuensi tinggi.
Penguat Kelas C
Langsung dari sini lewat kumparan, serta tegangan disini 0 V dalam keadaan standby atau tidak ada input. Jika ada sinyal input besarnya diatas 0,7 V maka akan mengalir arus basis dan arus kolektor.
Koordinat Lokasi : -8.1107828, 112.7332700
1EJTD/07/Daffa Novian Atmaja/2041160001
BalasHapusPenguat Kelas A
Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang
terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada
bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur
berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama
sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu 07 sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
7°49'16.4"S 111°59'44.5"E
1E/24/Yayang Uyunurrohma/2041160046
BalasHapusPenguat kelas A
Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang
terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada
bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur
berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama
sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal
frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus1E/05/Anisa Yakhtarina Dewanti/2041160142
BalasHapusPada penguat kelas A seluruh daur masukkan dikuatkan sehingga ouputnya merupakan salinan yang diperbesar amplitudonya. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat kelas A ini tidak terlalu efisien digunakan, karena dengan efisiensi maksimum 50% bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang
terjadi juga kecil. Dalam penguat Kelas A, rangkaian selalu menghantar dan beroperasi pada bagian yang liniear pada lengkungan karakteristik penguat karena unsur penguatnya diberi prategangan. Penyebab dari efisien yang rendah adalah penguat kelas a ini selalu menghantar dan beroperasi meskipun tidak ada masukkan sehingga terdapat daya yang terbuang.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur
berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu dan daya tidak terbuang. Penguat Kelas B tunggal jarang digunakan, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul. jika tidak ada input maka kelas b tidak ada tegangannya.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Input basis dalam penguat C lebih renggang kelas C hanya diambil ujungnya dan hasilnya lebih tinggi, dan hasilnya cacat pada carrier, namun cacat pada carrier tidak bermasalah. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF. Cacat yang terjadi dapat dikurangin dengan menggunakan beban pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya.
8°05'32.8"S 112°10'17.2"E
1F/01/ADITHYA QURBA ARISSAPUTRA/2041160070
BalasHapusPenguat Carrier dan Sistem Modulasi,
Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang
terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada
bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur
berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama
sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal
frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
1F/ADITHYA QURBA ARISSAPUTRA/2041160070
HapusTAMBAHAN
1D/09/DIVIA CAHAYA SALSA/2041160034
Bila terjadi modulasi, maka amplitudo sinyal Termodulasi berubah sesuai perubahan amplitudo sinyal pemodulasinya. Indeks modulasi berharga antara 0 sampai 1dan sering disebut presentase modulasi.
Dalam modulasi AM, seberapa esarnya carrier termodulasi disebut sebagai presentase modulasi (derajat modulasi). Saat amplitudo (peak to peak) sinyal permodulasi sama dengan amplitudo dari unmodulated carrier, maka dikatakan termodulasi 100%.
Sinyal AM mengandung komponen sinyal pembawa dan komponen sinyal sideband sehingga mengandung daya yang lebih banyak.
Pembangkitan sinyal AM secara prinsip dipisah menjadi dua, pertama pemancar AM dan kedua pembangkit sinyal AM yang dibuat di labolaturium. Pemancar AM akan membangkitkan sinyal AM dengan daya besar, sehingga faktor efisiensi menjadi penting. Sedangkan pembangkit AM dilabolaturium memerlikan daya kecil dan kesederhanaan rangkaian menjadi lebih penting
dibandingkan dengan faktor efisiensi.
Untuk membangkitkan sinyal AM secara prinsip hanya perlu untuk mengoperasikan sederetan pulsa-pulsa arus. Deretan arus tersebut dihasilkan oleh sebuah penguat kelas C yang sebanding dengan tegangan sinyal pemodulasinya. Setiap pulsa akan mengoperasikan timbulnya satu dumped oscilation pada rangkaian tuning. Osilasi yang terjadi memiliki amplitudo awal yang sebanding dengan bentuk pulsa arus dan satu laju kelandaian yang tergantung pada waktu
konstan rangkaian tuningnya.
1F/06/Bayu Mahastra Satria/2041160064
BalasHapusPenguat kelas A
Untuk penguat kelas A waktu gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan , pada rangkaian transistor terdapat 3 kaki yaitu kollektor basis dan emitor yang dimana diberi tegangan catu daya sebesar contoh 12 V mengalir dari positif menuju ke negative lalu menuju ke ground, transistor memiliki dua jenis NPN dan BJT, sebelum arus melewati basis terdapat 2 resistor yang letaknya disamping kiri, yang dimana berfungsi sebagai pembagi arus yang lewat . Transistor mmiliki sifat antara basis dan emitor memiliki tegangan 0, 7 V untuk bahan silicon, pada tegangan basis harus diatas 0,7 volt atau tegangannya harus lebih besar daripada emitor, agar dapat disalurkan ke emitor dari basis, dimana tegangan pada basis harus lebih dari 0,7 volt dan dan arusnya harus 0. Pada waktu proses sinyal gelombang yang dari catu daya masuk melewati capasitor yang kemudian di filtering agar tegangngan DC tidak melewatinya, kemudian gelombang input diperkuat oleh basis dengan gelombang harus berada diatas 0,7, pada kolektor gelombang tersebut diperkuat lagi dan akhirnya pada waktu dikeluarkan terdapat gelombang input dan output yang sama.oleh karena itu Untuk modulasi AM hanya diperbolehkan menggunakan penguat kelas A yang dimana sinyal yang diberikan kecil agar tidak rusak
Penguat Kelas B
Pada penguat kelas B dimana diganti oleh diode sebagai pengganti dari resistor yang terletak di kiri bawah , pada jalur kolektor diberi konduktor, pada penguat kelas B terdapat RFC (Radio Frequency Chock) yang diamana fungsinya untuk menghambat frequensi radio, yang mengabitkan tegangngan pada diode sama dengan tegangan pada basis emitor, yang dimana jika lebih dari 0,7 baru mengalir arus basis nya, kemudian input diberi tegangan AC yang melewati kapasitor lalu naik menjadi diatas 0,7, ketika diatas 0,7 diperkuat oleh arus kolektor, kemudian diletakkan oleh kapasitor dan turun sedikit , jika tidak ada input maka penguat kelas B tidak aka nada tegangan nya. Penguat Kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada Penguat Kelas A. Letak titik kerja berada di ujung kurva karakteristik sehingga hanya menguatkan setengah input gelombang atau 180° gelombang. Karena hanya melakukan penguatan setengah gelombang dan menonaktifkan setengah gelombang lainnya, Penguat Kelas B ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penguat kelas A. Secara teoritis, Penguatan atau Amplifier kelas B ini memiliki efisiensi sebesar 75%. Kelemahan pada Penguat Kelas B ini adalah terjadinya distorsi cross-over.
Penguat Kelas C
Rangkaian pada kelas C aslinya mirip sama rangkaian dari kelas B yang membedakan hanya saja pada dioda digantikan induktor pada kelas C, yang dimana menyebabkan arus dan tegangan yang melewati basis 0 karena tertahan, pada proses nya gelombang input masuk dan melewati basis yang dimana pada basis hanya pucuk gelombangnya yang diambil, lalu gelombang melewati kolektor dengan proses memperkuat gelombang pucuk tadi dan akhirnya output pada kelas C memiliki keregangan yang mirip dengan kelas B. Amplifier atau Penguat Kelas C ini menguatkan sinyal input kurang dari setengah gelombang (kurang dari 180°) sehingga distorsi pada Outputnya menjadi sangat tinggi. Namun Efisiensi daya pada penguat kelas C ini sangat baik yaitu dapat mencapai efisiensi daya hingga 90%. Penguat Kelas C ini sering digunakan pada aplikasi khusus seperti Penguat pada pemancar Frekuensi Radio dan alat-alat komunikasi lainnya
-7.975993,112.643823
1C/02/Ade Dwi Arya/2041160002
BalasHapusPenguat kelas A
Penguat kelas A waktu gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan , pada rangkaian transistor terdapat 3 kaki yaitu kollektor basis dan emitor yang dimana diberi tegangan catu daya sebesar contoh 12 V mengalir dari positif menuju ke negative lalu menuju ke ground, transistor memiliki dua jenis NPN dan BJT, sebelum arus melewati basis terdapat 2 resistor yang letaknya disamping kiri, yang dimana berfungsi sebagai pembagi arus yang lewat . Transistor mmiliki sifat antara basis dan emitor memiliki tegangan 0, 7 V untuk bahan silicon, pada tegangan basis harus diatas 0,7 volt atau tegangannya harus lebih besar daripada emitor, agar dapat disalurkan ke emitor dari basis, dimana tegangan pada basis harus lebih dari 0,7 volt dan dan arusnya harus 0. Pada waktu proses sinyal gelombang yang dari catu daya masuk melewati capasitor yang kemudian di filtering agar tegangngan DC tidak melewatinya, kemudian gelombang input diperkuat oleh basis dengan gelombang harus berada diatas 0,7, pada kolektor gelombang tersebut diperkuat lagi dan akhirnya pada waktu dikeluarkan terdapat gelombang input dan output yang sama.oleh karena itu Untuk modulasi AM hanya diperbolehkan menggunakan penguat kelas A yang dimana sinyal yang diberikan kecil agar tidak rusak
Penguat Kelas B
Pada penguat kelas B dimana diganti oleh diode sebagai pengganti dari resistor yang terletak di kiri bawah , pada jalur kolektor diberi konduktor, pada penguat kelas B terdapat RFC (Radio Frequency Chock) yang diamana fungsinya untuk menghambat frequensi radio, yang mengabitkan tegangngan pada diode sama dengan tegangan pada basis emitor, yang dimana jika lebih dari 0,7 baru mengalir arus basis nya, kemudian input diberi tegangan AC yang melewati kapasitor lalu naik menjadi diatas 0,7, ketika diatas 0,7 diperkuat oleh arus kolektor, kemudian diletakkan oleh kapasitor dan turun sedikit , jika tidak ada input maka penguat kelas B tidak aka nada tegangan nya. Penguat Kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada Penguat Kelas A. Letak titik kerja berada di ujung kurva karakteristik sehingga hanya menguatkan setengah input gelombang atau 180° gelombang. Karena hanya melakukan penguatan setengah gelombang dan menonaktifkan setengah gelombang lainnya, Penguat Kelas B ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penguat kelas A. Secara teoritis, Penguatan atau Amplifier kelas B ini memiliki efisiensi sebesar 75%. Kelemahan pada Penguat Kelas B ini adalah terjadinya distorsi cross-over.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
-7.945493, 112.616430
Tambahan penjelasan penguatan modulasi dibagi menjadi 3 yaitu penguat A,B,C dimana setiap penguat memiliki perbedaan diantara yg lain penguat kelas A menguatkan seluruh daurnya biasanya dan ini merupakan salinan asli yang di perbesar amplitudonnya,penguat kelas A ini digunakan penguat kecil,penguat ini tidak terlalu diefisenkan,diefesienkan 50%.Penguat B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur
Hapusberikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama
sekali pada saat itu.
Dan pada penguat C efiesiensinya mencapai 90% karena sangat efiesien maka penguat C dipakai pada pemancar frekuensi radio dan alat komunikasi yang lainnya
1C/14/Firmansyah Hifsony/2041160014 ⠀
BalasHapus⠀
Penguat Carrier dan Sistem Modulasi
*Penguat Kelas A⠀
Rangkaian Penguat Kelas A memiliki gelombang input dan outputnya konstan atau sama, untuk rangkain transistor dimana transistornya sendiri memiliki 3 kaki yaitu basis, colector, dan emitor. di atas colector di kasih catu daya sehingga transistor diberikan tegangan dan aluran arus, arus akan melewati colector dan basis, dan akan keluar melewati emitor menuju ke ground.Transistor memiliki 2 jenis yaitu NPN dan PNP sebagai pembagi tegangan.⠀
Transistor memiliki karakteristik tegangan yaitu Vbasis dan Vemitor nilainya selalu 0.7V, ⠀
Apabila transistor tersebut dialiri oleh arus maka akan ada tegangan emitor dan tegangan basis, dimana tegangan basis lebih tinggi dibandingkan tegangangn emitor. dari pernyataan tersebut maka di peroleh VB=VE+VB(0,7), apabila tegangan basis masuk lebih besar dari VE+VB-E(0,7) makan akan ada arus basis yang mengalir ke emitor.⠀
Kalau dilihat dari pengenguat AC di kelas A ada input penguat dan output penguaat. dari input penguat masuk ke basis lalu ke kolektor hingga output penguat, input dari penguat penguat merupakan gelombang sinus.⠀
⠀
*Penguat kelas B⠀
Pada rangkaian Penguat Kelas B terdapat dioda sebagai pengganti resistor dipenguat kelas A,tegangan diujung diode bernilai 0,7V, Pada input diberi tegangan AC melewati kapasitor ssehingga tegangan akan naik diatas 0,7V, tegangan di atas 0,7V diperkuat oleh arus colector kemudian dilewatkan kapasitor, Apabila tidak ada input pada kelas B maka tidak ada tegangan yang mengalir⠀
⠀
*Penguat Kelas C⠀
Pada kelas C ini terdapat resistor dan induktor, disini tegangan tegangan yang melewati basis tida ada atau 0 karena tertahan, pada prosesnya gelombang input masuk melewati basis yang dimana basis yang diperkuat hanya pucuknya saja, sehingga disini gelombang akan terbentuk renggang (tidak rapat).disini kelas C lebih renggan daripada kelas B
Koordinat lokasi : -7.945491400039491, 112.6165624280696
1C/18/M Fadli Kurniawan/2041160017
BalasHapusPenguat kelas A
waktu gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan,pada rangkaiantransistor terdapat 3 kaki yaitu kollektor basis dan emitor.trasnsistor memiliki dua jenis NPN dan BJT ,Trasnsistor memiliki sifat antara basisi dan emitor memiliki tegangan 0,7 v untuk bahan silikon.pada waktu proses sinyal gelombang yang dari catu daya masuk melewati capasitor yang kemudian di filtering agar tegangan DC tidak melewatinya.
penguat kelas B
diganti oleh diode sebagai penggati dari resistor yang terletak di kiri bawah ,pada penguat kelas B terdapat RFC yang dimana fungsinya untuk menghambat radio,Penguat kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada penguat kelas A.Letak titik kerja berada di ujung kurva karakteristik sehingga hanya enguatkan setengah input gelombang Penguatan atau ampilfer kelas B ini memiliki efesiensi sebesar 75%,kelemahan pad penguat kelas B ini adalah terjadinya distorsi cross-over.
Penguat kelas C
menghatar kurang dari 50% sinyal masuk dan cacat keluarannya tinggi,tetapi efesiensinya dapat mencapai 90%
1CJTD/04/Ajeng Onnis Septiyani/2041160080
BalasHapusPenguat Carrier & Sistem Modulasi
Penguat kelas A:
Rangakain penguat menggunakan transistor sebagai penguat. Transistor ada 2 macam menurut penggunaanya yaitu dari
1.bahan silicon, Ciri khas silikon mempunyai tegangan antara basis dan emitornya ialah 0.7
2.bahan germanium, untuk germanium 0.2.
Yang banyak beredar di pasaran adalah Transistor dari silikon sedangkan germanium jarang digunakan.
Transistor memiliki 3 kaki yaitu kolektor, basis dan emitor. Pada basis, merupakan pembagian tegangan tujuannya untuk memberikan arus basis sehingga pada tegangan yang cukup akan mengalir arus basis dan emitor. Jika mengalir arus basis maka akan mengalir arus kolektor.
Karena tegangan harus lebih tinggi daripada tenganan emitor ditambah 0.7. kalau tegangan lebih tinggi maka akan mengalir arus dari basis ke emitor sehingga mengalir arus kolektor. Kalau arus kolektor cukup besar dibanding basis tegangan menjadi lebih besar.
Sinyal Carrier :
Urutannya input basis,kolektor, output. Input sinyal frekuensi radio kemudian masuk ke kaki basis yang lebih besar dari 0.7. sinyal input akan naik diatas 0.7. sehingga di basis ada tegangan DC ditambah tegangan dari sinyal input bolak balik sehingga arus collector jadi kebih besara dan tegangan kaki di kolektor lebih besar. Kemudian di kopring menggunakan kapasitor sehingga AC diteruskan.jika bentuk input output sama maka disebut penguatan linier.
Kelas B:
Pada kelas B tegangan basis dibuat 0.7. dioda menggunakan bahan silikon tegangannya 0.7 sedangkan basis dan emitor juga 0.7. jadi tegangan VB=0.7 v. Pada B arus basis tidak akan mengalir. Karena tingginya sama sama 0.7. Jika, diberikan sinyal di input maka tegangan lebih besar dari 0.7 maka akan ada aris basis sehingga akan ada arus kolektor yang kebih besar dan sinyal outputnya akan lebih besar. Pada B ada kumparan disebut sebagai choke.
Sinyal Carrier :
Input gelombang radio, melewati kapasitor. Kemudian ada dioda dan pasti 0.7. sumbu dimulai dari 0.7. perubahan tegangan pada sinyak input akan berbentuk nanik turun. Yang dikeluarkan oleh kolektor yaitu yang diatas 0.7. Input dan output bentuknya berbeda. Maka dari itu ini bukan penguat linier.
Kelas C :
Tegangan 0V kalau tidak ada input. Jika ada sinyal input besarnya diatas 0.7 maka akan ada mengalir arus basis dan mengalir arus kolektor. Sehingga sinyal boleh balik dan diteruskan oleh kapasitor.
Sinyal Carrier :
Induktor dengan tegangan 0 karena mengalirkan arus DC. Input, masuk. 0 ke bawah hilang karena di groundkan. Jadi hanya diatas yang diteruskan di basis. Diatas jika mencapai 0.7 maka yang akan menjadi arus basis sisa yang diatas ke emitor yang diatas akan diperkuat dengan dengan konstanta lewat induktor sehingva lebih besar tetapi ujungnya terpotong. Kemudian setelah dilewatkan AC maka sinyal input dan outputnya berbeda jauh sehingga disebut sinyal Carrier.
Modulasi FM :
Kelas A:
Untuk penguatan sinyal kecil : basis naik sebesar 0.7, dikuatkan di kolektor dan bentuknya sinus dan outputnya sama juga yaitu sinus.
Penguatan sinyal besar: Perbedannya di kolektor ujungnya terpotong karena penguatan sinyalnya terlalu besar sehingga ujungnya terpotong. Jika, dikuatkan lagi maka ujuangnya terpotong lagi. Tetapi sinyal ini tetep disebut penguat linier.
Kelas B:
Input FM termodulasi, di basis naik sebesar 0.7. yang dibawah dipotong dan hanya diatas yang dikuatkan. Tetapi sinyal ini tetep disebut penguat linier karena tidak menganggu modulasi.
Kelas C:
Inputnya dipotong 0.7V hanya yang diatas yang diperkuat.Tetapi sinyal ini tetep disebut penguat linier karena tidak menganggu modulasi.
Koordinat Lokasi : -7.9666377,112.64600842
1C/10/Dytto Ardjiono
BalasHapusPENGUAT CARRIER dan SISTEM MODULASI
> Penguat A
mengguankan transistor sbg penguat, ada 2 macam yang jadul dan yg sekarang, transistor ada 2 macam yang terbuat dari silikon dan germanium bahan silikon banyak di produksi, silokon punya ciri khas antara basis dan emitornya 0,7 volt, germanium 0,2 volt, kita bahas silikon krn banyak digunakan, transis tor ada 3 kaki, kolektor, basis, emitor. Ada catu daya diatas kolektor sehingga transistor diberikan tegangan dan saluran arus, yang dimana akan melewati kolektor dan basis, dan akan keluar melewati emitor menuju ke ground
> Penguat kelas B
Pada rangkaian penguat kelas B terdapat dioda sbg resistor diprnguat kelas A, tengan diujing dioda 0,7V, pada input diberi tegangan AC melewati kapasitor sehingga tengaggangan akan naik diatas 0,7V, tegangan diatas 0,7V diperkuat oleh arus kolektor kemudian dilewatkan kapasitor, Apabila tidak ada input pada kelas B maka tidak ada tegangan mengalir
Pengaut C
ada resistor dan induktor, disisni tegangan yg melewati basis tidak ada atau 0 karena tertahan, proses input gelombang input masuk melewati basis yang diperkuat hanya pucuk nya saja, sehinnga akan berbentuk renggang.
kordinat lokasi : -7.4567405,112.5966973,15
1C/03/ADITYA VERDIANDA YAQUB/2041160013
BalasHapusKoordinat Lokasi :-7.926388,112.042165
Penguat Kelas A
Pada penguat kelas A terdapat 2 Resistor yang disebut RB yabg digunakan sebagai pembagi tegangan, tujuannya untuk memberi tegangan pada Basis sehingga akan terdapat Arus Basis yang mengalir ke Emitor. Jika terdapat arus basis maka juga akan mengalir arus collector. Arus yang mengalir dari basis akan menuju ke emitor dan juga arus kolektor akan menuju ke emitor karena terdapat ground di bawah emitor. Tegangan basis harus lebih tinggi dibanding tegangan di Emitor di tambah 0.7 sehingga akan mengalir arus basis karena perbedaan tegangan. Arus kolektor merupakan sebuah konstanta yang disebut betadc. Besar tegangan pada basis merupakan besar tegangan basis di tembah dengan besar tegangan basis ke emitor. Pada penguat kelas A sinyal carrier masuk ke kaki basis besarnya lebih dari 0.7 V. Sehingga pada basis akan ada tegangan DC di tambah Tegangan input sehingga arus kolektor jadi lebih besar. Kemudian arus tersebut di kopling menggunakan kapasitor sehingga arus DC akan di blok dan arus AC akan diteruskan. Hanya penguat kelas A saja yang dapat digunakan untuk menguatkan sinyal termodulasi AM karena ujung2 gelombang nya tidak terpotong seperti pada penguat kelas B maupun Kelas C
Penguat kelas B
Pada penguat kelas B tegangan Basis dibuat 0.7. Pada rangakaian ini tidak dipakai Rb namun digunakan dioda yang mempunyai tegangan 0.7. Sehingga VBE=0.7. Jadi dalam keadaan stand by tidak ada arus yang mengalir karena besarnya tegangan sama yaitu 0.7. Namun bila diberi sinyal input maka akan mengalir arus. Pada penguat kelas B sinyal carrier melewati kapasitor. Karena ada dioda maka VB = 0.7 V dan VBE = 0.7 V. Perubahan tegangan input yabg dikuatkan oleh emitor yaitu tegangan di atas 0.7 V. Karena di atas 0.7 V maka akan mengalir arus Basis. Sehingga gelombangnya terpotong yang menyebabkan tegangan input dan output menjadi berbeda dan bukan penguat linier.
Penguat kelas C
Pada penguat kelas C tegangan langsung melewati kumparan. Sehingga dalam keadaan stand by tegangannya akan 0. Namun jika ada tegangan input di ata 0.7 V maka akan ada arus Basis dan arus kolektor. Pada penguat ini tegangan yang masuk merupakan tegangan yang besarnya di atas 0. Namun hanya gelombang yang di atas 0.7 V yang diteruskan sehingga ujung gelombang akan terpotong dan kemudian dikuatkan oleh emitor.
Pada penguatan sinyal termodulasi FM semua penguat kelas A, kelas B maupun kelas C dapat digunakan karena walaupun gelombangnya terpotong tegangan input dan outputnya tidak sama modulasinya tidak akan terganggu karena yang digunakan modulasi frekuensi sehingga rapat renggangnya tetap
1C/21/Rizky/2041160134
BalasHapusPenguat Kelas A memiliki input dan outputan yang sama serta memiliki 3 kaki yaitu kolektor, basis, dan emitor. Penguat ini juga banyak diedar di pasaran dengan menggunakan bahan silikon. Penguat ini memiliki ciri khusus yaitu memiliki tegangan sekitar 0,7 V. Pada basis rangkaian terdapat pembagian tegangan yang bertujuan untuk memberikan arus basis sehingga jika tegangannya berada pada tegangan yang cukup akan mengalir arus basis.
Penguat Kelas B tegangan basisnya dibuat 0,7V dimana diodenya dibuat dari bahan silikon. Arus dalam Penguat Kelas B akan bernilai 0 karena telah dialiri oleh tegangan. Tetapi jika dialiri sinyal input maka akan ada arus yang basis yang masuk. Kumparan RFC menyalurkan arus DC dan menghambat arus AC agar tak bocor ke power supply dan diarkahkan kapasitor dan kapasitor tersebut akan menghambat arus DC.
Penguat Kelas C tegangan dalam penguat ini bernilai 0 karena langsung melewati kumparan. Jika ada sinyal input besarnya diatas 0,7 maka akan ada mengalir arus basis serta arus kolektornya.
Koordinat : 1.397533,125.021058
1C/15/Fitri Irianti/2041160165
BalasHapusPenguat Kelas A
Ciri dari Kelas A adalah bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan (gelombang yang dimodulasi utuh semuanya) dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen dc nya. Dalam rangkaiannya, terdapat transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Di bagian atas Resistor yang mempunyai arus Ic diberi tegangan 1 sebesar 12 volt yang mengalir arus dari kutub positif mengalir ke resistor kemudian menuju kutub negative negative (ground). Transistor itu sendiri mempunyai 2 jenis yaitu NPN dan PNP. Ciri dari NPN yaitu mempunyai panah yang mengarah ke keluar. Transistor ini mempunyai karakteristik yaitu tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 Volt dengan syarat bahan pembuat dari silicon. Proses dari penguat Kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui kaki input penguat lalu menyeberangi kapasitor. Terdapat Tegangan DC dari nol Volt yang terbagi beberapa volt. Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor+0,7 V yang menyebabkan terjadinya arus emitor.
Penguat kelas B
Pada penguat kelas B tegangan Basis dibuat 0.7. Pada rangakaian ini tidak dipakai Rb namun digunakan dioda yang mempunyai tegangan 0.7. Sehingga VBE=0.7. Jadi dalam keadaan stand by tidak ada arus yang mengalir karena besarnya tegangan sama yaitu 0.7. Namun bila diberi sinyal input maka akan mengalir arus. Pada penguat kelas B sinyal carrier melewati kapasitor. Karena ada dioda maka VB = 0.7 V dan VBE = 0.7 V. Perubahan tegangan input yabg dikuatkan oleh emitor yaitu tegangan di atas 0.7 V. Karena di atas 0.7 V maka akan mengalir arus Basis. Sehingga gelombangnya terpotong yang menyebabkan tegangan input dan output menjadi berbeda dan bukan penguat linier.
Penguat kelas C
Tegangan 0V kalau tidak ada input. Jika ada sinyal input besarnya diatas 0.7 maka akan ada mengalir arus basis dan mengalir arus kolektor. Sehingga sinyal boleh balik dan diteruskan oleh kapasitor.
Sinyal Carrier :
Induktor dengan tegangan 0 karena mengalirkan arus DC. Input, masuk. 0 ke bawah hilang karena di groundkan. Jadi hanya diatas yang diteruskan di basis. Diatas jika mencapai 0.7 maka yang akan menjadi arus basis sisa yang diatas ke emitor yang diatas akan diperkuat dengan dengan konstanta lewat induktor sehingva lebih besar tetapi ujungnya terpotong. Kemudian setelah dilewatkan AC maka sinyal input dan outputnya berbeda jauh sehingga disebut sinyal Carrier.
Modulasi FM :
Kelas A:
Untuk penguatan sinyal kecil : basis naik sebesar 0.7, dikuatkan di kolektor dan bentuknya sinus dan outputnya sama juga yaitu sinus.
Penguatan sinyal besar: Perbedannya di kolektor ujungnya terpotong karena penguatan sinyalnya terlalu besar sehingga ujungnya terpotong. Jika, dikuatkan lagi maka ujuangnya terpotong lagi. Tetapi sinyal ini tetep disebut penguat linier.
Kelas B:
Input FM termodulasi, di basis naik sebesar 0.7. yang dibawah dipotong dan hanya diatas yang dikuatkan. Tetapi sinyal ini tetep disebut penguat linier karena tidak menganggu modulasi.
Kelas C:
Inputnya dipotong 0.7V hanya yang diatas yang diperkuat.Tetapi sinyal ini tetep disebut penguat linier karena tidak menganggu modulasi.
Koordinat lokasi : -2.342044,139.593815
1B/04/Antonius/2041160077
BalasHapusa. Rangkaian pada kelas A
Sinyal input dengan tegangan sebesar 0,7 di inputkan ke R basis bertujuan untuk memberikan arus pada basis, dan arus mengalir pada basis dan emitor lalu pada arus kolektor dari VCC langsung ke ground dengan tegangan yang sama yaitu 0,7 besarnya konstan.
b. Rangkaian pada kelas B
Sinyal di inputkan dengan tegangan sebesar 0,7 pada tegangan basis serta di hubungkan langsung ke diode, serta basis dan emitor juga sebesar 0,7 sehingga tidak ada arus yang mengalir karena tinggi dan besar nya sama sebesar, lalu akan ada arus serta kumparan yang menyalurkan langsung ke DC sehingga dapat mengarahkan ke kapasitor.
c. Rangkaian pada kelas C
Proses nya langsung lewat kumparan dengan tegangan sebesar 0 volt , tidak ada input jika ada input tegangan nya harus di atas 0,7 yang akan mengalir pada arus basis dan arus kolektor dan keluar sebagai tegangan output.
Sinyal carrier
a. Kelas A
Sinyal frekuensi radio kemudian masuk ke dalam kaki basis dengan tegangan lebih besar dari 0,7 tergantung besaran emitor, sehingga di tegangan DC ditambahkan tegangan input menjadi lebih besar di kaki kolektor dengan arus bolak balik, lalu di koplingkan di kapasitor kemudian arus AC di teruskan ke output, jadi input dan outputnya bentuknya sama disebut dengan penguat linear
b. Kelas B
Inputnya sama yaitu sinyal frekuensi radio, input masuk melewati kapasitor kemudian masuk ke Diode dengan 0,7 secara konstan, perubahan sinyal naik turun yang dikuatkan oleh emitor sebesar 0,7 sehingga menjadi perubahan arus pada kolektor karena lebih besar dari 0,7. Jadi input dan outputnya berbeda sehingga bukan penguat linear
c. Kelas C
Tegangan pada inductor sebesar 0 volt karena cuman kawat yang di gulungkan, input masuk ke basis sebesar 0 volt hilang karena di groundkan, jika diatas 0,7 akan tetap ada, yang akan menjadi arus basis hanya kepala emitor karena dibawah 0,7 hanya pada ujungnya yang di potong di kolektor kemudian di lewatkan ke AC.
Sinyal termodulasi AM
a. Kelas A
Sinyal sudah termodulasi dan dikuatkan secara AM, sumbunya di tengah dengan basis di atas 0,7 jika penguat lebih besar akan otomatis ke potong di kolektor. Jadi sinyal pada kelas A hanya untuk sinyal kecil saja
b. Kelas B
Sama seperti di kelas A hanya saja tegangan di atas 0,7 akan naik di diode terpotong karena melebihi 0,7. Jadi sinyal pada kelas B tidak bisa di gunakan oleh sinyal kecil
c. Kelas C
Input sama termodulasi, di inputkan di atas kaki basis dengan tegangan harus di atas 0,7 yang dikuatkan pada kolektor hanya pada pucuknya saja. Jadi perbedaan antara kelas B dan kelas C ada pada rapat dan renggang nya sinyal.
Sinyal termodulasi FM
a. Kelas A
Untuk penguat kelas kecil
Di atas 0,7 dikuatkan di kolektor dengan bentuk sinus di output juga sinus di input
Kemudian masuk ke kaki basis lalu di kolektor di potong karena output dan inputnya tidak sama karena ujung nya terpotong.
b. Kelas B
Input termodulasi FM di kaki basis naik ke kolektor kemudian input dan outputnya tidak sama tetapi masih di sebut penguat linear
c. Kelas C
Sama seperti yang lain hanya saja input yang di atas 0,7 sehingga output dan inputnya disebut linear karena normal rapat renggang nya sinyal kemudian bisa diterima oleh pendengar dengan baik
Koordinat lokasi :
-7,987411, 112,671305
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus1B/11/KUSUMA DEWI PUSPITASARI/2041160006
BalasHapusPenguat Kelas A
Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Ciri dari Kelas A yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan (gelombang yang dimodulasi utuh semuanya) dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen dc nya. . Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Pada kelas A Dalam rangkaiannya, terdapat transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Di bagian atas Resistor yang mempunyai arus Ic diberi tegangan 1 sebesar 12 volt yang mengalir arus dari kutub positif mengalir ke resistor kemudian menuju kutub negative negative (ground). Transistor itu sendiri mempunyai 2 jenis yaitu NPN dan PNP. Ciri dari NPN yaitu mempunyai panah yang mengarah ke keluar. Transistor ini mempunyai karakteristik yaitu tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 Volt dengan syarat bahan pembuat dari silicon. Proses dari penguat Kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui kaki input penguat lalu menyeberangi kapasitor. Terdapat Tegangan DC dari nol Volt yang terbagi beberapa volt. Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor+0,7V yang menyebabkan terjadinya arus emitor.
Penguat Kelas B.
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu.
Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Ciri dari kelas B yaitu kelas B tidak mempunyai inputan dan rangkaiannya terdapat diode penyearah dan mempunyai efisiensi lebih tinggi dari kelas A. Tegangan pada ujung diode sama dengan tegangan basis dan emitor yaitu 0,7 volt yang menyebabkan tidak ada arus basis. Jika melebihi 0,7 volt akan diperkuat oleh arus collector dan menyebabkan tegangan collector semakin besar. Gelombang pada kelas B hanya setengahnya yang diperkuat. Penguat kelas B juga mempunyai transistor sama halnya dengan kelas A yang membantu arus dari kutub positive menuju negative. Dan kemudian frekuensi radio menyebarangi kapasitor dan keluar dari kaki output penguat.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Kordinat : -7,5404245, 111,6609826
1B/17/NADIA ALIFIAN/2041160131
BalasHapusAda 3 macam penguatan yang umum digunakan
Penguat kelas A
Penguat kelas B
Penguat kelas C
Kelas A
Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang
terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada
bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat.VB = VE + VBE, dengan nilai VBE=0,7 volt.
Penguat kelas B
menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C adalah dalam pemancar RF, cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu.Tegangan basis kelas C hanya melewati induktor saja, tegangannya disebut RFC (Radio Frequency Choke) untuk menghambat frekuensi radio. Arus DC akan masuk namun arus AC akan dihambat, sehingga arus AC akan masuk ke basis. Karena nilai tegangan keduanya ialah nol, maka setelah 0,7 volt ada arus basis yang akan diperkuat oleh transistor. Penguat kelas C menghantarkan sekitar kurang dari 50% sinyal masukan dan sinyal yang cacat keluarannya tinggi, namun efisiennya dapat mencapai 90%.
(-7.8914353, 112.6700789)
1B/05/Aqshal Putera/2041160161
BalasHapusA. Rangkaian pada kelas A
Sinyal input dengan tegangan sebesar 0,7 di inputkan ke R basis bertujuan untuk memberikan arus pada basis, dan arus mengalir pada basis dan emitor lalu pada arus kolektor dari VCC langsung ke ground dengan tegangan yang sama yaitu 0,7 besarnya konstan.
B. Rangkaian pada kelas B
Sinyal di inputkan dengan tegangan sebesar 0,7 pada tegangan basis serta di hubungkan langsung ke diode, serta basis dan emitor juga sebesar 0,7 sehingga tidak ada arus yang mengalir karena tinggi dan besar nya sama sebesar, lalu akan ada arus serta kumparan yang menyalurkan langsung ke DC sehingga dapat mengarahkan ke kapasitor.
C. Rangkaian pada kelas C
Proses nya langsung lewat kumparan dengan tegangan sebesar 0 volt , tidak ada input jika ada input tegangan nya harus di atas 0,7 yang akan mengalir pada arus basis dan arus kolektor dan keluar sebagai tegangan output.
Sinyal carrier
a. Kelas A
Sinyal frekuensi radio kemudian masuk ke dalam kaki basis dengan tegangan lebih besar dari 0,7 tergantung besaran emitor, sehingga di tegangan DC ditambahkan tegangan input menjadi lebih besar di kaki kolektor dengan arus bolak balik, lalu di koplingkan di kapasitor kemudian arus AC di teruskan ke output, jadi input dan outputnya bentuknya sama disebut dengan penguat linear
b. Kelas B
Inputnya sama yaitu sinyal frekuensi radio, input masuk melewati kapasitor kemudian masuk ke Diode dengan 0,7 secara konstan, perubahan sinyal naik turun yang dikuatkan oleh emitor sebesar 0,7 sehingga menjadi perubahan arus pada kolektor karena lebih besar dari 0,7. Jadi input dan outputnya berbeda sehingga bukan penguat linear
c. Kelas C
Tegangan pada inductor sebesar 0 volt karena cuman kawat yang di gulungkan, input masuk ke basis sebesar 0 volt hilang karena di groundkan, jika diatas 0,7 akan tetap ada, yang akan menjadi arus basis hanya kepala emitor karena dibawah 0,7 hanya pada ujungnya yang di potong di kolektor kemudian di lewatkan ke AC.
Sinyal termodulasi AM
a. Kelas A
Sinyal sudah termodulasi dan dikuatkan secara AM, sumbunya di tengah dengan basis di atas 0,7 jika penguat lebih besar akan otomatis ke potong di kolektor. Jadi sinyal pada kelas A hanya untuk sinyal kecil saja
b. Kelas B
Sama seperti di kelas A hanya saja tegangan di atas 0,7 akan naik di diode terpotong karena melebihi 0,7. Jadi sinyal pada kelas B tidak bisa di gunakan oleh sinyal kecil
c. Kelas C
Input sama termodulasi, di inputkan di atas kaki basis dengan tegangan harus di atas 0,7 yang dikuatkan pada kolektor hanya pada pucuknya saja. Jadi perbedaan antara kelas B dan kelas C ada pada rapat dan renggang nya sinyal.
Sinyal termodulasi FM
a. Kelas A
Untuk penguat kelas kecil
Di atas 0,7 dikuatkan di kolektor dengan bentuk sinus di output juga sinus di input
Kemudian masuk ke kaki basis lalu di kolektor di potong karena output dan inputnya tidak sama karena ujung nya terpotong.
b. Kelas B
Input termodulasi FM di kaki basis naik ke kolektor kemudian input dan outputnya tidak sama tetapi masih di sebut penguat linear
c. Kelas C
Sama seperti yang lain hanya saja input yang di atas 0,7 sehingga output dan inputnya disebut linear karena normal rapat renggang nya sinyal kemudian bisa diterima oleh pendengar dengan baik
Koordinat : -7.5445238,112.2222507
1B/20/Raihandito Setyaki Kenasteka/2041160164
BalasHapusKoordinat Lokasi: 7°55'26.2"S 112°39'20.2"E
Penguat(Amplifier) ada 3 kelas, yaitu kelas A, B, C
Amplifier Kelas A adalah jenis penguat atau amplifier yang paling umum karena desainnya yang sederhana. Penguat kelas A adalah kelas terbaik dari penguat terutama karena tingkat distorsi sinyal rendah dan mungkin terdengar terbaik dari semua kelas penguat yang disebutkan di sini.Penguat kelas A memiliki linieritas tertinggi di atas kelas penguat lainnya dan karena itu beroperasi di bagian linier kurva karakteristik.
Umumnya penguat kelas A menggunakan transistor tunggal yang sama (Bipolar, FET, MOSFET, dll) yang terhubung dalam konfigurasi common emitter untuk kedua bagian gelombang dengan transistor selalu memiliki arus yang mengalir melalui itu, bahkan jika tidak memiliki sinyal dasar.Ini berarti bahwa tahap output apakah menggunakan perangkat Bipolar, MOSFET atau IGBT, tidak pernah didorong sepenuhnya ke daerah cut-off atau saturasi tetapi sebaliknya memiliki titik-biasing base titik-Q di tengah garis bebannya. Kemudian transistor tidak pernah mematikan "OFF" yang merupakan salah satu kelemahan utamanya. Sedangkan, Amplifier Kelas B diciptakan sebagai solusi untuk masalah efisiensi dan pemanasan yang terkait dengan penguat kelas A sebelumnya. Dasar penguat kelas B menggunakan dua transistor bebas baik bipolar FET untuk setiap setengah dari bentuk gelombang dengan tahap outputnya dikonfigurasi dalam pengaturan tipe "push-pull", sehingga setiap perangkat transistor hanya menguatkan setengah dari bentuk gelombang output.Dalam penguat kelas B, tidak ada arus bias base DC karena arus diamnya nol, sehingga daya DC-nya kecil dan karenanya efisiensinya jauh lebih tinggi daripada penguat kelas A. Namun, harga yang dibayarkan untuk peningkatan efisiensi adalah dalam linearitas perangkat switching. Lalu yang terakhir yaitu Penguat Amplifier Kelas C. Desain Penguat (Amplifier) Kelas C memiliki efisiensi terbesar tapi linearitas termiskin dari kelas penguat yang disebutkan di sini. Kelas Penguat sebelumnya, kelas A, kelas B dan kelas AB dianggap sebagai penguat linier, karena amplitudo dan fase sinyal output terkait secara linear dengan amplitudo dan fase sinyal input.
Namun, penguat kelas C sangat bias sehingga arus output adalah nol untuk lebih dari setengah dari siklus sinyal input sinusoidal dengan transistor idling pada titik cut-off. Dengan kata lain, sudut konduksi untuk transistor secara signifikan kurang dari 180 derajat, dan umumnya sekitar 90 derajat.
1C/08/Bagus Setiawan/2041160111
BalasHapusKoordinat Lokasi :
-7.942146,112.614509
Penguat kelas A
Memiliki ciri-ciri gelombang input dan output tidak mengalami perubahan (konstan).Rangkaian transistor memiliki 3 kaki ( kolektor, basis, emitor ) yang kemudian diberi tegangan DC sebesar 12V yang mengakibatkan transistor dialiri arus listrik dari kutub poisif ke negatif. Sebagian melewati kaki basis serta melewati kaki emitor kemudian ke ground. Transistor memiliki 2 jenis yakni NPN dan PNP sebagai pembagi tegangan. Transistor memiliki karakteristik tegangan basis dan tegangan emitor yang nilainya selalu 0.7 V untuk bahan yang terbuat dari silikon dan germanium.
Dimana tegangan basis lebih besar nilainya dibandingkan dengan tegangan emitor. Dari pernyataan tersebut diperoleh VB=VE+VB-E(0,7). Apabila tegangan basis lebih besar dari VE+VB-E(0,7) maka akan ada arus basis yang mengalir ke emitor, terjadi pencampuran tegangan AC dan DC sehingga tegangan menjadi naik. Tegangan pada kaki kolektor cukup besar karena arus kolektor diperoleh dari β x VAC
Penguat Kelas B
Di dalam rangkaian terdapat diode penyearah sebagai pengganti transistor yang berada di penguat kelas A. tegangan di ujung-ujung diode bernilai 0.7 V sama dengan tegangan basis emitor. Karena tegangan yang bernilai sama ini maka tidak ada arus basis yang mengalir. Kemudian penguat diberi input tegangan AC melewati kapasitor, sehingga tegangannya akan naik diatas 0.7 V. Tegangan di atas 0.7 V diperkuat oleh arus kolektor, kemudian dilewatkan kapasitor. Apabila tidak ada input pada kelas B, maka tidak ada tegangan yang mengalir.
Penguat Kelas C
Pada penguat kelas C tegangan dari basis hanya melewati induktor . Arus DC tetap mengalir namun tidak dengan arus AC karena arus AC ditahan. Oleh karena itu tegangan bernilai 0 maka setelah 0.7 masuk ke basis diperkuat oleh transistor dimana hanya ujungnya saja. Yang kemudian dilewatkan kapasitor.
Pada modulasi AM
Diperbolehkan menggunakan penguat kelas A dan Kelas C.Sedangkan modulasi FM
diperbolehkan menggunakan semua kelas karena tidak akan terjadi kecacatan.
1B/18/Naufal Abdir Rozaq/2041160129
BalasHapusPenguat kelas A.
Penguat kelas A adalah penguat dengan efesiensi terendah tetapi memiliki cacat sinyal (distorsi) terkecil. Penguat transistor ini mempunyai titik kerja efektif setengah tegangan Vcc (terletak di tengah-tengah). Agar rangkaian siap bekerja untuk menerima sinyal input, maka penguat ini memerlukan bias awal.
Untuk mendapatkan titik kerja transistor tepat setengah tegangan Vcc, maka harus dilakukan sedikit perhitungan melalui pembagi tegangan yang terdiri dari dua buah resistor. Karena memiliki distorsi kecil, maka penguat kelas A dapat digunakan sebagai penguat awal sebuah sistem.
Penguat kelas B.
Titik kerja penguat kelas B berada dititik Cut-Off transistor dan bekerja berdasarkan tegangan bias dari sinyal input yang masuk. Penguat kelas B akan berada dalam kondisi OFF jika tidak ada signal input. Oleh karena itu maka penguat kelas B ini mempunyai efesinsi tinggi tetapi tidak dapat bekerja jika tegangan input kurang dari 0,7 Volt. Hal inilah yang menyebabkan signal cacat (distorsi).
Penguat kelas B ini dalam aplikasinya menggunakan sistem konfigusi push-pull yang dibangun oleh dua transistor.
Penguat kelas C.
Titik kerja penguat kelas C berada di daerah Cut-Off transistor (mirip dengan penguat kelas B) tetapi hanya membutuhkan satu transistor untuk bekerja normal. Penguat kelas C dipakai untuk menguatkan signal pada satu sisi atau bahkan hanya puncak-puncak (peak to peak) signal saja.
Penguat ini memerlukan frekuensi kerja sinyal dan tidak memperhatikan bentuk sinyal. Penguat kelas C dipakai pada penguat frekuensi tinggi.
Koordinat lokasi : -8.013592, 112.621161
1b/23/tegar/2041160099
BalasHapusPenguat Kelas A
Pada Rangkaian penguat kelas A, transistor digunakan sebagai penguat. Menurut bahannya penguat transistor terbagi menjadi 2, yaitu dari silikon dan germanium. transistor silikon paling banyak beredar di pasaran, sedangkan germanium jarang. Ciri khas transistor silikon mempunyai tegangan antara basis dan emitor pada saat operasional 0,7 V, sedangkan germanium 0,2 V. Transistor mempunyai 3 kaki, kaki ini adalah kaki kolektor, kaki basis, kaki emitor. Kalau dirangkai ada tegangan yang memberi tegangan pada basis disebut R bias. Pada basis pembagian tegangan tujuannya untuk memberikan arus basis, sehingga akan mengalir arus basis antara basis dan emitor. Jika mengalir arus basis maka akan mengalir pula arus kolektor. Semua menuju ke ground. Arus mengalir melalui R bias terus menuju ke ground. Karena tegangan disini syaratnya harus lebih tinggi dari tegangan emitor + 0,7. Kalau lebih tinggi, maka akan mengalir arus dari basis ke emitor sehingga akan mengalir arus kolektor. Besar arusnya sama dengan arus konstanta atau beta DC atau HFE yang besarnya konstan. Misal arus sebesar 75 maka arus konstanta juga 75. Karena arus kolektor cukup besar dibanding basis, sehingga tegangan di kolektor menjadi lebih besar. VB = VE + VB-E
Penguat Kelas B
Tegangan basis dibuat 0,7 sehingga dalam keadaan standby tidak akan ada arus yang mengalir atau arus basis tidak akan mengalir. Karena tingginya sama, besarnya tegangan juga sama. Tidak ada arus mengalir dari satu titik ke titik yang lain. Kalau nanti diberi sinyal di input ini sehingga tegangan lebih besar di sini daripada 0,7 maka mengalir arus basis sehingga ada arus kolektor yang lebih besar dan sehingga sinyal pun menjadi lebih besar.
Penguat Kelas C
Langsung dari sini lewat kumparan, serta tegangan disini 0 V dalam keadaan tidak ada input. Jika ada sinyal input besarnya diatas 0,7 V maka akan mengalir arus basis dan arus kolektor.
-7.943420,112.617365
1B/15/Dhorul/2041160127
BalasHapusKoordinat Lokasi : 7°44'42.5"S 113°13'48.0"E
Penguat Kelas A
Karakteristik Tipe A adalah bentuk gelombang input dan output tetap tidak berubah (semua gelombang termodulasi) dan karena komponen DC, efisiensinya rendah. Pada rangkaian terdapat transistor dengan 3 cabang, yang terdiri dari kolektor, basis, dan emitor. Pada bagian atas resistor dengan Ic arus, beri tegangan 1 kali 12 volt, yang mengalir dari kutub positif ke resistor lalu ke kutub negatif (ground). Transistor sendiri memiliki dua jenis yaitu NPN dan PNP. Karakteristik NPN adalah memiliki panah yang mengarah keluar. Transistor mempunyai karakteristik tegangan basis dan tegangan emitor, selama bahannya terbuat dari silikon maka nilainya selalu 0,7 volt. Proses penguat kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui pin input penguat dan kemudian melintasi kapasitor. Tegangan DC dibagi dari nol volt dengan beberapa volt.
Penguat kelas B
Karakteristik tipe B adalah tidak ada input untuk tipe B, dan rangkaian memiliki dioda penyearah, dan efisiensinya lebih tinggi daripada tipe A. Tegangan pada ujung diode sama dengan tegangan basis dan emitor yaitu 0,7 volt yang menyebabkan tidak ada arus basis. Jika melebihi 0,7 volt, maka akan diperkuat oleh arus kolektor dan menyebabkan tegangan kolektor meningkat. Gelombang di kategori B hanya diperkuat setengahnya. Penguat Kelas B juga memiliki transistor dan Kelas A untuk membantu arus mengalir dari positif ke negatif. Kemudian, frekuensi radio melewati kapasitor dan keluar dari cabang keluaran penguat.
Penguat Kelas C
Karakteristik kelas C adalah memiliki efisiensi arus kolektor tertinggi dan gelombang yang dimodulasi hanya ujungnya saja, kelas C bertegangan nol kemudian masuk setelah 0,7 ada arus basis baru, gelombang di atas 0,7 akan diperkuat oleh transistor. Gelombang Kelas C akan menyebabkan cacat pada pembawa, tetapi tidak masalah apakah cacat ada pada pembawa atau tidak, Jangan biarkan cacat pada modulasi menyebabkan informasi terputus.
1B/01/Adam Rabbani Aji/2041160067
BalasHapusPenguat Daya Kelas A
Penguat kelas A melakukan penguatan dengan mendaur ulang seluruh input / masukkannya, sehingga output yang dihasilkan merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya. Penguat kelas ini biasanya digunakan untuk memperkuat sinyal-sinyal kecil. Efisiensi penguat jenis ini tidaklah terlalu baik, tapi apabila digunakan untuk memperkuat sinyal-sinyal yang kecil, rugi-rugi dari sinyal tersebut tidaklah banyak, sehingga hal tersebut dapat diterima. Penyebab kerendahan efisiensi pada penguat ini adalah karena penguat ini selalu menghantarkan daya sehingga terdapat banyak daya yang terbuang. Hal tersebut dikarenakan pada penguat kelas A ini bagian penguatnya diberi prategangan, sehingga rangkaian penguat ini selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat.
Penguat Daya Kelas B
Penguat kelas B melakukan penguatan daur gelombang juga, namun hanya memanfaatkan setengah saja dari masukkan, sehingga menyebabkan akan terjadi banyak kecacatan namun efisiensinya lebih bagus daripada penguat kelas A. Efisiensi maksimum dari penguat kelas B adalah sekitar 75%, kemudian setelah daur pertama, penguat ini tidak bekerja lagi. Penguat kelas ini jarang digunakan pada penerapan sebenarnya, meski sebenarnya dapat sangat cocok untuk memperkuat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu berpengaruh dengan kecacatan yang timbul.
Penguat Daya Kelas C
Penguat kelas C menghantarkan kurang dari 50% sinyal masukkan, dan rentan kecacatan pada output juga tinggi, tetapi memiliki efisiensi yang cukup baik hingga mencapai 90%. Terdapat beberapa pemakaian yang masih dapat mentoleransi kecacatan tersebut, contohnya pada megaphone. Penguat kelas C ini biasanya digunakan dalam pemancar RF. Pemancar RF masih dapat menekan akibat kecacatan tersebut menggunakan beban yang ditala pada frenkuensi tertentu. Rangkaian tertala ini dapat beresonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat diredam dengan baik dan sinyal frekuensi yang diinginkan dapat diterima oleh beban.
-7.973361500303626, 112.66530357910536
1BJTD/09/FerdiansyahFarandi/2041160003
BalasHapuskordinat lokasi : 7°57'03.1"S 112°38'01.9"E
Penguat Kelas A
Menggunakan transistor sebagai penguat dan biasanya berbahan silicon ketimbang germanium dengan ciri khas berbahan silicon tegangan di E dan B nya 0,7 V dan 0,2 V pada germanium. Cirikhas penguat kelas A yaitu pada Tegangan di B lebih besar sehingga ada arus basis yang mengalir, dan R membagi tegangan dengan tujuan memberikan tegangan pada kaki kaki basis disebut dengan R bias dan apabila seperti di penguat kelas A ini pada tegangan yang cukup yaitu diatas 0,7 V akan mengalirkan arus basis dan emitor maka akan mengalir juga arus collector. Jadi di Penguat kelas A ini Vb > 0,7 V , Ib > 0 (terdapat arus), Vb=Ve+0,7 V , Vb=Vb-e.
Penguat Kelas B
Masih sama menggunakan transistor sebagai penguat akan tetapi yang membedakan di rangkaian ini Rb dihubungkan dengan diode 0,7 V yang menyebabkan arus basis tidak akan mengalir pada kondisi belum diberi sinyal frekuensi karena tingginya sama dengan 0,7. Apabila diberikan sinyal input maka tegangannya akan lebih tinggi sehingga arus basis bisa mengalir.
Penguat Kelas C
Tetap menggunakan transistor sebagai penguat akan tetapi ada yang berbeda di rangkaiannya yaitu langsung melalui kumparan sehingga arus basis tidak mengalir dan begitu juga tegangan basis juga 0 V.
Carrier
Penguat Kelas A
Input sinyal frekuensi Radio, Basisnya lebih besar dari 0,7 V yaitu (>E+0,7V). tegangan DC ditambah dengan tegangan dari sinyal input sehingga sinyal kolektor jadi lebih besar dan masih ada DC. Lalu dikopling oleh kapasitor sehingga DC di blok dan AC diteruskan. Bentuk akhir Input = Output (bentuk sama) atau bisa disebut linear,atau dengan kata lain tidak menyebabkan cacat pada sinyal modulasi.
Penguat Kelas B
Inputnya sama , tegangan basis = 0,7 V sinyal naik turun dan hanya fase yang diatas saja yang akan dialirkan arus basis kolektor lebih besar dan terpotong hanya bagian atas yang dikuatkan di kolektor dengan transistor. Bentuk akhir tidak termasuk penguat linear.
Penguat Kelas C
Dipasang inductor, tegangan basis = 0 V tidak ada tegangan dan arus basis, input yang masuk hanya ujung puncak sinyal saja, lalu diperkuat dengan konstanta tadi dan hasilnya terpotong dan setelah dilewatkan ke output hasil nya berbeda jauh dengan input. Dan tidak termasuk penguat linear.
Modulasi AM
Penguat Kelas A
Sinyal yang termodulasi AM apabila penguat sinyal besar sinyal akan terpotong. Penguat kecil input dan output masih sama setelah dikuatkan pada penguat kelas AM ini. Hanya bisa penguat kecil.
Penguat Kelas B
Inputnya sama,yang termodulasi AM hanya yang di atas 0,7 V yang dibawahnya akan terpotong pada kolektor juga terpotong. Apabila penguat kecil juga sama tetap bagian bawah terpotong.
Penguat Kelas C
Inputnya sama, yang dikuatkan oleh transistor hanya yang diatas 0,7 V yaitu ujung puncaknya sinyalnya.
Kelas C lebih efisien tapi tidak bisa digunakan untuk penguatan AM.
Modulasi FM
Penguat Kelas A
Input sinyal termodulasi FM. Penguat kecil, dikuatkan di kolektor bentuk masih sama input dan output bentuknya sama tidak ada problem di penguat kelas A.
Penguat besar, dikolektornya terpotong pada ujungnya. dikuatkan lagi di output ujungnya terpotong. Tetapi masih dikatakan linear walaupun tidak sama karena FM Frekuensi modulasi Jadi tidak ada masalah.
Penguat Kelas B
Input sinyal termodulasi FM. Basisnya yang atas saja yang dikuatkan yang bawah terpotong. Di kolektor atasnya berbentuk kotak karena terpotong pada output bentuk kotak terpotong atas bawah. Tetapi masih dikatakan linear walaupun tidak sama karena FM Frekuensi modulasi Jadi tidak ada masalah.
Penguat Kelas C
Input sinyal termodulasi FM. Terpotong di basis hanya yang diatas 0,7 yang diambil. Di kolektor hanya berbentuk garis-garis dan kotak-kotak. Output juga sama. Tetapi masih dikatakan linear walaupun tidak sama karena FM Frekuensi modulasi Jadi tidak ada masalah.
1B/24/THIO/2041160074
BalasHapus(-) Penguat Kelas A
Penguat (Amplifier) Kelas A adalah jenis penguat atau amplifier yang paling umum karena desainnya yang sederhana. Penguat kelas A, secara harfiah berarti "kelas terbaik" dari penguat terutama karena tingkat distorsi sinyal rendah dan mungkin terdengar terbaik dari semua kelas penguat yang disebutkan di sini.Penguat kelas A memiliki linieritas tertinggi di atas kelas penguat lainnya dan karena itu beroperasi di bagian linier kurva karakteristik.
(-) Penguat kelas B.
Amplifier Kelas B hanya menggunakan setengah periode gelombang input, yang akan menyebabkan cacat besar, tetapi efisiensinya lebih tinggi daripada amplifier kelas A; efisiensi maksimum amplifier kelas B adalah sekitar setengah periode, sekitar 75%.
Selanjutnya, penguat ini tidak akan berfungsi, jadi daya yang sama tidak akan digunakan
sekali. Penguat Kelas B tunggal jarang digunakan dalam praktiknya.Meski dapat digunakan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF), ia tidak terlalu memperhatikan cacat yang muncul.
(-) Penguat Kelas C
Dalam penguat Kelas C Karena distorsi audio yang berat, penguat kelas C biasanya digunakan dalam Osilator gelombang sinusoidal frekuensi tinggi dan jenis penguat frekuensi radio tertentu, di mana pulsa arus yang dihasilkan pada output penguat dapat dikonversi untuk menyelesaikan gelombang sinusoidal dari frekuensi tertentu oleh penggunaan rangkaian resonansi LC di rangkaian collector-nya
-7.9429469501564975, 112.61890095294032
1C-06-Andrianing Tias
BalasHapusSistem modulasi
Penguatan ada 3 , yaitu penguatan +A +B +C, sedangkan modulasinya AM dan FM. Penguatan pemancar Pm sama dengan Fm .
Bisa dilihat dari gambar tsb ,kita menggunakan transistor untuk penguat IC dan transistor .kemudian transistot ada 2 macam yaitu dibuat dari silikon dan geranium .akan tetapi yg banyak diproduksi adalah silikon .ciri khas mempunyai basis dan tegangannya 0,7 , geranium 0,2 . Karena banyak digunakan silikon.
Tegangan pada basis tujuannya untuk memberikan tegangan ,jika mengalir arus basis maka mebgalir pula air karena tegangan dan basis emitor nya 0,7.
Pada kelas B tegangannya 0,7
Kalau input diberi sinyal baru arus basis mengalir dan ada arus kolektor lebih besar lalu ada kumparan menyalurkan arus DC.
Pada kelas C langsung lewat dari kumparan tegangan 0 ,jika ada sinyal input 0,7 maka ada arus mengalir dan ada arus basis .
Sinyal carier
Langkah2nya yaitu : input ,basis,kolektor,output. Ada unsur DC dan ada arus bolak balik ,jika inout output bentuknya sama maka disebut penguatan linier.
112°53' - 113°23' Bujur Timur dan 7°54' - 8°23
1B / 12 / M Hamim Zarkasyi / 2041160105
BalasHapusPenguat kelas A : Menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan padabagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat kelas B : Hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat digunakan untuk penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat kelas C : Menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat meminimalisir cacat tersebut, misalnya pada megafon, Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beresonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoida) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu.
Koordinat : -7.9446559,112.607043
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus1CJTD/17/Marselinus Jaika
BalasHapusPENGUAT CARRIER dan SISTEM MODULASI
> Penguat A
Dalam proses modulasi penguat kelas A, besar nya sumber masuk melalui input. lalu di teruskan melalui sebuah transistor dan melewati persimpangan. dimana pada persimpangan yang merupakan basis tersebut adanya basis collector yang menuju ke emitter. lalu emiter tersebut meneruskan sinyal ke output.
> Penguat kelas B
dalam penguatan modulasi kelas B, sinyall dari input di salurkan melalui dioda, dan juga emitter. saat emitter menerima sinyall maka emitter bekrejda sebagai penguat sinyall tersebut dan memasuki tahapan modulasi. pada proses modulasi yang membedakan nya dengan penguatan kelas A yaitu, pada penguatan ini di tambahkan sebuah penghambat. supaya output yang dihasilkan dapat linier.
> Penguat C
untuk penguatan kelas C, yang membedakan dari tipe penguat sebelumya yaitu jumlah penghambat nya berjumlah 2. lalu di tambah 1 resistor. maka dari itu sinyall yang di modulasikan bersifat linier dan tidak menyebabkan cacat modulasi.
kordinat lokasi : -2.929343,104.758043
1C / 01 / Aang Fairuz Isfahani Roziq / 2041160132
BalasHapusAda tiga macam penguatan yaitu penguatan kelas A penguatan kelas B dan penguatan kelas C terangkan sistem modulasi nya am dan FM sedangkan pM identik dengan FM karena orientasinya di frekuensinya
Penguat kelas A
Rangkaian penguat kelas A menggunakan transistor sebagai penguat dari penguat aktif ada dua macam yaitu model zaman dulu iyalah penguat tabung elektron yang digunakan sekarang adalah penguat transistor adapun jika ada IC maka di dalamnya ada transistornya. Resistor ada 2 macam berdasarkan bahannya yaitu dibuat dari bahan silikon dan dibuat dari bahan germanium. Yang paling banyak diproduksi adalah resistor dari bahan silikon. Sedangkan germanium jarang diproduksi. Bahan silikon memiliki ciri khas yaitu mempunyai tegangan antara basis dan emitor nya pada skala operasional tegangan nya adalah 0,7 v, untuk germanium tegangannya 0,2 volt.
Transistor memiliki 3 kaki, kaki tersebut adalah kaki kolektor yang pertama kaki basis selanjutnya kaki emitor. Jika telah dirangkai ada R pembagian tegangan tujuannya membagi tegangan pada kaki basis . R pada basis ini merupakan pembagian tegangan tujuannya untuk memberikan arus basis sehingga jika tegangannya pada tegangan cukup akan mengalir arus basis yaitu mengalir antara basis dan emitor jika mengalir arus basis maka akan mengalir pula arus konektor.
Penguat kelas B
Pada kelas B tegangan basis ini dibuat 0,7 jadi jadi pembagian tidak menggunakan pembagian r dan l tetapi R dihubungkan dengan diode dimana dioda ini dari bahan silikon pegangannya 0,7 dengan basis dan emitor juga 0,7 jadi VBE = 0,7 jadi dalam keadaan stand by tidak akan ada arus mengalir karena sama-sama 0,7. Jika diberi sinyal pada input tegangannya lebih besar daripada 0,7 akan mengalir arus basis tersebut.
Penguat kelas C
Tegangan pada penguat kelas C ada pada induktor yaitu 0. Karena induktor mengalirkan arus DC. Jika diberi tegangan 1 maka di titik yang lain akan nol karena ini adalah kawat yang digulung cuma karena kalau masuk AC maka akan diblokir. kita lihat pada inputnya masuk ke yang 0 ke bawah maka akan hilang karena di ground kan. Jadi hanya tinggal yang atas saja diteruskan ke basis. Di ataspun ini kalau mencapai 0,7 maka yang akan menjadi arus basis cuma kepala-kepalanya saja yang bisa ngalirkan arus basi ke emitor. Dibawah 0,7 tidak di alirkan. Yang diatas diperkuat menjadi arus kolektor.
Koordinat : -8.096479,113.090366
1B / 21 / Refa Bayu S / 2041160066
BalasHapusPenguat Carrier dan Sistem Modulasi
Penguat Kelas A
Pada penguat kelas A ini pada gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan. Hal ini dapat dilihat dari rangkaian transistor yang terdapat tiga kaki yang terdiri kaki kolektor, basis, dan juga emitor. Dan pada rangkaian itu diberi supply lalu resistor pada kolektor teraliri arus, selanjutnya sebagian arus masuk ke transistor. Pada kaki basis terdapat arus yang menuju ke transistor lalu kedua arus tadi keluar pada kaki emitor dan melewati resistor hingga menuju ke ground. Resistor pada rangkaian tersebut sebagai pengatur pembagian tegangan. Transistor ini memiliki karakteristik diantara kaki basis dan kaki emitor yang memiliki tegangan sebesar 0,7 volt untuk bahan pembuatnya dari silikon. Ciri lain pada penguat ini yaitu untuk tegangan basis selalu lebih tinggi daripada tegangan emitor, atau dengan rumus lain bahwa tegangan basis dihasilkan dari tegangan emitor ditambah tengangan antara basis dan emitor yaitu 0,7 tadi. Untuk arus basis akan lebih besar dari 0. Jadi, setiap ada arus basis pasti ada arus emitor. Selanjutnya, besarnya arus kolektor adalah arus basis yang dikalikan dengan arus beta.
Untuk sinyal carrier pada penguat kelas A, dengan input penguat yang berupa gelombang sinus dengan frekuensi radio. Karena ini berupa tegangan AC maka bisa menyebrangi kapasitor yang selanjutnya menuju ke basis. Dan untuk di basis yang berupa tegangan DC, jadi dari dua resistor itu terjadi pencampuran dua tegangan. Tegangan di sini akan lebih tinggi di atas 0,7. Pada gelombang kolektor akan berubah tegangannya menjadi tambah besar. Kemudian di copling dengan kapasitor dan tegangan di output akan turun seperti semula di proses input sebelumnya.
Penguat Kelas B
Pada penguat kelas B yang mana rangkaian transistor pada kaki basis yang menyatu diantara resistor dan dioda. Tegangan pada dioda sama dengan tegangan antara basis dan emitor yaitu sebesar 0,7 volt. Karena tegangannya sama maka tidak ada arus basis yang mengalir. Jadi, untuk sinyal carrier nya pada proses input penguat dengan gelombang yang diberi tegangan AC, dan pada basis gelombangnya naik 0,7 volt. Di sini yang diperkuat hanya separuh gelombang saja. Setelah itu arus kolektor yang mengalir memperbesar gelombang pada basis tadi. Lalu dilewatkan ke kapasitor arus bolak-baliknya hingga pada outputnya menjadi turun dan kembali seperti input. Jika tidak ada input, kelas B tidak akan ada tegangannya, karena tegangan kolektor tidak ada masukan.
Pengat Kelas C
Pada penguat kelas C, rangkaiannya untuk basis dan kolektor digunakan komponen induktor. Namun, arus DC tetap bisa masuk sedangkan untuk arus AC di hambat. Untuk carrier yang terjadi pada gelombang input yang mulanya dengan tegangan AC setelah melewati antara resistor dan induktor maka di proses basis gelombang setengah dari input yang tingginya melewatin 0,7 dengan menyisakan sedikit puncaknya. Lalu, menuju ke kolektor yang mana gelombang dari basis tadi di ambil gelombangnya saja yang berada di atas 0,7 yaitu puncak nya gelombang saja. Dan pada outputnya diperkuat lagi menjadi tegangan AC sehingga efisiensi semakin tinggi dan terjadinya catat pada carriernya. Tidak masalah jika pada carrier cacat akan tetapi modulasinya tidak boleh cacat.
Lokasi : -7.973156451604044, 112.64849967609477
1B/14/Muhammad Aqmal Iman Prakasa/2041160128
BalasHapusPENGUAT CARRIER dan SISTEM MODULASI
> Penguat A
mengguankan transistor sbg penguat, ada 2 macam yang jadul dan yg sekarang, transistor ada 2 macam yang terbuat dari silikon dan germanium bahan silikon banyak di produksi, silokon punya ciri khas antara basis dan emitornya 0,7 volt, germanium 0,2 volt, kita bahas silikon krn banyak digunakan, transis tor ada 3 kaki, kolektor, basis, emitor. Ada catu daya diatas kolektor sehingga transistor diberikan tegangan dan saluran arus, yang dimana akan melewati kolektor dan basis, dan akan keluar melewati emitor menuju ke ground
> Penguat kelas B
Pada rangkaian penguat kelas B terdapat dioda sbg resistor diprnguat kelas A, tengan diujing dioda 0,7V, pada input diberi tegangan AC melewati kapasitor sehingga tengaggangan akan naik diatas 0,7V, tegangan diatas 0,7V diperkuat oleh arus kolektor kemudian dilewatkan kapasitor, Apabila tidak ada input pada kelas B maka tidak ada tegangan mengalir
Pengaut C
ada resistor dan induktor, disisni tegangan yg melewati basis tidak ada atau 0 karena tertahan, proses input gelombang input masuk melewati basis yang diperkuat hanya pucuk nya saja, sehinnga akan berbentuk renggang.
kordinat lokasi : -7.9547595,112.6014276
1B/16/Muhammad Wildanul/2041160098
BalasHapusPenguat kelas A merupakan penguat yang dimana menguatkan seluruh daur masukan, sehingga keluaran tersebut adalah hasil salinan asli yang diperbesar oleh amplitudonya. Penguat pada kelas ini biasanya digunakan untuk memperkuat sinyal kecil. Penguat kelas ini tidak terlalu efesien karena efesiensinya hanya sampai 50%. pada rangkaian transistor terdapat 3 kaki kolektor basis dan emitor. Jika diberi tegangan supply, transistor akan dialiri arus positif menuju negatif yang dimana nantinya menuju ke sebagian kaki basis lalu ke ground kutub negatif. Transistor ada 2 yaitu npn dan pnp. Transistor memiliki sifat yaitu tegangan basis dan emitor yaitu sebesar 0,7V. Tegangan basis lebih besar daripada emitor. Jika tegangan emitor lebih besar daripada basis, maka arusnya dapat saja terbalik dan rusak. Pada setiap arus basis pasti mengalir pada emitor.
Penguat kelas B merupakan penguat yang dimana menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menumbulkan cacat yang lumayan besar. Penguat kelas ini terdapat resistor yang diganti dengan dioda penyaarah. Terletak di kiri bawah dan jalur pada kolektor, dimana akan diberi induktor yang berfungsi sebagai resistor pengganti dan biasa disebut RFC. Penguat tegangan ini tidak dialiri arus basis. Pada kelas ini tegangan pada sinyal input akan naik turun. Hal ini akan dikuatkan oleh kolektor sebesar 0,7V. fase ini akan terjadi perubahan arus pada kolektor, sehingga perubahan tegangan pada kolektor yang lebih besar input dan output pada sinyal carrier berbeda.
Penguat kelas C merupakan penguat yang dimana sinyal input yang diberikan penguat kurang dari 50%, cacat pengualaranya pun tinggi, Namun efesiensi bisa hampir 90%. tegangan yang melewati basis akan tertahan, sehingga proses gelombang input masuk ke basis yang dimana hanya basis pucuk gelombangnya yang diambil.
Koordinat : -7.888696,112.66695
1C/16/Lillah Nur Imania/2041160042
BalasHapusPenguat Kelas A :
Ciri dari Kelas A yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan (gelombang yang dimodulasi utuh semuanya) dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen dc nya. Dalam rangkaiannya, terdapat transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Di bagian atas Resistor yang mempunyai arus Ic diberi tegangan 1 sebesar 12 volt yang mengalir arus dari kutub positif mengalir ke resistor kemudian menuju kutub negative negative (ground). Transistor itu sendiri mempunyai 2 jenis yaitu NPN dan PNP. Ciri dari NPN yaitu mempunyai panah yang mengarah ke keluar. Transistor ini mempunyai karakteristik yaitu tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 Volt dengan syarat bahan pembuat dari silicon. Proses dari penguat Kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui kaki input penguat lalu menyeberangi kapasitor. Terdapat Tegangan DC dari nol Volt yang terbagi beberapa volt. Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor+0,7 V yang menyebabkan terjadinya arus emitor.
Penguat Kelas B :
Ciri dari kelas B yaitu kelas B tidak mempunyai inputan dan rangkaiannya terdapat diode penyearah dan mempunyai efisiensi lebih tinggi dari kelas A. Tegangan pada ujung diode sama dengan tegangan basis dan emitor yaitu 0,7 volt yang menyebabkan tidak ada arus basis. Jika melebihi 0,7 volt akan diperkuat oleh arus collector dan menyebabkan tegangan collector semakin besar. Gelombang pada kelas B hanya setengahnya yang diperkuat. Penguat kelas B juga mempunyai transistor sama halnya dengan kelas A yang membantu arus dari kutub positive menuju negative. Dan kemudian frekuensi radio menyebarangi kapasitor dan keluar dari kaki output penguat.
Penguat Kelas C :
Ciri dari kelas C yaitu mempunyai efisiensi paling tinggi dari arus colektor dan gelombang yang dimodulasi hanya bagian pucuk-pucuknya saja, kelas C ini mempunyai tegangan nol kemudian masuk setelah 0,7 baru terdapat arus basis, gelombang yang diatas 0,7 akan diperkuat oleh transistor. Gelombang pada kelas C menyebabkan kecacatan pada carrier, namun tidak masalah jika cacatnya pada carrier, jangan sampai yang cacat pada modulasinya karena dapat menyebabkan informasinya terpotong.
Modulasi AM dan FM mempunyai inputan dan output an yang berbeda-beda. pada kelas A mempunyai sinyal besar dan kecil, sedangkan pada kelas B dan C mempunyai sinyal besar saja.
Titik Koordinat : 7° 56' 40"
112° 36' 54"
1C / 22 /SEPTIAN LANJAR PRABOWO /2041160135
BalasHapusSuatu penguat ialah alat yang dipakai untuk menguatkan tenaga yang kecil untuk menjadikannya lebih besar dari sebelumnya,
Rangkaian penguat umumnya digolongkan dalam kelas-kelas, Kelas A, B, AB, dan C untuk rancangan analog, Kelas D dan E untuk rancangan pengalih (switching).
~Penguat kelas A
adalah penguat yang cara kerja efektifnya yaitu setengahnya dari tagangan VCC penguat. Untuk cara kerja penguat kelas A memerlukan bias awal yang mengakibatkan penguat dalam kondisi siap untuk menerima sinyal. Karena hal ini maka penguat kelas A menjadi penguat dengan efisiensi terendah namun dengan tingkat distorsi (cacat sinyal) terkecil.
Penguat Kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 12.2. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah
~Penguat kelas B
adalah penguat yang bekerja berdasarkan tegangan bias dari sinyal input yang masuk. Titik kerja penguat kelas B berada dititik cut-off transistor. Dalam kondisi tidak ada sinyal input maka penguat kelas B berada dalam kondisi OFF dan baru bekerja jika ada sinyal input dengan level diatas 0.6Volt (batas tegangan bias transistor).
Penguat kelas B mempunyai efisiensi yang tinggi karena baru bekerja jika ada sinyal input. Namun karena ada batasan tegangan 0.6 Volt maka penguat kelas B tidak bekerja jika level sinyal input dibawah 0.6Volt. Hal ini menyebabkan distorsi (cacat sinyal) yang disebut distorsi cross over, yaitu cacat pada persimpangan sinyal sinus bagian atas dan bagian bawah.
Efisiensi penguat kelas B kira-kira sebesar 75%. Namun bukan berarti masalah sudah selesai, sebab transistor memiliki ke-tidak ideal-an. Pada kenyataanya ada tegangan jepit Vbe kira-kira sebesar 0.7 volt yang menyebabkan transistor masih dalam keadaan OFF walaupun arus Ib telah lebih besar beberapa mA dari 0.
~Penguat kelas C
mirip dengan penguat kelas B, yaitu titik kerjanya berada di daerah cut-off transistor. Bedanya adalah penguat kelas C hanya perlu satu transistor untuk bekerja normal tidak seperti kelas B yang harus menggunakan dua transistor (sistem push-pull). Hal ini karena penguat kelas C khusus dipakai untuk menguatkan sinyal pada satu sisi atau bahkan hanya puncak-puncak sinyal saja
Penguat kelas C tidak memerlukan fidelitas, yang dibutuhkan adalah frekuensi kerja sinyal sehingga tidak memperhatikan bentuk sinyal. Penguat kelas C dipakai pada penguat frekuensi tinggi. Pada penguat kelas C sering ditambahkan sebuah rangkaian resonator LC untuk membantu kerja penguat. Penguat kelas C mempunyai efisiensi yang tinggi sampai 100 % namun dengan fidelitas yang rendah.
Koordinat : -7.526106,111.562812
1B/10/Grendis Yugi
BalasHapusPenguat Carrier dan Sistem Modulasi
Penguat kelas A
Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar dan memiliki gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan atau sama, pada rangkaian transistornya mempunyai tiga kaki basis, collector, dan emitor, diatas colector diberikan catu daya sehingga transistor diberikan tegangan dan aliran arus melewati collector dan juga melewati basis, transistor memiki dua jenis NPN dan juga BJT. sebelum arus melewati basis ada dua resistor letaknya di samping kiri, tujuannya adalah sebagai pembagi arus yang lewat. Transistor ini memiliki sifat antara basis dan emitor memiliki tegangan 0,7volt untuk bahan silicon, dan 0,2volt untuk bahan germanium dan pada tegangan basis biasanya lebih tinggi dari pada emitor, kalau basis lebih rendah dari emitor maka tegangan akan terbalik dan menyebabkan transistor rusak Penguat kelas ini pada umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Tegangan pada basis itu sama dengan tegangan emitor dijumlahkan dengan antara basis dan emitor yaitu 0,7 volt. Bisa kita ketahui berarti tegangan pada basis harus lebih dari 0,7volt dan arusnya harus lebih dari 0. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima
Penguat Kelas B
Pada rangkaian penguat kelas B diberikan dioda sebagai pengganti resistor yang letaknya di kiri bawah dan juga jalur pada colector diberikan induktor sebagai pengganti resistor ini disebut sebagai RFC (Radio Frekuensi Choke), hal tersebut menyebabkan tegangan pada dioda sama dengan tegangan pada basis emitor, hasilnya tegangan pada basis adalah 0,7 volt dengan arus basis yaitu 0A. Prosesnya Input lalu melwati basis dimana gelombang berada diatas 0, setelah itu kolektor memperkuat lagi gelombangnya hanya saja yang diambil dan diperkuat adalah bagian atasnya saja menyebabkan gelombang outputnya berbeda daripada gelombang input dan pada gelombang output frekuensi nya memiliki regangan dan penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) bisa diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain bisa dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Koordinat Lokasi: -7,7855503, 111,4151092
1B / 08 / Elsa Ariska Rahmadhani / 2041160096
BalasHapusPENGUATAN CARRIER DAN SISTEM MODULASI
Penguat Kelas A
Penguat kelas A memiliki gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan atau sama, pada rangkaian transistornya mempunyai tiga kaki basis, collector, dan emitor, diatas colector diberikan catu daya sehingga transistor diberikan tegangan dan aliran arus melewati collector dan juga melewati basis, transistor memiki dua jenis NPN dan juga BJT. pada sebelum arus melewati basis ada dua resistor letaknya di samping kiri, tujuannya adalah sebagai pembagi arus yang lewat. Transistor ini memiliki sifat antara basis dan emitor memiliki tegangan 0,7 volt untuk bahan silicon, dan 0,2 volt untuk bahan germanium. Pada tegangan basis biasanya lebih tinggi dari pada emitor, kalau basis lebih rendah dari emitor maka tegangan akan terbalik dan menyebabkan transistor rusak.
Penguat kelas A melakukan penguatan diseluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang
terjadi juga kecil sehingga dapat diterima.
Penguat Kelas B
Pada rangkaiannya diberikan dioda sebagai pengganti resistor yang letaknya di kiri bawah dan juga jalur pada colector diberikan induktor sebagai pengganti resistor ini disebut sebagai RFC (Radio Frekuensi Choke), hal tersebut menyebabkan tegangan pada dioda sama dengan tegangan pada basis emitor, hasilnya tegangan pada basis adalah 0,7 volt dengan arus basis yaitu 0A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75%, karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu.
Penguat Kelas C
Rangkaiannya pada kelas C mirip dengan rangkaian dari kelas B hanya saja pada dioda digantikan induktor pada kelas C, menyebabkan arus dan tegangan yang melewati basis tidak ada atau 0 karena tertahan, pada proses nya gelombang input masuk dan melewati basis dimana pada basis hanya pucuk gelombangnya saja yang diambil, lalu gelombang melewati kolektor dengan proses memperkuat gelombang pucuk tadi dan akhirnya output pada kelas C memiliki keregangan yang mirip dengan kelas B. Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu.
Koordinat Lokasi : -7.931553,112.670844
1B/06/BELINDA CINDY ANGGREANI/2041160036
BalasHapusPenguat Carrier Dan Sistem Modulasi
Terdapat 3 macam dalam pengelempokan kelas dalam penguat, yaitu Penguat A, Penguat B, dan Penguat C
- Penguat Kelas A
Dalam penguat kelas A gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan, hal tersebut disebabkan oleh rangkaian transistornya mempunyai 3 kaki yaitu kaki kolektor, basis, dan emitor. Transistor memiliki sifat antara basis dan emitor memiliki tegangan 0, 7 V untuk bahan silicon, pada tegangan basis harus diatas 0,7 volt atau tegangannya harus lebih besar daripada emitor, agar dapat disalurkan ke emitor dari basis, dimana tegangan pada basis harus lebih dari 0,7 volt dan dan arusnya harus 0. Dapat ditunjukkan ditunjukkan dengan VB = VE + VBE, dengan nilai VBE = 0,7 volt. Saat tegangan basis lebih besar dari VE + 0,7, maka akan timbul arus basis yang mengalir ke emitor sehingga akan timbul juga arus emitor. Besarnya arus kolektor adalah arus basis dikali beta DC (IC = IB × βDC) . Untuk kelas A jika dilihat dari penguatan AC maka akan ada output dan input penguat dengan nilai yang sama. Input nya merupakan gelombang sinus (bolak balik).
- Penguat Kelas B
Pada penguat kelas B diberikan diode sebagai pengganti resistor yang letaknya di kiri bawah dan juga jalur pada kolektor yang diberikan inductor sebagai pengganti resistor ini, dan biasa disebut dengan RFC (Radio Frekuensi Choke), dimana fungsinya sebagai penghambat frekuensi radio yang mengakibatkan tegangannya pada diode sama dengan tegangan pada basis emitor dialiri arus basis jika tegangannya lebih dari 0,7. Kemudian input diberi tegangan AC yang melewati kapasitor dan mengakibatnya tegangannya naik menjadi diatas 0,7. Ketika tegangan sudah mencapai diatas 0,7 tegangan akan diperkuat oleh arus kolektor. Jika tidak ada input maka penguat kelas B tidak akan ada tegangannya. Penguat kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada penguat kelas A. Letak titik kerja berada di ujung kurva karakteristik sehingga hanya menguatkan setengah input gelombang atau 180° gelombang. Karena hanya melakukan penguatan setengah gelombang dan menonaktifkan setengah gelombang lainnya, Penguat Kelas B ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penguat kelas A. Kelemahan pada Penguat Kelas B ini adalah terjadinya distorsi cross-over.
- Penguat Kelas C
Pada penguat kelas C ini tegangannya hanya melewati induktor saja yang disebut RFC (Radio Frequency Choke) yang berfungsi untuk menghambat frekuensi radio. Arus DC tetap masuk namun arus AC yang dihambat, sehingga arus AC akan masuk ke basis. Karena nilai tegangan keduanya 0, maka setelah 0,7 volt akan ada arus basis yang akan diperkuat oleh transistor. Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%.
Kelas A komponen DC-nya akan diperkuat secara utuh sehingga efisiensinya rendah. Untuk Kelas B separuh saja yang diperkuat sehingga efisiensinya lebih tinggi daripada kelas A. Untuk kelas C hanya pada ujungnya saja yang diperkuat sehingga efisiensinya lebih tinggi dari kelas B. Karena nya menyebabkan cacat carrier, namun cacat pada carrier tidak masalah asalkan modulasi tidak boleh cacat. Penguat penguat tadi berkaitan dengan modulasi AM.
Koordinat Lokasi : -7.4584539584961025, 112.45613190370155
1B/03/Anisya Kirana Hartono/2041160125
BalasHapusPENGUAT KELAS A
Pada Penguat Kelas A memiliki bentuk gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan atau sama, untuk rangkain transistor dimana transistornya sendiri memiliki 3 kaki yaitu basis, colector, dan emitor. di atas colector di kasih catu daya sehingga transistor diberikan tegangan dan aluran arus, arus akan melewati colector dan basis, dan akan keluar melewati emitor menuju ke ground. Transistor itu sendiri mempunyai 2 jenis yaitu NPN dan PNP. Ciri dari NPN yaitu mempunyai panah yang mengarah ke keluar. Transistor ini mempunyai karakteristik yaitu tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 Volt dengan syarat bahan pembuat dari silicon. Proses dari penguat Kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui kaki input penguat lalu menyeberangi kapasitor. Terdapat Tegangan DC dari nol Volt yang terbagi beberapa volt. dimana tegangan basis lebih tinggi dibandingkan tegangangn emitor. dari pernyataan tersebut maka di peroleh VB = VE+VBE, nilai VBE = 0,7 , apabila tegangan basis masuk lebih besar dari VE + (0,7) maka akan ada arus basis yang mengalir ke emitor.Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor+0,7 V yang menyebabkan terjadinya arus emitor.
PENGUAT KELAS B
Pada Penguat Kelas B tidak mempunyai inputan dan rangkaiannya terdapat diode penyearah dan mempunyai efisiensi lebih tinggi dari kelas A. Tegangan pada ujung diode sama dengan tegangan basis dan emitor yaitu 0,7 volt yang menyebabkan tidak ada arus basis. Jika melebihi 0,7 volt akan diperkuat oleh arus collector dan menyebabkan tegangan collector semakin besar. Gelombang pada kelas B hanya setengahnya yang diperkuat. Penguat kelas B juga mempunyai transistor sama halnya dengan kelas A yang membantu arus dari kutub positive menuju negative. Jika tidak ada input maka penguat kelas B tidak aka nada tegangan nya. Penguat Kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada Penguat Kelas A. Letak titik kerja berada di ujung kurva karakteristik sehingga hanya menguatkan setengah input gelombang atau 180° gelombang. Karena hanya melakukan penguatan setengah gelombang dan menonaktifkan setengah gelombang lainnya, Penguat Kelas B ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penguat kelas A. Secara teoritis, Penguatan atau Amplifier kelas B ini memiliki efisiensi sebesar 75%. Kelemahan pada Penguat Kelas B ini adalah terjadinya distorsi cross-over.
PENGUAT KELAS C
Pada penguat kelas C yaitu mempunyai efisiensi paling tinggi dari arus colektor dan gelombang yang dimodulasi hanya bagian pucuk-pucuknya saja, kelas C ini mempunyai tegangan 0 kemudian masuk setelah 0,7 baru terdapat arus basis, gelombang yang diatas 0,7 akan diperkuat oleh transistor. Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%.
Efisiensi paling tinggi adalah kolektor karena arusnya yang sedikit atau renggang namun frekuensinya tinggi maka pada osciloskop gelombang terlihat rapat. Gelombang pada kelas C menyebabkan kecacatan pada carrier, namun tidak masalah jika cacatnya pada carrier, jangan sampai yang cacat pada modulasinya karena dapat menyebabkan informasinya terpotong.
Koordinat Lokasi : -8.583866, 115.121792
1B / 07 / DINDA FAJAR PRATIWI / 2041160060
BalasHapusJenis-jenis penguat :
• PENGUAT KELAS A
Penguat jenis ini menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena perlatan ini selalu menghantar meskipun tidak ada masukan biasanya dapat daya yang terbuang biasannya hal itu menyebabkan efesien rendah.
• PENGUAT KELAS B
menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Kelas B ini dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frukensi radio. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipundapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
• PENGUAT KELAS C
Penguata jenis ini menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. . Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyalfrekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yangditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidangfrekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Koordinat lokasi : -8.049954,111.838142
1B/02/AMELIA ANGGRAINI/2041160021
BalasHapusPENGUATAN CARRIER DAN SISTEM MODULASI
Ada 3 macam penguatan yang umum digunakan yaitu
Penguat Kelas A :
Ciri dari penguat Kelas A yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan (gelombang yang dimodulasi utuh semuanya) dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen dc nya. . Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Pada kelas A Dalam rangkaiannya, terdapat transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Di bagian atas Resistor yang mempunyai arus Ic diberi tegangan 1 sebesar 12 volt yang mengalir arus dari kutub positif mengalir ke resistor kemudian menuju kutub negative negative (ground). Transistor itu sendiri mempunyai 2 jenis yaitu NPN dan PNP. Ciri dari NPN yaitu mempunyai panah yang mengarah ke keluar. Transistor ini mempunyai karakteristik yaitu tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 Volt dengan syarat bahan pembuat dari silicon. Proses dari penguat Kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui kaki input penguat lalu menyeberangi kapasitor. Terdapat Tegangan DC dari nol Volt yang terbagi beberapa volt. Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor+0,7V yang menyebabkan terjadinya arus emitor.
Penguat Kelas B.
Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu.
Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Ciri dari kelas B yaitu kelas B tidak mempunyai inputan dan rangkaiannya terdapat diode penyearah dan mempunyai efisiensi lebih tinggi dari kelas A. Tegangan pada ujung diode sama dengan tegangan basis dan emitor yaitu 0,7 volt yang menyebabkan tidak ada arus basis. Jika melebihi 0,7 volt akan diperkuat oleh arus collector dan menyebabkan tegangan collector semakin besar. Gelombang pada kelas B hanya setengahnya yang diperkuat. Penguat kelas B juga mempunyai transistor sama halnya dengan kelas A yang membantu arus dari kutub positive menuju negative. Dan kemudian frekuensi radio menyebarangi kapasitor dan keluar dari kaki output penguat.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Kordinst lokasi : -7,4426312, 112,2614416
1B/22/SELFI PUTRI R./2041160027
BalasHapusPENGUATAN CARRIER DAN SISTEM MODULASI
Kelas A
Penguat Kelas A merupakan Kelas Penguat yang desainnya paling sederhana dan paling umum digunakan. Seperti namanya yaitu Kelas A yang artinya adalah Kelas terbaik, penguat Kelas A ini memiliki tingkat distorsi sinyal yang rendah dan memiliki liniearitas yang tertinggi dari semua kelas penguat lainnya. Dalam penguat kelas A Untuk mencapai linearitas dan gain yang tinggi, tahap output dari penguat kelas A bias "ON" (melakukan) sepanjang waktu. Kemudian untuk penguat yang diklasifikasikan sebagai "Penguat Kelas A", arus idle sinyal nol pada tahap output harus sama atau lebih besar dari arus beban maksimum (biasanya speaker) yang diperlukan untuk menghasilkan sinyal output terbesar. Sebagai penguat kelas A beroperasi di bagian linier kurva karakteristiknya, perangkat output tunggal melakukan melalui 360 derajat penuh dari bentuk gelombang output. Kemudian penguat kelas A setara dengan sumber arus. Karena penguat kelas A beroperasi di daerah linier, tegangan bias base DC (atau gerbang) DC harus dipilih dengan benar untuk memastikan operasi yang benar dan distorsi rendah. Namun, karena perangkat output "ON" setiap saat, itu selalu membawa arus, yang merupakan kehilangan daya terus menerus dalam penguat.
Kelas B
penguat kelas b, tegangan resistor diganti dengan dioda sama dengan tegangan basis emitor karena tegangan sama tidak mengalir arus basis. jika lebih dari 0,7 baru mengalir arus basis, kemudian input diberi tegangan AC melewati kapasitor lalu menjadi naik menjadi diatas 0,7, yang diatas 0,7 diperkuat oleh arus kolektor, lalu dileeatkan oleh kapasitordan turun sedikit. jika tidak ada input maka kelas b tidak ada tegangannya.
modulasi AM
kalu AM menggunakan kelas B bagian bawah terpotong karena dibawah 0,7 tidak dapat disalurkan, jika dikuatkan akan menjadi rusak dan tidak bisa didengarkan sama sekali.
modulasi FM
untuk kelas B tegangan 0,7 naik lalu tegangan pada kolektor terpotong, maka output juga terpotong, input dan output tidak sama, namun krena modulasi pergeseran frekuensi maka modulasi tidak rusak.
Kelas C
Rangkaiannya pada kelas C mirip dengan rangkaian dari kelas B hanya saja pada dioda digantikan induktor pada kelas C, menyebabkan arus dan tegangan yang melewati basis tidak ada atau 0 karena tertahan, pada proses nya gelombang input masuk dan melewati basis dimana pada basis hanya pucuk gelombangnya saja yang diambil, lalu gelombang melewati kolektor dengan proses memperkuat gelombang pucuk tadi dan akhirnya output pada kelas C memiliki keregangan yang mirip dengan kelas B.
Oleh karena itu modulasi AM hanya di perbolehkan memakai Kelas A dengan sinyal kecil dan juga kelas C, tetapi modulasi FM diperbolehkan memakai seluruh kelas karena gelombang modulasi nya tidak akan mengalami kecacatan.
Carrier tidak apa apa cacat karna akan dibuang lagi, tapi kalau modulasinya tidak boleh cacat.
-7.903835,112.606274
1B/25/Yoga Wisesa/2041160045
BalasHapus>Penguat Kelas A
Ciri dari Kelas A yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan (gelombang yang dimodulasi utuh semuanya) dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen dc nya. Dalam rangkaiannya, terdapat transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Di bagian atas Resistor yang mempunyai arus Ic diberi tegangan 1 sebesar 12 volt yang mengalir arus dari kutub positif mengalir ke resistor kemudian menuju kutub negative negative (ground). Transistor itu sendiri mempunyai 2 jenis yaitu NPN dan PNP. Ciri dari NPN yaitu mempunyai panah yang mengarah ke keluar. Transistor ini mempunyai karakteristik yaitu tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 Volt dengan syarat bahan pembuat dari silicon. Proses dari penguat Kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui kaki input penguat lalu menyeberangi kapasitor. Terdapat Tegangan DC dari nol Volt yang terbagi beberapa volt. Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor+0,7 V yang menyebabkan terjadinya arus emitor.
>Penguat Kelas B.
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu.
Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Ciri dari kelas B yaitu kelas B tidak mempunyai inputan dan rangkaiannya terdapat diode penyearah dan mempunyai efisiensi lebih tinggi dari kelas A. Tegangan pada ujung diode sama dengan tegangan basis dan emitor yaitu 0,7 volt yang menyebabkan tidak ada arus basis. Jika melebihi 0,7 volt akan diperkuat oleh arus collector dan menyebabkan tegangan collector semakin besar. Gelombang pada kelas B hanya setengahnya yang diperkuat. Penguat kelas B juga mempunyai transistor sama halnya dengan kelas A yang membantu arus dari kutub positive menuju negative. Dan kemudian frekuensi radio menyebarangi kapasitor dan keluar dari kaki output penguat.
>Penguat Daya Kelas C.
Penguat kelas C menghantarkan kurang dari 50% sinyal masukkan, dan rentan kecacatan pada output juga tinggi, tetapi memiliki efisiensi yang cukup baik hingga mencapai 90%. Terdapat beberapa pemakaian yang masih dapat mentoleransi kecacatan tersebut, contohnya pada megaphone. Penguat kelas C ini biasanya digunakan dalam pemancar RF. Pemancar RF masih dapat menekan akibat kecacatan tersebut menggunakan beban yang ditala pada frenkuensi tertentu. Rangkaian tertala ini dapat beresonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat diredam dengan baik dan sinyal frekuensi yang diinginkan dapat diterima oleh beban.
Koordinat lokasi -7,6996181, 112,8832421
1B/19/Qurrotul Ainis Sholehah/2041160163
BalasHapusPenguat Carrier
Penguat kelas A
Rangkaian penguat kelas A menggunakan transistor sebagai penguat dari penguat aktif ada 2 macam yaitu model zaman dulu yaitu penguat tabung elektron yang digunakan sekarang adalah penguat transistor adapun jika ada IC maka di dalamnya ada transistornya. Resistor ada 2 macam berdasarkan bahannya yaitu dibuat dari bahan silikon dan dibuat dari bahan germanium. Yang paling banyak diproduksi adalah resistor dari bahan silikon. Sedangkan germanium jarang diproduksi. Bahan silikon memiliki ciri khas yaitu mempunyai tegangan antara basis dan emitor nya pada skala operasional tegangan nya adalah 0,7 v, untuk germanium tegangannya 0,2 volt.
Transistor memiliki 3 kaki, kaki tersebut adalah kaki kolektor yang pertama kaki basis selanjutnya kaki emitor. Jika telah dirangkai ada R pembagian tegangan tujuannya membagi tegangan pada kaki basis . R pada basis ini merupakan pembagian tegangan tujuannya untuk memberikan arus basis sehingga jika tegangannya pada tegangan cukup akan mengalir arus basis yaitu mengalir antara basis dan emitor jika mengalir arus basis maka akan mengalir pula arus konektor.
Penguat kelas B
Pada kelas B tegangan basis ini dibuat 0,7 jadi jadi pembagian tidak menggunakan pembagian r dan l tetapi R dihubungkan dengan diode dimana dioda ini dari bahan silikon pegangannya 0,7 dengan basis dan emitor juga 0,7 jadi VBE = 0,7 jadi dalam keadaan stand by tidak akan ada arus mengalir karena sama-sama 0,7. Jika diberi sinyal pada input tegangannya lebih besar daripada 0,7 akan mengalir arus basis tersebut.
Penguat kelas C
Tegangan pada penguat kelas C ada pada induktor yaitu 0. Karena induktor mengalirkan arus DC. Jika diberi tegangan 1 maka di titik yang lain akan nol karena ini adalah kawat yang digulung cuma karena kalau masuk AC maka akan diblokir. kita lihat pada inputnya masuk ke yang 0 ke bawah maka akan hilang karena di ground kan. Jadi hanya tinggal yang atas saja diteruskan ke basis. Di ataspun ini kalau mencapai 0,7 maka yang akan menjadi arus basis cuma kepala-kepalanya saja yang bisa ngalirkan arus basi ke emitor. Dibawah 0,7 tidak di alirkan. Yang diatas diperkuat menjadi arus kolektor.
Sinyal carrier
Kelas A
Sinyal frekuensi radio kemudian masuk ke dalam kaki basis dengan tegangan lebih besar dari 0,7 tergantung besaran emitor, sehingga di tegangan DC ditambahkan tegangan input menjadi lebih besar di kaki kolektor dengan arus bolak balik, lalu di koplingkan di kapasitor kemudian arus AC di teruskan ke output, jadi input dan outputnya bentuknya sama disebut dengan penguat linear
Kelas B
Inputnya sama yaitu sinyal frekuensi radio, input masuk melewati kapasitor kemudian masuk ke Diode dengan 0,7 secara konstan, perubahan sinyal naik turun yang dikuatkan oleh emitor sebesar 0,7 sehingga menjadi perubahan arus pada kolektor karena lebih besar dari 0,7. Jadi input dan outputnya berbeda sehingga bukan penguat linear
Kelas C
Tegangan pada inductor sebesar 0 volt karena cuman kawat yang di gulungkan, input masuk ke basis sebesar 0 volt hilang karena di groundkan, jika diatas 0,7 akan tetap ada, yang akan menjadi arus basis hanya kepala emitor karena dibawah 0,7 hanya pada ujungnya yang di potong di kolektor kemudian di lewatkan ke AC.
Koordinat Lokasi : (-7.9434306, 112.6016362)
1B/13/Mochammad Iqbal Ramadani/2041160081
BalasHapusA. Rangkaian pada kelas A
Sinyal input dengan tegangan sebesar 0,7 di inputkan ke R basis bertujuan untuk memberikan arus pada basis, dan arus mengalir pada basis dan emitor lalu pada arus kolektor dari VCC langsung ke ground dengan tegangan yang sama yaitu 0,7 besarnya konstan.
B. Rangkaian pada kelas B
Sinyal di inputkan dengan tegangan sebesar 0,7 pada tegangan basis serta di hubungkan langsung ke diode, serta basis dan emitor juga sebesar 0,7 sehingga tidak ada arus yang mengalir karena tinggi dan besar nya sama sebesar, lalu akan ada arus serta kumparan yang menyalurkan langsung ke DC sehingga dapat mengarahkan ke kapasitor.
C. Rangkaian pada kelas C
Proses nya langsung lewat kumparan dengan tegangan sebesar 0 volt , tidak ada input jika ada input tegangan nya harus di atas 0,7 yang akan mengalir pada arus basis dan arus kolektor dan keluar sebagai tegangan output.
Sinyal carrier
a. Kelas A
Sinyal frekuensi radio kemudian masuk ke dalam kaki basis dengan tegangan lebih besar dari 0,7 tergantung besaran emitor, sehingga di tegangan DC ditambahkan tegangan input menjadi lebih besar di kaki kolektor dengan arus bolak balik, lalu di koplingkan di kapasitor kemudian arus AC di teruskan ke output, jadi input dan outputnya bentuknya sama disebut dengan penguat linear
b. Kelas B
Inputnya sama yaitu sinyal frekuensi radio, input masuk melewati kapasitor kemudian masuk ke Diode dengan 0,7 secara konstan, perubahan sinyal naik turun yang dikuatkan oleh emitor sebesar 0,7 sehingga menjadi perubahan arus pada kolektor karena lebih besar dari 0,7. Jadi input dan outputnya berbeda sehingga bukan penguat linear
c. Kelas C
Tegangan pada inductor sebesar 0 volt karena cuman kawat yang di gulungkan, input masuk ke basis sebesar 0 volt hilang karena di groundkan, jika diatas 0,7 akan tetap ada, yang akan menjadi arus basis hanya kepala emitor karena dibawah 0,7 hanya pada ujungnya yang di potong di kolektor kemudian di lewatkan ke AC.
Sinyal termodulasi AM
a. Kelas A
Sinyal sudah termodulasi dan dikuatkan secara AM, sumbunya di tengah dengan basis di atas 0,7 jika penguat lebih besar akan otomatis ke potong di kolektor. Jadi sinyal pada kelas A hanya untuk sinyal kecil saja
b. Kelas B
Sama seperti di kelas A hanya saja tegangan di atas 0,7 akan naik di diode terpotong karena melebihi 0,7. Jadi sinyal pada kelas B tidak bisa di gunakan oleh sinyal kecil
c. Kelas C
Input sama termodulasi, di inputkan di atas kaki basis dengan tegangan harus di atas 0,7 yang dikuatkan pada kolektor hanya pada pucuknya saja. Jadi perbedaan antara kelas B dan kelas C ada pada rapat dan renggang nya sinyal.
Sinyal termodulasi FM
a. Kelas A
Untuk penguat kelas kecil
Di atas 0,7 dikuatkan di kolektor dengan bentuk sinus di output juga sinus di input
Kemudian masuk ke kaki basis lalu di kolektor di potong karena output dan inputnya tidak sama karena ujung nya terpotong.
b. Kelas B
Input termodulasi FM di kaki basis naik ke kolektor kemudian input dan outputnya tidak sama tetapi masih di sebut penguat linear
c. Kelas C
Sama seperti yang lain hanya saja input yang di atas 0,7 sehingga output dan inputnya disebut linear karena normal rapat renggang nya sinyal kemudian bisa diterima oleh pendengar dengan baik
7.9670884,112.6272377,17
1CJTD/05/Anas Habiburohman R/2041160136
BalasHapusPenguat Kelas A :
Ciri dari Kelas A yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan (gelombang yang dimodulasi utuh semuanya) dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen dc nya. Dalam rangkaiannya, terdapat transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Di bagian atas Resistor yang mempunyai arus Ic diberi tegangan 1 sebesar 12 volt yang mengalir arus dari kutub positif mengalir ke resistor kemudian menuju kutub negative negative (ground). Transistor itu sendiri mempunyai 2 jenis yaitu NPN dan PNP. Ciri dari NPN yaitu mempunyai panah yang mengarah ke keluar. Transistor ini mempunyai karakteristik yaitu tegangan basis dan tegangan emitor nilainya selalu 0,7 Volt dengan syarat bahan pembuat dari silicon. Proses dari penguat Kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui kaki input penguat lalu menyeberangi kapasitor. Terdapat Tegangan DC dari nol Volt yang terbagi beberapa volt. Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor+0,7 V yang menyebabkan terjadinya arus emitor.
Penguat kelas B
adalah penguat yang bekerja berdasarkan tegangan bias dari sinyal input yang masuk. Titik kerja penguat kelas B berada dititik cut-off transistor. Dalam kondisi tidak ada sinyal input maka penguat kelas B berada dalam kondisi OFF dan baru bekerja jika ada sinyal input dengan level diatas 0.6Volt (batas tegangan bias transistor).
Penguat kelas B mempunyai efisiensi yang tinggi karena baru bekerja jika ada sinyal input. Namun karena ada batasan tegangan 0.6 Volt maka penguat kelas B tidak bekerja jika level sinyal input dibawah 0.6Volt. Hal ini menyebabkan distorsi (cacat sinyal) yang disebut distorsi cross over, yaitu cacat pada persimpangan sinyal sinus bagian atas dan bagian bawah.
Penguat Kelas C :
Ciri dari kelas C yaitu mempunyai efisiensi paling tinggi dari arus colektor dan gelombang yang dimodulasi hanya bagian pucuk-pucuknya saja, kelas C ini mempunyai tegangan nol kemudian masuk setelah 0,7 baru terdapat arus basis, gelombang yang diatas 0,7 akan diperkuat oleh transistor. Gelombang pada kelas C menyebabkan kecacatan pada carrier, namun tidak masalah jika cacatnya pada carrier, jangan sampai yang cacat pada modulasinya karena dapat menyebabkan informasinya terpotong.
Modulasi AM dan FM mempunyai inputan dan output an yang berbeda-beda. pada kelas A mempunyai sinyal besar dan kecil, sedangkan pada kelas B dan C mempunyai sinyal besar saja.
Koordinat : -7.526106,111.562812
1C/09/Dwinnar Rosyidan/2041160087
BalasHapusPenguat Kelas A
Penguat ini menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar dan memiliki gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan atau sama, pada rangkaian transistornya mempunyai tiga kaki basis, collector, dan emitor, diatas colector diberikan catu daya sehingga transistor diberikan tegangan dan aliran arus melewati collector dan juga melewati basis, transistor memiki dua jenis NPN dan juga BJT. sebelum arus melewati basis ada dua resistor letaknya di samping kiri, sebagai pembagi arus yang lewat. Transistor ini memiliki sifat antara basis dan emitor memiliki tegangan 0,7volt untuk bahan silicon, dan 0,2volt untuk bahan germanium
Penguat Kelas B
Pada penguat kelas B dimana diganti oleh diode sebagai pengganti dari resistor yang terletak di kiri bawah , pada jalur kolektor diberi konduktor, pada penguat kelas B terdapat RFC (Radio Frequency Chock) yang diamana fungsinya untuk menghambat frequensi radio, yang mengabitkan tegangngan pada diode sama dengan tegangan pada basis emitor, yang dimana jika lebih dari 0,7 baru mengalir arus basis nya, kemudian input diberi tegangan AC yang melewati kapasitor lalu naik menjadi diatas 0,7, ketika diatas 0,7 diperkuat oleh arus kolektor, kemudian diletakkan oleh kapasitor dan turun sedikit , jika tidak ada input maka penguat kelas B tidak aka nada tegangan nya. Penguat Kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada Penguat Kelas A.
Penguat Kelas C
Ciri dari kelas C yaitu mempunyai efisiensi paling tinggi dari arus colektor dan gelombang yang dimodulasi hanya bagian pucuk-pucuknya saja, kelas C ini mempunyai tegangan nol kemudian masuk setelah 0,7 baru terdapat arus basis, gelombang yang diatas 0,7 akan diperkuat oleh transistor. Gelombang pada kelas C menyebabkan kecacatan pada carrier, namun tidak masalah jika cacatnya pada carrier, jangan sampai yang cacat pada modulasinya karena dapat menyebabkan informasinya terpotong.
-7.9573013,112.652,20
1E/12/Fadel Filla Akbar Santoso/2041160143
BalasHapusPenguat Kelas A
Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang
terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, Pada rangkaian Transistor mempunyai 3 kaki, yaitu Kolektor, Basis, dan Emitor. Kemudian diberi tegangan catu daya yang mengakibatkan transistor dialiri arus dari kutub positif ke kutub negatif. unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada
bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Besarnya arus kolektor sama dengan suatu konstanta yang disebut Beta DC (HFE) yang mana besarnya konstan. Untuk sinyal carrier pada kelas A, input penguatnya yaitu gelombang sinus. Sinyal input akan naik tegangannya (diatas 0,7). Sehingga pada basis ada tegangan DC ditambah tegangan dari sinyal input sehingga arus kolektor jadi lebih besar dan tegangan kolektor jadi lebih besar juga. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Pada kelas B, tegangan basis dibuat 0,7 volt. Jadi RFC (induktor) dihubungkan dengan dioda, dimana dioda ini terbuat dari bahan dilicon yang memiliki tegangan 0,7 volt. Sedangkan basis dan emitor tegangannya juga 0,7 volt. Jadi dalam keadaan standby, tidak akan ada arus mengalir , arus basis tidak akan mengalir karena besarnya tegangan sama. Kalau pada input penguat diberi sinyal sehingga tegangannya lebih besar daripada 0,7. Maka arus basis akan mengalir. Jadi jika ada sinyal input maka ada arus basis, sehingga ada arus kolektor yang lebih besar dan sinyal outputnya akan lebih besar. Kemudian pada rangkaian terdapat kumparan atau disebut sebagai RFC (Radio Frequency Choke) yang menyalurkan arus DC tapi menghambat arus AC, jadi agar frekuensi tingginya tidak bocor ke power supply, dan diarahkan ke kapasitor. Kapasitor ini menyalurkan arus AC dan menghambat arus DC. Jadi output yang dihasilkan adalah AC.
Untuk sinyal carrier pada kelas B, tegangan pada sinyal input akan naik turun, yang dikuatkan oleh kolektor adalah yang diatas 0,7. Fase yang lebih besar dari 0,7 akan dialirkan arus basisnya sehingga terjadi perubahan arus pada kolektor. Perubahan arus pada kolektor menyatakan perubahan tegangan pada kolektor yang lebih besar Input dan output pada sinyal carrier kelas B berbeda (bukan penguat linier)
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon (megaphone – penguat corong yang dipegang tangan). Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertata tersebut. Rangkaian tertata itu hanya bersonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal
frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
7°16'37.6"S 112°43'31.7"E
1E/18/Nasrul Deva Pratama/2041160059
BalasHapusBeberapa contoh jenis penguat :
1. Penguat kelas A
2. Penguat kelas B
3. Penguat kelas C
Penjelasan:
Penguat kelas A
Pada rangkaiannya, terdapat 4 buah resistor, dan transistor yang mempunyai 3 kaki yang terdiri dari kaki colektor, basis, dan emitor. Penguat Kelas A memiliki ciri yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen DC nya . Dan Penguat Kelas A menguatkan seluruh proses masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya. Penguat kelas ini pada umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, karena memiliki efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, akan terjadi rugi pada daya yang kecil sehingga dapat diterima. Dalam Penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sehingga rangkaiannya selalu menghantarkan dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu sendiri selalu menghantarkan meskipun tidak ada masukan terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Pada rangkaiannya terdapat transistor, dioda, resistor, dan induktor. Penguat Kelas B memiliki ciri yaitu tidak mempunyai inputan dan rangkaiannya terdapat dioda penyearah dan mempunyai efisiensi lebih tinggi dari kelas A. Tegangan pada ujung dioda sama dengan tegangan basis dan emitor yaitu sebesar 0,7 volt yang menyebabkan tidak ada arus basis. Jika melebihi 0,7 volt akan diperkuat oleh arus collector dan menyebabkan tegangan collector semakin besar. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah proses berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B juga jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya pada pemancar Frekuensi Radio (RF).
Penguat Kelas C
Pada rangkaiannya terdapat transistor, resistor, dan 2 buah induktor. Penguat Kelas C memiliki ciri yaitu mempunyai efisiensi paling tinggi dari arus colektor dan gelombang yang dimodulasi hanya bagian ujungnya saja, Penguat Kelas C ini mempunyai tegangan sebesar nol kemudian masuk setelah 0,7 baru terdapat arus basis, gelombang yang diatas 0,7 akan diperkuat oleh transistor. Penguat kelas C menghantarkan kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar Frekuensi Radio (RF) di situ cacat yang terjadi dapat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, Rangkaian tertala itu hanya beresonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi - frekuensi yang tidak diinginkan dapat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoida) dapat diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi tersebut. Asalkan pemancar itu tidak memancarkan pada bidang frekuensi yang luas.
Koordinat lokasi : 8°02'22.4"S 111°50'55.2"E
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus1E/03/ALVIN ALDORINO SETIAWAN/2041160158
BalasHapusPenguat kelas A
Pada penguat kelas A memiliki input dan output yang konstan atau stabi dan bisa dikatakan tidak mengalaml perubahan, di rangkaian penguat kelas A terdapat rangkaian transistor yang memiliki 3 kaki diantaranya kolektor, basis, dan emitor. Penguat kelas A yang kita bahas kali ini berbahan silikon sebagai penguat. Yang dapat diartikan apabila terdapat arus dari basis maka arus emitor akan mengalir ke bagian ground. Kita beri contoh semisal pada rangkaian transistor penguat kelas A tersebut diberi sebuah tegangan catu daya sebsar 12V maka daya tersebut akan mengalir dari kutub positif (+) kemudian menuju ke kutub negatif (-) lalu menuju ke ground. Lalu pada rangkaian tersebut terdapat 2 buah resistor yang digunakan sebagai pembagi tegangan , agar collector dan emittor(output) mendapatkan tegangan secara merata. Transistor sendiri mempunyai 2 jenis yaitu NPN dan PNP. Ciri dari NPN yaitu mempunyai panah yang mengarah ke keluar.Transistor ini memiliki karakteristik sebagai berikut Vbasis dan V emitor yang nilainya selalu 0,7 V untuk bahan dari silikon. Lalu terdapat V basis, V emitor dan V kolektor. Dalam rangkaian tersebut, V basis nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan V emitor. Apabila tegangan pada basis lebih rendah maka dapat menyebabkan arus yang dialirkan menjadi terbalik sehingga resistor menjadi rusak. Dari penyataan tersebut diperoleh V.B = V.E +V.BE(0,7V). Apabila tegangan pada basis lebih besar dari tegangan Emittor + 0,7 maka akan ada arus basis yang akan menggarah ke emitor.
Pada kelas A terdapat input sebagai penguat dan output sebagai penguat. Jadi inputnya merupakan gelombang sinus dan bolak balik. Tegangan sebesar 0V. Frekuensinya merupakan gelombang radio yang masuk dan melewati kapasitor karena bagian dari AC, lalu dicampur dengan DC. Lalu masuk ke basis yakni 0,7 V ditambah arus pada emitor. Lalu masuk ke kolektor. Tegangan pada kolektor cukup besar karena arus tersebut berasal dari beta dikali arus basis. Lalu dicompile dengan kapasitor. Tegangan pada DC nya diredam kemudian untuk AC nya tetap. Kesimpulannya tegangan pada kolektor menjadi tinggi lalu setelah melewati kapasitor dan masuk ke output menjadi 0V. Hal tersebut yang menyebabkan Input dan Outputnya sama/konstan.
Penguat Kelas B
Pada rangkaian penguat kelas B terdapat sebuah dioda sebagai pengganti resistor di penguat kelas A, pada ujung dioda memiliki tegangan sebesar 0,7 V, sehingga VBE = 0,7. Jadi ketika dalam keadaan menyala atau stand by tidak akan ada arus yang mengalir, hal tersebut terjadi dikarenakan besarnya tegangan yang sama dengan tegangan pada dioda yaitu 0,7 dan tidak adanya sinyal input. Namun, bila diberi sebuah sinyal input maka arus tersebut akan mengalir. Pada penguat kelas B sinyal carrier (pembawa) melewati kapasitor. Karena adanya sebuah dioda pada Arus Basis, maka VB = 0.7 V dan VBE = 0.7 V. Terjadi perubahan pada tegangan input yang dikuatkan oleh emitor yang memiliki tegangan di atas 0.7 V. Karena di atas 0.7 V maka akan mengalir Arus Basis. Sehingga gelombangnya terpotong yang menyebabkan tegangan input dan output menjadi berbeda dan bukan penguat linier atau tetap.
Penguat Kelas C
Pada penguat kelas C , terdapat resistor dan induktor. Arus DC tetap masuk sedangkan arus AC ditahan. Sehingga arus AC masuk ke basis. Pada basis memiliki tegangan sebesar 0,7 V. lalu diatas 0,7 V akan diperkuat olek kolektor. Sehingga diperbesarkan dan tidak rapat. Lalu lewat kapasitor dan ini disebut penguatan carier. Jadi sinyal pada carier belum termodulasi. Efiesiensi paling tinggi terdapat pada kolektor karena memiliki arus yang sedikit. Kelas C lebih renggang daripada kelas B. Jadi kelas A memiliki efesiensi rendah dan diperkuat secara utuh. Lalu untuk kelas B hanya separuhnya saja yang diperkuat.
Untuk Modulasi AM diperbolehkan menggunakan Penguat Kelas A dan Kelas C Sedangkan untuk Modulasi FM diperbolehkan untuk menggunakan semua kelas karena tidak akan terjadi suatu kecacatan.
Koordinat Lokasi : 7°56'25.2"S 112°38'59.5"E
1E/13/FEBRI HERMANA PUTRA/2041160072
BalasHapus-7.9641367 112.64644166666668
Terdapat 3 macam penguatan yaitu :
- Penguat kelas A
- Penguat kelas B
- Penguat kelas C
Cara kerja penguat kelas A :
Untuk cara kerja penguat kelas A sendiri yaitu dengan menguatkan seluruh masukan sehingga yang
dikeluarkan merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat kelas A ini tidak terlalu efisien, karena penguat kelas A hanya meiliki efisiensi maksimum 50%. Didalam penguat Kelas A penguatnya diberi prategangan
sehingga di dalam rangkaian tersebut selalu menghantar dan dioperasikan pada
bagian yang sejajar/linier pada lengkungan karakteristik penguat. Dikarenakan peralatan tersebut
akan selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, dan selalu ada daya yang terbuang,
sehingga hal itulah yang menyebabkan penguat kelas A efisiensinya rendah.
Cara kerja penguat Kelas B :
Lalu untuk cara kerja penguat kelas B hanya menggunakan setengah gelombang
masukan, Karena hanya menggunakan setengah gelombang maka menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi penguat kelas B memiliki efisiensi yang lebih tinggi daripada penguat Kelas A. Penguat Kelas B
Sendiri mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur
berikutnya penguat kelas B ini tidak bekerja sehingga sama sekali tidak menggunakan daya pada saat itu.
Penguat Kelas B jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun penguat kelas B
dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu
memperhatikan cacat yang keluar.
Cara kerja penguat Kelas C :
Selanjutnya adalah Penguat kelas C, untuk cara kerja penguat kelas C sendiri yaitu dengan menghantarkan kurang dari 50% sinyal masukan dan memiliki cacat keluaran tinggi, tetapi untuk efisiensi penguat kelas C sendiri dapat mencapai 90%. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF (Radio Frekuensi), dalam pemancar RF cacat yang terjadi dapat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan tersebut dapat digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati atau sebaliknya, yang menimbulkan pulse arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beresonansi pada beberapa resonasi tertentu sehingga
frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan tersebut dapat diredam lalu sinyal
frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
1E/04/ANANTA WICAKSANA/2041160049
BalasHapus-Penguat Kelas A⠀
⠀
Rangkaian Penguat Kelas A mempunyai gelombang input dan outputnya konstan atau sama, untuk rangkain transistor dimana transistornya sendiri memiliki 3 kaki yaitu basis, collector, serta emitor. Di atas collector diberi catu daya sehingga transistor diberikan tegangan dan aluran arus, lalu arus akan melewati collector dan basis, dan akan keluar melewati emitor menuju ke ground.⠀
⠀
Transistor sendiri memiliki 2 jenis yaitu ada NPN dan PNP sebagai pembagi tegangan.⠀
Transistor memiliki karakteristik tegangan yaitu Vbasis serta Vemitor nilainya selalu 0.7V, ⠀
Apabila transistor tersebut dialiri oleh arus maka akan ada tegangan emitor serta tegangan basis, dimana tegangan basis tersebut lebih tinggi dibandingkan tegangangn emitor, dari pernyataan tersebut maka di peroleh VB=VE+VB(0,7), apabila tegangan basis masuk lebih besar dari VE+VB-E(0,7) makan ada arus basis yang mengalir menuju ke emitor.⠀
Kalau dilihat dari penguat AC di kelas A ada input dan output penguat. Dari input penguat masuk ke basis lalu ke kolektor hingga output penguat, input dari penguat penguat merupakan gelombang sinus.⠀
⠀
-Penguat kelas B⠀
Pada rangkaian penguat Kelas B terdapat dioda sebagai pengganti resistor di penguat kelas A, tegangan pada ujung diode bernilai 0,7V, Pada input diberi tegangan AC melewati suatu kapasitor ssehingga tegangan akan naik diatas 0,7V, tegangan di atas 0,7V diperkuat oleh arus colector kemudian dilewatkan kapasitor, Apabila tidak ada input pada kelas B maka tidak akan ada tegangan yang mengalir.⠀
⠀
-Penguat Kelas C⠀
Pada kelas C ini terdapat resistor dan induktor, disini tegangan yang melewati basis tidak ada atau 0 karena tertahan, pada prosesnya gelombang input masuk melewati basis yang dimana basis itu yang diperkuat hanya ujungnya saja, sehingga gelombang akan terbentuk renggang (tidak rapat).disini kelas C lebih renggang daripada kelas B⠀
-Karateristik SINYAL TERMODULASI AM
Kelas A hanya bisa untuk sinyal kecil saja, yang besar akan terpotong.
Kelas B hanya yang diatas 0,7 yang akan dikuatkan transisor tapi terpotong oleh besarnya catu daya. Seandainya penguatan kecil tetap akan terpotong.
Kelas C yang dikuatkan hanya yang ujungnya saja. Jika dibandingkan dengan kelas B dan C kolektor jarang. Kelas C lebih efisien.
-Pada SINYAL TERMODULASI FM
KELAS A (penguat sinyal kecil) di kolektor dan outout bentuknya sama (sinus) sedangkan pada (penguat sinyal besar) Input dan output tidak sama tetapi tetap termasuk penguat linier karena tidak menganggu modulasi.
Kelas B bentuk sinyal input dan output tidak sama tapi masih disebut linier. Rapat atau renggangnya sama/konstan
Kelas C tetap disebut penguat linier, karena modulasinya masih terlihat normal
⠀
Koordinat lokasi =7.697450, 111.621402 (Wungu, Kabupaten Madiun)
1C/20/Rifan Tri Wahyudi/2041160025
BalasHapusPenguat kelas A
Penguat kelas A melakukan penguatan diseluruh masukan sehingga keluarannya merupakan
salinan asli yang amplitudonya diperbesar.
Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal yang lemah. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien,
Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil,
rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima.
Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu
menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat.
oleh arena itu terdapat daya yang terbuang yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat kelas B
Tegangan resistor diganti dengan dioda penyearah dimana tegangan diujung dioda sebesar 0,7 volt
sama dengan tegangan prabasis emitor, karena tegangannya sama maka tidak mengalirkan arus basis. Jika tegangan
lebih dari 0,7 volt maka arus basis dapat mengalir. Kemudian pada input diberi tegangan AC
sehingga tegangan dapat naik diatas 0,7 volt, Yang kemudian kemudian akan diperkuat oleh arus kolektor yang
nantinya arus AC pada tegangan kolektor juga akan semakin besar, setelahnya arus bolak baliknya akan
dilewatkan melalui kapasitor.
Penguat Kelas C
Pada penguat kelas C tegangan basis akan melewati induktor saja,
penguat ini biasanya juga disebut sebagai RFC, yang menghambat frekuensi radio.
Pada rangkaian ini arus DC akan tetap masuk namun arus AC dihambat.
Karena bagian bawah ditahan maka arus AC masuk ke basis.
Didalamnya masih memiliki tegangan 0, ketika tegangan sudah 0,7 volt maka akan muncul arus basis.
pada gelombangn yang diperkuat adalah pucuknya saja.
Sehingga bentuk dari gelombang akan renggang atau tidak rapat.
Efisiensi yang paling tinggi terdapat pada kolektor, karena arusnya yang kecil.
Titik Koordinat: -7.8847826, 112.5883315
1EJTD/07/Daffa Novian Atmaja/2041160001
BalasHapusPenguat Kelas A
Penguat kelas A
Rangkaian penguat kelas A menggunakan transistor sebagai penguat dari penguat aktif ada 2 macam yaitu model zaman dulu yaitu penguat tabung elektron yang digunakan sekarang adalah penguat transistor adapun jika ada IC maka di dalamnya ada transistornya. Resistor ada 2 macam berdasarkan bahannya yaitu dibuat dari bahan silikon dan dibuat dari bahan germanium. Yang paling banyak diproduksi adalah resistor dari bahan silikon. Sedangkan germanium jarang diproduksi. Bahan silikon memiliki ciri khas yaitu mempunyai tegangan antara basis dan emitor nya pada skala operasional tegangan nya adalah 0,7 v, untuk germanium tegangannya 0,2 volt.
Transistor memiliki 3 kaki, kaki tersebut adalah kaki kolektor yang pertama kaki basis selanjutnya kaki emitor. Jika telah dirangkai ada R pembagian tegangan tujuannya membagi tegangan pada kaki basis . R pada basis ini merupakan pembagian tegangan tujuannya untuk memberikan arus basis sehingga jika tegangannya pada tegangan cukup akan mengalir arus basis yaitu mengalir antara basis dan emitor jika mengalir arus basis maka akan mengalir pula arus konektor.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Pada rangkaian penguat kelas B terdapat sebuah dioda sebagai pengganti resistor di penguat kelas A, pada ujung dioda memiliki tegangan sebesar 0,7 V, sehingga VBE = 0,7. Jadi ketika dalam keadaan menyala atau stand by tidak akan ada arus yang mengalir, hal tersebut terjadi dikarenakan besarnya tegangan yang sama dengan tegangan pada dioda yaitu 0,7 dan tidak adanya sinyal input. Namun, bila diberi sebuah sinyal input maka arus tersebut akan mengalir. Pada penguat kelas B sinyal carrier (pembawa) melewati kapasitor. Karena adanya sebuah dioda pada Arus Basis, maka VB = 0.7 V dan VBE = 0.7 V. Terjadi perubahan pada tegangan input yang dikuatkan oleh emitor yang memiliki tegangan di atas 0.7 V. Karena di atas 0.7 V maka akan mengalir Arus Basis. Sehingga gelombangnya terpotong yang menyebabkan tegangan input dan output menjadi berbeda dan bukan penguat linier atau tetap.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Pada penguat kelas C, terdapat resistor dan induktor. Arus DC tetap masuk sedangkan arus AC ditahan. Sehingga arus AC masuk ke basis. Pada basis memiliki tegangan sebesar 0,7 V. lalu diatas 0,7 V akan diperkuat olek kolektor. Sehingga diperbesarkan dan tidak rapat. Lalu lewat kapasitor dan ini disebut penguatan carier. Jadi sinyal pada carier belum termodulasi. Efiesiensi paling tinggi terdapat pada kolektor karena memiliki arus yang sedikit. Kelas C lebih renggang daripada kelas B. Jadi kelas A memiliki efesiensi rendah dan diperkuat secara utuh. Lalu untuk kelas B hanya separuhnya saja yang diperkuat.
Pada modulasi AM tidak akan terjadi suatu kecacatan jika kita menggunakan Penguat Kelas A dan C sedangkan pada modulasi FM tidak akan terjadi suatu kecacatan jika menggunakan semua kelas.
7°49'16.4"S 111°59'44.5"E
1E/02/Ahmad Rasyidin Azis/2041160114
BalasHapusPenguat kelas A
Ciri-ciri dari penguat kelas A yaitu bentuk gelombang input dan gelombang output tidak mengalami perubahan dan mempunyai efisiensi rendah karena ada komponen DC nya, Penguat kelas A seringkali dipakai pada sinyal kecil, agar efisiensi daya bisa diabaikan. Meskipun dalam situasi ideal sebuah penguat kelas A hanya bisa mencapai efisiensi sebesar 50%. Penguat kelas A juga mengambil daya bahkan ketika tidak ada sinyal masukan. Efisiensi disebut efisiensi daya kolektor, dan didefinisikan sebagai perbandingan daya keluaran ke daya masukan arus DC, lalu proses penguat kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui kaki input penguat lalu menyeberangi kapasitor. Terdapat Tegangan DC dari nol Volt yang terbagi beberapa volt. Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor+0,7 V yang menyebabkan terjadinya arus emitor.
Penguat kelas B
Penguat kelas B sebenarnya hampir sama dengan penguat , penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar setengahnya karena pada setengah daur
berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama
sekali pada saat itu. Penguat Kelas B dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat kelas C
Pada penguat kelas C efisiensi operasi lebih tinggi dari penguat kelas B. Akan tetapi, ganguan sebuah penguat kelas C lebih besar dari penguat kelas A dan B. Namun, gangguan yang tinggi juga memiliki keuntungan lain. Satu aplikasi penggunaan yang umum adalah multiplier frekuensi untuk menaikan atau mengubah sinyal frekuensi. Ketika gangguan penguat kelas C sangat besar, itu hanya cocok untuk sinyal yang tidak terpengaruh dengan amplitudo, seperti penguatan sinyal CW atau FM. Penguat kelas C ini mempunyai tegangan nol kemudian masuk setelah 0,7 baru terdapat arus basis, gelombang yang diatas 0,7 akan diperkuat oleh transistor
( Lokasi : -7.424902,112.687633 )
1E/15/Krisna Murti Rachmadani/2041160031
BalasHapusPenguat kelas A
Transistor memiliki tegangan antara basis dan emitor yang konstan (tetap). Transistor dari silikon, maka nilai tegangan konstannya 0,7 V (tegangan diantara Ve dan Vb). Vb untuk penguat kelas A selalu lebih dari 0,7 V, maka akan ada aliran. Maka Ib lebih dari 0 A. Tegangan di Vc akan ada penguatan oleh transistor, sehingga pasti lebih dari 0,7 V. Sinyal output yang keluar dilewatkan kapasitor sehingga DC nya dihilangkan dan menyebabkan drop. Pada inputnya modulasi AM, namun pada output akan terputus karena catu daya hanya 12 V, yang disebut cacat modulasi. Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga bentuk sinyal outputnya sama dengan inputnya yang diperbesar amplitudonya. Penguat kelas A umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis A tidak terlalu efisien (efisiensi 25-50%). Bila digunakan untuk sinyal kecil, rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sehingga rangkaiannya selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Pada kaki dipertahankan tegangannya 0,7 V sehingga diberi diode yang ujung – ujng kakinya 0,7 V. Dalam keadaan standby (diam) tidak ada arus diantara basis dan emitor. Jadi tidak ada arus pada kolektor dan emitor. Terdapat induktor, yang tegangan di ujung - ujungnya adalah 0 V, sifatnya menghambat arus AC dan melanjutkan atau menyalurkan arus DC. Vb untuk penguat kelas B sama dengan 0,7 V, maka Ib sama dengan 0 A. Sinyal yang masuk pada basis 0,7 V, kemudian pada output hanya diambil yang diatas kemudian dikuatkan. Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi daripada penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum (sekitar 75%) karena pada setengah daur berikutnya, penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C
Karena terdapat induktor, tegangannya menjadi 0 V (Vb = 0 V), maka Ib sama dengan 0 A. Sinyal input yang awalnya berbentuk sinus, pada bagian ujungnya dikuatkan, sehingga menyebabkan sinyal output yang ujungnya terpotong – potong. Hal ini menyebabkan masalah karena amplitudonya rusak. Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C adalah dalam pemancar RF, cacat yang terjadi dapat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat dari keadaan hidup ke keadaan mati dan sebaliknya, menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala hanya beresonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi yang tidak diinginkan dapat diredam dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoidal) dapat diterima oleh beban.
Koordinat lokasi : -7.937834,112.694134
1E/08/DIMAS KURNIAWAN/2041160157
BalasHapusJenis-jenis penguat:
1.Penguat kelas A
2.Penguat kelas B
3.Penguat kelas C
Penjelasannya:
Penguat kelas A
Rangkaian penguat kelas A menggunakan transistor sebagai penguat dari penguat aktif ada 2 macam yaitu model zaman dulu yaitu penguat tabung elektron yang digunakan sekarang adalah penguat transistor adapun jika ada IC maka di dalamnya ada transistornya. Resistor ada 2 macam berdasarkan bahannya yaitu dibuat dari bahan silikon dan dibuat dari bahan germanium. Yang paling banyak diproduksi adalah resistor dari bahan silikon. Sedangkan germanium jarang diproduksi. Bahan silikon memiliki ciri khas yaitu mempunyai tegangan antara basis dan emitor nya pada skala operasional tegangan nya adalah 0,7 v, untuk germanium tegangannya 0,2 volt.
Transistor memiliki 3 kaki, kaki tersebut adalah kaki kolektor yang pertama kaki basis selanjutnya kaki emitor. Jika telah dirangkai ada R pembagian tegangan tujuannya membagi tegangan pada kaki basis . R pada basis ini merupakan pembagian tegangan tujuannya untuk memberikan arus basis sehingga jika tegangannya pada tegangan cukup akan mengalir arus basis yaitu mengalir antara basis dan emitor jika mengalir arus basis maka akan mengalir pula arus konektor.
Penguat Kelas B
Pada rangkaian penguat kelas B terdapat sebuah dioda sebagai pengganti resistor di penguat kelas A, pada ujung dioda memiliki tegangan sebesar 0,7 V, sehingga VBE = 0,7. Jadi ketika dikeadaan menyala atau stand by tidak akan ada arus yang mengalir, hal tersebut terjadi dikarenakan besarnya tegangan yang sama dengan tegangan pada dioda yaitu 0,7 dan tidak adanya sinyal input. Namun, jika diberi sebuah sinyal input maka arus tersebut akan mengalir. Pada penguat kelas B sinyal carrier (pembawa) melewati kapasitor. Karena adanya sebuah dioda pada Arus Basis, maka VB = 0.7 V dan VBE = 0.7 V. Terjadi perubahan pada tegangan input yang dikuatkan oleh emitor yang memiliki tegangan di atas 0.7 V. Karena di atas 0.7 V maka akan mengalir Arus Basis. Sehingga gelombangnya terpotong yang menyebabkan tegangan input dan output menjadi berbeda dan bukan penguat linier atau tetap.
Penguat Kelas C
Pada penguat kelas C , terdapat resistor dan induktor. Arus DC tetap masuk sedangkan arus AC ditahan. Sehingga arus AC masuk ke basis. Pada basis memiliki tegangan sebesar 0,7 V. lalu diatas 0,7 V akan diperkuat olek kolektor. Sehingga diperbesarkan dan tidak rapat. Lalu lewat kapasitor dan ini disebut penguatan carier. Jadi sinyal pada carier belum termodulasi. Efiesiensi paling tinggi terdapat pada kolektor karena memiliki arus yang sedikit. Kelas C lebih renggang daripada kelas B. Jadi kelas A memiliki efesiensi rendah dan diperkuat secara utuh. Lalu untuk kelas B hanya separuhnya saja yang diperkuat.
Koordinat lokasi = 8°06'20.9"S 112°06'52.5"E
1C/23/Yoga Wishnu Wardhana/2041160133
BalasHapusPenguat Kelas A
Penguat Kelas A merupakan Kelas Penguat yang desainnya paling sederhana dan paling umum digunakan. Seperti namanya yaitu Kelas A yang artinya adalah Kelas terbaik, penguat Kelas A ini memiliki tingkat distorsi sinyal yang rendah dan memiliki liniearitas yang tertinggi dari semua kelas penguat lainnya. Dalam penguat kelas A Untuk mencapai linearitas dan gain yang tinggi, tahap output dari penguat kelas A bias "ON" (melakukan) sepanjang waktu. Kemudian untuk penguat yang diklasifikasikan sebagai "Penguat Kelas A", arus idle sinyal nol pada tahap output harus sama atau lebih besar dari arus beban maksimum (biasanya speaker) yang diperlukan untuk menghasilkan sinyal output terbesar. Sebagai penguat kelas A beroperasi di bagian linier kurva karakteristiknya, perangkat output tunggal melakukan melalui 360 derajat penuh dari bentuk gelombang output. Kemudian penguat kelas A setara dengan sumber arus. Karena penguat kelas A beroperasi di daerah linier, tegangan bias base DC (atau gerbang) DC harus dipilih dengan benar untuk memastikan operasi yang benar dan distorsi rendah. Namun, karena perangkat output "ON" setiap saat, itu selalu membawa arus, yang merupakan kehilangan daya terus menerus dalam penguat.
Penguat Kelas B
Ketika sinyal input menjadi positif, bias transistor positif berjalan sementara transistor negatif beralih "OFF". Demikian juga, ketika sinyal input menjadi negatif, transistor positif beralih "OFF" sementara bias transistor negatif mengubah "ON" dan melakukan bagian negatif dari sinyal. Dengan demikian transistor hanya melakukan separuh waktu, baik pada setengah atau negatif dari sinyal input. Kemudian kita dapat melihat bahwa setiap perangkat transistor dari penguat kelas B hanya berjalan melalui setengah atau 180 derajat bentuk gelombang output dalam pergantian waktu yang ketat, tetapi karena tahap keluaran memiliki perangkat untuk kedua bagian dari bentuk gelombang sinyal maka kedua bagian tersebut digabungkan menjadi satu. untuk menghasilkan bentuk gelombang output linear penuh. Desain push-pull penguat ini jelas lebih efisien daripada penguat Kelas A, sekitar 50%, tetapi masalah dengan desain penguat kelas B adalah bahwa ia dapat membuat distorsi pada titik nol-persimpangan (junction) gelombang karena gelombang mati transistor tegangan base input dari -0.7V ke +0.7. Kita ingat dari tutorial Transistor bahwa dibutuhkan tegangan base-emitter sekitar 0.7 volt untuk mendapatkan transistor bipolar untuk mulai berjalan. Kemudian dalam penguat kelas B, transistor output tidak "bias" ke keadaan "ON" operasi sampai tegangan ini terlampaui. Ini berarti bahwa bagian dari bentuk gelombang yang berada dalam jendela 0.7 volt ini tidak akan direproduksi secara akurat membuat penguat kelas B tidak cocok untuk aplikasi penguat audio presisi. Untuk mengatasi distorsi zero-crossing ini (juga dikenal sebagai Distorsi Crossover ).
Penguat Kelas C
Dalam penguat Kelas C Karena distorsi audio yang berat, penguat kelas C biasanya digunakan dalam Osilator gelombang sinusoidal frekuensi tinggi dan jenis penguat frekuensi radio tertentu, di mana pulsa arus yang dihasilkan pada output penguat dapat dikonversi untuk menyelesaikan gelombang sinusoidal dari frekuensi tertentu oleh penggunaan rangkaian resonansi LC di rangkaian collector-nya.
Koordinat lokasi : -7.085790,112.588554
1C/19/Prilantania Antamihayu/2041160057
BalasHapusPenguat kelas A
Dalam penguat kelas A terbagi menjadi 2 resistor yang digunakan sebagai pembagi tegangan dengan tujuan memberikan tegangan pada Basis sehingga akan terdapat arus basis yang akan mengalir pada emitor dan juga akan mengalir ke collector. Transistor ini memiliki tegangan 0,7 volt untuk bahan silicon dan 0,2 volt untuk bahan germanium dan pada tegangan basis biasanya lebih tinggi daripada emitor karena kalau tegangan basis lebih rendah maka tegangan akan terbalik dan menyebabkan transistor rusak. Pada penguat kelas Asinyal carier yang masuk ke kaki basis besarnya lebih dari 0,7 volt sehingga pada basis akan timbul tegangan DC di tambah tegangan input sehingga arus akan lebih besar. Kemudian arus tersebut di kopling menggunakan kapasitor sehingga rus DC akan di blok dan arus AC akan diteruskan.
Penguat kelas B
Pada rangkaian penguat kelas B resisitor digantikan oleh dioda dan pada collector diberikan inductor sebagai pengganti resistor. Pada penguat kelas B tegangan dibuat 0,7 volt sehingga VBE = 0,7. Jadi dalam keadaan stand by tidak ada arus yang mengalir karena tegangannya sama. Pada penguat kelas B sinyal carier melewati kapasitor. Perubahan tegangan input yang dilakukan oleh emitor yaitu tegangan diatas 0,7 volt. Keran diatas 0,7 maka terjadi arus basis sehingga gelombangnya terpoting yang menjadi penyebab tegangan input dan output berbeda.
Penguat kelas C
Pada penguat kelas C ini memiliki nilai paling tinggi dari arus collector dan gelombang yang dimodulasi hanya pada pucuknya saja. Pada penguat kelas C tegangan langsung melewati kumparan sehingga tegangannya adalah 0. Namun jika ada tegangan input diatas 0,7 volt makan aka nada arus basis dan collector.
Titik koordinat : -7.925658383447745, 112.61572415667108
1E/22/TIKA MAHIRANI/2041160145
BalasHapusPenguat Kelas A
Penguat Kelas A adalah jenis penguat atau amplifier yang paling umum karena desainnya yang sederhana. Penguat kelas A, secara harfiah berarti "kelas terbaik" dari penguat terutama karena tingkat distorsi sinyal rendah dan mungkin terdengar terbaik dari semua kelas penguat yang disebutkan di sini.
Penguat kelas A memiliki linieritas tertinggi di atas kelas penguat lainnya dan karena itu beroperasi di bagian linier kurva karakteristik.
Umumnya penguat kelas A menggunakan transistor tunggal yang sama (Bipolar, FET, MOSFET, dll) yang terhubung dalam konfigurasi common emitter untuk kedua bagian gelombang dengan transistor selalu memiliki arus yang mengalir melalui itu, bahkan jika tidak memiliki sinyal dasar.
Ini berarti bahwa tahap output apakah menggunakan perangkat Bipolar, MOSFET atau IGBT, tidak pernah didorong sepenuhnya ke daerah cut-off atau saturasi tetapi sebaliknya memiliki titik-biasing base titik-Q di tengah garis bebannya. Kemudian transistor tidak pernah mematikan "OFF" yang merupakan salah satu kelemahan utamanya.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B diciptakan sebagai solusi untuk masalah efisiensi dan pemanasan yang terkait dengan penguat kelas A sebelumnya. Dasar penguat kelas B menggunakan dua transistor bebas baik bipolar FET untuk setiap setengah dari bentuk gelombang dengan tahap outputnya dikonfigurasi dalam pengaturan tipe "push-pull", sehingga setiap perangkat transistor hanya menguatkan setengah dari bentuk gelombang output.
Dalam penguat kelas B, tidak ada arus bias base DC karena arus diamnya nol, sehingga daya DC-nya kecil dan karenanya efisiensinya jauh lebih tinggi daripada penguat kelas A. Namun, harga yang dibayarkan untuk peningkatan efisiensi adalah dalam linearitas perangkat switching.
Penguat Kelas C
Desain Penguat Kelas C memiliki efisiensi terbesar tapi linearitas termiskin dari kelas penguat yang disebutkan di sini. Kelas Penguat sebelumnya, kelas A, kelas B dan kelas AB dianggap sebagai penguat linier, karena amplitudo dan fase sinyal output terkait secara linear dengan amplitudo dan fase sinyal input.
Namun, penguat kelas C sangat bias sehingga arus output adalah nol untuk lebih dari setengah dari siklus sinyal input sinusoidal dengan transistor idling pada titik cut-off. Dengan kata lain, sudut konduksi untuk transistor secara signifikan kurang dari 180 derajat, dan umumnya sekitar 90 derajat.
Sementara bentuk biasing transistor ini memberikan efisiensi yang jauh lebih baik sekitar 80% ke penguat, ini memperkenalkan distorsi yang sangat berat dari sinyal output. Oleh karena itu, penguat kelas C tidak cocok untuk digunakan sebagai amplifier audio.
Koordinat lokasi : 0°17'59.0"S 100°02'06.2"E
1E/14/Ilham Athaariq Gistanda/2041160113
BalasHapusPenguat Kelas A
Penguat transistor ini mempunyai titik kerja efektif setengah tegangan Vcc. Agar rangkaian siap bekerja menerima signal input maka penguat ini memerlukan bias awal. Penguat kelas A adalah penguat dengan efesiensi terendah tetapi memiliki cacat signal (distorsi) terkecil. Untuk mendapatkan titik kerja transistor tepat setengah tegangan Vcc, maka harus dilakukan sedikit perhitungan melalui pembagi tegangan yang terdiri dari dua buah resistor. Karena memiliki distorsi kecil, maka penguat kelas A dapat digunakan sebagai penguat awal sebuah sistem (PreAmp).
Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang
terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada
bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Titik kerja penguat kelas B berada dititik Cut-Off transistor dan bekerja berdasarkan tegangan bias dari sinyal input yang masuk. Penguat kelas B akan berada dalam kondisi OFF jika tidak ada signal input oleh karena itu maka penguat kelas B ini mempunyai efesinsi tinggi tetapi tidak dapat bekerja jika tegangan input kurang dari 0,6 Volt. Hal inilah yang menyebabkan signal cacat (distorsi). Karena bekerja pada level tegangan yang relatif tinggi (diatas 1 Volt), maka penguat kelas B cocok dipakai pada penguat akhir audio. Penguat kelas B ini dalam aplikasinya menggunakan sistem konfigusi push-pull yang dibangun oleh dua transistor.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya, yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam dan sinyal
frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
Titik kerja penguat kelas C berada di daerah Cut-Off transistor (mirip dengan penguat kelas B) tetapi hanya membutuhkan satu transistor untuk bekerja normal. Penguat kelas C dipakai untuk menguatkan signal pada satu sisi atau bahkan hanya puncak-puncak (peak to peak) signal saja.
Penguat kelas C dipakai pada penguat frekuensi tinggi. Untuk membantu kerja biasanya sering ditambahkan sebuah rangkaian resonator LC yang terdiri dari induktor dan condensator.
Koordinat lokasi:
Latitude: -7.966620 / S 7° 57' 59.833''
Longitude: 112.632632 / E 112° 37' 57.475''
1F/03/Agvianto Perdawan/2041160150
BalasHapus6°20'26.8"s 107°06'31.0"E
Rangkaian penguat kelas A
rangkaian penguat kelas A menggunakan transistor sebagai penguatnya. Transistor mempunyai 3 kaki yaitu kaki kolektor, kaki basis dan kaki emitor di rangkaian ini mempunyai R pembagian tegangan tujuannya sebagai pemberi tegangan pada kaki basis ini disebut dengan era-bias, tegangan yang memberikan tegangan pada basis yaitu tegangan bias, diatas collector diberi catu daya kemudian melewati basis terakhir melewati emitor , jika arus basis dari basis mengalir ke emitor, Besarnya arus collector= Suatu konstanta yang disebut Beta DC atau dalam 4mH itu HFE yang mana besarnya konstan, jika arus basisnya 1MA maka arus collectornya 100 MA karena arus basis x100 dengan arus collector . Transistor memiliki dua jenis yaitu NPN dan PNP. Karakteristik NPN adalah memiliki panah yang mengarah ke luar. Transistor memiliki karakteristik tegangan basis dan tegangan emitor, selama bahannya terbuat dari silikon maka nilainya selalu 0,7 volt. Proses penguat kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui pin input penguat dan kemudian melintasi kapasitor.
Rangkaian penguat kelas B
rangkaian penguat kelas b memiliki tegangan basis dan emitor 0,7V, rangkaian ini menggunakan R dan Diode yang berbahan silikon, jadi dalam keaadan standby arus basis tidak akan mengalir karena besar Tegangannya sama yaitu 0,7V Jika ada sinyal input melebihi 0,7V maka akan ada arus basis sehingga akan ada arus collector yang lebih besar dan sinyal outputnya akan lebih besar. Jadi gelombangnya akan terpotong menyebabkan input dan outputnya berbeda dan bukan linear atau tetap seperti sebelumnya.
Rangkaian penguat kelas C
Rangkaian Kelas C yang asli mirip dengan rangkaian Kelas B. Perbedaannya adalah bahwa dioda diganti dengan induktor Kelas C, yang menyebabkan arus dan tegangan tetap melalui basis 0. Selama proses ini, gelombang masukan masuk dan diteruskan Hanya ujung gelombang yang ditangkap, kemudian gelombang melewati kolektor dan memperkuat gelombang pancaran, dan akhirnya keluaran kelas C memiliki tegangan yang mirip dengan kelas B. Penguat atau penguat kelas C ini memperkuat sinyal masukan menjadi kurang dari setengah gelombang (kurang dari 180 °), sehingga keluaran distorsi menjadi sangat tinggi. Namun, efisiensi daya amplifier Kelas C sangat baik, dan dapat mencapai efisiensi daya hingga 90%. Amplifier Kelas C biasanya digunakan dalam aplikasi khusus, seperti amplifier pada pemancar frekuensi radio dan metode komunikasi lainnya.
1E/20/Salwa Nadirah/2041160083
BalasHapusPenguat kelas A
Penguat kelas A adalah bentuk gelombang masukan dan gelombang keluaran tidak berubah (semua gelombang termodulasi), dan efisiensinya rendah karena adanya komponen DC. Pada rangkaian terdapat transistor dengan 3 cabang, yang terdiri dari kolektor, basis, dan emitor. Di bagian atas resistor dengan Ic arus, tegangannya adalah 12 volt1, yang mengalir dari kutub positif ke resistor kemudian ke kutub negatif (ground). Jenis transistor itu sendiri ada dua yaitu NPN dan PNP. Karakteristik NPN adalah memiliki panah yang mengarah ke luar. Transistor memiliki karakteristik tegangan basis dan tegangan emitor, selama bahannya terbuat dari silikon maka nilainya selalu 0,7 volt. Proses penguat kelas A ini dengan frekuensi radio masuk melalui pin input penguat dan kemudian melintasi kapasitor. Tegangan DC dibagi dari nol volt dengan beberapa volt. Tegangan basis selalu lebih besar dari tegangan emitor + 0,7 V, yang menyebabkan arus emitor.
Penguat Kelas B
Pada rangkaian penguat kelas B ada sebuah dioda sebagai pengganti resistor di penguat kelas A, pada ujung dioda ini memiliki tegangan sebesar 0,7 V, sehingga VBE = 0,7. Jadi ketika dalam keadaan menyala atau stand by tidak akan ada arus yang mengalir, hal tersebut terjadi dikarenakan besarnya tegangan yang sama dengan tegangan pada dioda yaitu 0,7 dan tidak adanya sinyal input. Namun, jika diberi sebuah sinyal input maka arus tersebut akan mengalir. Pada penguat kelas B sinyal carrier (pembawa) melewati kapasitor. Karena adanya sebuah dioda pada Arus Basis, maka VB = 0.7 V dan VBE = 0.7 V. Akan terjadi perubahan pada tegangan input yang telah dikuatkan oleh emitor dengan tegangan di atas 0.7 V. Karena di atas 0.7 V maka akan mengalir Arus Basis. Sehingga gelombangnya terpotong dan menyebabkan tegangan input dan output menjadi berbeda dan bukan penguat linier atau tetap.
Penguat Kelas C
Pada penguat kelas C , terdapat resistor dan induktor. Arus DC tetap masuk sedangkan arus AC ditahan. Sehingga arus AC masuk ke basis. Pada basis memiliki tegangan sebesar 0,7 V. Lalu diatas 0,7 V akan diperkuat oleh kolektor, sehingga diperbesarkan dan tidak rapat. Lalu lewat kapasitor ini disebut penguatan carier. Jadi sinyal pada carier belum termodulasi. Efiesiensi paling tinggi terdapat pada kolektor karena memiliki arus yang sedikit. Kelas C lebih renggang daripada kelas B. Jadi kelas A memiliki efesiensi rendah dan diperkuat secara utuh. Lalu untuk kelas B hanya setengahnya saja yang diperkuat.
Pada Modulasi AM diperbolehkan menggunakan Penguat Kelas A dan Kelas C. Sedangkan untuk Modulasi FM diperbolehkan untuk menggunakan semua kelas karena tidak akan terjadi suatu kecacatan.
Lokasi : -7.9842974, 112.636618
1C/07/Atha Azhar Arrafi/2041160023
BalasHapusCara kerja penguat kelas A :
Untuk cara kerja penguat kelas A sendiri yaitu dengan menguatkan seluruh masukan sehingga yang
dikeluarkan merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, Penguat kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat kelas A ini tidak terlalu efisien, karena penguat kelas A hanya meiliki efisiensi maksimum 50%. Didalam penguat Kelas A penguatnya diberi prategangan
sehingga di dalam rangkaian tersebut selalu menghantar dan dioperasikan pada
bagian yang sejajar/linier pada lengkungan karakteristik penguat. Dikarenakan peralatan tersebut
akan selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, dan selalu ada daya yang terbuang,
sehingga hal itulah yang menyebabkan penguat kelas A efisiensinya rendah.
Penguat Kelas B
Pada kaki dipertahankan tegangannya 0,7 V sehingga diberi diode yang ujung – ujng kakinya 0,7 V. Dalam keadaan standby (diam) tidak ada arus diantara basis dan emitor. Jadi tidak ada arus pada kolektor dan emitor. Terdapat induktor, yang tegangan di ujung - ujungnya adalah 0 V, sifatnya menghambat arus AC dan melanjutkan atau menyalurkan arus DC. Vb untuk penguat kelas B sama dengan 0,7 V, maka Ib sama dengan 0 A. Sinyal yang masuk pada basis 0,7 V, kemudian pada output hanya diambil yang diatas kemudian dikuatkan. Penguat kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi daripada penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum (sekitar 75%) karena pada setengah daur berikutnya, penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Cara kerja penguat Kelas C :
Selanjutnya adalah Penguat kelas C, untuk cara kerja penguat kelas C sendiri yaitu dengan menghantarkan kurang dari 50% sinyal masukan dan memiliki cacat keluaran tinggi, tetapi untuk efisiensi penguat kelas C sendiri dapat mencapai 90%. Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF (Radio Frekuensi), dalam pemancar RF cacat yang terjadi dapat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan tersebut dapat digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati atau sebaliknya, yang menimbulkan pulse arus yang mengalir melalui rangkaian tertala tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beresonansi pada beberapa resonasi tertentu sehingga
frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan tersebut dapat diredam lalu sinyal
frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima oleh beban yang
ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak memancar dengan bidang
frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja dengan baik dan harmonisa - harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
koordinat : 112°45′–112°55′ 7°35′–7°45′
1CJTD/20/Rifan Tri Wahyudi/2041160025
BalasHapusPenguat kelas A
Penguat kelas A waktu gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan,
pada rangkaian transistor terdapat 3 kaki yaitu kollektor basis dan emitor yang dimana diberi tegangan sebesar
12 V mengalir dari positif menuju negative lalu menuju ke ground, transistor memiliki dua jenis NPN
dan BJT, sebelum arus melewati basis terdapat 2 resistor yang letaknya disamping kiri, dimana berfungsi sebagai
pembagi arus yang lewat . Transistor memiliki sifat antara basis dan emitor memiliki tegangan 0, 7 V untuk bahan silicon,
pada tegangan basis harus diatas 0,7 volt atau tegangannya harus lebih besar daripada emitor, agar dapat disalurkan
ke emitor dari basis, dimana tegangan pada basis harus lebih dari 0,7 volt dan dan arusnya harus 0. Pada waktu proses sinyal
gelombang dari catu daya masuk melewati capasitor yang kemudian di filtering agar tegangngan DC tidak melewatinya,
kemudian gelombang input diperkuat oleh basis dengan gelombang harus berada diatas 0,7, pada kolektor gelombang
tersebut diperkuat lagi dan akhirnya pada waktu dikeluarkan terdapat gelombang input dan output yang sama. oleh karena itu
Untuk modulasi AM hanya diperbolehkan menggunakan penguat kelas A dimana sinyal yang diberikan kecil agar tidak rusak
Penguat Kelas B
Penguat kelas B tidak mempunyai inputan dan rangkaiannya terdapat dioda penyearah dan mempunyai efisiensi lebih tinggi
dari kelas A. Tegangan pada ujung diode sama dengan tegangan basis dan emitor yaitu 0,7 volt yang menyebabkan tidak ada arus basis.
Jika melebihi 0,7 volt akan diperkuat oleh arus collector dan menyebabkan tegangan collector semakin besar. Gelombang pada kelas B hanya setengahnya yang
diperkuat. Penguat kelas B juga mempunyai transistor sama halnya dengan kelas A yang membantu arus dari kutub positive menuju negative.
Dan kemudian frekuensi radio menyebarangi kapasitor dan keluar dari kaki output penguat.
Penguat kelas C
Untuk penguat kelas C tegangan basis hanya melewati induktor saja yang disebut RFC (Radio Frequency Choke) atau yang menghambat frekuensi radio.
Arus DC tetap akan masuk dan untuk arus AC dihambat sehingga arus AC akan masuk ke basis. Karena nilai tegangan keduanya nol,
maka setelah 0,7 volt akan ada arus basis yang akan diperkuat oleh transistor. Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat
keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%.
Dari ketiga penguat kelas diatas yang memiliki efisiensi tinggi adalah penguat kelas C.
-7.8847826, 112.5883315
1G/16
BalasHapusModesta Berliansa Termatu Arsanta
2041160029
Gelombang/sinyal carrier adalah gelombang radio yang mempunyai frekuensi jauh lebih tinggi dari frekuensi sinyal informasi. Berbeda dengan sinyal suara yang mempunyai frekuensi beragam/variabel dengan range 20 Hz hingga 20 kHz, sinyal carrier ditentukan pada satu frekuensi saja. Frekuensi sinyal carrier ditetapkan dalam suatu alokasi frekuensi yang ditentukan oleh badan yang berwewenang.
Di Indonesia, alokasi frekuensi sinyal carrier untuk siaran FM ditetapkan pada frekuensi 87,5 MHz hingga 108 MHz. Alokasi itu terbagi untuk 204 kanal dengan penganalan kelipatan 100 kHz. Kanal pertama berada pada frekuensi 87,6 MHz, sedangkan kanal ke 204 berada pada frekuensi 107,9 MHz. Penetapan tersebut dan aturan lainnya tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 15 Tahun 2003.
Frekuensi carrier inilah yang disebutkan oleh stasiun radio untuk menunjukkan keberadaannya. Misalnya, Radio XYZ 100,2 FM atau Radio ABC 98,2 FM. 100,2 Mhz dan 98,2 MHz adalah frekuensi carrier yang dialokasikan untuk stasiun bersangkutan.
Karena berupa gelombang sinusoida, sinyal carrier mempunyai beberapa parameter yang dapat berubah. Perubahan itu dapat terjadi pada amplitudo, frekuensi, atau parameter lain. Contoh perubahan amplitudo dan perubahan frekuensi dari suatu sinyal asal ditunjukkan dalam gambar. Kemampuan untuk diubah inilah yang menjadi ide dari teknik-teknik modulasi.
1G/21/Nandia Alifia D./204116117
BalasHapusDalam elektronika, terdapat komponen yang disebut transistor dimana salah satu fungsinya yaitu sebagai penguat arus.
Arus listrik pada transistor mengalir dari sumber VCC(positif) menuju ground(negative). Pada basis, tegangan harus lebih tinggi(VB>VE) dari emitor agar arus dapat mengalir. Tegangan VB cenderung konstan, tergantung dari bahan pembuat transistor. Transistor dapat terbuat dari silicon dan germanium. Standar dari transistor berbahan silicon, VBEnya pasti sebesar 0,7V sementara yang berbahan germanium sebesar 0,2V.
Penguatan kelas A biasanya berupa full periode dan sifatnya rapat.
Gelombang dibawa jauh di atas 0,7V. Jika tegangan pada basis kurang dari 0,7, maka tidak akan ada arus yang lewat.
Penggunaan penguat kelas A pada modulasi AM pada sinyal besar betanya akan melebihi 12 Volt sehingga ada amplitudo yang terpotong. Hal ini akan menyebabkan sebagian informasi hilang dan suara tidak bisa diterima dengan baik. Sementara pada sinyal kecil, betanya berarti juga kecil sehingga gelombang output termodulasi utuh. Hanya penguat kelas A dengan sinyal kecil saja yang bisa dipakai untuk sinyal termodulasi AM.
Sementara penggunaan penguat kelas A pada modulasi FM dengan sinyal kecil, input dan outputnya sama. Hanya saja outputnya menjadi lebih besar. Penggunaan dengan sinyal besar, mengakibatkan amplitudo terpotong pada bagian atas dan bawah. Namun karena pada FM yang dibutuhkan adalah perubahan frekuensi, maka meskipun ada amplitudo yang terpotong, ini tidak menjadi masalah dan informasi utuh karena modulasi tidak rusak atau masih terbaca.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B, penguatannya 50% periode, dan sifatnya agak renggang.
Pada kelas B, input yang masuk ke basis dibawah 0,7 akan terpotong. Emitor langsung digroundkan dan pada kolektor diberi kumparan. Bagian Ib disambungkan dengan dioda rectifier berbahan silicon sehingga ujung-ujungnya dan juga pada input bisa sama-sama sebesar 0,7 Volt, namun dengan begini, pada basis tidak ada arus yang mengalir. Pada Ic diberi inductor berupa choke yang akan menghambat arus AC dari kolektor agar tidak mengalir menuju power supply dan bisa meneruskan DC menuju kapasitor. Jadi sinyal yang dihasilkan hanya sebesar 0,7 dan dialirkan sebagai arus basis lalu muncul sebagai arus kolektor. Setengah periodenya dipaskan sebesar 0,7 (Duty cycle 50%). Pada penguat kelas B, hanya gelombang fasa positif yang dilewatkan dan diperkuat dan sisanya terpotong tepat pada 0,7.
Untuk sinyal termodulasi AM yang menggunakan penguat kelas B, baik itu sinyal kecil maupun sinyal besar, modulasi keduanya sama-sama rusak karena terpotong oleh catu daya dan hanya yang diatas 0,7 yang dikuatkan sehingga ada informasi yang hilang.
Sementara pada modulasi FM, gelombang dari penguat kelas B memiliki input dan output yang berbeda karena fasa positif dikuatkan dan yang berda di bawah 0,7 dipotong. Namun hal ini tidak memberi perubahan pada frekuensi sehingga informasi tetap terjaga.
Penguat kelas C
Penguat kelas C, penguatannya <50% periode, dan sifatnya renggang dengan duty cycle sekitar 5-10%.
Sumbu dari penguat kelas C ada pada titik 0 dan yang dikuatkan oleh kolektor hanya pucuk-pucuk gelombang di atas 0,7. Dari segi penggunaan daya, kelas C merupakan penguat dengan efisiensi paling tinggi karena daya hanya digunakan pada pucuk-pucuk gelombang tersebut.
Dalam modulasi AM, hanya ujung-ujung di atas 0,7 saja yang dikuatkan dan sisanya terpotong menyebabkan hilangnya informasi dan hasil suara yang terdistorsi.
Sedangkan pada modulasi FM, setelah melewati kapasitor, ketika periode Ib dihitung, maka akan lebih banyak ‘mati’ daripada ‘hidup’, menyebabkan daya yang digunakan lebih hemat dari 2 kelas lainnya. Informasi tetap utuh selagi tidak ada perubahan frekuensi walaupun ada amplitudo yang terpotong.
Penguat kelas C merupakan penguat linear karena informasi dari input dan informasi pada output yang nanti diterima radio receiver sama.
Koordinat lokasi : -8.0708217, 111.9075114
1G/22/Octa Anggi Anggraini/2041160154
BalasHapusPenguat Kelas A Penguat transistor ini mempunyai titik kerja efektif setengah tegangan Vcc. Agar rangkaian siap bekerja menerima signal input maka penguat ini memerlukan bias awal. Penguat kelas A adalah penguat dengan efesiensi terendah tetapi memiliki cacat signal (distorsi) terkecil. Untuk mendapatkan titik kerja transistor tepat setengah tegangan Vcc, maka harus dilakukan sedikit perhitungan melalui pembagi tegangan yang terdiri dari dua buah resistor. Karena memiliki distorsi kecil, maka penguat kelas A dapat digunakan sebagai penguat awal sebuah sistem (Pre Amp).Penguat kelas A tidak terlalu efisien, efisiensi
maksimum sekitar 50%. Bila digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang
terjadi juga kecil sehingga dapat diterima.
Titik kerja penguat kelas B berada dititik Cut-Off transistor dan bekerja berdasarkan tegangan bias dari sinyal input yang masuk. Penguat kelas B akan berada dalam kondisi OFF jika tidak ada signal input oleh karena itu maka penguat kelas B ini mempunyai efesinsi tinggi tetapi tidak dapat bekerja jika tegangan input kurang dari 0,6 Volt. Hal inilah yang menyebabkan signal cacat (distorsi). Karena bekerja pada level tegangan yang relatif tinggi (diatas 1 Volt), maka penguat kelas B cocok dipakai pada penguat akhir audio. Penguat kelas B ini dalam aplikasinya menggunakan sistem konfigusi push-pull yang dibangun oleh dua transistor.Penguat Kelas B
mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur
berikutnya penguat ini tidak bekerja
Titik kerja penguat kelas C berada di daerah Cut-Off transistor (mirip dengan penguat kelas B) tetapi hanya membutuhkan satu transistor untuk bekerja normal. Penguat kelas C dipakai untuk menguatkan signal pada satu sisi atau bahkan hanya puncak-puncak (peak to peak) signal saja. Penguat ini tidak memerlukan fidelitas, yang dibutuhkan adalah frekuensi kerja sinyal dan tidak memperhatikan bentuk sinyal. Penguat kelas C dipakai pada penguat frekuensi tinggi. Untuk membantu kerja biasanya sering ditambahkan sebuah rangkaian resonator LC yang terdiri dari induktor dan condensator. Penguat kelas C mempunyai efisiensi yang tinggi sampai 100 % namun dengan fidelitas yang rendah.
-7,8618314, 112,5056427
1G/23/Rizky Maulana/2041160097
BalasHapusPenguatan Carrier dan Sistem Modulasi
Dalam penguatan terbagi menjadi 3 macam yaitu :
1. Penguat Kelas A
2. Penguat kelas B
3. Penguat Kelas C
Pertama yaitu penguatan kelas A yang mana berfungsi sebagai penguatan seluruh sinyal yang berada lebih dari VBE yaitu 0,7V dan jika kurang dari itu maka tidak ada penguatan karena tidak ada arus yang mengalir di basis. Hasil dari penguatan kelas A sendiri berbentuk full periode sama seperti sebelum dikuatkan. Dalam kelas A sangat boros daya dan komponen karena transistor yang digunakan lebih mahal dan mudah rusak karena penguatan berjalan terus sehingga transistor menjadi panas oleh karena itu diperlukan pendingin. Dalam sistem modulasi AM Penguatan kelas A hanya cocok untuk penguatan sinyal kecil karena dalam penguatan sinyal kecil hanya dibutuhkan daya kecil dan outputnya full periode, sedangkan saat untuk penguatan sinyal besar ujung amplitudonya akan terpotng sehingga informasi yang akan disampaikan akan rusak karena dalam modulasi AM informasinya terletak pada amplitudonya, seperti hal nya di modulasi AM, dalam modulasi FM bagian atas dan bawahnya terpotong tetapi itu tidak masalah karena dam FM sinyal informasi berada pada frekuensi sehingga penguatan kelas A cocok untuk modulasi FM baik yang pengutan sinyal kecil maupuun yang besar.
Yang kedua yaitu penguatan kelas B terdapat diode agar arus basis konstan di 0,7V dan dalam penguatan kelas B akan meloloskan arus yang lebih dati 0,7V dan memotong arus yang kurang dari itu, atau pisa dikatan bahwa penguatan kelas B hanya memperkuat bagian positif saja yaitu 50% dari full periode. Pada penguatan kelas B penggunaan daya lebih efisien disbanding dengan kelas A akan tetapi penguatan sinyal B jarang digunakan dalam rangkaian. Di penguatan kelas B juga tidak cocok untuk modulasi AM baik sinyal kecil maupun besar karena amplitude atas dan bawahnya terpotong sehingga sinyal informasinya rusak. Seperti Kelas A diatas Penguatan kelas B bisa digunakan untuk proses modulasi FM karena sinyal informasi FM berada pad frekuensinya
Yang ketiga dan terakhir yaitu penguatan kelas C yang mana menguatkan kurang dari 50% dari gelombang penuh yaitu pada puncaknya saja dan apabila digambarkan penguatan ini tampak sangat renggang. Jika dibandingkan dengan penguatan sebelumnya penguatan kelas C ini paling efisien dalam penggunaan daya oleh sebab itu penguat kelas C lebih banyak digunakan. Sama seperti penguatan sebelumnya penguat kelas C juga tidak cocok untuk proses modulasi AM karena amplitudanya akan terpotong akan tetapi penguat kelas C digunakan pada sinyal yang sudah termodulasi agar hemat daya. Dalam modulasi FM juga dapat digunakan karena sinyal informasi beraada di frekuensinya.
-7.943811149176178, 112.6136473331728
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus11/1GJTD/Erna Nurvita/2041160058
BalasHapusKoordinat Lokasi : -7.933939,112.627005
Penguatan Carier
Penguatan Carier Kelas A
Input penguat berupa gelombang sinus, pada kaki basis terdapat R1 dan R2 yang berfungsi sebagai pembagi tegangan.Karena pada air terdapat tegangan maka tegangan pada kaki basis naik ( gelombang sinus yang diangkat oleh tegangan DC) karena tegangan tinggi maka akan mengalir arus dari basis ke emitor sehingga arus dapat mengalir dari kolektor ke emitor yang besarnya sebanding ( perbandingannya 100 maka arus pada basis 1 mili dan arus pada kolektor adalah 100 mili) koefisien penguatan merupakan bilangan tetap atau konstanta dalam ilmu elektronika disebut sebagai parameter . Pada penguatan karir kelas A sumbu berada jauh di atas 0,7 dan sinyal input dan output bersifat identik. Kelas A adalah penguat full periode, bentuk gelombangnya rapat.
Penguat Carier Kelas B
Bedanya dengan penguat kelas A adalah pada kelas B emitor langsung ke ground dan pada kolektor hanya diberi kumparan saja serta pada kelas B diberi dioda rectifier dari bahan silikon sehingga pada ujung-ujungnya memiliki tegangan 0.7V. Induktor pada kolektor sebagai RFC (Radio Frequency Choke) artinya induktor akan menghambat arus AC pada kolektor agar tidak diteruskan ke power supply. Sedangkan fungsi kapasitor adalah memblokir arus DC dan meneruskan arus AC. Jadi sinyal yang dihasilkan hanya diatas 0.7V, yang berada dibawah 0.7V akan dipotong. Pada penguat carier kelas B sumbu berada tepat di 0.7V sehingga hanya periode/fase positif saja yang diperkuat. Artinya gelombang pada kelas B terpotong ketika sudah melewati kapasitor maka bentuk gelombang seperti pada output. Penguat carier kelas B adalah penguat 50% periode, bentuk gelombangnya sedikit renggang.
Penguat Carier Kelas C
Pada penguat carier kelas C sumbu tepat pada 0V. Sinyalnya hanya diambil pucuk gelombang saja yang berada diatas 0.7V kemudian diperkuat dengan penguat yang besar. Setelah dilewatkan kapasitor bentuknya akan seperti gambar pada output. Penguat Carier Kelas C adalah penguat <50%periode, bentuk gelombangnya sangat renggang.
Dilihat dari segi penggunaan daya penguat kelas C memiliki efisiensi paling Tinggi karena daya hanya dikeluarkan pada saat pucuk-pucuk gelombang saja. Sedangkan penguat kelas A adalah penguat yang paling boros pada daya dan komponen karena transistor yang dayanya besar harganya mahal dan mudah sekali rusak dan pada kelas B penggunaan dayanya juga cukup besar namun tidak sebesar pada kelas A.
Modulasi AM
Kelas A
pada penguatan sinyal kecil modulasi am kelas A memiliki output yang lebih besar karena nya kecil, Sedangkan pada penguatan sinyal besar memiliki yang besar sehingga terjadi penguatan besar lebih dari 12 volt yang menyebabkan amplitudo sinyal terpotong sehingga sinyal input dan output tidak sama maka sebagian informasi hilang dan akhirnya terjadi distorsi.
Kelas B
Pada kelas B sinyal bagian atas pada basis akan dikuatkan sehingga pada kolektor bagian atas terpotong akibat besarnya penguatan sehingga suara tidak bisa didengarkan kan dengan jelas atau terdistorsi.
Kelas C
pada kelas C sinyal basis hanya diambil ujung-ujungnya saja yang berada di atas 0,7 volt, sehingga antara input dan outputnya berbeda jauh
Modulasi FM
Pada modulasi FM sinyal kecil kelas A dapat mengantarkan informasi dengan baik sedangkan pada penguatan sinyal besar kelas A B dan C juga mengantarkan informasi dengan baik atau penguatan disebut dengan penguatan linear.
1G/17/Muhammad Aurulifiansyah/2041160010
BalasHapusPenguatan Carrier dan Sistem Modulasi
Ada 3 mode penguat :
1. Penguat kelas A
2. Penguat kelas B
3. Penguat kelas C
Penguat Kelas A
Rangkaian penguat kelas A tersusun atas dua resistor yang tersambung pada kaki basis. Hal ini bertujuan untuk membagi tegangan. Kelas A juga harus diberikan tegangan tinggi untuk menaikkan tegangan (gelombang sinus) dalam bentuk tegangan DC. Karena adanya tegangan tinggi, maka yang akan terjadi adalah akan muncul arus dari basis yang akan mengalir ke emitter serta ada arus dari kolektor yang mengalir menuju emitter. Besar arus basis(IB) sebanding dengan arus kolektor(IC). Perbandingan antara IB dan IC ( IB : IC) disebut dengan koefisien penguat. Karena koefisien penguat muncul maka akan ada β. Arus dari kolektor (+) akan mengalir menuju emitter ke ground (-). Agar arus dapat mengalir dari basis menuju emitter diperlukan tegangan yang tinggi. Maka tegangan pada basis (VB) harus lebih tingg dari tegangan pada emitter (VE), VB = VE + VB-E. Besar tegangan di VB harus tetap dan tidak berubah agar arus di IB lebih besar dari 0. Besar tegangan di basis tergantung dari bahan komponen, jika terbuat dari silicon maka tegangan yang dihasilkan dapat bernilai 0,7 V sedangkan untuk germanium menghasilkan tegangan yang bernilai 0,2 V, tetapi komponen yang terbuat dari germanium sudah jarang digunakan karena kebanyakan lebih memilih silicon karena lebih mudah untuk digunakan. Pada rangkaian ini juga terdapat kapasitor yang berfungsi agar gelombang sinus bias turun, san untuk menyaring arus DC. Arus DC tidak dapat melewati kapasitor. Sayangnya penguat kelas A memiliki kelemahan, diantaranya yaitu memiliki koefisien yang rendah. Artinya daya yang digunakan terlalu boros dan juga komponen yang diperlukan untuk menghasilkan tegangan tinggi harganya terlalu mahal.
Modulasi AM Kelas A
berkaitan dengan modulasi jika sinyal kecil input ke basis naik namun antara 0-0,7. kolektor berbentuk utuh ada dibawah VCC , kalau penguatan besar, hasilnya dibawah 12volt setelah lewat kapasitor output hasilnya akan terpotong yang terpotong adalah modulasinya. dan menjadi rusak.
Modulasi FM
dalam pemancar FM kelas A
untuk sinyal kecil , input diatas 0,7 lalu diperkuat di tegangan kolektor dan menghasilkan suara bagus dan tidak mengganggu modulasi, sinyal besar terpotong seetelah dikuatkan pada kolektor akan tetapi modulasi tidak rusak karena pergeseran frekuensi modulasi.
Penguat kelas B
Pada penguat kelas B di basis terdapat satu resistor dan satu diode. Diode terbuat dari bahan silicon sehingga dapat menghasilkan tegangan 0,7 V. Tegangan pada basis sama dengan tegangan pada diode sebesar 0,7 V, hal ini mengakibatkan arus tidak dapat mengalir pada basis (IB = 0). Pada emitter juga terdapat inductor untuk memblokir tegangan AC.
Modulasi AM kelas B
kalu AM menggunakan kelas B bagian bawah terpotong karena dibawah 0,7 tidak dapat disalurkan, jika dikuatkan akan menjadi rusak dan tidak bisa didengarkan sama sekali.
Modulasi FM Kelas B
untuk kelas B tegangan 0,7 naik lalu tegangan pada kolektor terpotong, maka output juga terpotong, input dan output tidak sama, namun krena modulasi pergeseran frekuensi maka modulasi tidak rusak.
Penguat Kelas C
Rangkaian penguat kelas C terdapat satu resistor dan satu inductor yang mengakibatkan tegangan AC tertahan dan VB = 0 sehingga arus yang mngelir di basis tidak ada. Kelas C dapat dikatakan sebagai penguat yang memiliki daya efisiensi yang paling tinggi, karena daya hanya digunakan saat gelombang naik.
Modulasi AM kelas C
kalau AM dengan kelas C, kelas C adalah 0 maka mulai dari 0, bagian bawah dipotong, 0,7 ada dibawah puncak maka yang dikuatkan hanya ujungnya saja,, maka suaranya tidak dapat didengar sama sekali.
Modulasi FM Kelas C
kelas C, output nya sama , pada basis 0,7 dipotong dan pada kolektor hanya nenjadi garis garis, walaupun begitu modulasi masih dapat diterima dan tidak rusak. pada FM pada kelas ABC penguatan tidak menggagu modulasi.
koordinat : -7.943811149176178, 112.6136473331728
1G/01/Ahmad Fadhlan Sueby/2041160090
BalasHapusPENGUATAN CARRIER DAN SISTEM MODULASI
Modulasi merupakan penumpangan suatu sinyal (sinyal informasi) ke sinyal pembawa (carrier). Apabila yang dimodulasi adalah amplitudo dari sinyal pembawa, maka sistem modulasinya disebut dengan modulasi amplitudo (amplitude modulation). Apabila yang dimodulasi adalah frekuensi dari sinyal pembawa, maka disebut modulasi frekuensi (frequency modulation). Fase dan sinyal pembawa yang dimodulasi disebut dengan modulasi fase (phase modulation).
Berdasarkan titik kerjanya penguat dapat dibagi menjadi tiga kelas yaitu:
Penguat Kelas A.
Penguat transistor ini mempunyai titik kerja efektif setengah tegangan Vcc. Agar rangkaian siap bekerja menerima signal input maka penguat ini memerlukan bias awal. Penguat kelas A adalah penguat dengan efesiensi terendah tetapi memiliki cacat signal (distorsi) terkecil.
Untuk mendapatkan titik kerja transistor tepat setengah tegangan Vcc, maka harus dilakukan sedikit perhitungan melalui pembagi tegangan yang terdiri dari dua buah resistor. Karena memiliki distorsi kecil, maka penguat kelas A dapat digunakan sebagai penguat awal sebuah sistem (Pre Amp).
Penguat Kelas B
Titik kerja penguat kelas B berada dititik Cut-Off transistor dan bekerja berdasarkan tegangan bias dari sinyal input yang masuk. Penguat kelas B akan berada dalam kondisi OFF jika tidak ada signal input oleh karena itu maka penguat kelas B ini mempunyai efesinsi tinggi tetapi tidak dapat bekerja jika tegangan input kurang dari 0,6 Volt. Hal inilah yang menyebabkan signal cacat (distorsi).
Karena bekerja pada level tegangan yang relatif tinggi (diatas 1 Volt), maka penguat kelas B cocok dipakai pada penguat akhir audio. Penguat kelas B ini dalam aplikasinya menggunakan sistem konfigusi push-pull yang dibangun oleh dua transistor.
Penguat Kelas C
Titik kerja penguat kelas C berada di daerah Cut-Off transistor (mirip dengan penguat kelas B) tetapi hanya membutuhkan satu transistor untuk bekerja normal. Penguat kelas C dipakai untuk menguatkan signal pada satu sisi atau bahkan hanya puncak-puncak (peak to peak) signal saja.
Penguat ini tidak memerlukan fidelitas, yang dibutuhkan adalah frekuensi kerja sinyal dan tidak memperhatikan bentuk sinyal. Penguat kelas C dipakai pada penguat frekuensi tinggi. Untuk membantu kerja biasanya sering ditambahkan sebuah rangkaian resonator LC yang terdiri dari induktor dan condensator. Penguat kelas C mempunyai efisiensi yang tinggi sampai 100 % namun dengan fidelitas yang rendah.
koordinat -7.662576, 112.701403
1G/02/Ahmad Rozak S.N/2041160152
BalasHapusPenguatan Carrier dan Sistem Modulasi
Penguat Kelas A
Pada penguat kelas A inputnya berupa gelombang sinus dikuatkan sehingga ouputnya merupakan gelombang sinus yang amplitudonya diperbesar. Input melewati resistor agar tegangannya terbagi. Karena ada tegangan pada resistor pada kaki basis maka tegangan yang tadinya 0 Volt menjadi naik. Karena tegangan tinggi akan ada arus yang lewat dari Basis ke Emitor maka akan ada arus dari Kolektor ke Emitor yang besarnya sebanding. Arus di Basis harus lebih tinggi dari Emitor, karena arus dapat lewat dari arus tinggi ke arus yang lebih rendah.
Penguat Kelas B
Penguat kelas B Emitor langsung digroundkan Emitor hanya diberi kumparan, bila di kelas A ada 2 resistor maka di kelas B hanya ada 1 resistor dan 1 diode di dekat basis. Tegangannya sama yaitu 0,7. Pada bentuk gelombang kelas B yang amplitudonya dibawah 0,7 dipotong. Maka yang di perkuat hanya setengah periodenya saja yaitu pada phase positif.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C sumbu gelombangnya dimulai di 0. Pada kelas C gelombang yang diambil hanya puncaknya saja sehingga yang diperkuat hanya puncaknya saja. Karena daya yang dibutuhkan untuk kelas C maka kelas C ini lebih awet umur transistornya. Penggunaan kelas C ini digunakan pada pemancar RF.
Koordinat lokasi : -7.941452190714932, 112.58091929915275
1G/13/FALAAH NUR J/2041160156
BalasHapuskoordinat -7.822157,112.078032
-Penguat Kelas A_keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya. Digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. saat digunakaan menjadi penguat sinyal kecil rugi daya juga sangat kecil. Penguat Kelas A, PadaTransistor mempunyai 3 kaki, yaitu Kolektor, Basis, dan Emitor. Dialiri tegangan catu daya sehingga transistor dialiri arus dari kutub positif ke kutub negatif. unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada
bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Besarnya arus kolektor sama dengan suatu konstanta yang disebut Beta DC (HFE) yang mana besarnya konstan. Untuk sinyal carrier pada kelas A, input penguatnya yaitu gelombang sinus. Sinyal input akan naik tegangannya (diatas 0,7). Sehingga pada basis ada tegangan DC ditambah tegangan dari sinyal input sehingga arus kolektor jadi lebih besar dan tegangan kolektor jadi lebih besar juga. Karena peralatan itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah.
-Penguat Kelas B_tegangan basis dibuat 0,7 volt. Jadi RFC (induktor) dihubungkan dengan dioda, dimana dioda ini terbuat dari bahan dilicon yang memiliki tegangan 0,7 volt. Sedangkan basis dan emitor tegangannya juga 0,7 volt. Jadi dalam keadaan standby, tidak akan ada arus mengalir , arus basis tidak akan mengalir karena besarnya tegangan sama. Kalau pada input penguat diberi sinyal sehingga tegangannya lebih besar daripada 0,7. Maka arus basis akan mengalir. Jadi jika ada sinyal input maka ada arus basis, sehingga ada arus kolektor yang lebih besar dan sinyal outputnya akan lebih besar. Kemudian pada rangkaian terdapat kumparan atau disebut sebagai RFC (Radio Frequency Choke) yang menyalurkan arus DC tapi menghambat arus AC, jadi agar frekuensi tingginya tidak bocor ke power supply, dan diarahkan ke kapasitor. Kapasitor ini menyalurkan arus AC dan menghambat arus DC. Jadi output yang dihasilkan adalah AC.
Untuk sinyal carrier pada kelas B, tegangan pada sinyal input akan naik turun, yang dikuatkan oleh kolektor adalah yang diatas 0,7. Fase yang lebih besar dari 0,7 akan dialirkan arus basisnya sehingga terjadi perubahan arus pada kolektor. Perubahan arus pada kolektor menyatakan perubahan tegangan pada kolektor yang lebih besar Input dan output pada sinyal carrier kelas B berbeda (bukan penguat linier)
-Penguat Kelas C_Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat keluarannya tinggi, efisiensinya dapat mencapai 90%. Penggunaan umum penguat Kelas C ini dalam pemancar RF di situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu.
1G / 04 / Andhika Putra Agung / 2041160109
BalasHapusKoordinat : -7.9474009,112.6194344
Penguat(Amplifier) ada 3 kelas, yaitu kelas A, B, C
Penguat Kelas A :
Menguatkan seluruh masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk sinyal kecil, rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada bagian yang linear pada lengkungan karakteristik.
Penguat Kelas B :
Menggunakan setengah daur gelombang masukan, sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
Penguat Kelas C :
Menghantarkan kurang dari 50% sinyal masukkan, dan rentan kecacatan pada output juga tinggi, tetapi memiliki efisiensi yang cukup baik hingga mencapai 90%. Terdapat beberapa pemakaian yang masih dapat mentoleransi kecacatan tersebut, contohnya pada megaphone. Penguat kelas C ini biasanya digunakan dalam pemancar RF. Pemancar RF masih dapat menekan akibat kecacatan tersebut menggunakan beban yang ditala pada frenkuensi tertentu. Rangkaian tertala ini dapat beresonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat diredam dengan baik dan sinyal frekuensi yang diinginkan dapat diterima oleh beban.
1GJTD/20/MUHAMMAD PACHLEVY ARIRUL/2041160122
BalasHapusPenguat Kelas A:
adalah jenis penguat atau amplifier yang paling umum karena desainnya yang sederhana. Penguat kelas A, secara harfiah berarti "kelas terbaik" dari penguat terutama karena tingkat distorsi sinyal rendah dan mungkin terdengar terbaik dari semua kelas penguat yang disebutkan di sini.
Penguat kelas A memiliki linieritas tertinggi di atas kelas penguat lainnya dan karena itu beroperasi di bagian linier kurva karakteristik.
Umumnya penguat kelas A menggunakan transistor tunggal yang sama (Bipolar, FET, MOSFET, dll) yang terhubung dalam konfigurasi common emitter untuk kedua bagian gelombang dengan transistor selalu memiliki arus yang mengalir melalui itu, bahkan jika tidak memiliki sinyal dasar.
Sebagai penguat kelas A beroperasi di bagian linier kurva karakteristiknya, perangkat output tunggal melakukan melalui 360 derajat penuh dari bentuk gelombang output. Kemudian penguat kelas A setara dengan sumber arus. Karena penguat kelas A beroperasi di daerah linier, tegangan bias base DC (atau gerbang) DC harus dipilih dengan benar untuk memastikan operasi yang benar dan distorsi rendah. Namun, karena perangkat output "ON" setiap saat, itu selalu membawa arus, yang merupakan kehilangan daya terus menerus dalam penguat.
Penguat Kelas B:
Penguat Kelas B diciptakan sebagai solusi untuk masalah efisiensi dan pemanasan yang terkait dengan penguat kelas A sebelumnya. Dasar penguat kelas B menggunakan dua transistor bebas baik bipolar FET untuk setiap setengah dari bentuk gelombang dengan tahap outputnya dikonfigurasi dalam pengaturan tipe "push-pull", sehingga setiap perangkat transistor hanya menguatkan setengah dari bentuk gelombang output.Desain push-pull penguat ini jelas lebih efisien daripada penguat Kelas A, sekitar 50%, tetapi masalah dengan desain penguat kelas B adalah bahwa ia dapat membuat distorsi pada titik nol-persimpangan (junction) gelombang karena gelombang mati transistor tegangan base input dari -0.7V ke +0.7.
Penguat Kelas C:
Desain Penguat (Amplifier) Kelas C memiliki efisiensi terbesar tapi linearitas termiskin dari kelas penguat yang disebutkan di sini. Kelas Penguat sebelumnya, kelas A, kelas B dan kelas AB dianggap sebagai penguat linier, karena amplitudo dan fase sinyal output terkait secara linear dengan amplitudo dan fase sinyal input.
Namun, penguat kelas C sangat bias sehingga arus output adalah nol untuk lebih dari setengah dari siklus sinyal input sinusoidal dengan transistor idling pada titik cut-off.
Karena distorsi audio yang berat, penguat kelas C biasanya digunakan dalam Osilator gelombang sinusoidal frekuensi tinggi dan jenis penguat frekuensi radio tertentu, di mana pulsa arus yang dihasilkan pada output penguat dapat dikonversi untuk menyelesaikan gelombang sinusoidal dari frekuensi tertentu oleh penggunaan rangkaian resonansi LC di rangkaian collector-nya.
Koordinat: -8.1327209, 112.5750438
1G/15/Maulana Deski Andy Fitriawan/2041160005
BalasHapus- Penguatan Carrier pada sistem Modulasi
*Penguat Kelas A
Pada penguat kelas A ada 2 resistor disitu dimana resistor disini berfungsi sebagai
pembagi tegangan misal tegangan 12 V nantinya jadi 6 v karena ada tegangan di input
awal itu 0 v di basis naiknya nanti akan 3 V. Dan di penguat kelas A ini ada gelombang s
sinus yang diangkat Oleh tegangan DC, karena tegangan tinggi akan mengalir arus dari
basis ke emitor kalau ada arus mengalir dari basis ke emitor maka ada arus colector ke
emitor yang besarnya sebanding, misal basis 1ml colector 100ml nah itu disebut
koefesien penguatan dan merupakan bilangan tetap (konstanta) atau hFE --> Beta = c/b,
jadi alur dari arusnya itu jika dari basis itu ke emitor terus ke ground jka arus dari colector
maka dari colector itu masuk ke basis kemudian masuk ke emitor kemudian ke ground
jadi basis harus punya tegangan lebih tinggi dari emitor, resistor dibuat supaya Vb lebih
tinggi, tetapi pada gelombang di situ (dapat di lihat pada gambar) sinyalnya masih ada
riplenya / msh bentuk Dc maka dari itu di output ada capasitor untuk meminimaslisir /
menghilangakan riple.
*Penguat kelas B
Kalau penguat kelas A di buat tinggi untuk keluarannya, sedangkan kalau untuk penguat
kelas B itu emitor langsung ke ground,capasitor di beri kumparan / induktor dan ada dioda
di situ (0,7V silicon) dan basisnya juga 0,7V maka tidak ada arus basis,dan dioda disitu
difungsikan untuk menahan agar tegangan tetap konsta, input di penguat kelas B ini
masuk ke basis dan sehingga muncul gelombang seperti di gambar, kalau kelas B phase
positif saja yang diperkuat yang artinya gelombang terpotong jaunticyrcle 50% karena 1
periode ½ nya 50%.
*Penguat Kelas C
Untuk penguat kelas c ini sebenernya pada dasarnya cara kerja nya sama tetapi unuk
sumbu 0 dan kelas c ini tegangan input pertama bernilai 0 dan sinyalnya hanya di ambil
pucuknya saja.
Kesimpulan dari penjelasan penguatan diatas adalah : kalau penguat kelas A gelombangnya rapat, penguat kelas B 50% periode, kalau kelas C kurang dari 50% periode, dan gelombang di kelas B itu agak renggang, kelas c renggang, dari pernyatan ini dapat di simpulkan jika penguat kelas C mempunyai ke efisiensian yang sangat tinggi.
- Desain pemancar Modulasi AM dan FM untuk daya besar
*Kalau untuk daya kecil tidak ada masalaha / perubahan
*Pemancar Modulasi AM
Kalau pemancar AM ini jika di sinyal besar amplitudonya kepotomg jadi input dan
outputnya tidak sama kalau amplitudonya di potong informasinya sebagian yang hilang
jadi akan distorsi.
*Pemancar Modulasi FM
Kalau pemancar FM ini jika di sinyal besar input sama tapi output atas kepotong bawah
kepotong dan jadinya tidak sama, tapi informasi itu ada di frequensi. jadi walaupun
kepotong informasi itu tetap masuk dan jika di kelas B, outputnya atas kepotong, bawah
kepotong,sehingga output tidak sama dengan inputnya, tetapi frequensi mengalami
perubahan, dan di penguat kelas c outputnya hanya garis” saja informasi tetap gak rusak
karena menngacu pada perubahan frequensi, jadi untuk modulasi Fm ini kelas A,B,C
informasi nya sama dan masih bisa diterima.
Koordinat : -7.943813944632402, 112.61367109243854
1G/08/Berliana Bastiar/2041160032
BalasHapusAda 3 mode yg banyak digunakan : pengauatan kelas A,penguatan Kelas B,penguatan c
Penguat Kelas A
Input dan outputnya penguat kelas A adalah di gelombang sinus yang sumbunya 0 .R1,R2 di kaki basis fungsinya untuk pembagi tegangan .disini ada tegangan maka tegangannya menjadi naik .Ada gelombang sinus yg diangkat oleh tegangan Dc menjadi lebih tinggi .karena tegangan disini tinggi akan mengalir arus dari basisi ke emitor ,jika ada arus basis ke emitor maka akan arus dari kolektor ke emitor sifanya transisitor. yang besarnya sebanding yang artinya jika perbandingan nya100 maka ,arus basis 1mili arus kolektor 100 mili. Besarnya 100 tersebut Disebut koefien penguatan atau bilangan konstanta .Di dalam elektronika bisa disebut penguatan DC atau sesaat atau bisa disebut dengan parameter h FE .
Beta(penguatan) = arus kolektor/arus basis
misalnya 100 dan juga 100 dari jadi basis emitor background jika arus positif ke ground(-)
Cara mengalirkan arus basisi Vb menuju ke emitor kemudian keground ,aaaaaaaaakarena arus dari vcc seallu menuju ke ground,atau bisa juga dari posotif ke negative .Arus kolektor dari positif ( rkolektor masuk ke basisi,emitor kemudian ke ground.Arus Basis, positif r basis dikaki basisi kekaki emitor ke ground.Artinya dibasis harus mempunyai tengangan lebih tinggi daripada emitor .Jika sama tinggi tidak aada aliran.
VB=VE +VBE (nilai VBE 0,7)
Tegangan VB : konstan tidak berubah tergantung pada bahan transistor. Bahan transistor memiliki 2 macam yaitu : Silikon dan , germanium. Nilai pada silikon VBE 0,7 dan nilai pada germanium VBE0.2.tegangan basis harus lebih besar daripada 0.7.jika dibahawah 0.7 tidak ada tegangan basis.Arus kolektor lebih besar menghasilkan sinyal lebih besar. Kolektor memiliki sinyal DC Lewat kapasitor output turun jadi 0.Karena kapasitor tidak bisa ditembus sinyal AC . Sehingga sinyal AC diblokir.
Penguat Kelas B
Emitor langsung di ground kolektor hanya diberi kumparan kemudian memiliki dioda rectivier memiliki bahan silikon memiliki 0,7 jadi sama 0,7 sehingga tidak ada arus basis kemudian atas diberi induktor induktor disini disebut juga RFC radio frekuensi Choke artinya menghambat arus AC yang keluar dari kolektor dihambat agar tidak ke power supply .Jadi dihasilkan sinyal yang dihasilkan inputnya gambar sinyal bawah inputnya masuk ke basis yang dibawa 0,7 dipotong sembuhnya persis 0,7 jika seluruh periode di penguat kelas B Yang Positif itu hanya diperkuat (setengah diperkuat )artinya gelombangnya terpotong. sumbunya tepat di0,7 .Dan setengah diatas 50%,setengah dibawah 50% disebut cuti cycle 50% .
Pada sinyal Carier :
Kelas A: sumbunya jauh dari 0,7(Full periode )rapat,pengunaanya
Kelas B : sumbunya pas 0,7 ( 50% periode)renggang ,sangat kecil
Kelac Sumbunya di 0 (lebih ekcil dari 50% )sangat renggang ,penggunaanya daya sangat kecil
Penguat Kelas C memiliki pemancar efisien yang sangat tinggi hanya daya dikeluarkan pada ujung saja .atau penggunaan listrik jala jala /dayanya paling kecil kelas B cukup kecil kelas A sangat besar atau boros transistor yang dayanya besar itu harganya sangat mahal .kalau kelas A sangat panas untuk transistornya harus diberi bedak dingin kelas B Masih mending karena 50% karena kelas cukup kecil karena menghemat daya dan menghemat komponenkarena tidak terlalu panas, jika terlalu panas itupun harus didinginkan kan .
Lokasi -7.944937,112.616541
1G/12/Fakri Muhammad/2041160043
BalasHapusAda 3 penguat yaitu kelas A,B, dan C
Penguat kelas A
Di penguat kelas untuk input dan output nya adalah gelombang sinus tetapi untuk output amplitudo nya lebih besar, jadi untuk awalnya ada di input lalu ada R1 dan R2 yang berfungsi untuk membagi tegangan, transistor memiliki 3 komponen yaitu kolektor,basis,emitor. Cara mengalirkan arus adalah dari basis ke emitor lalu ke ground karena arus dari vcc menuju ground, yaitu dari positif ke negatif, Besar tegangan di basis tergantung dari bahan komponen, jika terbuat dari silikon maka tegangan yang dihasilkan adlahj 0,7 V sedangkan untuk yang germanium menghasilkan tegangan yang 0,2 V, di basis tegangan nya diatas 0,7 agar input nya bisa masuk lalu di kolektor menjadi 0 dan di kapasitor hanya bisa untuk tegangan ac maka tegangan dc nya di blokir sehingga keluar output seperti di gambar. Untuk modulasi AM informasi nya ada di amplitudo, di input dan output berbeda karena atasnya dipotong,jika amplitudo nya dipotong maka informasi terpotong atau disebut distorsi.
Penguat kelas B
Penguat kelas B hanya menggunakan setengah gelombang masukan, pada rangkaian penguat kelas B terdapat sebuah dioda sebagai pengganti resistor di penguat kelas A dan menghasilkan tegangan sebesar 0,7 V, untuk modulasi AM di kelas b basisnya tidak sampai 0,7 lalu di kolektor dikuatkan. Dan untuk modulasi FM Kelas b input nya sama dan di kaki basis dipotong sehingga untuk input dan output nya tidak sama tetapi informasi perubahan ada di frekuensi karena ini fm jadi bisa digunakan.
Penguat kelas C
Di kelasa c sumbu nya di 0 dan untuk kelas c hanya diambil pucuk nya saja untuk dikuatkan dan di kolektor diperkuat menjadi lebih besar seperti pada gambar, dan periode nya lebih kecil 50% dan kelas b juga mempunyai tingkat efisiensi daya paling tinggi. Lalu untuk modulasi AM di kelas c hanya diambil ujung-ujung nya lalu dikuatkan sehingga menjadi seperti yang ada pada gambar
Kesimpulannya adalah untuk kelas A,B,C bisa digunakan.
Koordinat lokasi : -7.943830,112.613642
1G/14/Indriyani Mujirahayu/2041160009
BalasHapus• Penguat Kelas A
Pada rangkaian Penguat Kelas A, terdapat transistor yang memiliki 3 kaki (collector, emitor, dan basis), serta 4 buah resistor. Pada kaki basis terdapat R1 dan R2 digunakan untuk membagi tegangan. Karena tegangan pada kaki basis tinggi, maka akan mengalir arus dari basis ke emitor. Jika ada arus basis yang mengalir ke emitor, maka akan ada arus dari collector ke emitor yang besarnya sebanding (merupakan sifat transisitor). Apabila tegangan yang ada pada basis kurang dari 0,7 volt maka tidak aka nada arus yang mengalir dari basis. sehinggai penguat kelas A diperoleh persamaan :
VB = VE + VB-E
VB = VE + 0,7 volt
VB > 0,7 volt,
Ib > 0
Yang perlu dipahami dalam parameter β atau penguatan pada transistor adalah ; β = IC / IB
Tegangan pada basis bersifat konstan tergantung dari bahan transistor. Penguat kelas A boros terhadap penggunaan daya dan komponen.
• Penguat Kelas B
Penguat kelas B adalah rangkaian penguat daya yang bekerja berdasarkan tegangan bias dari input yang masuk. Penguat kelas B bekerja dengan titik operasi yang terletak pada ujung kurva karakteristik (cut off), sehingga daya operasi nya sangat kecil. Pada rangkaian penguat kelas B diberi diode rectifier dari bahan silicon sehingga ujung – ujungnya 0,7 volt, sehingga tidak ada arus basis (VB = 0,7 volt. maka Ib = 0). Kemudian pada kaki colector diberi inductor RFC (radio frekuensi choke), yang akan menghambat arus AC yang keluar dari colector agar tidak masuk ke power supply kemudian arus AC akan diteruskan oleh kapasitor, karena sifat inductor menghambat arus AC dan meneruskan arus DC dari catu daya.
• Penguat Kelas C
Ditinjau dari penggunaan daya, Penguat kelas C adalah pemancar yang memiliki efisiensi. Penguat kelas C tidak digunakan dalam amplifier audio karena banyaknya distorsi. Pada rangkaian ini, transistor berjalan kurang dari 180 derajat (satu setengah siklus dari sinyal input).
7°54'38.8"S 112°36'00.7"E
1G/24/Vierizky Fernanda Dianova/2041160062
BalasHapusDalam penguatan terbagi menjadi 3 macam yaitu :
penguatan kelas A
berfungsi sebagai penguatan seluruh sinyal yang berada lebih dari VBE yaitu 0,7V dan jika kurang dari itu maka tidak ada penguatan karena tidak ada arus yang mengalir di basis. Hasil dari penguatan kelas A sendiri berbentuk full periode sama seperti sebelum dikuatkan. Dalam kelas A sangat boros daya dan komponen karena transistor yang digunakan lebih mahal dan mudah rusak karena penguatan berjalan terus sehingga transistor menjadi panas oleh karena itu diperlukan pendingin. Dalam sistem modulasi AM Penguatan kelas A hanya cocok untuk penguatan sinyal kecil karena dalam penguatan sinyal kecil hanya dibutuhkan daya kecil dan outputnya full periode, sedangkan saat untuk penguatan sinyal besar ujung amplitudonya akan terpotng sehingga informasi yang akan disampaikan akan rusak karena dalam modulasi AM informasinya terletak pada amplitudonya, seperti hal nya di modulasi AM, dalam modulasi FM bagian atas dan bawahnya terpotong tetapi itu tidak masalah karena dam FM sinyal informasi berada pada frekuensi sehingga penguatan kelas A cocok untuk modulasi FM baik yang pengutan sinyal kecil maupuun yang besar.
penguatan kelas B
terdapat diode agar arus basis konstan di 0,7V dan dalam penguatan kelas B akan meloloskan arus yang lebih dati 0,7V dan memotong arus yang kurang dari itu, atau pisa dikatan bahwa penguatan kelas B hanya memperkuat bagian positif saja yaitu 50% dari full periode. Pada penguatan kelas B penggunaan daya lebih efisien disbanding dengan kelas A akan tetapi penguatan sinyal B jarang digunakan dalam rangkaian. Di penguatan kelas B juga tidak cocok untuk modulasi AM baik sinyal kecil maupun besar karena amplitude atas dan bawahnya terpotong sehingga sinyal informasinya rusak. Seperti Kelas A diatas Penguatan kelas B bisa digunakan untuk proses modulasi FM karena sinyal informasi FM berada pad frekuensinya
penguatan kelas C
yang mana menguatkan kurang dari 50% dari gelombang penuh yaitu pada puncaknya saja dan apabila digambarkan penguatan ini tampak sangat renggang. Jika dibandingkan dengan penguatan sebelumnya penguatan kelas C ini paling efisien dalam penggunaan daya oleh sebab itu penguat kelas C lebih banyak digunakan. Sama seperti penguatan sebelumnya penguat kelas C juga tidak cocok untuk proses modulasi AM karena amplitudanya akan terpotong akan tetapi penguat kelas C digunakan pada sinyal yang sudah termodulasi agar hemat daya. Dalam modulasi FM juga dapat digunakan karena sinyal informasi beraada di frekuensinya.
1G/10/ Dwi Kautsar Handayani/ 2041160153
BalasHapusPenguat terbagi menjadi 3:
1. Penguatan kelas A
2. Penguatan kelas B
3. Penguatan kelas C
1.) penguat kelas A
memiliki VBE konstan tidak berubah. Berubah tergantung dari bahannya yaitu silikon dengan nilai 0.7v dan germanium dg nilai 0.2v. Hasil dari penguatannya full periode apda sinyal carrier. Tetapi mempunyai kelemahan mudah sekali putus dan rusak karena panas sekali oleh karena itu dibutuhkan pendingin. Dan juga pada kelas A boros terhadap komponennya.
Penguatan modulasi Am pada kelas A yaitu ada penguat sinyal besar dengan b besar menghasilkan output terdistorsi mengakibatkan informasi AM terpotong. Modulasi AM pada dasarnya terdapat pada amplitudonya. Jika amplitudo terpotong informasinya pun juga terpotong atau rusak. Ada juga penguat sinyal kecil output dan inputnya sama dan amplitudo tidak terpotong seperti sebelumnya. Hal itu menunjukkan bahwa informasi tetap ada tidak rusak. Dapat disimpulkan modulasi AM dapat diperkuat oleh penguat A sinyal kecil.
Pada penguatan termodulasi FM. Pada kelas A kecil, input dan outputnya sama berarti tidak ada cacat pada informasinya. Pada kelas A besar, output pada ujung amplitudonya terpotong tetapi modulasi FM informasinya pada perubahan frekuensi. Jadi jika amplitudo terpotong informasi tidak rusak.
2.) penguat kelas B
Karena terdapat dioda rectifier menghasilkan nilai konstan yaitu 0.7v. Karena VBE dan dioda memiliki nilai sama yaitu 0.7v mengakibatkan tidak ada arus basis. Jadi sinyal yang dihasilkan diatas 0.7 dan outputnya setengah periode positif yang diperkuat
Modulasi AM pada kelas B outputnya/ amplitudonya terpotong. Akibatnya informasi pada modulasi AM rusak
Penguatan termodulasi FM pada kelas B yaitu sama dengan kelas A amplitudonya terpotong dan frekuensi tidak berubah. Hasilnya modulasi tidak rusak dan penguatan B bisa digunakan
3.) penguatan kelas c
Hasil dari penguat kelas c kurang dari 50% periode pada sinyal carriernya. Keuntungan menggunakan penguat kelas C adalah penggunaan daya rendah dan tergolong efisien dalam komponennya.
Modulasi AM pada kelas C sama seperti kelas B amplitudonya terpotong. Akibatnya informasinya juga terpotong dan rusak yang artinya penguat kelas B tidak dapat digunakan pada modulasi AM
Penguat termodulasi FM pada kelas C frekuensinya tetap dan informasinya pun masih terjaga dengan keuntungan efisiensi tinggi. Penguat ini dapat juga dinamakan penguat linier.
Semua dapat disimpulkan
# -penguat kelas A hasil penguatan full periode
- penguatan kelas B hasil penguatannya 50% periode
- penguatan kelas C hasil penguatannya kurang dari 50% periode
# Penguatan termodulasi AM tidak bisa menggunakan kelas B, kelas C dan penguat kelas A sinyal besar. Hanya bisa kelas A sinyal kecil agar informasi tetap terjaga
# penguatan termodulasi FM dapat menggunakan penguatan kelas A, kelas B, kelas C karena semua itu tidak mengganggu pada perubahan frekuensi
Koordinat: 7.9797°S 112.6304°E kab.malang
1G/18/ M. Haidar Rafi Ramadhan/ 2041160160
BalasHapusPenguatan Carrier dan Sistem Modulasi
Dibagi menjadi 3 yaitu :
Penguat Kelas A.
Penguat transistor ini mempunyai titik kerja efektif setengah tegangan Vcc. Agar rangkaian siap bekerja menerima signal input maka penguat ini memerlukan bias awal. Penguat kelas A adalah penguat dengan efesiensi terendah tetapi memiliki cacat signal (distorsi) terkecil.
Untuk mendapatkan titik kerja transistor tepat setengah tegangan Vcc, maka harus dilakukan sedikit perhitungan melalui pembagi tegangan yang terdiri dari dua buah resistor. Karena memiliki distorsi kecil, maka penguat kelas A dapat digunakan sebagai penguat awal sebuah sistem
Penguat Kelas B
Titik kerja penguat kelas B berada dititik Cut-Off transistor dan bekerja berdasarkan tegangan bias dari sinyal input yang masuk. Penguat kelas B akan berada dalam kondisi OFF jika tidak ada signal input oleh karena itu maka penguat kelas B ini mempunyai efesinsi tinggi tetapi tidak dapat bekerja jika tegangan input kurang dari 0,6 Volt. Hal inilah yang menyebabkan signal cacat (distorsi).
Karena bekerja pada level tegangan yang relatif tinggi (diatas 1 Volt), maka penguat kelas B cocok dipakai pada penguat akhir audio. Penguat kelas B ini dalam aplikasinya menggunakan sistem konfigusi push-pull yang dibangun oleh dua transistor.
Penguat Kelas C
Titik kerja penguat kelas C berada di daerah Cut-Off transistor (mirip dengan penguat kelas B) tetapi hanya membutuhkan satu transistor untuk bekerja normal. Penguat kelas C dipakai untuk menguatkan signal pada satu sisi atau bahkan hanya puncak-puncak (peak to peak) signal saja.
Penguat ini tidak memerlukan fidelitas, yang dibutuhkan adalah frekuensi kerja sinyal dan tidak memperhatikan bentuk sinyal. Penguat kelas C dipakai pada penguat frekuensi tinggi. Untuk membantu kerja biasanya sering ditambahkan sebuah rangkaian resonator LC yang terdiri dari induktor dan condensator. Penguat kelas C mempunyai efisiensi yang tinggi sampai 100 % namun dengan fidelitas yang rendah.
koordinat: -7.9440811,112.6143735
1G/19/Muhammad Hibban Syakir/2041160103
BalasHapusMode Penguatan Kelas A
Pada penguatan kelas A, tegangan pada kaki basis di atas 0,7v dan setelah keluar dari collector, amplitudonya menjadi lebih besar daripada sebelumnya. Amplitude pada output lebih besar daripada input, agar bisa membentuk hal tersebut, input tegangan DC yang telah terbagi oleh resistor dan melewati transistor kaki basis kemudian melawati kaki emitor. Setelah itu, arus dari kaki collector akan menuju kaki emitor. Setelah melewati kaki emitor, arus collector menuju ground. Untuk arus dari kaki basis setelah melewati kaki emitor, arus menuju ground. Tegangan basis sama dengan tegangan emitor ditambah tegangan basis emitor (0.7v). Tegangan basis harus lebih besar dari 0.7v untuk bisa mengalirkan arus dari collector menuju emitor. Penguat kelas A memiliki Duty cycle di atas 50%.
Pada modulasi AM, Penguatan sinyal besar pada kelas A sangat tidak cocok digunakan sebagai sistem penguatan karena tegangan mencapai lebih dari 12v dan mengakibatkan amplitude terpotong. Oleh karena itu, sebagian informasi hilang dan mengakibatkan suara menjadi rusak atau terdistorsi. Karena penguatan kelas A sangat membutuhkan banyak daya, maka energi panas pada komponen akan sangat tinggi. Oleh karena itu, kaki komponen transistor harus diberikan pendingin agar tembaga dari hasil penyolderan tidak lepas. Namun, pada penguatan sinyal kecil, kelas A sangat cocok digunakan.
Pada modulasi FM, walaupun tegangan pada penguatan sinyal A di atas 0,7v dan setelah penguatan dari transistor amplitudonya terpotong, tetapi informasi yang diterima tidak rusak atau mengalami distorsi karena ini adalah Frequency Modulation.
Mode Penguatan Kelas B
Pada penguat kelas B, resitor kedua pada kelas A diganti oleh diode, pada jalur kolektor diberi konduktor, pada penguat kelas B terdapat RFC (Radio Frequency Chock) yang fungsinya untuk menghambat frequensi radio, yang mengakibatkan tegangngan pada diode sama dengan tegangan pada basis emitor, yang dimana jika lebih dari 0,7 baru mengalir arus basis nya. Kemudian input diberi tegangan AC yang melewati kapasitor lalu naik menjadi di atas 0,7, ketika di atas 0,7 diperkuat oleh arus kolektor, kemudian diletakkan oleh kapasitor dan turun sedikit , jika tidak ada input maka penguat kelas B tidak akan ada tegangan nya. Penguat Kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang berlebihan pada penguat Kelas A. Letak titik kerja berada di ujung kurva karakteristik sehingga hanya menguatkan setengah input gelombang atau 180° gelombang. Karena hanya melakukan penguatan setengah gelombang dan menonaktifkan setengah gelombang lainnya, penguat Kelas B ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penguat kelas A. Secara teoritis, Penguatan atau Amplifier kelas B ini memiliki efisiensi sebesar 75%. Kelemahan pada Penguat Kelas B ini adalah terjadinya distorsi cross-over yang diakibatkan oleh terpotongnya amplitude saat melebihi tegangan 12v.
Mode Penguatan Kelas C
Rangkaian pada kelas C memiliki kesamaan dengan rangkaian kelas B yang membedakan hanya pada dioda yang digantikan induktor pada kelas C, hal tersebut menyebabkan arus dan tegangan yang melewati basis 0 karena tertahan, pada prosesnya gelombang input masuk dan melewati basis yang dimana pada basis hanya puncak gelombangnya yang diambil. Jadi, tegangan yang diambil (dikuatkan) hanya di bawah 50% dan Duty cycle hanya 10% atau 5%. Lalu, gelombang melewati kolektor dengan proses memperkuat gelombang puncak tadi dan akhirnya output pada kelas C memiliki kerenggangan yang mirip dengan kelas B. Amplifier atau Penguat Kelas C ini menguatkan sinyal input kurang dari setengah gelombang (kurang dari 180°) sehingga distorsi pada outputnya menjadi sangat tinggi. Namun, efisiensi daya pada penguat kelas C ini sangat baik, yaitu dapat mencapai efisiensi daya mencapai 90% karena hanya mengambil tegangan puncaknya saja yaitu senilai 10%-5%.
7°56'35"S 112°36'48"E
1G/09/Delanda Fitrida Indhah Sari/2041160054
BalasHapusPENGUATAN CARRIER DAN SISTEM MODULASI
Mode penguatan yang biasa digunakan pada sistem analog terdapat 3 kelas, yaitu penguatan kelas A, penguatan kelas B, dan penguatan kelas C. Berikut penjelasannya:
Penguat kelas A
Input dan output pada penguat kelas A adalah gelombang sinus dengan sumbu 0, hanya saja amplitudo pada outputnya lebih besar. Pada rangkaian penguat kelas a, input pada kaki basis terdapat resistor untuk membagi tegangan, besar tegangan tergantung pada resstor di kolektor dan emitor. Tegangan pada basis akan naik, misalnya yang semula pada input 0 V menjadi 6 V. Karena pada basis terdapat tegangan yang tinggi, maka akan ada arus yang mengalir dari basis ke emitor. Karena ada arus yang mengalir pada basis ke emitor, maka akan ada arus dari kolektor ke emitor yang besarnya sebanding. Besar perbandingan penguatan disebut sebagai koefisien penguatan. Didalam elektronika yang membahas mengenai transistor, penguatan arus didalam transistor ini disebut βdc ( βdc=Ic/Ib ).
Arus yang mengalir pada basis melewati r basisakan mengalir ke emitor lalu ke ground, karena arus mengalir dari positif +) ke negative (-).
Arus yang mengalir dari kolektor melewati r kolektor masuk ke basis, masuk ke emitor kemudian ke ground.
Jadi agar arus dapat mengalir dari basis ke emitor, tegangan lebih tinggi daripada tegangan di emitor (Vb > Ve).
Ve = Ie.Re
Vb =Ve + Vbe
Vbe merupakan tegangan antara basis dan emitor, besar tegangannya konstan tergantung dari bahan yang digunakan (bahan silicon atau germanium). Jika bahan yang digunakan silicon maka besarnya 0,7V, untuk germanium maka besarnya 0,2V.
Di rangkaian ini menggunakan silicon, jadi
Vb = Ve + 0,7
Vb > 0,7 V
Ib > 0.
Penguatan kelas A ini hasil penguatannya full periode, dan bisa digunakan untuk modulasi AM (penguatan sinyal kecil dan besar) dan FM(penguatan sinyal kecil). Penggunaan daya pada penguat kelas A ini besar (boros).
Penguat kelas B
Pada rangkaian penguat kelas B pada emitor langsung di ground, pada kolektor hanya diberi kumparan saja dan tidak ada arus basis. Penguatan kelas B hanya meloloskan gelombang diatas 0,7 atau memperkuat bagian positif saja yaitu 50% dari full periode.
Pada penguatan kelas B ini penggunaan dayanya cukup besar (cukup boros), dan tidak cocok untuk modulasi AM karena amplitudonya terpotong, tapi bisa digunakan untuk FM karena penguat ini tidak mempengaruhi frekuensinya.
Penguat kelas C
Pada kelas C ini hanya menguatkan bagian puncaknya saja (<50% periode). Penguat kelas C ini memiliki efisiensi paling tinggi (penggunaan dayanya paling kecil ). Penguat kelas C ini tidak cocok untuk modulasi AM, tapi bisa digunakan untuk FM karena tidak mempengaruhi frekuensi.
koordinat : -7,9438558, 112,6136925
1G/06/2041160108/Aulia Khoirunnisa'
BalasHapusPenguatan Carrier dan Sistem Modulasi
Penguat atau Amplifier dibagi menjadi 3;
Penguat Kelas A, Penguat Kelas B dan Penguat kelas C
1. Penguat Kelas A
Penguat kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya. Penguat Kelas A hanya memiliki nilai Efisien maximum 50%. Jika digunakan untuk sinyal yang kecil, rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat diterima. Dalam Amplifier kelas ini, unsur penguatnya diberu prategangan sekian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan di operasikan pada bagian yang linier dalam lengkungan karakteristik penguatnya. Karena penguat ini masih bisa selalu menghantar tanpa adanya masukan, terdapat daya yang terbuang sehingga menyebabkan efisiensinya rendah. Penguat kelas A untuk gelombang input dan outputnya tidak mengalami perubahan. Untuk rangkaian transistor, memiliki 3 kaki, yaitu’ C (Kolektor), B (Basis), dan E (Emitor) yang diberi tegangan jatuh. Tegangan Supply mengalir dari positif menuju negative yang kemudian mengalir pada ground. Pada aliran negative, resistor memiliki 2 jenis yang arah panahnya keluar npm. Tujuan dari 2 resistor tersebut adalah untuk pembagi tegangan, nilai tsb diatur agar yang di tengah mendapat nilai yang dikehendaki. Sifatnya yaitu, teg. Basis selalu 0,7V untuk bahan pembuat dari silicon. Tegangan basis harus lebih tinggi daripada teg. Emitor, karena kalau lebih rendah maka arusnya akan terbalik dan menyebabkan resistor jadi rusak. Kalau teg. Basis lebih rendah daripada Ve dan 0,7V maka akan ada arus basis.
Input kelas A gelombang sinus dan frekuensinya.
Frekuensi radio masuk menyebrangi kapasitor karena itu tegangan AC. Jika DC, tidak bisa menyeberangi kapasitor AC dicampur dengan DC, maka tegangan akan meningkat.
-Modulasi AM
Jika sinyal input kecil input ke basis naik, tapi berada diantara 0 sampai 0,7. Kolektor yang utuh berada di bawah VCC. Namun, jik penguatan besar, hasilnya di bawah 12V setelah melewati kapasitor output, maka hasilnya modulasinya akan terpotong, dan menyebabkan kerusakan.
-Modulasi FM
Untuk sinyal kecil, input diatas 0,7V akan diperkuat di tegangan kolektor sehingga menghasilkan suara yang bagus dan tidak mengganggu modulasinya. Sinyal yang besar akan terpotong setelah dikuatkan oleh kolektor, namun tidak merusak modulasi karena adanya pergeseran pada frekuensinya.
2. Penguat Kelas B
Pada penguat kelas ini, hanya menggunakan setengah daur gelombang input, sehingga menimbulkan kecacatan yang sangat besar, akan tetapi memiliki nilai efesiensi yang lebih tinggi daripada penguat kelas A. Penguat Kelas B, memiliki 75% nilai efesiensi maximum, karena pada setengah daur berikutnya penguat ini tidak bekerja, sehingga pada saat itu tidka menggunakan daya sama sekali.
-Modulasi AM
Jika menggunakan AM Penguat kelas B, maka bagian bawahnya akan terpotong. Karena, dibawah 0,7V tidak dapat disalurkan. Dan jika dikuatkan, maka akan merusak modulasinya dan tidak bisa mendengarkan suaranya.
-Modulasi FM
Untuk kelas B, 0,7V naik, lalu tegangan pada kolektor akan terpotong, maka output juga ikut terpotong. Input dan outputnya tidak sama, namun karena adanya modulasi pergeseran frekuensi maka modulasinya tidak akan rusak.
Tambahan:
Hapus3. Penguat Kelas C
Pada peguat kelas C, menghantarkan kurang dari 50% sinyal input dan kecacatan keluarannya tinggi, tetapi efesiensinya bisa mencapai 90%. Beberapa pemakaian dapat memaklumi kecacatan tersebut, misalnya pada saat pemakaian megaphone. Penggunaan umum kelas C antara lain adalah dalam pemancar RF kecacatan yang terjadi akan dikurangi dengan menggunakan beban yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal input, digunakan untuk mengalihkan penguat tersebut dari keadaan off ke on, dan sebaliknya, yang menyebabkan pulsa arus mengalir melalu tertala tsb. Rangkaian tertala tsb, hanya bersonansi pada frekuensi tertentu sehingga frekuensi yang tidak digunakan dapat di redam dan frekuensi yang digunakan (berbentuk sinusoisa) bisa diterima oleh beban yang ditala untuk frekuensi tsb. Asalkan pemancar tsb tidak memancar dengan bidang frekuensi yang luas. Susunan tsb bekerja dengan baik, dan harmonisa-harmonisa lain dapat dihilangkan dengan menggunakan penyaring.
-Modulasi AM
Kelas C adalah 0, maka dimulai dari 0. Bagian bawah dipotong dan 0,7V berada dibawah puncak, maka yang dikuatkan adalah ujungnya saja. Sehingga suara tidak dapat di dengarkan sama sekali.
-Modulasi FM
Kelas C, Outputnya sama. Pada basis 0,7V, dipotong dan pada kolektor akan menjadi garis-garis. Meskipun begitu, modulasi masih bisa di terima dan tidak rusak. Pada Modulasi FM, Penguat kelas A, B dan C penguatan tidak mengganggu modulasi sama sekali.
Koordinat lokasi : -7.941452190714932, 112.58091929915275
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus1G/05/Andhini Lionita Prasetya/2041160094
BalasHapusPENGUAT KELAS A
Input dan output pada penguat kelas A sama, sama-sama gelombang sinus dan dimulai dari sumbu 0. Namun bedanya terletak pada amplitude, jika amplitude output lebih besar. Pada rangkaian penguat kelas A, R1 dan R2 berfungsi untuk pembagian tegangan. Karena ada tegangan, maka ada gelombang sinus yang diangkat oleh DC. Karena tegangan tinggi, akan mengalir arus basis ke emitordan aka nada arus emitor yang mengalir ke kolektor yang besarnya sebanding.
Nilai β atau penguatan yaitu arus kolektor dibagi arus emitor
Alur mengalirnya arus kolektor :
Kolektor – masuk ke basis – ke emitor – lalu ke ground
Arus mengalirnya arus basis :
Kaki basis – kaki emitor – ke ground
Ada arus basis ketika tegangan basis lebih dari 0,7 volt. Jadi, harus punya tegangan basis lebih tinggi daripada emitor (0,7 volt).
Hasil penguatan pada kelas A sendiri merupakan full periode, namun pada penguatan kelas A boros penggunaan daya dan boros penggunaan pada komponen yang digunakan
VB = VE + VBE
VB = VE + 0.7 V
VB > 0,7 V
Ib > 0
PENGUAT KELAS B
Pada penguat kelas B, emitor langsung menuju ke ground, pada kolektor hanya diberi kumparan saja. Dan pada penguat kelas B menggunakan diode rectifier dari bahan silicon dan pada penguat kelas B tidak ada arus basis karena sama-sama 0,7 volt. Pada kelas B diberi inductor RFC (Radio Frequency Choke) yang akan menghambat arus AC supaya tidak ke power supply.
Pada penguat kelas B, Sumbu pada basis berada persis di 0,7 sehingga memiliki justicycle 50 %. Jadi yang diperkuat pada penguat kelas B hanya fase positif nya saja (gelombang terpotong). Penggunaan daya pada penguat kelas B tergolong tidak terlalu besar.
VB = 0,7 V
Ib = 0
PENGUAT KELAS C
Pada penguat kelas C, sumbu pada basis berada di 0. Jadi, yang diperkuat hanya bagian ujung saja (sekitar 5% sampai 20 % yang diperkuat). Penggunaan daya pada penguat kelas C paling kecil dari pada lainnya. Pada kelas C juga menggunakan inductor untuk menghambat arus AC supaya tidak menuju ke power supply.
VB = 0V
Ib = 0
PENGUATAN SINYAL TERMODULASI AM
• KELAS A (PENGUATAN SINYAL BESAR)
Penguatan kelas A pada sinyal besar, ujung sinyal nya akan terpotong (amplitude terpotong) sehingga output dan input tidak sama. Akhirnya untuk penguatan sinyal besar pada kelas A tidak bisa digunakan.
• KELAS A (PENGUATAN SINYAL KECIL)
Penguatan kelas A pada sinyal kecil, input dan output nya sama tidak ada yang terpotong. Jadi untuk penguatan sinyal kecil pada kelas A bisa digunakan.
• KELAS B
Bagian bawah sinyal tidak bisa di kuatkan karena terpotong, jadi yang bisa dikuatkan hanya yang bagian atas. Hasilnya, output nya tidak bisa didengarkan dengan jelas
• KELAS C
Pada kelas C, yang bisa dikuatkan hanya yang ujung nya saja. Dan hasil outputnya tidak bisa didengarkan denganjelas
Kesimpulannya : yang hanya bisa dipakai untuk modulasi AM hanya penguat kelas A pada sinyal kecil. Karena pada penguat kelas AM, informasi dibawa melalui amplitude jadi yang amplitude nya terpotong tidak bisa dipakai
PENGUAT SINYAL TERMODULASI FM
• KELAS A
Baik sinyal kecil dan sinyal yang besar, input dan output nya sama dan untuk basis nya berada di atas 0,7 Volt. Untuk frekuensi tidak berubah, maka modulasi tidak rusak karena informasinya berada pada frekuensinya.
• KELAS B
Input dan output sama dan kaki basis dipotong 50 %. Hasilnya atasnya terpotong dan bawah terpotong. Output tidak sama dengan inputnya (karena amplitude terpotong), tapi frekuensi tidak berubah dan informasi ada di frekuensinya jadi bisa digunakan (modulasi tidak rusak).
• KELAS C
Kaki basis terpotong, hanya ujung yang dikuatkan. Output hanya seperti garis – garis saja, oleh karena itu efisiensi sangat tinggi. Tapi informasi tidak rusak, kelas C masih bisa digunakan.
Kesimpulannya : untuk modulasi FM, pakai kelas A,B, dan C informasi masih dapat diterima atau disebut penguat linier. Karena informasi dari input dan output sama.
Koordinat : 7°54'38.8"S 112°36'00.7"E
1C/12/Euodia Sihombing/2041160015
BalasHapus-7.944421,112.616238
Penguat kelas A:
Pada basis, merupakan pembagian tegangan. Tujuannya untuk memberikan arus basis sehingga pada tegangan yang cukup akan mengalir arus basis dan emitor. Jika mengalir arus basis maka akan mengalir arus kolektor.
Karena tegangan harus lebih tinggi daripada tenganan emitor ditambah 0.7. Kalau tegangan lebih tinggi maka akan mengalir arus dari basis ke emitor sehingga mengalir arus kolektor.
Persamaan:
VB=VE+VB-E
Kelas B:
Pada kelas B tegangan basis dibuat 0.7. Dioda menggunakan bahan silikon yang tegangannya 0.7 sedangkan basis dan emitor juga 0.7. jadi tegangan VB=0.7 v. Pada B, arus basis tidak akan mengalir. Karena tingginya sama sama 0.7. Jika diberikan sinyal di input, dan tegangan lebih besar dari 0.7 maka akan ada arus basis. Sehingga akan ada arus kolektor yang Lebih besar dan sinyal outputnya juga akan lebih besar.
Kelas C :
Kalau tidak ada input maka tegagan 0V. Jika ada sinyal input besarnya diatas 0.7V dan akan mengalir arus basis dan juga mengalir arus kolektor. Sehingga sinyal bolak balik dan diteruskan oleh kapasitor.
Sinyal Carrier :
Kelas A:
Urutannya input basis,kolektor, output. Input sinyal frekuensi radio kemudian masuk ke kaki basis yang lebih besar dari 0.7. sinyal input akan naik diatas 0.7. sehingga di basis ada tegangan DC ditambah tegangan dari sinyal input bolak balik sehingga arus ,kolektor jadi lebih besar dan tegangan kaki di kolektor juga lebih besar. Kemudian di kopring menggunakan kapasitor sehingga AC diteruskan. Jika bentuk input output sama maka disebut penguatan linier.
Kelas B:
Input gelombang radio, melewati kapasitor. Kemudian ada dioda dan pasti 0.7. Sumbu dimulai dari 0.7. perubahan tegangan pada sinyal input akan berbentuk nanik turun. Yang dikeluarkan oleh kolektor yaitu yang diatas 0.7. Input dan output bentuknya berbeda. Maka dari itu ini bukan penguat linier
Kelas c:
Induktor dengan tegangan 0 karena mengalirkan arus DC. Input, masuk. 0 ke bawah hilang karena di groundkan. Jadi hanya diatas yang diteruskan di basis. Diatas pun jika mencapai 0.7 maka yang akan menjadi arus basis sisa yang diatas ke emitor. Yang diatas akan diperkuat dengan dengan konstanta lewat induktor sehingva lebih besar tetapi ujungnya terpotong. Kemudian setelah dilewatkan AC maka sinyal input dan outputnya berbeda jauh sehingga disebut sinyal Carrier.
MODULASI AM:
Kelas A:
Sinyal yang sudah termodulasi dikuatkan Sumbunya ditengah karena dari rangakain tadi tegangan basisnya naik diatas 0.7 amak semuanya akan dikuatkan. Karena sinyalnya terlalu besara maka sinyalnya akan terpotong. Kalau penguatan sinyal kecil maka tidak akan terpotong. Jadi untuk penguatan sinyal modulasi itu hanya bisa untuk sinyal penguatan kecil saja jika besar maka akan terpotong.
Kelas B :
Inputnya sama di basis yang diatas 0.7 saja dan yang dibawahnya terpotong. Dikolektor juga, hanya yang diatas yang dikuatkan. Tetapi sinyal terpotong oleh catur daya yang terbatas. Seandainya penguatan sinyal kecil bawahnya tetap akan terpotong. Jadi ini tidak bisa untuk penguatan sinyal yang sudah termodualsi.
Kelas C:
Inputnya AM termodulasi, kemudian sinyalnya diatas 0.7. jadi pada kaki basis harus diatas 0.7 lalu turun lagi. Yang dikuatkan Transistor di kolektor hanya yang diatas yang dikuatkan Kemudian ke kolektor seperti gambar.
MODULASI FM:
Kelas A:
Pada basis naik sebesar 0.7, dikuatkan di kolektor dan bentuknya sinus dan outputnya sama juga yaitu sinus.
Perbedannya di kolektor ujungnya terpotong karena oenguatan sinyalnya terllau besar sehingga uskungnya terpotong. Alaku dikuatkan lagi maka ujuangnya terpotong lagi. Tetapi sinyal ini tetep disebut penguat linier karena tidak menganggu modulasi.
Kelas B:
Input FM termodulasi, di basis naik sebesar 0.7. yang dibawah dipotong dan hanya diatas yang dikuatkan. Tetapi sinyal ini tetep disebut penguat linier karena tidak menganggu modulasi.
Kelas C:
Input dipotong 0.7V hanya yang diatas yang diperkuat.Tetapi sinyal ini tetep disebut penguat linier karena tidak menganggu modulasi.
1G/07/bagus iqbal aulia rahman/2041160155
BalasHapus- Penguat kels A
Jadi penguat kelas A menguatkan seluruh daurnya biasanya dan ini merupakan salinan asli yang di perbesar amplitudonnya,penguat kelas A ini digunakan penguat kecil,penguat ini tidak terlalu diefisenkan,diefesienkan 50%. Apabila digunakan rugi rugi ada terjadi juga kecil sehingga dapat di terima.pada bagian ini linear pada lengkuangan karaktersitik penguat.Karena perlatan ini selalu menghantar meskipun tidak ada masukan biasanya dapat daya yang terbuang biasannya hal itu menyebabkan efesien rendah.
-Penguat kelas B
Penguat kelas B biasanya hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan.biasanya menimbulkn cacat yang sangat besar tetapi ini mempunya efisien yang lebih tinggi dibandingkan kelas A.Penguat B ini 75%.Penguat kelas B jarang di pergunakan pada setengah daur penguat ini tidak bekerja dan tidak mempunyai daya sama sekali, kelas B ini dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frukensi radio.
Rf ini biasanya tidak di terlalu di perlukan cacat yang muncul
-penguat kelas C
Pada saat penguat tegangan basis bisa melewati induktor saja.
Rfc ini yang menghambat frukuensi radio.Jadi pada rangkain DC tetap akan masuk namun arus sebagai AC dihambat dikarenakan menyebabkan arus masuk ke basis.
Modulasi AM kelas c 0 maka dari itu memakai 0 bagian sebelah bawah itu biasannya di potong,dikarenakan itu,yang dikuatkan hanya bagian ujung,sampai suaranya tidak terdengar sama sekali.
Modulasi FM
kelas C imputan dan outputnya yang berbeda beda.
Pada kelas B dan C mempunyai sinyal besar,sedangkan dikelas A kecil dan besar.
koordinat : -7.957467,112.6519913 Kota Malang